BAB I
PENDAHULUAN
Baja merupakan salah satu bahan yang sangat banyak dipakai di seluruh
pemilihan jenis baja sangatlah penting ketika baja tersebut akan diproses atau
karbon, baja paduan, besi tuang dan pelakuan panas yang diberikan. Sehingga kita
mengetahui karakteristik dari setiap jenis logam yang meliputi jenis, kelebihan,
kebutuhan.
logam khususnya baja karbon, baja paduan, besi tuang dan perlakuan panas.
BAB II
BAJA KARBON
2.1 Penjelasan
Baja karbon merupakan salah satu jenis baja paduan yang terdiri atas
unsur besi (Fe) dan karbon (C). Besi merupakan unsur dasar dan karbon sebagai
lain seperti sulfur (S), fosfor (P), silikon (Si), mangan (Mn) dan unsur kimia
lainnya sesuai dengan sifat baja yang diinginkan. Untuk memahami pengaruh
komposisi kimia dan proses perlakuan panas terhadap sifat akhir baja, maka kita
1. Struktur mikro.
2. Ukuran butiran.
3. Kandungan nonlogam.
Baja karbon memiliki kandungan unsur karbon dalam besi sebesar 0,2%
pengeras dalam struktur baja. Kadar karbon dalam baja yang terlalu tinggi, akan
1. Ferit (alpha) : sel satuanBody Centered Cubic (BCC) dan mempunyai sifat
2. Austenit : sel satuan berupa Face Centered Cubic (FCC) dan mempunyai
4. Perlit : campuran fasa ferit dan sementid sehingga mempunyai sifat kuat.
kekerasan dan ketahanan aus yang rendah. Digunakan sebagai bahan baku
sebesar 0,3% C – 0,59% C. Memiliki sifat mekanis yang lebih kuat dengan
digunakan untuk pembuatan poros, rel kereta api, roda gigi, baut, pegas,
kekuatan tarik yang sangat tinggi akan tetapi memiliki keuletan yang lebih
rendah sehingga baja karbon ini menjadi lebih getas dan sulit diberi
Sifat fisik adalah segala aspek dari suatu objek atau zat yang
apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Berikut adalah sifat mekanis pada
baja karbon :
saat benda uji patah atau putus dalam satuan persen (%).
untuk mematahkan suatu benda uji yang dinyatakan dalam satuan joule.
1. Proses Konvertor
Sistem kerja:
konvertor).
c. Kembali ditegakkan.
mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2). Bahan yang diolah
besi kasar kelabu cair. CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi
dengan SiO2.
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa
besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2
Fungsi regenerator:
CaCO3).
dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan)
induksi listrik.
Keuntungan :
kualitasnya baik.
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja/besi tuang.
Proses :
a. Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan
BAB III
BAJA PADUAN
3.1 Penjelasan
Baja paduan merupakan baja dengan campuran satu atau lebih elemen
cobalt, dll. Fungsi utama dari elemen paduan yaitu untuk meningkatkan atau
memberi kekuatan pada baja dan dapat membantu baja dalam proses pengerasan
1. Baja pearlit: Unsur-unsur pemadu relatif kecil 5%. Baja ini mampu
2. Baja martensit: Unsur pemadunya lebih dari 5%, sifatnya lebih keras
dan Co).
4. Baja ferrit: Terdiri dari sejumlah unsur pemadu (Co, W, Si), tetapi
1. Baja konstruksi;
b. Baja tahan panas (12 – 14% Cr); tahan hingga suhu 750 °- 800°C.
c. Baja tahan pakai pada suhu tinggi (23 – 27% Cr, 18 – 21% Ni, 2 –
4. HSLA (High Strength Low Alloy Steel): memiliki tensile strength yang
tinggi, anti bocor, tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan korosi,
1. Silisium (Si)
ditambahkan dalam jumlah yang lebih besar pada beberapa jenis khusus.
Sifat:
2. Mangan (Mn)
dalam semua bahan besi dan ditambahkan dalam jumlah besar pada jenis
khusus, sebagai contoh yaiu baja keras mangan dengan 13% Mn.
Sifat:
pembentukan dingin.
