Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2018/2019

1
BAB II

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Bruner & suddarth, 2010).
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah baik sistole dan diastole karena adanya gangguan peredaran darah
tepi dengan tanda dan gejala yang khas.

Hipertensi dapat dikelompokkan menjadi :


a. Hipertensi Ringan
Tekanan sistole 140-150 mmHg dan diastole 90-100 mmHg
b. Hipertensi Sedang
Keadaan tekanan darah systole 160-180 mmHg dan diastole 100-110
mmHg
c. Hipertensi Berat
Tekanan systole lebih dari 185 mmHg dan diastole lebih 110 mmHg

2. Etiologi
Penyakit ini sangat dipengaruhi faktor keturunan,usia,jenis kelamin
dan pola hidup. Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor
pola hidup pasien telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah,
tingkat pendidikan rendah dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress
agaknya berhubungan dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi.
Obesitas juga dipandang sebagai faktor resiko utama. Merokok dipandang
sebagai faktor resiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri koroner.
Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah faktor faktor utama untuk

2
perkembangan arterosklerosis yang berhubungan dengan hipertensi (Aziz,
2009).

3. Manifestasi klinis
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan
gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan
dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal
sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa
saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan
tidak diobati, bisa timbul gejala berikut: Sakit kepala, kelelahan, mual,
muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi
karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang
penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera (Gunawan, 2011).

4. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi
diantaranya adalah (Nursalam, 2010) :
a. Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak,
transient ischemic attack (TIA).
b. Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark
miocard acut (IMA).
c. Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.
d. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema

pupil.

3
5. Patofisiologi dan pathway
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula dari saraf simpatis, yang berkelanjutan ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis yang mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah.
Bebagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriktor. Individu dangan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi (Gunawan, 2011).

4
(Gunawan, 2011)

5
6. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

a. Terapi tanpa Obat ( non farmakologis )


Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi
tanpa obat ini meliputi :
1) Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
- Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
- Penurunan berat badan
- Penurunan asupan etanol
- Menghentikan merokok
2) Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu :
- Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain
- Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas
aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut
zona latihan.
- Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam
zona latihan
- Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu.

6
3) Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
- Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan
tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
- Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan
untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara
melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam
tubuh menjadi rileks
4) Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan
pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya
dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

b. Terapi dengan Obat


Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan
darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat
hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi
umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar
yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT
NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND
TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 )
menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium,
atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama

7
dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada
pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
1) Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis,
ACE inhibitor
2) Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
- Dosis obat pertama dinaikkan
- Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
- Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika ,
beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin,
reserphin, vasodilator
3) Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
- Obat ke-2 diganti
- Ditambah obat ke-3 jenis lain
4) Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
- Ditambah obat ke-3 dan ke-4
- Re-evaluasi dan konsultasi
c. Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi
dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas
kesehatan adalah sebagai berikut :
1) Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil
pengukuran tekanan darahnya
2) Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai
mengenai tekanan darahnya

8
3) Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat
sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan
morbiditas dan mortilitas
4) Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan
tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya,
tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur
memakai alat tensimeter
5) Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan
lebih dahulu
6) Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup
penderita
7) Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
8) Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita
atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
9) Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi
misal 1 x sehari atau 2 x sehari
10) Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi,
efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
11) Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis
atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan
efektifitas maksimal
12) Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
13) Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih
sering
14) Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang
ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat
diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman
dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.

9
B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Riwayat
1) Keluhan utama
2) Riwayat penyakit sekarang
3) Riwayat penyakit dahulu
4) Riwayat kesehatan keluarga
b. Pola Gordon
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2) Pola nutrisi
3) Pola Eliminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola istirahat tidur
6) Pola kognitif-perseptual
7) Pola persepsi konsep diri
8) Pola hubungan peran
9) Pola seksualitas reproduksi
10) Pola mekanisme koping
11) Pola nilai keyakinan
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a) Kesadaran
b) Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
2) Kepala
a) Bentuk kepala
b) Kulit kepala
c) Rambut
3) Muka
a) Mata
b) Hidung
c) Mulut

