Anda di halaman 1dari 29

NAMA : ALIYA DWI ROHALI NAMA GURU : BU ADE DARMINI

IMAS SITI SOLEHAH BU EVI NUR APRIANY


RAFLI SEPTIANA
KELAS : XI TEI B PENGUAT DIFFERENSIAL TANGGAL :

AMPLIFIER
SMKN 1 CIMAHI PARAF :

Tujuan:

Setelah praktikum ini peserta dapat :

 Menjelaskan prinsip kerja penguat diferensial


 Menentukan penguatan common-mode dan CMRR penguat diferensial
 Membuat kesimpulan berdasarkan tujuan dan hasil praktikum.

Pendahuluan :
Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction Transistor) yang
identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat dua sinyal masukan
(input) yaitu Vin+ dan Vin-. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (VID = 0), maka
keluaran VOD = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu
tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga VOD = 0.
Apabila terdapat perbedaan antara sinyal Vin+ dan Vin-, maka Vid = Vin+ – Vin-. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda
dengan IC2, sehingga harga VOD meningkat sesuai dengan besar penguatan Transistor.
Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade).
Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan
berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (AD) adalah hasil kali antara penguatan
penguat diferensial pertama (VD1) dan penguatan penguat diferensial kedua (VD2).

Alat dan Bahan:

 Power Supply DC = 1 buah


 AFG = 1 buah
 Multimeter = 1 buah
 Projectboard = 1 buah
 Transistor (NPN) 2N3904 = 2 buah
 Resistor 100 Ω = 2 buah; 2,7 kΩ = 2 buah; 6,8 kΩ = 3 buah, 100 kΩ = 1 buah
 Potensiometer/trimpot 10 kΩ = 2 buah

Langkah Kerja:

1. Persiapkan modul dan kelengkapannya sesuai dengan topik!


2. Buat rangkaian sesuai dengan gambar kerja berikut!
3. Jangan dulu menghubungkan power supply ke rangkaian. Potensiometer R1 digunakan untuk
menyeimbangkan penguat dengan mengkompensasi perbedaan transistor dan komponen-
komponen pada setiap separuh rangkaian penguat.
4. Atur potensiometer pada posisi skala tengahnya sehingga setiap transistor mendapatkan
setengah harga potensimeter.
5. Hubungkan resistor 100Ω secara paralel dengan resistor basis 2,7 kΩ (masing-masing satu untuk
setiap basis).
6. Hubungkan power supply DC pada rangkaian. Hubungkan voltmeter diantara output kedua
transistor untuk mengukur perbedaan tegangan ouputnya.
Tegangan ini adalah tegangan output offset (VOO).

7. Catat hasilnya pada tabel berikut ini.

Tabel Hasil Percobaan

Tegangan Offset Output VOO = 0V

Tegangan Offset Input VIO = 0V

Tegangan Input Diferensial VID = 15mV

Tegangan Output Diferensial VOD = VO/Y = 0x

Penguatan Diferensial AVD = 0V

Tegangan Input Common-Mode VICM = 0V


Tegangan Output Common-Mode VOCM = AD/AC = 0x

Penguatan Common-Mode AVCM = AD/AC = 0x

Rasio Penolakan Common-Mode CMRR = 0V

8. Cabut resistor 100Ω yang dirakit pada langkah 3. Dengan voltmeter masih terhubung untuk
mengukur tegangan output diferensial, atur R1 sehingga voltmeter menunjukkan 0 volt. Hal ini
berarti output penguat telah berhasil dikompensasi dan dinolkan.
9. Hubungkan pembagi tegangan berikut pada Vin+, biarkan Vin- terhubung terbuka.

8. Atur potensiometer sehingga output pembagi tegangan bernilai 0 volt. Hubungkan output
pembagi tegangan ke input Vin+ penguat, dan atur potensiometer hingga menghasilkan output
DC 15 mV. Catat hasilnya pada tabel 1.1 di atas sebagai VID.
9. Hubungkan voltmeter untuk mengukur tegangan output diferensial (diantara kedua kolektor).
Catat hasilnya sebagai VOD pada tabel.
10. Hitung penguatan tegangan diferensial (AVD) penguat tersebut. Catat hasilnya pada tabel.

