D. Tinjauan Pustaka
Asam basa merupakan salah satu zat bak yang berbentuk larutan
maupun non pelarut, sifat dari asam yaitu terasa masam dan basa terasa
pahit. Sifat asam basa juga beracun dan korosif. Hubungan asam basa
dengan PH adalah PH sebagai penentu agar senyawa bisa diketahui
bersifat asam atau basa. Jika PH senyawa dibawah 7 maka senyawa
tersebut bersifat asam, dan jika suatu senyawa PH nya diatas 7 maka
senyawa tersebut bersifat basa.
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi
larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain
yang diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar asam basa didasarkan pada
reaksi netralisasi asam basa. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat dalam proses titrasi. Titrasi asam
basa melibatkan asam maupun basa sebagai titran dan titler.
Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana
sejumlah asam dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung
terjadi perubahan PH. PH pada titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah
garam yang dihasilkan dan netralisasi asam basa. Indikator yang
digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentan PH dimana
titik ekuivalen berada. Pada umumnya titik ekuivalen sulit diamati, yang
mudah diamati adalah titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi adalah kondisi
saat indikator menunjukkan perbedaan warna. Titrasi harus dihentikan
pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna
indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekuivalen.
Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan
titrasi. Kesalahan titrasi adalah kesalahan yang terjadi bila titik akhir titrasi
sama dengan titik ekuivalen, disebabkan oleh kelebihan titrasi.
Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah
dalam air akan terurai dengan sempurna. Oleh karena ituion hidrogen dan
ion hidroksida selama titrasi dapat berlangsung, dihitung dari jumlah asam
basa yang ditambahkan pada titik ekuivalen dari titrasi asam air, yaitu
sama dengan 7.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
Rasa: Masam ketika dilarutkan dalam air
Sentuhan: Asam terasa menyengat bila disentuh, terutama asam kuat
PH: Nilai PH kurang dari 7
Kereaktifan: Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam(korosif)
Hantaran listrik. Asam walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit
yang mengubah lakmus biru menjadi merah
Sifat-sifat basa:
Kaustik
Rasa: rasanya pahit
Sentuhan: licin seperti sabun
PH: nilai PH lebih dari 7
Mengubah lakmus merah menjadi biru. Dapat menghantarkan arus listrik
Larutan baku yang digunakan dalam titrasi adalah asam kuat atau
baa kuat, karena zat zat tersebut bereaksi lebih sempurna dibandingkan
dengan asam/basa lemah. Larutan baku asam dapat dibuat dari HCl, H2SO4
atau HclO4, sedangkan larutan baku basa dapat dibuat dari NaOH atau
KOH. Larutan baku primer adalah larutan yang kosentrasinya dapat
ditentukan dengan perhitungan langsung dari berat zat yang memiliki
kemurnian tinggi,stabil dan bobot ekuivalen tinggi kemudian dilarutkan
sampai volume tertentu. Larutan baku sekunder, konsentrasinya harus
ditentykan terlebih dahulu dengan pembakuan atau standarisasi terhadap
baku primer. Sedangkan larutan baku tersier konsentrasinya harus
ditentukan terlebih dahulu dengan pembekuan atau standarisasi terhadap
baku sekunder. Contoh
-Baku primer : Na2CO3, Na2B4O2, KHP, H2C2O4
-Baku sekunder : H2SO4, NH4OH, KOH
-Baku tersier: HCl
Titrasi dapat berlangsung antara
Asam lemah+basa kuat
CH3COOH + OH- → CH3COO- + H2O
Basa lemah+asam kuat
NH4OH + H3O+ → NH4 + 2H2O
Garam dengan asam kuat
CH3COO- + H3O+ → CH3COOH + H2O
Garam dengan basa kuat
NH4+ + OH- → NH3 + H2O
Berikut ini syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi berhasil:
1. Konsentrasi titrasi harus diketahui, larutan seperti ini disebut larutan
standar
2. Reaksi yang tepat antara titrasi dan senyawa yang dianalisis harus
diketahui
3. Titik ekuivalen harus diketahui
4. Titik akhir titrasi harus diketahui
5. Volume titrasi yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen harus
diketahui secara tepat
Proses titrasi asam-basa sering dipantau dengan pengambaran PH,
larutan yang dianalisis sebagai fungsi jumlah titran yang ditambahkan.
