Anda di halaman 1dari 11

I.

PENJELASAN PERATURAN MATERI DALAM NEGERINOMOR 3 TAHUN 2005


TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DILINGKUNGAN
PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA

I. Pendahuluan
Peraturan menteri dalam negri (PERMENDAGRI) Nomor 3 tahun 2005 rentang
pedoman tata naskah dinas di lingkungan pemerintah kabupaten/kota merupakan acuan bagi
pemerintah daerah dalam rangka penyusunan tata naskah dinas di jajaranya.
PERMENDAGRI tersebut disusun berdasarkan undang-undang nomor 10 tahun 2004
yentang pembentukan daerah;pengelolaan tata naskah dinas di lingkungan pemerintah kota
jayapura sebagaimana diatur dalam keputusan walikota jayapura nomor 140 tahun 2003
tentang pedoman penyusunan dan bentuk tata naskah dinas di lingkungan pemerintah kota
jayapura,tidak sesuai lagi dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu
walikota,cq. Bagian organisasi, secara fungsional bertanbbung jawab melakukan
penyempurnaan pedoman tata naskah dinas dan selanjutnya di bakukan melalui peraturan
walikota. Di samping itu, bagian organisasi berkewajibanmensosialiskan kepada para pejabat
pengelola tata naskah dinas di lingkungan pemerinth kota jayapura, sehingga dengan
demikian terwujud ‘’tertib pengelolaan administrasi perkantoran’’ yang pada akhirnya para
pejabat pengelola tata naskah dinas terhindar dari tuntutan hukum administrasi negara. Hal-
hal penting yang perlu di jelaskan dalam pengaloloaan tata naskah dins ini adalah;
1. Jenis naskah dinas dan kewenangan penandatanganan/pembubuhan paraf;
2. Stempel jabatan dan stempel satuan kerja;
3. Kop naskah dinas;
4. Sampul naskah dinas;
5. Papan nama satuan kerja;
6. Teknik pengetikan dan penggunaan kertas;

1
II. PENJALASAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2005
TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA

A. Jenis Naskah Dinas Dan Kewenangan Penandatanganaan/Paraf


1. Jenis Naskah Dinas
Dalam organisasi pemerintah ada 2 (dua) jenis naskah dinas yaitu naskah dinas
umum dan naskah dinas khusus. PERMENDAGRInomor 3 tahun 2005 mengatur naskah
dinas umum, sedangkan naskah dinas khusus diatur tersendiri, seperti pengelolaan
administrasi kepegawaian,keuangan,perlengkapan,perpajakan dan lain sebagainya. Naskah
dinas umum yang diatur dalam PERMENDAGRI tersebut, dirumuskan dalam 2(dua) jenis
yaitu; 1) dalam bentuk produk-produk hukum;dan 2) dalam bentuk surat susunan naskah
dinas yang dirumuskan dalam bentuk produk-produk hukum terdiri dari 5(lima) jenis yaitu ;
1) peraturan daerah; 2) peraturan walikota; 3) peraturan bersama walikota; 4) keputusan
walikota; dan 5) intruksi walikota. Sedangkan susunan naskah dinas yang dirumuskan dalam
bentuk surat terdiri dari 27(dua puluh tujuh) jenis yaitu ; 1) surat edaran; 2) surat biasa; 3)
surat keterangan; 4) surat perintah; 5) surat izin; 6)surat perjanjian; 7) surat tugas; 8) surat
perintah perjalanan dinas; 9) surat kuasa; 10) surat undangan; 11)surat pernyataan
melaksanakan tugas; 12) syrat panggilan; 13)nota dinas; 14) nota pengajuan konsep; 15)
lembar disposisi; 16) telaahan staf; 17) pengumuman; 18) laporan; 19) rekomendasi; 20) surat
pengantar; 21) telegram; 22) beritah daerah; 23) berita acara; 24) notulen; 25)memo; 26)
daftar hadir;dan 27) piagam/sertifikat.