10
d) Telinga
4) Leher
a) Kelenjar tyroid
b) Kelenjar Limfe
c) JVP
5) Dada
a) Paru- paru
b) Jantung
6) Abdomen
7) Genetalia
8) Rektum
9) Ektremitas

d. Pemeriksaan Penunjang
1) Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2) Pemeriksaan retina
3) Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ
seperti ginjal dan jantung
4) EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5) Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6) Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7) Foto dada dan CT scan

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan pada pasien


dengan hipertensi adalah :

a. Nyeri akut ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan


vaskuler serebral.
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

11
3. Rencana Keperawatan
Perencanaan Keperawatan ( Tujuan dan kriteria hasil menggunakan
pendekatan NOC. Sedangkan intervensi menggunakan pendekatan NIC).

No Dx. Tujuan & Kriteria hasil Intervensi


Keperawatan
1 Nyeri akut ( Setelah dilakukan tindakan - Pertahankan tirah baring,
keperawatan 3x24 jam lingkungan yang tenang, sedikit
sakit kepala )
diharapkan nyeri (sakit penerangan
berhubungan kepala) berkurang,dengan - Minimalkan gangguan lingkungan
kriteria: dan rangsangan
dengan
- Pasien - Batasi aktivitas
peningkatan mengungkapkan nyeri - Beri tindakan yang menyenangkan
(sakit kepala) sesuai indikasi seperti kompres es,
tekanan
berkurang posisi nyaman, serta tehnik
vaskuler - Pasien relaksasi.
mengungkapkan tidak - Kolaborasi dengan dokter dalam
serebral
adanya sakit kepala. pemberian terapi obat
- Pasien tampak rileks
- Tekanan darah turun.

2 Intoleransi Setelah dilakukan - Berikan dorongan untuk aktifitas /


keperawatan selama 3x 24 perawatan diri bertahap jika dapat
aktifitas
jam, diharapkan tidak ditoleransi.
berhubungan terjadi intoleransi aktifitas - Berikan bantuan sesuai kebutuhan.
dengan kriteria: - Kaji respon pasien terhadap
dengan
- Meningkatkan energi aktifitas
kelemahan untuk melakukan - Monitor adanya diaforesis, pusing.
aktifitas sehari –hari - Observasi TTV
umum
- Menunjukkan - Berikan jarak waktu pengobatan
penurunan gejala – dan prosedur untuk memungkinkan
gejala intoleransi waktu istirahat yang tidak
aktifitas terganggu.

12
4. Evaluasi
Evaluasi berdasarkan implementasi yang di lakukan, maka evaluasi
yang diharapkan untuk pasien dengan hipertensi adalah : nyeri pasien
berkurang, pasien tampak rileks, tekanan darah pasien turun, pasien dapat
meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari-hari, menunjukkan
penurunan gejala-gejala intoleransi aktifitas.

13
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. S DENGAN HIPERTENSI
DI RUANG DAHLIA RS DKT SLAMET RIYADI SURAKARTA

Tgl/Jam MRS : 5/11/2018 (21.30 WIB)


Tgl/Jam Pengkajian : 6/11/2018 (07.30 WIB)
Metode Pengkajian : Wawancara, pemeriksaan fisik, cek rekam
medis.
Diagnosa Medis : Hipertensi
No. Registrasi : 070951

A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Alamat : Surakarta
Umur : 58 tahun (12/4/1960)
Agama : islam
Status Perkawinan : kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. S
Umur : 58 tahun (1/3/1960)
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : surakarta
Hubungan Dengan klien : suami

14
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri kepala hingga tengkuk.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien tanggal 5/11/2018 pukul 21.30 WIB dating ke IGD dengan
keluhan nyeri kepala hinga tengkuk 2 jam yang lalu. Nyeri dirasakan
terus menerus, pasien merasa mual tetapi tidak muntah. Pasien tampak
meringis menahan nyeri kepala. Pasien juga mengatakan jika
melakukan aktifitas rasa pusing dikepala semakin sakit, skala nyeri 6,
rasa nyeri cekot-cekot. Badan pasien merasa lemas.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi sejak 2
tahun yang lalu dan berobat rutin ke puskesmas tetapi baru kali ini
mengalami nyeri kepala sampai tengkuk sehingga dibawa kerumah
sakit.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit
menurun dan menular dalam keluarga.

