MENDERITA REMATIK
telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan
Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500
juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan
mencapai 1,2 milyar. Di Negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang
lanjut usia bertambah 1000 orang per hari pada tahun 1985 dan diperkirakan 50%
dari penduduk berusia 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu
jumlah penduduk 147,3 juta. Dari angka tersebut terdapat 16,3 juta orang (11%)
orang yang berusia 50 tahun ke atas, dan 5,3 juta orang (4,3%) berusia 60 tahun
ke atas. Dari 6,3 juta orang terdapat 822,831 (23,06%) orang yang tergolong
jompo, yaitu para lanjut usia yang memerlukan bantuan khusus sesuai undang-
Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi, dan psikologis.
Survei rumah tangga tahun 1980 angka kesakitan penduduk usia lebih dari 55
tahun, sebesar 25,70% diharapkan pada tahun 2000 nanti angka tersebut akan
persendian, dan otot-otot akan mengalami perubahan pada lansia yang dapat
Kekuatan muskular mulai merosot pada usia sekitar 40 tahun, dengan suatu
kemunduran yang dipercepat setelah usia 60 tahun. perubahan gaya hidup dan
otot. Secara umum, terdapat kemunduran kartilago sendi, sebagian besar terjadi
sendi. Komponen-komponen kapsul sendi pecah dan kolagen yang terdapat pada
jaringan penyambung meningkat progresif yang jika tidak dipakai lagi, mungkin
deformitas. Penyakit inflamasi artikular yang paling sering terjadi pada lansia
Berbagai penyakit sendi, termasuk Atritis Reumatoid dapat terjadi resiko jatuh
pada lansia. Jatuh merupakan kejadian terbesar pada lansia. Jatuh adalah suatu
kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian,
sehingga mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai atau
tempat yang lebih rendak dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau
kurang, lantai yang licin, tersandung, alas kaki kurang pas, kursi roda yang tidak
terkunci, serta jalan menurun/ adanya tangga juga dapat memperbesar risiko jatuh
pada lansia. Karena hal-hal tersebut maka perhatian dan dukungan keluarga
Keluarga mempunyai peran yang penting dalam perawatan pasien lansia. Peran
berhubungan dengan pasien (lansia), keluarga adalah orang yang paling dekat dan
paling mengetahui keadaan pasien, Pasien (lansia) yang dirawat di rumah sakit
Salah satu aspek penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah
diperlukan anggota keluarga yang sakit. Secara empiris dapat dikatakan bahwa
Prioritas tertinggi dari keluarga adalah kesejahteraan anggota keluarganya. Hal ini
Purwokerto menjadi studi kasus dalam asuhan keperawatan keluarga saat ini
dikarenakan terdapat alasan yang mendukung dijadikannya Tn. T sebagai sasaran
keperawatan pertama yaitu nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik (rematik)
1.3 Tujuan
perawatan kesehatan
Tn. T
1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa
1. Untuk melatih dan membiasakan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah
1.4.2 Keluarga
sendiri, sehingga tercipta peningkatan stastus dan derajat kesehatan keluarga yang
optimal.
KONSEP DASAR
1. Pengertian Lansia
Mengenai kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara memuaskan .
- Sistem pernafasan
- Sistem pendengaran
- Sistem penglihatan
- Sistem kardiovaskuler
- Sistem respirasi
- Sistem gastrointestinal
- Sistem genitourinaria
- Sistem endokrin
- Sistem kulit
- Sistem musculoskeletal
- Perubahan-perubahan mental
- Perubahan-perubahan psokososial
- Peningkatan spiritual
a. Patofisiologi
Atritis Reumatoid adalah suatu penyakit kronis, sistemik, yang secara khas
berkembang perlahan-lahan dan ditandai oleh adanya radang yang sering kambuh
yang sering terjadi. Penyakit dalam kelompok ini dapat mendorong kea rah
yang terus-menerus dan simetris, sering melibatkan pergelangan tangan dan sendi-
sendi jari.
dan panggul. Awitannya mendadak, sering ditandai dengan kekakuan pada pagi
hari. Pergelangan tangan pasien sering mengalami hal ini, dengan adanya
tunnel. Kelompok ini mewakili suatu penyakit yang dapat smbuh sendiri yang
kelebihan produksi cairan sinovial. Tidak ada perubahan yang bersifat merusak
Klien mungkin mengalami keterbatasan gerak tetapi tidak ada deformitas sendi.
menyebabkan terjadinya imobilisasi sendi secara total. Atrofi otot yang meluas
c. Penalaksanaan
Penanganan medis bergantung pada tahap penyakit ketika diagnosis dibuat dan
termasuk dalam kelompok mana yang sesuai dengan kondisi tersebut. Untuk
dipilih dalah aspirin. Namun, efek antiinflamasi dari aspirin tidak terlihat pada
oleh pabrik dan pemantauan efek samping secara hati-hati sangat perlu dilakukan.