2. Kewenangan Penandatanganan.
a. Walikota
1) Walikota memiliki kewenangan menandatangani naskah dinas dalam bentuk
produk-produk hukum dan bentuk surat yang materinya memuat kebijakan dan
atau pelaksanaan peraturan yang lebih tinggi, kecuali surat pernyataan
melaksanakan tugas; telaahan staf; surat pengantar, notulen; dan daftar hadir.
2) Walikota dapat mendelegasikan kewenangan penandatanganan naskah dinas
tertentu
Kepada pejabat bawahannya melalui peraturan walikota,kecuali peraturan daerah;
b. Wakil walikota

2
1) Wakil Walikota memiliki kewenangan menandatangani naskah dinas dalam
bentuk
Produk-produk hukum dan bentuk surat yang materinya memuat petunjuk
pelaksanaan (JUKLAK) atas kebijkan yang telah ditetapkan walikota,
kecuali;PERDA; peraturan walikota ; peraturan bersama walikota; instruksi
walikota;surat pernyataan melaksanakan tugas;telaahan staf; surat pengantar;
notulen; dan daftar hadir.
c. Sekretaris Daerah
1) Sekretaris Daerah memiliki kewenangan menandatangani naskah dinas dalm
bentuk
Surat yang materinya memuat pengaturan dan atau koordinsi teknis administratif
di lingkungan pemerintaahan kota, kecuali;suratizin; surat perjanjian; daftar
hadir; piagan/sertifikat/STTPL;dan rekomendasi.
2) Setelah mendapat delegasi wewenang dari walikota melalui peraturan walikota,
Maka sekertaris dareah atas nama walikota menandatangani naskah dinas dalm
bentuk produk hukum yaitu; keputusan walikota yang materinya bersifat
penetapan, peraturan teknis danJUKLAK dari kebijakan pemerintah kota.Naskah
dinas dalam bentuk produk hukum lainnya tidak dapat didelegasikan walikota.
3) Setelah mendapat delegasi wewenang dari walikota melalui peraturan walikota,
maka
Sekretaris Daerah atas nama walikota menandatangani naskah dinas dalam
bentuk surat, misalnya;surat izin; surat perjanjian; piagam/sertifikat/STTPL; dan
rekomendasi.
4) Sekretris Daerah dapat mendelegasikan kewenangan penandatanganan naskah
dinas
Tertentu kepada pejabat bawahannya melalui surat tugas.
d. Asisten SEKDA
1) Asisten SEKDA sesuai dengan bidangnya memiliki kewenangan menandatangani
naskah dinas dalam bentuk surat yang materinya memuat JUKLAK Teknis
Opersinal untuk mendukung pelaksanaan tugas satuan organisasi di lingkungan
pemerintah kota. Kewenangan tersebut adalah;surat edaran; surat keterangan;
surat perintah; surat tugas; surat undangan; suratpanggilan; pengumuman;
telegram/Rdg; laporan; memo; daftar hadir; nota dinas; nota pengajuan konsep;
lembar disposisi; dan telaahan staf.

3
2) Setelah mendapat delegasi wewenang dari sekretaris daerah melalui surat tugas,
maka asisten atas nama(an) Walikota Jayapura Sekretaris Daerah untuk beliau
(ub) asisten, manandatangani naskah dinas dalam bentuk produk hukum yaitu;
keputusan Walikota yang materinya bersifat penetapan, peraturan teknis dan
JUKLAK dari kebijakan pemerintah kota , dan dalam bentuk surat yang menjadi
kewenangan SEKDA.
3) Asisten Sekretaris Daerah memiliki kewenangan memberi paraf koordinasi atas
semua tata naskah dinas dalam bidang koordinasinya.
e. Kepala Bagian di Lingkungan Sekretariat Daerah
Kepala bagian memiliki kewenangan menandatangani naskah dinas dalam bentuk
surat yang materinya bersifat informasi biasa/staf teknis serta tidak mengandung
konsekwensi tanggung jawab yang lebih luas, dan ditujukan kepada bawahannyaatau
asisten yang membawahinya, yaitu; surat pengantar; laporan; notulen; nota pengajuan
konsep; nota dinas bersifat informasi; daftar hadir; telaahan staf; lembar disposisi.
f. Sekretaris DPRD
Sekretaris DPRD memiliki kewenangan menandatangani naskah dinas dalam bentuk
surat yang materinya bersifat informasi/biasa/staf teknis serta tidak mengandung
konsekwensi yang lebih luas yang di tunjukan kepada bawahan atau yang setingkat.
Kewenangan tersebut adalah; surat biasa; surat perintah; surat tugas; SPPD; surat
undangan; surat pengantar; pengumuman; telegram/Rdg; laporan ;notulen; daftar
hadir; nota dinas; nota pengajuan konsep; lembar disposisi; dan telaahan staf.
g. Pimpinan Satuan Organisasi
1) Pimpinan Satuan Organisasi (Dinas/Badan/Kantor) memiliki kewenangan
menandatngani naskah dinas dalam bentuk surat yang materinya memuat
pengaturan masalah-masalah prinsip atau kebijakan yang ditujukan kepada
atasan, bawahannya dan masyarakat pelangganya yaitu; 1) surat edaran; 2) surat
biasa; 3) surat keterangan; 4) surat perintah; 5) surat izin; 6) surat perjanjian; 7)
surat tugas; 8) surat perintah perjalanan dinas; 9) surat kuasa; 10) surat undangan;
11) surat pernyataan melaksanakan tugas; 12/surat panggilan; 13) nota dinas;
14)nota pengajuan konsep; 15) lembar disposisi; 16) telaahan staf; 17)
pengumuman; 18) laporan; 19) surat pengantar; 20) telegram/Rdg; 21) notulen;
22) daftar hadir;
2) Setelah mendapat delegasi wewenang dari walikota melalui peraturan walikota,
maka pimpinanan satuan organisasi atas nama walikota menandatangani nasakah