Genogram :

15
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasien mengatakan lingkungan tempat tinggalnya bersih.

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum/ Penampilan umum
a. Kesadaran : Composmentis E4 V5 M6
b. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 210/100 mmHg
2) Nadi
- Frekunsi : 88x/ menit
- Irama : regular
- Kekuatan : kuat
3) Pernafasan
- Frekuensi : 20x/ menit
- Irama : regular
4) Suhu : 36,5 ͦ c
2. Kepala
a. Bentuk kepala : mesocepal
b. Kulit kepala :bersih, tidak ada lesi
c. rambut :hitam , bersih, sebaran rambut merata

3. Muka
a. Mata
1) Pulpebra :normal, tidak terdapat jejas
2) Konjungtiva :tidak anemis
3) Sclera :tidak ikterik
4) Pupil :isokor
5) Diameter ki/ka :3mm/3mm
6) Reflek terhadap cahaya : +/+
7) Penggunaan alat bantu penglihatan: tidak menggunakan

16
b. Hidung : fungsi normal, tidak ad secret, tidak ada pernapasan
cuping hidung.
c. Mulut : kemampuan bicara normal, bibir lembab, mukosa
lembab, tidak ada dahak.
d. Telinga : fungsi pendengaran baik, bentuk simetris, tidak ada
serumen.
4. Leher
a. Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran
b. Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
c. JVP : -
5. Dada (Thorax)
a. Paru-paru
1) Inspeksi : simetris,tidak ada benjolan
2) Palpasi :tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan
3) Perkusi :suara sonor
4) Auskultasi :vesicular normal
b. Jantung
a) Inspeksi :tidak ada benjolan
b) Palpasi :tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi :suara redup
d) Auskultasi :regular
6. Abdomen
1) Inspeksi :tidak ada benjolan dan lesi
2) Auskultasi :bising usus normal
3) Perkusi :tympani
4) Palpasi :tidak ada nyeri tekan
7. Genetalia :tidak terpasang kateter
8. Rektum :tidak ada hemoroid

17
9. Ekstermitas
a. Atas
Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 5
Rentan gerak Baik Baik
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT <3 detik <3 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada

b. Bawah
Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 5
Rentan gerak Baik Baik
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT <3 detik <3 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada

IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan


Pasien mengatakan sehat adalah suatu keadaan yang tidak mengganggu
aktivitas, sedangkan sakit adalah keadaan yang mengganggu aktivitas.
Pasien mengatakan bila sakit langsung ke puskesmas terdekat.

2. Pola Nutrisi/Metabolik
a. Pengkajian Nutrisi (ABCD)
Antropometri : BB: 63Kg, TB:158cm
Biokimia : HB: 13,9 g/dl. GDS: 105 mg/dl

18
Clinical Sign : pasien mengalami mual tetapi tidak
muntah,marasmus,obesitas
Diet : pasien mendapatkan diit rendah garam
b. Pengkajian Pola Nutrisi
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Jenis Nasi, sayur, lauk Nasi, sayur, lauk
Porsi 1 porsi habis 1 porsi habis
Keluhan Tidak ada Tidak ada

3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 2 hari sekali 2 hari sekali
Konsistensi Lembek Lembek
Warna Kuning Kuning
Penggunaan pencahar Tidak Tidak
Keluhan Tidak ada Tidak ada

b. BAK
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 4-6x/ hari 4-6x/ hari
Jumlah urin 150cc-250cc 150cc-250cc
Warna Kuning Kuning
Pancaran Baik Baik
Perasaan setelah berkemih Lega Lega
Total produksi urin 1500cc 1500cc
Keluhan Tidak ada Tidak ada

c. Analisa keseimbangan cairan selama perawatan


Intake Output Analisa
a. Minuman 1200cc a. Urine 1600cc Intake : 2800cc
b. Makanan 100cc b. Feses 50cc Output: 2535cc
c. Cairan IV 1500cc c. Muntah 0cc

