Definisi
III. Etiologi
Siklus hidup tungau paling cepat terjadi selama 30 hari dan selama itu juga
tungau-tungau tersebut berada dalam epidermis manusia. Tungau yang berpindah ke
lapisan kulit teratas memproduksi substansi proteolitik (sekresi saliva) yang berperan
dalam pembuatan terowongan dimana saat itu juga terjadi aktivitas makan dan
pelekatan telur pada terowongan tersebut. Tungau-tungau ini memakan jaringan-
jaringan yang hancur, namun tidak mencerna darah. Feses (Scybala) tungau akan
ditinggalkan di sepanjang perjalanan tungau menuju ke epidermis dan membentuk
lesi linier sepanjang terowongan.
Gambar 2. Penularan Skabies.7
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau scabies, tetapi juga
oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi
terhadap sekreta dan ekskreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan
setelah infestasi. Sensitisasi terjadi pada penderita yang terkena infeksi scabies
pertama kali. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul
erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.
Apabila terjadi immunocompromised pada host, respon imun yang lemah
akan gagal dalam mengontrol penyakit dan megakibatkan invasi tungau yang lebih
banyak bahkan dapat menyebabkan crusted scabies. Jumlah tungau pada pasien
crusted scabies bisa melebihi 1 juta tungau.
V. Manifestasi Klinis
1. pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena
aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab. Gejala ini adalah
yang sangat menonjol.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu juga
dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar
tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal
keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena.
Walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala.
Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
3. Adanya terowongan (kanalikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-
rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel.
Jika timbul infeksi sekunder, ruam kulitnya menjadi polimorf (pustule,
ekskoriasi dan lain-lain). Umumnya tempat predileksi tungau adalah lapisan
kulit yang tipis, seperti di sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku
bagian luar, lipatan ketiak depan, pinggang, punggung, pusar, dada termasuk
daerah sekitar alat kelamin pada pria dan daerah periareolar pada wanita .
Telapak tangan, telapak kaki, wajah, leher dan kulit kepala adalah daerah
yang sering terserang tungau pada bayi dan anak-anak.
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik.
d. Skabies Norwegia
Skabies jenis ini sering disebut juga skabies berkrusta (crusted scabies) yang
memiliki karakteristik lesi berskuama tebal yang penuh dengan infestasi
tungau. Istilah skabies Norwegia merujuk pada Negara yang pertama
mendeskripsikan kelainan ini yang kemudian diganti dengan istilah skabies
berkrusta. Bentuk lesi jenis skabies ini ditandai dengan dermatosis berkrusta
pada tangan dan kaki, pada kuku dan kepala. Penyakit ini dikaitkan dengan
penderita yang memiliki defek imunologis misalnya usia tua, debilitas,
disabilitas pertumbuhan, contohnya seperti sindrom Down, juga pada
penderita yang mendapat terapi imunosupresan. Tidak seperti skabies pada
umumnya, penyakit ini dapat menular melalui kontak biasa. Masih belum
jelas apakah hal ini disebabkan jumlah tungau yang sangat banyak atau
karena galur tungau yang berbeda. Studi lain menunjukkan pula bahwa
transmisi tidak langsung seperti lewat handuk dan pakaian paling sering
menyebabkan skabies berkrusta..
Gambar 7. Skabies berkrusta pada regio abdomen
Kerokan kulit dilakukan dengan mengangkat atap terowongan atau papula menggunakan
scalpel nomor 15. Kerokan diletakkan pada kaca objek, diberi minyak mineral atau
minyak imersi, diberi kaca penutup dan dengan pembesaran 20X atau 100X dapat dilihat
tungau, telur atau fecal pellet.
2. Mengambil tungau dengan jarum
Jarum dimasukkan ke dalam terowongan pada bagian yang gelap (kecuali pada orang kulit
hitam pada titik yang putih) dan digerakkan tangensial. Tungau akan memegang ujung
jarum dan dapat diangkat keluar.
3. Epidermal shave biopsy
Menemukan terowongan atau papul yang dicurigai antara ibu jari dan jari telunjuk, dengan
hati-hati diiris puncak lesi dengan scalpel nomor yang 15 dilakukan sejajar dengan
permukaan kulit. Biopsi dilakukan sangat superfisial sehingga tidak terjadi perdarahan dan
tidak perlu anestesi. Spesimen diletakkan pada gelas objek lalu ditetesi minyak mineral
dan diperiksa dengan mikroskop
4. Kuretase terowongan
Kuretase superfisial mengikuti sumbu panjang terowongan atau puncak papula kemudian
kerokan diperiksa dengan mikroskop, setelah diletakkan di gelas objek dan ditetesi minyak
mineral.
5. Tes tinta Burowi
Papul skabies dilapisi dengan tinta pena, kemudian segera dihapus dengan
alkohol, maka jejak terowongan akan terlihat sebagai garis yang
karakteristik, berbelok-belok, karena ada tinta yang masuk. Tes ini tidak
sakit dan dapat dikerjakan pada anak dan pada penderita yang non-
kooperatif.