4
dinas dalam bentuk produk hukum yaitu; keputusan walikota yang materinya
bersifat penetapan,JUKLIK dan JUKNIS dari kebijakan pemerintah kota/naskah
dinas dalam bentuk produk hukum lainya tidak dapat didelegasikan walikota.
3) Setelah mendapat delegasi wewenang dari walikota melalui peraturan walikota,
maka pimpinan satuan organisasi atas nama walikota menandatngani naskah
dinas dalm bentuk surat, yaitu; 1) surat edaran; 2) surat biasa; 3) surat
keterangan; 4) surat perintah; 5) surat izin; 6) surat perjanjian;7) surat tugas; 8)
surat perintah perjalanan dinas; 9) surat kuasa; 10) surat undangan; 11) surst
panggilan; 12) nota dinas; 13) pengumuman; 14)laporan; 15) rekomendasi; 16)
telegram/Rdg; 17) berita acara.
4) Pimpjnan satuan organisasi dapat mendelegasikan kewenangan penandatanganan
Naskah dinas tertentu kepada pejabat bawahannya melalui surat tugas.
h. Kepala Distrik
Kepala Distrik memiliki kewenangan menandatangani naskah dinas dalam bentuk
surat yang materinya memuat pengaturan masalah-masalah prinsip ataukebijakan
teknis yang ditujukan kepada atasan, bawahannya dan masyarakat di wilayahnya,
yaitu; 1) surat edaran; 2) surat biasa; 3) surat keterangan; 4) surat perintah; 5) surat
pengantar; 6) surat tugas; 7) surat kuasa; 8) surat undangan; 9) surat panggilan; 10)
nota dinas; 11) nota pengajuan konsep; 12) lembar disposisi; 13) pengumuman; 14)
laporan 15) memo; 16) berita acara; 17) daftar hadir;
i. Kepala Kelurahan
Kepala Kelurahan memiliki kewenangan menandatangani naskah dinas dalam bentuk
surat yang materinya memuat pengaturan masalah- masalah prinsip atau kebijakan
teknis yang ditujukan kepada atasan, bawahannya dan masyarakat di wilayahnya,
yaitu; 1) surat edaran; 2) surat biasa; 3) surat keterangan; 4) surat perintah; 5) surat
pengantar; 6) surat tugas; 7) surat perintah perjalanan dinas; 8) surat izin; 9) surat
undangan; 10) surat kuasa; 11) surat panggilan; 12) nota dinas; 13) nota pengajuan
konsep; 14) lembar disposisi; 15) berita acara; 16) pengumuman; 17) laporan; 18) surat
pengantar; 19) memo; 20) notulen;21) daftar hadir;
j. Kepala Desa
1) Kepala Desa memiliki kewenangan menandatangani naskah dinas, yaitu; 1)
peraturan desa; peraturan kepala desa;3) surat edaran; 4) surat biasa; 5) surat
keterangan; 6) surat perintah; 7) suratizin; 8) surat tugas; 9) surat perintah
perjalanan dinas; 10) surat kuasa; 11) surat undangan; 12) surat panggilan; 13)