19
d. IWL 885cc
Total 2800cc Total 2535cc Balance: 265cc

4. Pola aktivitas dan latihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas di tempat tidur V
Berpindah V
Ambulansi/ROM V
Keterangan :
0 : Mandiri, 1 : dengan alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3: dibantu orang
lain dan alat, 4 : tergantung total
5. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit Saat sakit
Jumlah tidur siang 2 jam 1 jam
Jumlah tidur malam 6-8 jam 6-7 jam
Penggunaan obat tidur Tidak ada Tidak ada
Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada
Perasaan waktu bangun Segar Segar
Kebiasaan sebelum tidur Cuci kaki Cuci kaki

6. Pola kognitif-perseptual
a. Status mental :
Status mental pasien baik, tidak ada yang terganggu.
b. Kemampuan penginderaan :
Kemampuan penginderaan pasien baik, idak ada yang tergangu.
c. Pengkajian nyeri

20
Pasien mengatakan nyeri kepala serta tidak bebas bergerak secara
bebas karena pasien merasa pusing dn nyeri saat bergerak, sehingga
ADL pasien dibantu keluarga.
7. Pola persepsi konsep diri
a. Gambaran diri/citra tubuh:
Pasien mengatakan dirinya adalah pekerja keras
b. Ideal diri:
Pasien mengatakan suka terhadap dirinya saat ini
c. Harga diri
Pasien mengatakan merasa selalu dihargai jika berada dilingkungan
sekitar
d. Peran diri
Pasien mengatakan berperan sebagai ibu dalam keluarga
e. Identitas diri
Pasien mengatakan percaya diri dengan identitas dirinya.
8. Pola hubungan peran
Pasien mengatakan selalu berhubungan baik di keluarga maupun
dilingkungan sekitar
9. Pola seksualitas reproduksi
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dalam berhubungan dengan
suami
10. Pola mekanisme koping

Pasien mengatakan untuk mengurangi stress pasien bercerita kepada


keluarga
11. Pola nilai keyakinan

Pasien mengatakan selalu beribadah meski tidak selalu tepat waktu.

21
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hari/tanggal/jam Jenis Nilai Satuan Hasil Keterangan Hasil
Pemeriksaan Normal
Senin, 5/11/2018 EKG Sinus - Sinus rhytm Normal
21.40 rhytm

Selasa, 6/11/2018 GDS <150 Mg/dl 105 mg/dl Normal


08.30

VI. TERAPI MEDIS


Hari/ Jenis Terapi Dosis Golongan & Fungsi
Tanggal Kandungan
Selasa, Infus RL 20 tpm Kritaloid Mengganti cairan tubuh yang hilang
6/11/2018

Obat oral 1 x 10mg Antihipertensi Obat untuk mengatasi tekanan darah


Amlodipin tinggi

Obat oral 3 x 25mg Antihipertensi Obat untuk mengatasi tekanan darah


Captopril ( inhibitor enzim tinggi
angiotensin
konverter)

22
ANALISA DATA
Nama :Ny. M No. CM :070504
Umur : 49 Tahun Diagnosis Medic :hipertensi
No Hari/Tgl/Jam Data Fokus Masalah Etiologi Symptom
1 Selasa, DS: pasien mengatakan nyeri Nyeri akut Peningkatan P:saat
6/11/2018 kepala hingga tengkuk. tekanan beraktifitas
P:saat beraktifitas vaskuler Q:cekot-cekot
Q:cekot-cekot serebral R:dikepala
R:dikepala S:skala 6
S:skala 6 T:terus menerus
T:terus menerus

DO:pasien tampak meringis


kesakitan.
TD:200/100mmHg
N:88x / menit
RR: 20 x/ menit
S: 36,5 ͦ c

2 Selasa, DS : pasien mengatakan Intoleransi Kelemahan badan pasien


6/11/2018 badannya lemas,dan jika aktifitas umum terasa lemas
beraktifitas nyeri kepala serta nyeri
semakin sakit
semakin sakit
jika beraktifitas

DO:pasien tampak tiduran


ditempat tidur serta ADL
pasien tampak dibantu
keluarga.
TD:200/100mmHg
N:88x / menit
RR: 20 x/ menit
S: 36,5 ͦ c

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral


ditandai dengan nyeri kepala saat beraktifitas,nyeri terasa cekot-cekot
dirasakan terus menerus serta skala nyeri 6.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai
dengan badan terasa lemas serta nyeri semakin sakit jika beraktifitas.