6. Tetrasiklin topikal
Larutan tetrasiklin dioleskan pada terowongan yang dicurigai. Setelah
dikeringkan selama 5 menit kemudian hapus larutan tersebut dengan
isopropilalkohol. Tetrasiklin akan berpenetrasi ke dalam melalui stratum
korneum dan terowongan akan tampak dengan penyinaran lampu wood,
sebagai garis linier berwarna kuning kehijauan sehingga tungau dapat
ditemukan.
7. Apusan kulit
Kulit dibersihkan dengan eter, kemudian diletakkan selotip pada lesi dan
diangkat dengan gerakan cepat. Selotip kemudian diletakkan di atas gelas
objek (enam buah dari lesi yang sama pada satu gelas objek) dan diperiksa
dengan mikroskop.5
8. Biopsi plong (punch biopsy)
Biopsy berguna pada lesi yang atipik, untuk melihat adanya tungau atau
telur. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa jumlah tungau hidup pada
penderita dewasa hanya sekitar 12, sehingga biopsi berguna bila diambil
dari lesi yang meradang. Secara umum digunakan punch biopsy, tetapi
biopsy mencukur epidermis adalah lebih sederhana dan
biasanya dilakukan tanpa anestetik local pada penderita yang tidak
kooperatif. Selain itu, alat lain yang dapat dipakai untuk diagnostik adalah
dermoskopi. Argenziano melaporkan bahwa alat ini cukup efektif.
Pembesaran gambar menunjukkan struktur triangular kecil berwarna gelap
yang berhubungan dengan bagian anterior tungau yang berpigmen, dan
suatu segmen linier haus di belakang segitiga yang mengandung gelembung
udara kecil, dimana kedua gambaran ini menyerupai “jet with contrail”dan
dianggap sebagai bentuk terowongan beserta telur dan fecal pellet.
Dilaporkan juga oleh Bezold bahwa penggunaan polymerase chain reaction
(PCR) untuk membuktikan adanya skabies pada penderita yang secara
klinis menunjukkan eczema atipikal. Skuama epidermal positif untuk DNA
Sarcoptes scabiei sebelum terapi dan menjadi negatif 2 minggu setelah
terapi.
Dari berbagai cara pemeriksaan diatas, kerokan kulit merupakan cara yang paling
mudah dilakukan dan memberikan hasil yang paling memuaskan. Mengambil tungau
dengan jarum memerlukan keterampilan khusus dan jarang berhasil karena biasanya
terowongan sulit diidentifikasi dan letak tungau sulit diketahui. Swab kulit mudah
dilakukan tetapi memerlukan waktu lama karena dari 1 lesi harus dilakukan 6 kali
pemeriksaan sedangkan pemeriksaan dilakukan pada hampir seluruh lesi. Tes tinta
Burowi dan uji tetrasiklin jarang memberikan hasil positif karena biasanya penderita
datang pada keadaan lanjut dan sudah terjadi infeksi sekunder sehingga terowongan
tertutup oleh krusta dan tidak di masuki tinta atau salep.
IX. Tatalaksana
4. Benzil benzoat 25%, merupakan produk alamiah, disebut juga balsam Peru
dan telah dipergunakan lebih dari 60 tahun. Obat ini merupakan skabisid kerja
cepat yang efektif terhadap semua stadium namun tidak dijual bebas di
Amerika Serikat. Penggunaannya diberikan setiap malam selama 3 kali. Obat
ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi dan kadang- kadang makin gatal
setelah dipakai. Benzyl benzoate memiliki keefektifan yang sama dengan
lindane.
X. Pencegahan
Menurut Agoes (2009) mengatakan bahwa penyakit skabies sangat erat kaitannya
dengan kebersihan dan lingkungan yang kurang baik, oleh sebab itu untuk
mencegah penyebaran penyakit skabies dapat dilakukan dengan cara:
a.Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun
b.Mencuci pakaian, sprai, sarung bantal, selimut dan lainnnya secara teratur
minimal 2 kali dalam seminggu
c. Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali
d. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain
e.Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai
terinfeksi skabies
f. Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup
Menjaga kebersihan tubuh sangat penting untuk menjaga infestasi parasit.
Sebaiknya mandi dua kali sehari, serta menghindari kontak langsung dengan penderita,
mengingat parasit mudah menular pada kulit. Walaupun penyakit ini hanya merupakan
penyakit kulit biasa, dan tidak membahayakan jiwa, namun penyakit ini sangat
mengganggu kehidupan sehari-hari.
XI. Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat
pengobatan dan menghilangkan faktor prediposisi (antara lain higiene), maka
penyakit ini dapat diberantas dan memberikan prognosis yang baik. Oleh karena
manusia merupakan penjamu (hospes) definitif, maka apabila tidak diobati
dengan sempurna, Sarcoptes scabiei akan tetap hidup tumbuh pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
10. McCarthy, J. Kemp, D. Walton, S. Currie, B. Review Scabies : More Than Just
An Irritation. Postgrad Medical Journal 2004 : 80 : 382-386
12. Fox, G. Itching And Rash In A Boy And His Grandmother. The Journal Of
Family Practice 2006 : 55 : para. 26-27, 30