3. Krom (Cr)
Sangat penting untuk baja konstruksi dan perkakas serta baja tahan
Sifat:
4. Nikel (Ni)
Sifat:
5. Molibdenum (Mo)
Sifat:
6. Vanadium (V)
Sifat:
7. Wolfram (W)
Unsur terpenting dalam paduan baja olah cepat dan logam keras,
dikarenakan titik leburnya yang tinggi maka dapat digunakan untuk kawat
Sifat:
8. Kobalt (Co)
9. Titanium (Ti)
paduan kawat las. Sifat Karbid Titanium memiliki kekerasan yang tinggi
dan titik lebur yang tinggi karena merupakan unsur logam keras.
Unsur tahan karat dan menjadikan baja krom anti karat menjadi
mampu las. Memiliki titik lebur 3150oC, merupakan unsur dari logam
1. Kekuatan
2. Elasisitas
elastisitas yang lebih besar dari sebelumnya. Berikut beberapa logam dan
memiliki batas mulur tinggi akan menghasilkan baja paduan yang batas
4. Kekuatan Tarik
tarikan dua gaya yang saling berlawanan arah dan segaris. Logam Ni dan
5. Keuletan
dengan paduan logam lain kadar karbonnya akan turun. Selain itu,
keuletannya.
6. Tahan aus
2–5 Toughener
Nikel
12–20 Tahan terhadap Korosi
2 Spring Baja
Silicon
Persentase Memperbaiki sifat-sifat magnetik
Tinggi
tidak dapat dihindari karena merupakan suatu proses alamiah. Berbagai faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya korosi, yaitu: sifat logam, yang meliputi
dialami, dan tegangan, serta faktor lingkungan yang meliputi udara, temperatur,
% Fe, dengan Chromium, atau dicampur dengan Nikel. Baja Paduan tahan
terhadap perubahan suhu, ini berarti sifat fisisnya tidak banyak berubah.
BAB IV
BESI TUANG
4.1 Penjelasan
dari 2%. Paduan besi dengan kandungan karbon kurang dari 2% disebut sebagai
baja. Unsur paduan utama yang membentuk karakter besi tuang adalah karbon (C)
antara 3-3,5% dan silikon (Si) antara 1,8-2,4%. Perbedaan kadar C dan Si
menyebabkan titik lebur besi tuang lebih rendah dari baja, yakni sekitar 1.150
warna patahannya; besi tuang putih mengandung unsur karbida sedangkan besi
Besi tuang cenderung rapuh, kecuali besi tuang mampu tempa (malleable
cast iron). Dengan titik leleh relatif rendah, fluiditas yang baik, mampu tempa,
mampu mesin yang sangat baik, ketahanan terhadap deformasi dan ketahanan aus,
besi tuang telah menjadi bahan rekayasa dengan berbagai aplikasi dan juga
digunakan dalam pipa, mesin dan suku cadang industri otomotif, seperti kepala
Dalam hal ini karbon dalam besi tuang sangat menentukan. Karbon dalam besi
tuang dapat berupa instentisial yaitu sementit karbida besi atau berupa grafit
karbon bebas.
Untuk memperoleh besi tuang kelabu kita harus berpangkal pada besi
kasar kelabu. Besi kasar kelabu memiliki kadar silikon yang tinggi (kurang
lebih 5,5 sampai 50%) dan kadar mangan yang rendah. Karena itu
pembentukan karbon bebas jadi meningkat. Jadi besi tuang kelabu setelah
berupa pelat-pelat tipis. Besi tuang kelabu memperoleh namanya dari bidang
Untuk memperoleh besi tuang putih, kita harus berpangkal pada besi
kasar putih. Besi kasar putih itu memiliki kadar silikon yang rendah (kurang
lebih 0,5%) dan kadar mangan yang tinggi. Dengan demikian pembentukan
sementit digiatkan. Karena kadar silikon yang sangat rendah hanya terbentuk
sementit. Jadi untuk besi tuang putih hanya diagram menstabil yang penting.
