Anda di halaman 1dari 7

Rizka Khairiyyah Azzahra

(161411028)

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan Reverse Osmosis dengan air baku yang digunakan adalah
air tanah yang berasal dari air keran yang berada di Gedung TKA Politeknik Negeri Bandung.
Percobaan dilakukan dengan variasi bukaan valve yaitu bukaan penuh dan setengah penuh (2
run). Pada bukaan penuh, tekanan operasi berada pada rentang 100-105 MPa, sedangkan pada
setengah penuh bertekanan antara 100-95 MPa. Air baku yang digunakan memiliki pH 6,99,
TDS 210 mg/L, konduktivitas 40,7 mS dan kekeruhan 2,09 NTU. Parameter tersebut memenuhi
persyaratan standar air baku yang dapat masuk ke alat Reverse Osmosis seperti tercantum pada
tabel 1.

4.1 Mengetahui pengaruh waktu dan laju alir/bukaan valve (tekanan) terhadap
kekeruhan, total dissolved solid (TDS), daya hantar listrik (DHL) dan pH.

Grafik Kekeruhan terhadap Waktu


4

3
Kekeruhan (NTU)

2 50, 1.99
Permeat
50, 1.33
1
Konsentrat
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)

Grafik 4.1.1 Nilai kekeruhan terhadap waktu pada Run-1


Grafik Kekeruhan terhadap Waktu
3
2.5 50, 2.42
Kekeruhan (NTU) 2
50, 1.81
1.5
Permeat
1
0.5 Konsentrat
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)

Grafik 4.1.2. Nilai kekeruhan terhadap waktu pada Run-2

Grafik 4.1.1 dan 4.1.2 antara nilai kekeruhan terhadap waktu menunjukan nilai yang
fluktuatif. Berdasarkan literatur seharusnya semakin lamanya waktu maka nilai kekeruhan akan
semakin menurun karena terjebaknya kotoran-kotoran pada membran di proses reverse osmosis
pada permeat dan pada konsentrat mengalami kenaikan. Pada run-1 didapatkan nilai kekeruhan
tertinggi pada saat menit ke-20 bernilai 3,05 NTU dan terendah pada menit ke 30 yaitu 1,12
NTU. Pada run 2 didapatkan nilai kekeruhan tertinggi pada menit ke 50 bernilai 2,42 NTU dan
terendah 1,39 NTU.

Grafik TDS terhadap Waktu


250
50, 221
200
TDS (mg/L)

150
100 Permeat
50 Konsentrat
0 50, 0
0 10 20 30 40 50 60
-50
Waktu (menit)

Grafik 4.1.3 Nilai TDS terhadap waktu pada Run-1


Grafik TDS terhadap Waktu
300
250 50, 240
TDS (mg/L) 200
150
Permeat
100
50
Konsentrat

0 50, 0
-50 0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)

Grafik 4.1.4 Nilai TDS terhadap waktu pada Run-2

Berdasarkan grafik 4.1.3 dan 4.1.4 didapatkan bahwa nilai TDS pada run 1 sebesar 8
mg/L di aliran permeat dan 184 mg/L di aliran konsentrat. Sedangkan pada run 2, nilai TDS di
aliran permeat sebesar 0,012 mg/L dan di aliran konsentrat sebesar 188 mg/L. Pada permeat di 2
run tersebut, nilai TDS pada menit selanjutnya mengalami penurunan dan konstan pada 0 mg/L.
Hal ini menunjukan sudah tidak adanya zat-zat terlarut didalam aliran permeat dan kemurnian
yang didapatkan tinggi. Pada aliran konsentrat, nilai TDS cenderung meningkat, semakin tinggi
TDS pada aliran konsenstrat maka produk semakin baik, karena semakin banyak TDS yang
terbuang.