Gambar yang diperoleh disbeut kurva PH atau kurva titrasi. Dalam
titrasi, suatu larutan harus dinetralkan,misalnya asam dimasukkan
kedalam buret lalu dimasukkan kedalam asam mula mula cepat,
kemudian tetes demi tetes sampai titik setara titrasi tersebut tercapai.
Salah satu cara untuk mencapai titik setara adalah melalui perubahan
warna dan indikator asam basa. Titik pada saat dimana indikator
berubah dinamakan titik akhir titrasi. Yang diperlukan adalah
memadamkan titik akhir titrasi indikator dengan titik setara dari
penetralan. Hal ini dapat tercapai jika dapat menentukan indikator yang
perubahan warnanya terjadi dalam selang PH yang melipuyih PH
sesuai dengan titik setara.
Indikator universal dan Perubahan warna yang terjadi
(http://www.rumuskimia.net/2016/01/cara-menghitung-ph.html)
Indikator alam dan perubahan warna yang terjadi
N Nama Indikator Warna dalam Asam Warna dalam Basa
o
1 Bunga sepatu Merah Kuning
2 Kubis ungu Merah muda Biru kehijauan
Berdasarkan data yang diperoleh , konsentrasi rata-rata dari larutan HCl yang
telah dititrasi dengan larutan NaOH 0,57 M adalah sebesar 0,33 M.
Pada percobaan ini dicari konsentrasi larutan HCl. Larutan HCl
merupakan kategori asam kuat karena setelah diberi 2 tetes indikator universal
larutan HCl berubah warna menjadi merah yang menandakan suasana asam kuat
dengan PH dibawah 7. Sedangkan larutan NaOH termasuk ke dalam larutan basa
kuat. Pada saat titik akhir titrasi asam oksalat yang awalnya berwarna merah
menjadi warna hijau.
J. Kesimpulan
Dari ketiga percobaan yang telah kami lakukan , kami dapat
menyimpulkan beberapa konsentrasi larutan hasil dari titrasi adalah sebagai
berikut :
K. Daftar Pustaka
Brady, JEA Holum J.L.1998. Fundamental of chemistry.3 Ed.New York:
John Wiley and Inc.
Chang,Raymond.2005.Kimia Dasar 1 Jilid 2.Jakarta:Erlangga.
Charles W,dkk.1980.Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 1.Jakarta:Erlangga
Harry,Firman.1990.I.Kimia Dasar II. Bandung: Ikip Bandung.
Keenan.et.1984.Kimia Untuk Universitas 1 Edisi Keenam.Jakarta: Erlangga
Tim Kimia Dasar. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Mengetahui, Surabaya, 9 November 2017
Dosen/ Asisten pembimbing Praktikan
(........................................) (......................................)
L. Lampiran
JAWABAN PERTANYAAN
Titik ekivalen adalah titik dimana jumlah mol larutan yang dititrasi (titran)
sama dengan mol larutan yang digunakan untuk menitrasi (titer)
Titik akhir titrasi adalah suatu keadaan dimana titik ekuivalen sudah
tercapai, akan tetapi jumlah titer terus ditambah sehingga kelebihan titer
tersebut akan bereaksi dengan indikator
3. Pada larutan di atas , mana yang berfungsi sebagai larutan baku primer ,
larutan baku sekunder dan larutan baku tersier ?
PERHITUNGAN
0,5 . 10 . 2 = M . 18 . 1
10 = 18M
M = 0,56 M
10 = 17 M
M = 0,58 M
0,5 . 10 . 2 = M . 17,5 . 1
10 = 17,5 M
M = 0,57 M
0,56+0,58+0,57
Rata-rata = = 0,57 M
3
M . 10 . 1 = 0,57 . 5,5 . 1
10 M = 3,315
M = 0, 3315 M
M . 10 . 1 = 0,57 . 5,7 . 1
10 M = 3,25
M = 0, 325 M
M . 10 . 1 = 0,57 . 5,5 . 1
10 M = 3,315
M = 0, 3315 M
0,3315+ 0,325+0,3315
Rata-rata = = 0,329 M
3
M . 10 . 1 = 0,57 . 6,2 . 1
10 M = 3,534
M = 0, 3534 M
M . 10 . 1 = 0,57 . 5,9 . 1
10 M = 3,363
M = 0, 363 M
M . 10 . 1 = 0,57 . 5,7 . 1
10 M = 3,249
M = 0, 3249 M
0,3534+0,3363+0,3249
Rata-rata = = 0,3382 M
3