Anda di halaman 1dari 13

A.

Judul Percobaan : Titrasi Asam Basa


B. Hari dan Tanggal Percobaan : Kamis, 09 November 2017
C. Tujuan
1. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam
oksalat
2. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH dan
menggunakan indikator universal
3. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH dan
menggunakan indikator ekstrak Buah Naga

D. Tinjauan Pustaka
Asam basa merupakan salah satu zat bak yang berbentuk larutan
maupun non pelarut, sifat dari asam yaitu terasa masam dan basa terasa
pahit. Sifat asam basa juga beracun dan korosif. Hubungan asam basa
dengan PH adalah PH sebagai penentu agar senyawa bisa diketahui
bersifat asam atau basa. Jika PH senyawa dibawah 7 maka senyawa
tersebut bersifat asam, dan jika suatu senyawa PH nya diatas 7 maka
senyawa tersebut bersifat basa.
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi
larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain
yang diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar asam basa didasarkan pada
reaksi netralisasi asam basa. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat dalam proses titrasi. Titrasi asam
basa melibatkan asam maupun basa sebagai titran dan titler.
Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana
sejumlah asam dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung
terjadi perubahan PH. PH pada titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah
garam yang dihasilkan dan netralisasi asam basa. Indikator yang
digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentan PH dimana
titik ekuivalen berada. Pada umumnya titik ekuivalen sulit diamati, yang
mudah diamati adalah titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi adalah kondisi
saat indikator menunjukkan perbedaan warna. Titrasi harus dihentikan
pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna
indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekuivalen.
Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan
titrasi. Kesalahan titrasi adalah kesalahan yang terjadi bila titik akhir titrasi
sama dengan titik ekuivalen, disebabkan oleh kelebihan titrasi.
Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah
dalam air akan terurai dengan sempurna. Oleh karena ituion hidrogen dan
ion hidroksida selama titrasi dapat berlangsung, dihitung dari jumlah asam
basa yang ditambahkan pada titik ekuivalen dari titrasi asam air, yaitu
sama dengan 7.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
Rasa: Masam ketika dilarutkan dalam air
Sentuhan: Asam terasa menyengat bila disentuh, terutama asam kuat
PH: Nilai PH kurang dari 7
Kereaktifan: Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam(korosif)
Hantaran listrik. Asam walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit
yang mengubah lakmus biru menjadi merah
Sifat-sifat basa:
Kaustik
Rasa: rasanya pahit
Sentuhan: licin seperti sabun
PH: nilai PH lebih dari 7
Mengubah lakmus merah menjadi biru. Dapat menghantarkan arus listrik
Larutan baku yang digunakan dalam titrasi adalah asam kuat atau
baa kuat, karena zat zat tersebut bereaksi lebih sempurna dibandingkan
dengan asam/basa lemah. Larutan baku asam dapat dibuat dari HCl, H2SO4
atau HclO4, sedangkan larutan baku basa dapat dibuat dari NaOH atau
KOH. Larutan baku primer adalah larutan yang kosentrasinya dapat
ditentukan dengan perhitungan langsung dari berat zat yang memiliki
kemurnian tinggi,stabil dan bobot ekuivalen tinggi kemudian dilarutkan
sampai volume tertentu. Larutan baku sekunder, konsentrasinya harus
ditentykan terlebih dahulu dengan pembakuan atau standarisasi terhadap
baku primer. Sedangkan larutan baku tersier konsentrasinya harus
ditentukan terlebih dahulu dengan pembekuan atau standarisasi terhadap
baku sekunder. Contoh
-Baku primer : Na2CO3, Na2B4O2, KHP, H2C2O4
-Baku sekunder : H2SO4, NH4OH, KOH
-Baku tersier: HCl
Titrasi dapat berlangsung antara
Asam lemah+basa kuat
CH3COOH + OH- → CH3COO- + H2O
Basa lemah+asam kuat
NH4OH + H3O+ → NH4 + 2H2O
Garam dengan asam kuat
CH3COO- + H3O+ → CH3COOH + H2O
Garam dengan basa kuat
NH4+ + OH- → NH3 + H2O
Berikut ini syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi berhasil:
1. Konsentrasi titrasi harus diketahui, larutan seperti ini disebut larutan
standar
2. Reaksi yang tepat antara titrasi dan senyawa yang dianalisis harus
diketahui
3. Titik ekuivalen harus diketahui
4. Titik akhir titrasi harus diketahui
5. Volume titrasi yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen harus
diketahui secara tepat
Proses titrasi asam-basa sering dipantau dengan pengambaran PH,
larutan yang dianalisis sebagai fungsi jumlah titran yang ditambahkan.
Gambar yang diperoleh disbeut kurva PH atau kurva titrasi. Dalam
titrasi, suatu larutan harus dinetralkan,misalnya asam dimasukkan
kedalam buret lalu dimasukkan kedalam asam mula mula cepat,
kemudian tetes demi tetes sampai titik setara titrasi tersebut tercapai.
Salah satu cara untuk mencapai titik setara adalah melalui perubahan
warna dan indikator asam basa. Titik pada saat dimana indikator
berubah dinamakan titik akhir titrasi. Yang diperlukan adalah
memadamkan titik akhir titrasi indikator dengan titik setara dari
penetralan. Hal ini dapat tercapai jika dapat menentukan indikator yang
perubahan warnanya terjadi dalam selang PH yang melipuyih PH
sesuai dengan titik setara.
 Indikator universal dan Perubahan warna yang terjadi