5
nota dinas; 14) nota pengajuan konsep; 15) rekomendasi; 16) berita acara; 17)
lembar disposisi; 18) pengumuman; 19) laporan; 20) surat pengantar; 21) memo;
22) notulen; 23) daftar hadir;
2) Bentuk dan susunan peraturan desa dan peraturankepala desa ditetapkan
walikota.
k. Pejabat Satu Tingkat di bawah Pimpinan Satuan Organisasi
Pejabat satu tingkat di bawah pimpinan satuan organisasi memiliki
kewenanganmenandatangani naskah dinas dalm bentuk surat yang materinya bersifat
biasa, rutin dan pengaturan teknisnoperasional di bidang tugasnya,yaitu; 1) surat
keterangan; 2) surat pengantar; 3) surat tugas; 4) surat undangan; 5) nota dinas yang
bersifat informasi; 6) lembar disposisi; 7)berita acara; 8) telegram/Rdg; 9) telaahan
staf.

3 Paraf Hierarkhis dan Koordinasi


a. Pembubuhan Paraf Hierakhis
1. Naskah dinas sebelum ditandatangani harus diparaf lebih dahulu maksimal 3 (tiga
Orang (eswlon IV,III,II ) untuk ikut bertanggung jawab karena terkait tugas pokok
Dan fungsinya, yaitu eselon IV disebelah bawa kanan kertas,eselon III disebelah
Kanan nama jabatan dan eselon II disebelah kiri nama jabatan penandatanganan
` 2) Naskah dinas yang dikonsep sendiri oleh pejabat yang menandatangani naskah din
as tidak memerlukan paraf;
3) Naskah dinas yang dikonsep kepala dinas/badan/kantor untuk ditandatangani
walikota/wakil walikota maka paraf kepala dinas/badan/kantor dibelakang nama
jabatan walikota/wakil walikota, paraf SEKDA di depan nama jabatan
walikota/wakil walikota;
4) Naskah dinas yang ditandatangani kepala dinas/badan/kantor maka paraf kepala
seksi/sub bidang disebelah bawa kanan kertas, paraf kepala subdin/bidang
dibelakang nama jabatan kepala dinas/badan/kantor;
5) Paraf pejabat dibubuhkan pada lembarterkhir naskah dinas, kecuali untuk SPPD,
paraf dibubuhkan pada lembar pertama;
b. Paraf Koordinasi
1) Materi naskah dinas yang menyangkut instansi lain, maka pimpinan instansi
tersebut ikut membubuhkan paraf koordinasi;

6
2) Apabila paraf koordinasi lebih dari3(tiga) instansi, maka letaknya diatur
tersendiri oleh walikota;

B. Stempel Jabatan dan stempel satuan kerja instansi;


1. Stempel jabatan dan stempel satuan kerja berbentuk lingkaran, terdiri dari; garis
lingkaran luar = 4 Cm; garis lingkaran tengah = 3,8 Cm; garis lingkaran dan
maksimal 1 Cm;
2. Stempel jabatan berisi nama jabatan dan nama daerah dengan pembatas tanda
bintang;
3. Stempel jabatan untuk walikota menggunakan lambang negara .ketua DPRD
lambang daerah .pimpinan satuan kerja tanpa menggunakan lambang;
4. Stempel untuk keperluan tertentu di tetapkan dengan peraturan walikota;
5. Pejabat yang berhak menggunakan stempel jabatan adalah walikota/wakil
walikota dan ketua/wakil ketua DPRD;
6. Pimpinan suatu organisasi yang berhak menggunakan stempel instansi adalah
sekretaris daerh; setwan kepala dinas/badan/kantor;kepala distrik; kepala
kelurahan dan kepala desa;
7. Stempel satuan organisasi menggunakan tinta bewarna ungu, dibubuhkan pada
bagian kiri dari tanda tangan pejabat;
8. Pimpinan instansi menunjuk pejabat/pegawai untuk menyimpan dan
mengamankan penggunaan stempel dimaksud;

C. Kop Naskah Dinas


1. Kop naskah dinas walikota menggunakan lambang negara bewarna hitam yang
ditempatkan di bagian tengah atas, untuk walikoya dan wakil walikota dengan
stempel jabatan lambang negara warna hitam ;
2. Kop naskah dinas DPRD memuat sebutan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH KOTA JAYAPURA dengan menggunakan lambang daerah berwarna
hitam dan di tempatkan di bagian kiri atas;
3. Kop naskah dinas perangkat daerah memuat sebutan PEMERINTAH KOTA
JAYAPURA, nama perangkat daerah, alamat, nomor telepon.faximile, kode pos,
dengan menggunakan lambang daerah bewarnah hitamdan ditempatkan di bagian
kiri atas;