infeksi di dalam satu atau dua sendi. Injeksi secara cepat dihubungkan dengan
aktivitas dan istirahat yang seimbang sangat penting untuk mencegah peningkatan
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas Keluarga
Nama : Tn. T
Suku : Jawa
Umur : 67 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Telp : 085740032156
b. Komposisi Keluarga
kelamin keluarga
1 Tn. T L KK 67 th SD Pensiunan
2 Tn. M L Menantu 30 th SMA Buruh Pabrik
c. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: meninggal
: Tinggal serumah
d. Tipe Keluarga
keluarga Tn. T merupakan keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, anak,
menantu, serta cucu ( The extended family). Terkadang Tn. T merasa istirahatnya
e. Suku Bangsa
Jawa dan bahasia Indonesia baik antara anggota keluarga maupun kelurga sekitar.
f. Agama
Semua anggota keluarga Tn. T beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai
cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di
pensiunan Tn. T sebesar Rp. 400.000 dan hasil kerja Tn. M sebagai buruh pabrik
sebesar Rp. 750.000. Sedangkan Ny. S tidak menghasilkan uang karena hanya
bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tn. T memelihara ternak berupa ayam
700.000,- dan sisanya untuk keperluan lain –lain seperti membayar listrik,
sama, dan semua berkumpul menonton TV ketika malam hari. Kadang mereka
bersama. Jika memiliki tabungan cukup dan kesehatan yang mendukung mereka
Tahap perkembangan keluarga Tn. T saat ini adalah keluarga usia lanjut, yang
dimulai pada masa pension dan salah satu atau kedua orang tua meninggal. Semua
anak Tn. T sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri-sendiri, hanya
anak yang terakhir yang tinggal serumah dengannya dan mempunyai seorang anak
yang masih berumur 5 tahun. Menantu Tn. T bekerja sebagai buruh pabrik.
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
sehingga kaku untuk berjalan, ketika bangun pagi kakinya merasa senut-senut
(nyeri) dan berat untuk berjalan. Tn. T mengatakan pernah hampir jatuh karena
payudara, Ny. S (anak dari Tn. T) mengatakan Ayah mertuanya memiliki riwayat
diabetes. Keluarga dari pihak Tn. M saat ini hubungannya baik, minimal setiap
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. T merupakan rumah permanen dengan ukuran panjang ± 10 meter dan
- Kamar kosong ( 3 kamar kosong. Model rumah Tn. T adalah model rumah
jaman dahulu yang banyak terdapat kamar-kamar yang jarang digunakan dan
biasanya kamar tersebut digunakan untuk menaruh barang-barang yang tidak
terpakai).
- Ruang tamu berukuran 3x3 meter, Ruang tamu cukup rapi dan bersih,
terdapat perabotan
- Ruang makan Tn. T biasanya bergabung dengan ruang keluarga atau ruang
menonton TV.
Lantai rumah Tn. T terbuat dari semen, kecuali dapur lantainya masih berupa
tanah, Lantai dapur tampak licin dan lembab. Atap rumah dari genting. Ventilasi
ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada jendela, di ruang keluarga, di 2 kamar tidur
dan 2 kamar kosong, serta dapur. Ventilasi masih terlalu sempit, < 10 m luas
lantai. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 20 watt, ruang keluarga terdapat bola
lampu 15 watt, masing–masing kamar dan dapur terdapat lampu pijar 10 watt.
Sumber air keluarga berasal dari sumur gali yang telah dipasang pompa air,
kualitas air tergantung musim, pada musim hujan warna air keruh kekuning-
kuningan, pada musin kemarau warna air agak bening, kadang-kadang air agak
berbau. Sumber air minum keluarga menggunakan air sumur yang ditampung dan
pindah dan di bakar di dalam lubang di samping rumah. Untuk sarana penerangan
ayam.
Jalan
B T
Kandang
Kolam penampungan
ayam
+ ikan
K.M + WC
lingkungan tersebut berupa bidan desa. Di dekat rumah Tn. T ± 7 meter terdapat
kebersamaan serta menganut adat jawa, misalnya selamatan, yasinan setiap malam
jum’at, dll. Jika ada kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui
rutin Tn. T adalah pergi ke sawah untuk sekedar melihat-lihat, sawah tersebut
tidak jauh dari rumahnya (sekitar 1 km), aktivitas lainnya menonton TV dan
pindah. Keluarga Tn.T yang lain berada di sekitar tempat tinggalnya (masih satu
desa).
Keluarga Tn. T mengatakan setiap hari raya semua anak-anak dan keluarga Tn. T
pengajian.
waktu dapat dimintai bantuan. Tn. T memiliki ASKES. Jika sakit biasanya
keluarga Tn. T dibawa ke Bidan, dan jika perlu rujukan ke Puskesmas yang
4. Struktur Keluarga
Indonesia. Komunikasi antar anggota lancar dan tidak ada konflik dalam keluarga.
dalam keluarga.