(http://www.rumuskimia.net/2016/01/cara-menghitung-ph.html)
 Indikator alam dan perubahan warna yang terjadi
N Nama Indikator Warna dalam Asam Warna dalam Basa
o
1 Bunga sepatu Merah Kuning
2 Kubis ungu Merah muda Biru kehijauan

E. Alat dan Bahan


1. Statif dan klem 1 buah
2. Buret 100 mL 1 buah
3. Gelas ukur 2 buah
4. Pipet tetes 4 buah
5. Corong kaca 1 buah
6. Erlenmeyer 250 mL 3 buah
7. Gelas Kimia 1 buah
Bahan:
1. HCl 10 mL
2. C2H2O4 0,5 M
3. NaOH 10 mL
4. Indikator Universal 2 tetes
5. Etanol Secukupnya
6. Ekstrak buah naga 2 tetes
H. Analisis dan Pembahasan

Pada percobaan pertama, kami menentukan konsentrasi NaOH


dengan larutan asam oksalat 10 mL. NaOH. Kami membilas buret menggunakan
larutan NaOH dengan bantuan corong hingga mencapai skala 0.. Kemudian
menggunakan pipet untuk memipet larutan asam oksalat sebanyak 10mL ke
dalam labu Erlenmeyer. Indikator universal sebagai penunjuk titik akhir titrasi.
Larutan universal merupakan larutan yang berwarna merah dan memiliki rentang
PH 1-14. Ketika ditambahkan 2 tetes indikator universal , larutan asam oksalat
berubahwarna menjadi merah dikarenakan indikator universal menunjukkan
suasana asam yakni pada kisaran pH <3. Setelah itu , larutan tersebut di titrasi
dengan larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna yang awalnya berwarna
merah menjadi berwarna hijau kebiruan. Reaksi yang terjadi pada saat titrasi i
adalah sebagai berikut :
C2H2O4 (aq) +2 NaOH (aq) Na2C2O4 (aq) + 2 H2O (l)
Percobaan diulangi sampai 3 kali Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali
agar bisa membandingkan antara hasil dari titrasi pertama kedua dan ketiga dan
memperoleh volume NaOH sebesar V1 = 18 mL, V2 = 17 mL,V3 = 17,5 mL.
Menggunakan persamaan:
M.V.n (asam)= M.V.n(basa)