23
RENCANA KEPERAWATAN/INTERVENSI
Nama :Ny.M No. CM :070540
Umur :49 Tahun Diagnosis Medis :Hipertensi
Hari/ No.Dx Tujuan & Kriteria Intervensi (NIC) Ttd
Tanggal Hasil (NOC)
Selasa, 1 Setelah dilakukan -Kaji nyeri pasien
6/11/ tindakan keperawatan -pertahankan tirah baring dan lingkungan yang
2018 3x 24 jam diharapkan tenang.
nyeri berkurang -batasi aktifitas
dengan kriteria hasil: -beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi
- pasien seperti kompres hangat,posisi nyaman, serta teknik
mengungkapkan nyeri relaksasi.
berkurang -kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
-pasien tampak rileks obat
-tekanan darah turun

Selasa, 2 Setelah dilakukan -Observasi Tanda tanda vital


6/11/ tindakan keperawatan -beriksn bantuan sesuai kebutuhan
2018 3x 24 jam diharapkan -berikan dorongan untuk aktifitas/ perawatan diri
tidak terjadi bertahap jika dapat ditoleransi
intoleransi aktifitas -kaji respon pasien terhadap aktifitas
dengan kriteria hasil : -berikan jarak waktu pengobatan dan prosedur
-meningkatkan energy untuk memungkinkan waktu istirahat yang tidak
untuk melakukan terganggu
aktifitas sehari hari
-menunjukkan
penurunan gejala
gejala intoleransi
aktifitas

24
TINDAKAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI
Nama :Ny. M No. CM :070540
Umur :49 Tahun Diagnosis Medic :hipertensi
Hari/Tgl/Jam No.Dx Implementasi Respon Ttd

Selasa, 2 Mengobservasi TTV DS: pasien mengatakan bersedia


6/11/2018 DO: TD:200/100mmHg
07.30 N:88x / menit
RR: 20 x/ menit
S: 36,5 ͦ c

07.35 1 Mengobservasi nyeri DS:pasien mengatakan nyeri kepala


hingga tengkuk.
P:saat beraktifitas
Q:cekot-cekot
R:dikepala
S:skala 6
T:terus menerus
DO:pasien tampak meringis kesakitan
menahan nyeri

07.45 2 Mengobservasi respon DS: pasien mengatakan jika beraktifitas


pasien terhadap nyeri kepala semakin sakit
aktifitas DO: ADL tampak dibantu keluarga

08.00 1 Mempertahankan tirah DS:pasien mengatakan bersedia


baring dan lingkungan DO:pasien tampak tidur terlentang
yang tenang

13.00 1 Memberikan obat oral DS: pasien mengatakan bersedia


captopril 3 x 25mg meminum obat.
DO: pasien tampak meminum obat

13.05 1 Memposisikan DS:pasien mengatakan nyaman tidur


nyaman pasien terlentang
DO: pasien tampak tidur terlentang

13.30 2 Mengobservasi TTV DS: pasien mengatakan bersedia


DO: TD:200/100mmHg
N:88x / menit
RR: 20 x/ menit
S: 36 ͦ c

25
Hari/Tgl/Jam No.Dx Implementasi Respon Ttd

13.35 2 Memberikan bantuan DS: pasien minta tolong untuk


sesuai kebutuhan mengambilkan minumnya.
DO:pasien mengambil minuman dengan
bantuan

13.40 1 Membatasi aktifitas DS: pasien mengatakan bersedia


membatasi aktifitas
DO:pasien tampak tiduran ditempat tidur

Rabu 7/11/ 1 Mengobservasi nyeri DS:pasien mengatakan nyeri berkurang


2018 P:saat beraktifitas
08.00 Q:cekot-cekot
R:dikepala
S:skala 4
T:hilang timbul
DO:pasien tampak sesekali meringis
menahan nyeri

