Anda di halaman 1dari 3

Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair maupun gas) yang

membawanya menggunakansuatu medium berpori atau bahan berpori lain untuk


menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus yangtersuspensi dan koloid. Secara umum
filtrasi adalah proses yang digunakan pada pengolahan air bersih untuk memisahkan bahan
pengotor (partikulat) yang terdapat dalam air. Pada prosesnya air merembes dan melewati
media filter sehingga akan terakumulasi pada permukaan filter dan terkumpul sepanjang
kedalaman media yang dilewatinya. Filter juga mempunyai kemampuan untuk memisahkan
partikulat semua ukuran termasuk didalamnya algae, virus, dan koloid-koloid tanah (Selitung
& Syahrir, 2012).

Karbon aktif merupakan senyawa amorf yang dihasilkan dari bahan-bahan yang
mengandung karbon atau arang yang diperlakukan secara khusus untuk mendapatkan daya
adsorpsi yang tinggi. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia
tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas
permukaan. Daya serap karbon aktif sangat besar, yaitu 25-100% terhadap berat karbon aktif
(Darmawan, 2008).
Karbon aktif dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
1. Karbon Aktif Sebagai Pemucat
Biasanya berbentuk powder yang halus dengan diameter pori 1000 Aø, digunakan
dalam fase cair dan berfungsi untuk memindahkan zat-zat pengganggu.
2. Karbon Aktif Sebagai Penyerap Uap
Biasanya berbentuk granular atau pelet yang sangat keras, diameter porinya 10-
200 Aø, umumnya digunakan pada fase gas yang berfungsi untuk pengembalian
pelarut, katalis, dan pemurnian gas (Ruthven, 1984).
2.5.2 Bentuk Karbon Aktif
2.5.2.1 Karbon Aktif Bentuk Serbuk
Karbon aktif berbentuk serbuk dengan ukuran lebih kecil dari 0,18 mm. Terutama
digunakan dalam aplikasi fasa cair dan gas.
Sumber: Cahyo, 2015
Gambar 2.2 Karbon aktif bentuk serbuk
Biasanya digunakan pada industri pengolahan air minum, industri farmasi, bahan
tambahan makanan, penghalus gula, pemurnian glukosa dan pengolahan zat pewarna kadar
tinggi.
2.5.2.2 Karbon Aktif Bentuk Granular
Karbon aktif bentuk granular/tidak beraturan dengan ukuran 0,2 -5 mm. Jenis ini
umumnya digunakan dalam aplikasi fasa cair dan gas. Beberapa aplikasi dari jenis ini
digunakan untuk: pemurnian emas, pengolahan air, air limbah dan air tanah, pemurni pelarut
dan penghilang bau busuk.

Sumber: Cahyo, 2015


Gambar 2.3 Karbon aktif bentuk granular
2.5.2.3 Karbon Aktif Bentuk Pellet
Karbon aktif berbentuk pellet dengan diameter 0,8-5 mm. Kegunaaan utamanya
adalah untuk aplikasi fasa gas karena mempunyai tekanan rendah, kekuatan mekanik tinggi
dan kadar abu rendah.
Sumber: Syariahmad, 2012
Gambar 2.4 Karbon aktif bentuk pellet
Biasanya digunakan untuk pemurnian udara, control emisi, tromol otomotif,
penghilang bau kotoran dan pengontrol emisi pada gas buang.

Zeolit merupakan media filter yang dapat berfungsi sebagai absorben dan penukar ion.
Zeolit dapat menyerap senyawa kimia yang meracuni air seperti amonia, Se, Pb, Cd (Kundari
dan Wiyuniati, 2008), mampu mengikat bakteri e-coli namun kurnag efektif (Rahman dan
Hartono (2004).

Zeolitadalah senyawa zat kimia aluminosilikat berhidrat dengan kation natrium, kalium, dan barium.
Secara umum, zeolit memiliki molekular struktur yang unik, di mana atom silikon dikelilingi 4 atom
oksigen sehingga membentuk semacam jaringan dengan pola yang teratur. Telah bertahun-tahun
zeolit digunakan sebagai penukar kation (cation exchangers), pelunak air (water softening), penyaring
molekul (molecular sieves) serta sebagai bahan pengering (drying agents). Selain itu, zeolit juga
telah digunakan sebagai katalis atau pengemban katalis pada berbagai reaksi kimia. Zeolit cukup
efektif mengurangi Fe dan Mn dalam air tanah.
Zeolit pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu zeolit alam dan zeolit sintetik. Zeolit alam
biasanya mengandung kation-kation K+, Na+, Ca2+, atau Mg2+, sedangkan zeolit sintetik biasanya
hanya mengandung kation-kation K+ atau Na+. Pada zeolit alam, adanya molekul air dalam pori dan
oksida bebas di permukaan, seperti Al O , 4 atom oksigen sehingga membentuk semacam jaringan
dengan pola yang teratur. Telah bertahun- tahun zeolit digunakan sebagai penukar kation
SiO , CaO, MgO, Na O, K O dapat menutupi
pori-pori atau situs aktif dari zeolit sehingga dapat menurunkan kapasitas adsorpsi maupun sifat
katalisis dari zeolit tersebut. Inilah alasan mengapa zeolit alam perlu diaktivasi terlebih dahulu
sebelum digunakan. Aktivasi zeolit alam dapat dilakukan secara fisika maupun kimia. Secara fisika,
aktivasi dapat dilakukan dengan pemanasan pada suhu 300-
400 oC dengan udara panas atau dengan sistem vakum untuk melepaskan molekul air. Sedangkan
aktivasi secara kimia, dilakukan melalui pencucian zeolit dengan larutan Na EDTA atau asam-asam
anorganik, seperti HF, HCl, dan H SO untuk menghilangkan oksida-oksida pengotor yang
menutupi permukaan pori[5].

Anda mungkin juga menyukai