Berdasarkan data tersebut , didapatkan hasil rata-rata konsentrasi NaOH sebesar


0,57 M..
Percobaan ini mencari konsentrasi larutan asam oksalat. Larutan asam
oksalat merupakan kategori asam kuat karena setelah diberi 2 tetes indikator
universal larutan asam oksalat yakni berubah warna menjadi merah yang
menandakan suasana asam kuat PH dibawah 7 Sedangkan larutan NaOH termasuk
ke dalam larutan basa kuat. Pada saat titik akhir titrasi asam oksalat yang awalnya
berwarna merah menjadi warna hijau, karena sebelum titrasi larutan asam oksalat
di tetesi dengan indikator universal .Kami memilih Indikator universal karena
Indikator universal lebih mudah untuk mengidentifikasi PH karena Trayek PH
Indikator universal adalah 1-14. Titrasi antara basa kuat (NaOH) dengan asam
kuat (asam oksalat)akan habis bereaksi.
Pada percobaan yang kedua , menentukan konsentrasi larutan HCl dengan
menggunakan larutan. Sama seperti percobaan kami yang pertama, buret dibilas
dengan larutan NaOH sampai skala nol dengan bantuan corong dan gelas kimia.
Larutan NaOH merupakan larutan basa kuat yang tidak berwarna. Kemudian
mengambil larutan HCl yang belum diketahui konsentrasinya menggunakan pipet
gondok sebanyak 10mL kedalam labu Erlenmeyer.Kemudian ditambahkan 2 tetes
indikator universal. Setelah Larutan HCl ditambahkan 2 tetes indikator universal
menghasilkan larutan yang berwarna merah. Setelah itu dititrasi dengan larutan
NaOH hingga terjadi perubahan warna dari berwarna merah menjadi berwarna
hijau. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NaOH (aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali agar bisa membandingkan antara hasil dari
titrasi pertama kedua dan ketigadan diperoleh Volume HCl sebesar V1=5,5
mL,V2= 5,7 mL, V3= 5,5 mL
Menggunakan persamaan
M.V.n (asam)= M.V.n(basa)

Berdasarkan data yang diperoleh , konsentrasi rata-rata dari larutan HCl yang
telah dititrasi dengan larutan NaOH 0,57 M adalah sebesar 0,33 M.
Pada percobaan ini dicari konsentrasi larutan HCl. Larutan HCl
merupakan kategori asam kuat karena setelah diberi 2 tetes indikator universal
larutan HCl berubah warna menjadi merah yang menandakan suasana asam kuat
dengan PH dibawah 7. Sedangkan larutan NaOH termasuk ke dalam larutan basa
kuat. Pada saat titik akhir titrasi asam oksalat yang awalnya berwarna merah
menjadi warna hijau.

Percobaan yang ketiga sama dengan percobaan kedua, yaitu menggunakan


larutan HCl dan NaOH dan indikator alami yang digunakan adalah ekstrak dari
kulit Buah Naga. HCl adalah asam kuat, sementara NaOH adalah basa kuat.
Setelah buret dibilas dengan NaOH sampai skala nol lalu diteteskan 2
tetes indikator ekstrak kulit Buah Naga ke dalam larutan HCl , terjadi perubahan
dari warna larutan HCl yang berwarna bening menjadi berwarna ungu. Setelah
dititrasi dengan larutan NaOH , terjadi perubahan warna dari ungu menjadi merah
muda. Hal ini karena titik ekivalen dari titrasi yang berada pada pH = 7.
Berdasarkan data yang telah diperoleh , menggunakan persamaan yang sama
dengan percobaan pertama dan kedua untuk menentukan konsentrasii HCl maka
diperoleh volume HCl sebesar V1=6,2 mL, V2=5,9 mL, V3=5,7mL

J. Kesimpulan
Dari ketiga percobaan yang telah kami lakukan , kami dapat
menyimpulkan beberapa konsentrasi larutan hasil dari titrasi adalah sebagai
berikut :

1. Konsentrasi larutan NaOH menggunakan indikator universal sebesar


0,55 M

2. Konsentrasi HCl hasil titrasi menggunakan indikator universal yaitu


0,5843M.

3. Konsentrasi HCl dengan menggunakan indikator ekstrak kulit Buah Naga


adalah sebesar 0,297 M

K. Daftar Pustaka
Brady, JEA Holum J.L.1998. Fundamental of chemistry.3 Ed.New York:
John Wiley and Inc.
Chang,Raymond.2005.Kimia Dasar 1 Jilid 2.Jakarta:Erlangga.
Charles W,dkk.1980.Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 1.Jakarta:Erlangga
Harry,Firman.1990.I.Kimia Dasar II. Bandung: Ikip Bandung.
Keenan.et.1984.Kimia Untuk Universitas 1 Edisi Keenam.Jakarta: Erlangga
Tim Kimia Dasar. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Mengetahui, Surabaya, 9 November 2017
Dosen/ Asisten pembimbing Praktikan

(........................................) (......................................)