08.10 1 Mengajarkan teknik DS:pasien bersedia


relaksasi DO: pasien tampak melakukan teknik
relaksasi

08.15 2 Mengobservasi DS: pasien mengatakan sudah mencoba


aktifitas pasien makan dan minum sendiri tapi masih
kadang terasa nyeri
DO: pasien tampak mengambil minum
sendiri

08.20 2 Memberikan dorongan DS: pasien mengatakan sudah mencoba


untuk aktfitas makan dan minum sendiri tapi masih
kadang terasa nyeri
DO: pasien kooperatif

13.00 1 Memberikan obat DS: pasien mengatakan bersedia


captopril 3 x 25mg meminum obat
DO: pasien tampak minum obat

13.05 2 Menobservasi TTV DS: pasien mengatakan bersedia


DO: TD:180/90mmHg
N:80x / menit
RR: 18 x/ menit
S: 36 ͦ c

26
Hari/Tgl/Jam No.Dx Implementasi Respon Ttd

Kamis,8/11/ 2 Mengobservasi respon DS: pasien mengatakan ADL sudah


2018 terhadap aktifitas mandiri
14.30 DO:pasien tampak makan, minum dan
toileting sendiri.

17.00 1 Memberikan obat oral DS: pasien mengatakan mau meminum


amlodipin 1 x 10mg obat
DO: pasien tampak minum obat

17.05 1 Menganjurkan teknik DS:pasien mengatakan bersedia


relaksasi DO: pasien kooperatif

19.30 2 Mengobservasi TTV DS: pasien mengatakan bersedia


DO: TD:160/90mmHg
N:80x / menit
RR: 20 x/ menit
S: 36 ͦ c

19.40 1 Mengobservasi nyeri DS: P:-


pasien Q:seperti tertusuk jarum kecil
R:dikepala
S:skala 1
T:jarang
DO: pasien tampak rileks

27
CATATAN KEPERAWATAN
Nama :Ny. M No. CM
:070540
Umur :49 Tahun Diagnosis Medic
:hipertensi
No. Dx Hari/Tgl/Jam Evaluasi Ttd
1 Selasa, 6/11/ S: pasien mengatakan nyeri kepala hingga tengkuk.
2018 P:saat beraktifitas
13.40 Q:cekot-cekot
R:dikepala
S:skala 6
T:terus menerus
O: pasien tampak meringis kesakitan
TD:200/100mmHg
N:88x / menit
RR: 20 x/ menit
S: 36,5 ͦ c
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

2 S: pasien mengatakan nyeri bertambah jika beraktifitas


O: ADL pasien tampak dibantu keluarga
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

S: pasien mengatakan nyeri berkurang.


1 Rabu, 7/11/
P:saat beraktifitas
2018
13.05 Q:cekot-cekot
R:dikepala
S:skala 4
T:hilang timbul
O: pasien tampak meringis kesakitan
TD:180/90mmHg
N:80x / menit
RR: 18 x/ menit
S: 36 ͦ c
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

2 S: pasien mengatakan sudah mencoba makan dan minum


sendiri tapi masih kadang terasa nyeri.
O: pasien tampak mengambil minum

28
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

1 Kamis, 8/11/
2018 S:P:-
19.40 Q:seperti tertusuk jarum kecil
R:dikepala
S:skala 1
T:jarang
O: pasien tampak rileks
TD:160/90mmHg
N:80x / menit
RR: 20 x/ menit
S: 36 ͦ c
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi

29
DAFTAR PUSTAKA

Aziz alimul, 2009, konsep dasar manusia, penerbit salemba medika, Jakarta
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
2010
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III,
diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 2008
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, 2010
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit
Kanisius, 2011
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com,
2008
Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta,
Penerbit Arcan, 2010
Nursalam, 2010, proses dan dokumentasi keperawatan, penerbit salemba medika,
Jakarta.
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta,
Penerbit Arcan, 2010
Slamet Suyono. 2008. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi ketiga. EGC: Jakarta.
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?,
Jakarta, Penerbit Arcan, 2012
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta,
Penerbit Hipokrates, 2009
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan
evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 2009

30
31

Anda mungkin juga menyukai