Dalam keluarga Tn. T adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah karena
Tn. T dianggap sebagai orang yang paling tua dan sebagai kepala keluarga. Untuk
masing, tetapi anak-anaknya juga sering meminta pendapat Tn. T. keluarga Tn. T
sangat menyayangi dan menghargai Tn. T, apabila Tn. T sakit keluarga langsung
- Tn. T berperan sebagai kepala keluarga, seorang ayah ayah dan kakek. Tn. T
juga sering mengasuh cucunya jika kedua anaknya sibuk atau ada keperluan.
menghormati dan menyayangi antar keluarga dan dengan tetangga. Keluarga Tn.
sesuai syariat islam. Keluarga Tn. T menganut norma atau adat yang ada di
kebudayaan jawa. Dalam kebiasaan keluarga Tn. T tidak ada yang bertentangan
dengan kesehatan.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
rukun dan tentram. Apabila ada anggota yang membutuhkan atau sakit maka
b. Fungsi Sosialisasi
Tn. T mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan baik.
keluarga Tn. T menganut kebudayaan jawa. Keluarga Tn. T berusaha untuk tetap
sekitar, sehingga dapat menyesuiakan dan berhubungan baik dengan para tetangga
sedikit mengetahui tentang tanda dan gejala, serta tidak mengetahui apa-apa saja
yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya penyakit pada Tn. T. Tn.
sakit yang biasa diderita oleh orang tua. Keluarga terus mengingatkan kepada Tn.
Jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah mengerokinnya
dan jika sakitnya berlarut segera dibawa ke Bidan atau ke Puskesmas terdekat.
sehat
setempat
Keluarga Tn. T mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera dibawa ke Bidan,
dan jika perlu rujukan dibawa ke Puskesmas terdekat. Tn. T seringkali tidak mau
d. Fungsi Reproduksi
Tn. T memiliki tiga orang anak yang sudah menikah semua. Ny. S dan Tn. A
memiliki satu orang anak, Ny. S menggunakan alat kontrasepsi berupa pil untuk
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. T termasuk keluarga mampu, hal ini dapat dilihat dari penghasilan
menanam sayur di tepi sawah Tn. T yang dikelola olehnya. Jika ingin makan lauk-
rumah
Keluarga Tn. MS mengatakan pernah mengalami stres ketika Ny. S (istri Tn. T)
meninggal dunia karena kanker payudar, namun hal tersebut tidak berlangsung
Keluarga Tn. MS mengatakan hampir tidak pernah mengalami stres baik itu stes
pengobatan yang harus dijalani salah satu anggota keluarga, Tn. A pengambil
keputusan karena Tn. A yang dianggap mampu dan memiliki fisik yang kuat.
c. Strategi Adaptasi Disfungsional
7. Pemeriksaan Fisik
a. Tn T
Berat Badan : 57 kg
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20x/mnt
Termometer : 36,5° C
Kekuatan otot :5 5
4 3
Skala nyeri : 6
b. Tn A
Berat Badan : 59 kg
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20x/mnt
Termometer : 36,3° C
Berat Badan : 52 kg
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20x/mnt
Termometer : 36,5° C
d. An. A
Berat Badan : 25 kg
Tinggi Badan : 65 cm
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20x/mnt
Termometer : 36,5° C
8. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap agar masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga
1. DS :
berjalan keluarga
untuk berjalan.
badannya
DO :
- TD 130/100 mmHg
- Kekuatan otot 5 5
4 3
- Skala nyeri 6
Tn.
terdekat
pantangan makanan
DO :
pengertian penyakit,
pengobatannya
bingung
DS : Nyeri, gangguan
berjalan
untuk berjalan.
badannya
DO:
nyeri.
berjalan.
namun kadang-kadang 1
berjalan
untuk berjalan.
badannya
DO:
nyeri
No Diagnosa Keperawatan
3. Prioritas Masalah
1 : Sejahtera
masih dapat
beraktivitas sehingga
dibantu dalam
beraktivitas.
dapat terminimalisir.
lambat.
Total 2 2/3
menopang badannya
menjelaskan bagaimana
penyakitnya.
3 : Tinggi mengurangi
dihindari.
(bobot 1) penyakitnya
0 : tidak dirasakan
Total 3 4/3
(bobot 1) T mengatakan
Skala : penyakitnya
yang lain.
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
Total 3 2/3
1 : Sejahtera
mengatakan Tn. T
ke tempat pelayanan
kesehatan, kecuali
benar-benar parah.
1 : Rendah
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total 4
Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :
Dx
relaksasi klien
pemberian analgetik
9. Kontrol faktor-faktor
melakukan 6. Mengidentifikasi
perawatan dengan kemungkinan penyebab
kriteria : kemampuan
kemampuan
4 Setelah dilakukan Verbal Fall Prevention (6490)
- Memperhatikan
kondisi lantai
DAFTAR PUSTAKA
Medika.
Jhonson R. dan Leny R (2010) keperawatan keluarga plus contoh askep keluarga.