11. Hitung nilai tegangan offset input (VIO) dengan membagi tegangan offset output (VOO) dengan
penguatan tegangan diferensial Avd.
12. Hubungkan jumper pada input Vin+ ke Vin- sehingga keduanya memiliki input yang sama. Atur
potensio pembagi tegangan hingga menghasilkan output maksimum, sekitar 100 mV. Ukur dan
catat hasil pengukuran tegangan input common-mode (VICM) pada tabel.
13. Gunakan voltmeter untuk mengukur tegangan output diferensial penguat tersebut. Catat
hasilnya sebagai VOCM pada tabel.
14. Hitung penguatan common-mode (AVCM) penguat dan catat hasilnya pada tabel. (AVCM =
VOCM / VICM)
15. Hitung CMRR penguat tersebut dan catat hasilnya pada tabel.
Kesimpulan :

Dapat disimpulkan bahwa rangkaian penguat differensiator adalah rangkaian untuk menghilangkan
noice/gangguan Cara kerja dan rangkaian ini sangat sederhana yaitu : Bila pada masukan diberi sinyal
diferensial maka terjadi aliran arus dari Q1 dan Q2 sehingga tegangan jatuh pada Re adalah konstan.
Dengan demkian tidak ada feed - back negatip bagi sinyal differensial.
NAMA : ALIYA DWI ROHALI NAMA GURU : BU ADE DARMINI
IMAS SITI SOLEHAH BU EVI NUR APRIANY
RAFLI SEPTIANA
KELAS : XI TEI B SUMMING AMPLIFIER TANGGAL :

SMKN 1 CIMAHI PARAF :

Tujuan:

Setelah praktikum ini peserta dapat :

1. Membuat rangkaian Summing untuk penjumlahan sinyal-sinyal linier.


2. Membandingkan sinyal keluaran dengan sinyal masukan menggunakan CRO.
3. Membuat kesimpulan berdasarkan tujuan dan hasil praktikum.
Pendahuluan :
Rangkaian ini juga menerapkan sistem feedback negatip, masukan diumpankan pada masukan
inverting Op-Amp dan masukan yang dipasangkan boleh lebih dari dua. Besar tegangan keluaran
merupakan jumlah dari semua tegangan masukan yang dipasangkan dan tergantung pula dengan
besar penguatannya.

Rf Rf
Vo 1   .Vi 1 Vo 2   .Vi 2
R1 R
dan 2

Sedangkan tegangan keluaran merupakan jumlah dari keduanya, yaitu:

Rf Rf
Vo  (  .Vi 1 )  (  .Vi 2 )
Vo = Vo1 + Vo2 atau
R1 R2

Sehingga didapatkan rumus untuk n masukan adalah:

Vi 1 Vi 2 Vi
Vo  Rf(   ....... N )
R1 R 2 RN
Alat dan Bahan:

 Power Supply DC Dual Voltage = 1 buah


 AFG = 1 buah
 Multimeter = 1 buah
 Oscilloscope = 1 buah
 Projectboard = 1 buah
 IC LM741 = 1 buah
 Resistor 1 kΩ = 1 buah; 4,7 kΩ = 2 buah; 10 kΩ = 3 buah; 22 kΩ = 2 buah; 47 kΩ = 2 buah
 Potensiometer/trimpot 1 MΩ = 2 buah
 Saklar SPDT/Jumper secukupnya

Percobaan 4.1: Mengukur Tegangan Output Rangkaian Penjumlah (Summing)


Langkah Kerja:

1. Persiapkan modul dan kelengkapannya sesuai dengan topik!


2. Buat rangkaian sesuai dengan gambar kerja berikut!

Rf Rf
Vo 1   .Vi 1 Vo 2   .Vi 2
R1 dan R2

Sedangkan tegangan keluaran merupakan


jumlah dari keduanya, yaitu:
Vo = Vo1 + Vo2 atau sehingga didapatkan
rumus untuk n masukan adalah:

Vi 1 Vi 2 Vi
Vo  Rf(   ....... N )
R1 R 2 RN
3. Atur tegangan masukan P1 dan P2 sesuai dengan tabel
dan ukur tegangan keluarannya. Kemudian catat hasilnya pada tabel yang disediakan!

a. Untuk R1=4k7, R2=10k dan Rf=10k

Vi1 (Masukan) untuk P1 -5V -3V -1,5V 0V 1,5V 3V 5V

Vi2 (Masukan) untuk P2 -1,5V -1V -0,5V 0V 0,5V 1V 1,5V


Vo (Keluaran) 10V 7V 4V 0V 4V 6V 8,4V

b. Untuk R1=4k7, R2=10k dan Rf=22k

Vi1 (Masukan) untuk P1 -3V -1,5V 0V 1,5V 3V

Vi2 (Masukan) untuk P2 5V -3,5V 0V 0,5V -5V

Vo (Keluaran) 3,8V 11V 0V -9V -1V

c. Untuk R1=4k7, R2=10k dan Rf=47k

Vi1 (Masukan) untuk P1 -3V -1,5V 0V 1,5V 3V

Vi2 (Masukan) untuk P2 5V -3,5V 0V 0,5V -5V

Vo (Keluaran) 7,8V 8V 0V -8V -7,8V

4. Berdasarkan nilai komponen pada percobaan 3a, 3b dan 3c, dengan memberikan
tegangan masukan Vi1=1 volt dan Vi2=-0.5 volt, hitunglah penguatan dan tegangan
keluaran!
Rf Rf
Vo  (  .Vi 1 )  (  .Vi 2 )
a.
R1 R2