7
4. Kop naskah dinas pemerintah distrik memuat sebutan PEMERINTAH KOTA
JAYAPURA, diikuti nama distrik, alamat, notelepon, faximile, kode pos, dengan
menggunakan lammbang daerah warna hitam dan ditempatkan dibagian kiri atas;
5. Kop naskah dinas kelurahan memuat sebutan PEMERINTAH KOTA
JAYAPURA, diikuti nama distrik, nama kelurahan, alamat, nomor telepon,
faximile, kode pos, dengan menggunakan lambang daerah warna hitam dan
ditempatkan di bagian kiri atas;
6. Kop naskah dinas perangkat desa memuatsebutan PEMERINTAH KOTA
JAYAPURA, diikuti nama distrik, nama desa, alamat, nomor telepon, faximile,
kode pos, dengan menggunakan lammbang daerah warna hitam dan ditempatkan
dibagian kiri atas;

D. Sampul naskah dinas;


1. Sampul naskah dinas berbentuk empat persegi panjang dan berwarna coklat
muda jenis kertas cassing dengan ukuran panjang antara 28 cm s/d 41 cm; dan
lembar antara 14 cms /d 30 cm;
2. Kop sampul naskah dinas walikota menggunakan lambang negara beerwarna
hitam ditempatkan di bagian tengah atas, memuat sebutan WALIKOTA
JAYAPURA
3. Kop sampul naskah dinas DPRD memuat sebutan DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT DAERAH KOTA JAYAPURA dengan menggunakan lambang daerah
bberwarna hitam yang di tempatkan di bagian kiri atas;
4. Kop sampul naskah dinas perangkat memuat sebutan PEMERINTAH KOTA
JAYAPURA, nama perangkat daerah, alamat, nomor telepon, faximile, kode pos,
dengan menggunakan lambang daerah berwarna hitam dan ditempatkan di bagian
kiri atas;
5. Kop sampul naskah dinas pemerintah Distrik memuat sebutan PEMERINTAH
KOTA JAYAPURA, diikuti nama distrik, alamat, nomor relepon, faximile, kode
pos, dengan mengunakan lambang daerah berwarna hitam dan di tempatkan di
bagian kiri atas;
6. Kop sampul naskah dinas kulurahan memuat sebutan PEMERINTAH KOTA
JAYAPURA. Diikuti nama distrik. Nama kelurahan. Alamat nomor telepon
faximile, kode pos dengan menggunakan lambang daerah berwarna hitam dan
ditempatkan di bagian kiri atas;

8
7. kop sampul naskah dinas perangkat desa memuat sebutan PEMERINTAH KOTA
JAYAPURA. Diikuti nama distrik, nama desa, alamat, nomor telepon, faximile,
kode pos, dengan manggunakan lambang daerah berwarna hitam dan ditempatkan
di bagian kiri atas;

E. Papan Nama Satuan Kerja


1. Papan nama berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 1 : 2, berisis nama
satuan kerjaa, alamat, telepon, faximile dan kode pos, berwarna dasar putih
dengan tulisan huruf balok berwarna hitam;
2. Papan nama ditempatkan pada tempat yang strategis,mudah dilihat dan serasi
dengan letak dan bentuk gedungnya.
3. Instansi yang berada di bawah satu atap/kompleks,dibuat dalam satu papan nama
yang bertuliskan semua nama instansi,diikuti alamat,telepon,faxmili dan kode
pos, berwarna dasar putih dengan tulisan huruf balok berwarna hitam