Grafik DHL terhadap Waktu


80

60 50, 58.8
DHL (mS)

40
Permeat
20
Konsentrat
0 50, 2.15
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)

Grafik 4.1.5 Nilai DHL terhadap waktu pada Run-1


Grafik DHL terhadap Waktu
80

60 50, 58.8
DHL (mS)
40
Permeat
20
Konsentrat
0 50, 2.67
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)

Grafik 4.1.6 Nilai DHL terhadap waktu pada Run-2

Berdasarkan grafik 4.1.5 dan 4.1.6 antara DHL terhadap waktu, maka didapatkan pada
dua laju alir yang berbeda, nilai DHL pada permeat dari awal hingga akhir cenderung menurun
hingga hampir mencapai 0 mS. Nilai DHL menurun pada permeat menunjukkan berkurangnya
garam-garam terlarut yang terionisasi didalam air dan menunjukan kemurnian air yang semakin
tinggi. Sedangkan pada aliran konsentrat, nilai DHL yang di dapat fluktuatif dengan rentang nilai
yang tidak terlalu jauh berkisar antara 56–58 mS. Nilai DHL konsentrat lebih besar dibandingkan
permeat karena mengandung zat-zat terlarut hasil reverse osmosis. Berdasarkan kedua grafik
tersebut, semakin lama proses berjalan menunjukkan kation yang akan dipisahkan pada proses
reverse osmosis ini berhasil tertahan di membran sedangkan anion nya lolos dari membran
menjadi konsentrat.

Grafik pH terhadap Waktu


7.6

7.4
pH

7.2
Permeat
7
50, 6.94 Konsentrat
6.8 50, 6.83
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)

Grafik 4.1.7 Nilai pH terhadap waktu pada Run-1


Grafik pH terhadap Waktu
7.6
7.5
7.4
pH 7.3
7.2 Permeat
7.1
7 50, 7.01
7 Konsentrat
6.9
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)

Grafik 4.1.8 Nilai pH terhadap waktu pada Run-2

Berdasarkan grafik 4.1.7 dan 4.1.8 yaitu antara nilai pH terhadap waktu pada kedua run
menunjukan pada aliran permeat dan kosentrat memiliki pH tidak stabil (fluktuatif) dengan nilai
yang tidak terlalu berbeda antara satu dengan yang lainnya. pH yang dihasilkan pada rentang
6,83 – 7. Pada run-1, grafik yang dihasilkan lebih stabil dibandingkan run-2. Air baku yang
digunakan memiliki pH yang cenderung asam dan karena adanya reverse osmosis akan
menangkap kation yang bisa membuat pH air hasil olahan turun dan lebih asam.

4.2 Menghitung dan menganalisis persen zat terlarut yang ditolak (% Reject)
Persen rejection dihitung untuk mengetahui efisiensi alat Reverse Osmosis yang
digunakan. Persen rejection didapat dari nilai TDS pada air umpan dan aliran di permeat. Nilai
persen rejection yang di dapat di awal sebesar 96.19% pada run 1 dan 99,99% pada run 2 dan
kedua run konstan hingga akhir sebesar 100%. Artinya semua garam atau padatan terlarut yang
terkandung dalam air baku berhasil di ‘reject’ atau dihilangkan. Hal ini juga dapat
mengindikasikan bahwa alat reverse osmosis masih berfungsi dengan baik dengan efisiensi yang
tinggi.

4.3 Menganalisis kelayakan air hasil olahan reverse osmosis sebagai aquades

Air hasil dari Reverse Osmosis dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, salah
satunya aquades. Standar aquades yang baik memiliki spesifikasi TDS sebesar 0 mg/L, DHL
kurang dari 1 µS/cm dan pH 7 (Boyd,19988 dalam Efffendi,2003). Setelah proses reverse
osmosis, air baku yang diolah pada run-1 menghasilkan air di permeat dengan spesifikasi TDS
sebesar 0 mg/L, DHL 2,15 mS dan pH pada rentang 7, kemudian pada run-2 spesifikasi TDS
sebesar 0 mg/L, DHL 2,67 mS dan pH 7. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa air baku yang
sudah diolah menggunakan reverse osmosis sudah memenuhi standar aquades.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Nilai TDS pada aliran permeat terus menurun hingga mencapai 0 mg/L dan pada aliran
konsentrat cenderung meningkat. Nilai DHL pada aliran permeat mendekati 0 μS/cm dan
pada aliran konsentrat mengalami fluktuasi. Nilai kekeruhan dan pH pada kedua aliran tidak
konstan, tetapi nilai kekeruhan dan pH permeat lebih kecil dibanding di aliran konsentrat.
5.2 Persen Rejection pada permeat sebesar 100% sehingga menandakan alat Reverse Osmosis
yang digunakan baik.
5.3 Air hasil Reverse Osmosis dapat digunakan sebagai air aquades karena memenuhi standar air
aquades, yaitu nilai TDS 0 mg/L, DHL yang kurang dari 1 µS/cm dan pH sebesar 7.

Anda mungkin juga menyukai