Dengan demikian besi tuang putih setelah didinginkan tediri dari perlit
dan sementit. Besi tuang putih dengan kadar karbon 2.5% sampai 3.6%
mengandung banyak sementit. Dengan adanya kadar yang besar dari sementit
yang sangat keras, akan tetapi rapuh itu, besi tuang putih memperoleh
kekerasan sangat besar, akan tetapi kekuatan tarik yang sangat rendah dan
berpangkal pada besi tuang putih. Bahan ini dipanaskan sampai kurang lebih
900 °C dan dibiarkan beberapa hari pada suhu tersebut. Besi tuang jenis ini
dibuat dari besi tuang putih dengan melakukan heat treatment kembali yang
ferrit, pearlit, martensit. Besi tuang ini juga mempunyai sifat yang mirip
dengan baja
Untuk memperoleh besi tuang noduler, kita harus berpangkal pada besi
kasar kelabu. Besi kasar kelabu memiliki kadar silikon yang tinggi (kurang
lebih 5,5 sampai 1,5%), dan kadar mangan rendah. Karena itu pada
karbon bebas itu terjadi berupa bola. Bola-bola itu dinamakan nodul. Nodul
pemijaran terutama dari ferit, perlit, dan grafit. Karena adanya ferit atau perlit
dan karena bentuk nodul grafit yang sangat menguntungkan, maka besi tuang
noduler memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan regangan yang besar.
1. Silikon
dalm cetakan yang tipis dan rumit. Silikon adalh unsur yang mendorong
silikon karbon kan membeku sebagai grafit yang berbentuk flake. Bentuk ini
2. Sulfur
menyebabkan besi tuang menjadi besi tuang putih yang sangat keras dan
getas.
3. Mangan
4. Phosphor
eutektik, juga untuk mendorong pembentukan grafit, bila kadar silikon cukup
tinggi dab kadar phosphor rendah, phosphor diperlukan bila harus menuang
BAB V
PERLAKUAN PANAS
5.1 Penjelasan
sifat fisik atau struktur mikro suatu logam melalui proses pemanasan dan
material tersebut.
peralatan terhadap korosi, abrasi serta kekerasan. Jenis dan tujuan perlakuan panas
terhadap logam tersebut seringkali dipadukan antara satu proses dengan proses
dapat dikendalikan, baik saat laju pemanasan, holding time atau laju
pendinginannya.
garam, air, oli atau udara (udara terbuka atau udara tertutup didalam oven).
awal adalah antara 30°C – 400°C. Hal ini perlu dilakukan, karena pada waktu
pengelasan akan terjadi panas pada daerah pengelasan. Panas yang tinggi akan
terpusat pada daerah pencairan. Dengan bertambah jauh jaraknya busur akan
berkurang panas yang terjadi. Pemanasan dan pendinginan yang tidak merata
tegangan sisa adalah dibawah temperatur kritis 723°C, karena struktur baja
tegangan sisa ini dilakukan pada berbagal jenis pekerjaan termasuk juga pada
3. Penormalan (Normalizing)
4. Pelunakan (Annealing)
keadaan dingin.
5. Pengerasan (Hardening)
dengan kadar karbon 0,2 – 1,7 % C atau baja karbon menengah hingga baja
karbon tinggi.
b. Rapuh / getas.
difusi dengan atom-atom Fe. Hal ini terjadi karena laju pendinginannya
melebihi laju pendinginan kritis (> 100 derajat Celcius/detik). Sehingga atom
yang khas, yaitu berbentuk “ jarum memanjang “ yang dipengaruhi oleh sel
satuan BCT.
Macam-macam hardening:
maksud agar bagian luar keras namun tetap ulet pada bagian dalam.
6. Temper (Temperring)
semakin keras maka semakin tidak liat. Adalah hal yang penting untuk
akan sangat keras setelah disepuh tapi akan mudah patah kalau kena pukulan.
masih kuat untuk memotong besi yang lain dan juga mempunyai sifat liat
7. Quenching
panas kedalam media air atau oli. Pada baja karbon sedang atau tinggi proses
ini akan menghasilkan fasa yang disebut martensit yang sangat kuat dan getas.
Diagram Fe3C
BAB VI
KESIMPULAN
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan
beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja
berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini
selalu ada dalam baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil
oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan
kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur
pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice)
atom besi.
sifat fisik, dan kadang-kadang sifat kimia dari suatu material. Secara umum
suhu ekstrem, untuk mencapai hasil yang diinginkan seperti pengerasan atau