F. Penggunaan: a.n.,Plt.,dan Plh.


1. a.n (atas nama) diketik a kecil titik n kecil titik, diikuti nama jabatan yang
berwenang menandatangani naskah dinas dan nama jabatan penerima delegasi
Atas nama dipergunakan jika yang berwenang menandatangani telah memberi
mandat secara tertulis sesuai dengan tata persuratan. Penerima mandat
mempertanggungjawabkan tentang isi materi naskah dinas kepada pemberi
wewenang.
2. u.b (untuk beliau) diketik u kecil titik b kecil titik,diikuti nama jabatan yang
berwenang memnandatangani naskah dinas, nama jabatan yang mendelegasikan
lagi dan nama jabatan penerima delegasi. Untuk beliau dipergunakan jika yang
menerima delegasi mendelegasikan secara tertulis sesuai dengan tata persuratan.
Penerima mandat mempertanggungjawabkan tentang isi materi naskah dinas
kepada pemberi wewenang.
3. Plt. (pelaksana tugas) dipergunakan jika terdapat kekosongan jabatan struktural
(berhalangan, dan atau belum ditetapkan pengangkatan pejabat definitive oleh
pejabat yang berwenang)
4. Plh. (pelaksana harian) dipergunakan jika pejabat yang berwenang berhalangan
sementara dan tidak dapat mwlaksankan tugas kedinasan karena kepentingan

9
dinas lain yang serupa untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari
kerja.
5. Pj. (pejabat) dipergunakan jika pejabat defitif struktural yang diangkat belum
mencapai pangkat minimal.

G. Teknik Pengetikan dan Penggunaan Pertas


1. Pengetikan naskah dinas dilakukan dengan memperhatikan penggunaan formulir,
ruang tepi, alinea, penomoran, pemberian nomor halaman dan kata penyambung.
2. Pengetikan naskah dinas untuk surat menyurat diketik diatas kertas folio ( 210 x
330 mm ) HVS 80 gram, dengan ketentuan sbb:
a. Ruang tepi sebelah atas 3 kait di bawah garis kop naskah dinas;
b. Ruang tepi sebelah bawah 5 kait dari tepi kertas sebelah bawah ;
c. Ruang tepi sebelah kiri 7 s/d 20 ketuk dari tepi kertas sebelah kiri;
d. Ruang tepi sebelah kanan 7 ketuk dari tepi kertas sebelah kanan;
e. Penggunaan jenis huruf pica;
f. Arial 12 atau disesuaikan dengan kebutuhan;
g. Spasi 1 atau 1,5 sesuai kebutuhan;
h. Warna tinta adalah hitam.
3. Penggunaan kertas HVS diatas 80 gram dengan nilai keasaman (PH) 7 untuk
nilai kegunaan dalam waktu simpan 10 tahun atau lebih.
4. Penggunaan kertas kuarto A4 yang berukuran 297 X 210 mm (8/11/inci) untuk
makalah/piper/laporan, dan A5 setengah kuarto (210 X 148 mm) untuk
pidato/sambutan.
5. Penyediaan surat berlambang negara dan atau logo daerah/instansi, dicetak di
atas kertas HVS 80 gram;

H. Lain-lain
1. Tatacara dan prosedur surat menyurat harus memperhatikan sifat surat dan
tingkat keamanan surat;
2. Batas waktu jawaban surat disesuaikan dengan sifat surat, yaitu:
a. Amat segera/kilat : paling lama 24 jam sudah dibalas;
b. Segera : paling lama 2 X 24 jam sudah dibalas;
c. Biasa : paling lama 5 hari kerja sudah dibalas.

10
3. Tingkat keamanan surat dengan tanda cap warna merah pada bagian atas dan
bawah setiap halaman surat termasuk kopinya:
a. Sangat rahasia ( SR ) : resiko keamanan/keselamatan negara;
b. Rahasia ( R ) : resiko merugikan negara;
c. Konfidensial ( K ) : rahasia jabatan dan terbatas;
d. Biasa ( B ) : tidak termasuk a, b, c di ataas.
4. Mekanisme alur surat masuk dan surat keluar untuk pemerintah kota
dikendalikan bagian umum setda kota jayapura termasuk nomor/cap surat;
5. Yang berhak menandatangani naskah dinas keluar dari lingkungan pemerintah
kota adalah walikota/wakil walikota, sekretaris daerah atas nama walikota dan
asisten untuk beliau atas nama walikota;

III. Penutup

Demikian penjelasan peraturan menteri dalam negeri nomor 3 tahun 2005 tentang
pedoman tata naskah dinas di lingkungan pemerintah kabupaten/kota, yang disampaikan pada
pertemuan DIKLAT PRAJAB Kota Jayapura, mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam
pelaksanaan tugas khususnya pengelolaan tata naskah dinas lingkungan kerjanya.

Penyaji / Widyaiswara
Kabag Ortal Kota Jayapura

EVERT N. MERAUJE S.Sos. Msi


PENATA
NIP : 19690319 199601 1 002

11

Anda mungkin juga menyukai