L. Lampiran

Alat dan bahan


Hasil Titrasi Percobaan pertama

Hasil Titrasi percobaan kedua

Hasil Titrasi percobaan ketiga

JAWABAN PERTANYAAN

1. Mengapa pada titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat menggunakan


indikator universal?

1. Karena indikator universal mempunyai trayek pH yng sangat besar yaitu


mulai dari 1-14. Indikator Universal untuk menentukan nilai pH suatu zat,
lebih mudah dari yang dapat dilakukan oleh kertas lakmus, fenolftalen,
metil merah dan indikator-indikator lain, karena warnanya sama saja untuk
rentang pH yang cukup lebar. Nilai pH dapat di tentukan dengan indikator
pH (indikator universal) yang memperlihatkan warna bermacam-macam
untuk tiap nilai pH yang relatif sempit.

2. Apa perbedaan titik ekivalen dengan titik akhir titrasi ?

Titik ekivalen adalah titik dimana jumlah mol larutan yang dititrasi (titran)
sama dengan mol larutan yang digunakan untuk menitrasi (titer)

Titik akhir titrasi adalah suatu keadaan dimana titik ekuivalen sudah
tercapai, akan tetapi jumlah titer terus ditambah sehingga kelebihan titer
tersebut akan bereaksi dengan indikator

3. Pada larutan di atas , mana yang berfungsi sebagai larutan baku primer ,
larutan baku sekunder dan larutan baku tersier ?

- Larutan C2H2O4 (asam oksalat) berfungsi sebagai larutan baku primer.

- Larutan NaOH berfungsi sebagai larutan baku sekunder.

- Larutan HCl sebagai larutan baku tersier.

PERHITUNGAN

1. Perhitungan Larutan NaOH dengan asam oksalat(indikator universal)

a. (M.V.n) asam oksalat = (M.V.n) NaOH

0,5 . 10 . 2 = M . 18 . 1

10 = 18M

M = 0,56 M

b. (M.V.n) asam oksalat = (M.V.n) NaOH


0,5 . 10 . 2 = M . 17 . 1

10 = 17 M

M = 0,58 M

c. (M.V.n) asam oksalat = (M.V.n) NaOH

0,5 . 10 . 2 = M . 17,5 . 1

10 = 17,5 M

M = 0,57 M

0,56+0,58+0,57
Rata-rata = = 0,57 M
3

2. Perhitungan Larutan NaOH dengan larutan HCl (indikator universal)

a. (M.V.n) HCl = (M.V.n) NaOH

M . 10 . 1 = 0,57 . 5,5 . 1

10 M = 3,315

M = 0, 3315 M

b. (M.V.n) HCl = (M.V.n) NaOH

M . 10 . 1 = 0,57 . 5,7 . 1

10 M = 3,25

M = 0, 325 M

c. (M.V.n) HCl = (M.V.n) NaOH

M . 10 . 1 = 0,57 . 5,5 . 1
10 M = 3,315

M = 0, 3315 M

0,3315+ 0,325+0,3315
Rata-rata = = 0,329 M
3

3. Perhitungan Larutan NaOH dengan larutan HCl (indikator alami)

a. (M.V.n) HCl = (M.V.n) NaOH

M . 10 . 1 = 0,57 . 6,2 . 1

10 M = 3,534

M = 0, 3534 M

b. (M.V.n) HCl = (M.V.n) NaOH

M . 10 . 1 = 0,57 . 5,9 . 1

10 M = 3,363

M = 0, 363 M

c. (M.V.n) HCl = (M.V.n) NaOH

M . 10 . 1 = 0,57 . 5,7 . 1

10 M = 3,249

M = 0, 3249 M

0,3534+0,3363+0,3249
Rata-rata = = 0,3382 M
3

Anda mungkin juga menyukai