K −10 K b. c.
. ( −10
4K7
×V 1)+ (
10 K
×V 2 )
( −22 K
×V 1 +
−22 K
)( ×V 2 ) ( −47 K
×V 1 )+ (
−47 K
× V 2)
4 K7 10 K 4K7 10 K
Vo =(-2,12 ×V 1 )+(-1 ×V 2 ) Vo =(-4 ×V 1 )+(-2,2 ×V 2 ) Vo =(-2,12 ×V 1 )+(-1
×V 2 )
−5 Vo1 =(-4,68 ×−3 )+(-2,2 ×5 ) Vo1 =(-2,12 ×−3 )+(-1 ×5 )
Vo1 =(-2,12 )+(-1
׿ =14,04+(-11) = 30+(-23,5)
×(−1,5) 5) =3,04V =6,5V
=10,6+1,5
=12,1V
Vo2 =(-2,12 ×(−3) )+(-1 Vo 2=(-4,68 ×−1,5 )+(-2,2 Vo2 =(-2,12 ×−1,5 )+(-1
×(−1) ) ×−3,5 ) ×−3,5 )
=6,36+1 =7,02+7,7 =15+16,45
=7,36V =14,72V =6,5V
Vo3 =(-2,12 ×(−1,5) )+(-1 Vo3 =(-4 ×0 )+(-2,2 ×0 ) Vo3 =(-2,12 ×0 )+(-1 ×0 )
×(0,5) ) =0V =0V
=3,18+0,5
=3,68V
Vo 4=(-2,12 ×0 )+(-1 ×0 ) Vo4 =(-4,68 ×1,5 )+(-2,2 Vo4 =(-2,12 ×1,5 )+(-1
=0V ×0,5 ) ×0,5 )
=7,02+1,1 =(-1,5)+(-23,5)
=8,12V =-17,35V
Vo5 =(-4,68 ×3 )+(-2,2 ×5 ) Vo5 =(-2,12 ×3 )+(-1 ×−5 )
=-14,04+11 =-30+23,5
=-3,04V =-6,5V
Kesimpulan:

Jadi rangkaian summing adalah sebuah rangkaian penjuamlah, yang menjumlahkan


Dua atau lebih tegangan listrik. Rangkaian ini dibuat dari ic OP-Amp. Pada dasarnya rangkaian
summing ini sama seperti rangkaian op-amp lainnya yang mebedakan hanyalah pengaturan
tahanan pada input nya . summing ini tegangan yang keluaran berkebalikan dengan tegangan
masukan akibat penggunaan dasar inverting dan non inverting yang berada pada op-amp. Tegangan
input seolah olah dijumlahkan padahal sebenarnya hanya memanfaatkan hubungan parallel antar
tahanan input.
NAMA : ALIYA DWI ROHALI NAMA GURU : BU ADE DARMINI
IMAS SITI SOLEHAH BU EVI NUR APRIANY
RAFLI SEPTIANA
KELAS : XI TEI B SUBSTRACTOR TANGGAL :

SMKN 1 CIMAHI PARAF :

Tujuan:

Setelah praktikum ini peserta dapat :

1. Membuat rangkaian Substractor untuk pengurangan sinyal-sinyal linear.


2. Membandingkan sinyal keluaran dengan sinyal masukan menggunakan CRO.
3. Membuat kesimpulan berdasarkan tujuan dan hasil praktikum.

Pendahuluan :
Rangkaian ini juga menerapkan system feedback negatip, satu masukan diumpankan pada
masukan inverting Op-Amp dan satu masukan lagi dipasangkan pada noninverting. Besar tegangan
output merupakan hasil pengurangan dari semua tegangan input yang dipasangkan dan tergantung pula
dengan besar penguatannya.

Mencari Vo dengan prinsip superposisi, dimana:


Rf
Vo 1 =− . Vi
bila Vi2 = 0 , maka
R1 1

R3 R1 + Rf

bila Vi1 = 0, maka


Vo 2 =
( R2 + R 3 )R1
. Vi2

R 1 + R f R3 R

maka Vo = Vo1 + Vo2 =


( )
R 2 + R3 R1
Vi 2 − f Vi 1
R1

R 3 Rf Rf
Vo= Vi −Vi 1 )
R1 ( 2
=
Jika R 2 R1 , maka serta

Jika R1 = R2 = R3 = Rf, maka Vo = (Vi 2 - Vi1)


Alat dan Bahan:
 Power Supply DC Dual Voltage = 1 buah
 AFG = 1 buah
 Multimeter = 1 buah
 Oscilloscope = 1 buah
 Projectboard = 1 buah
 IC LM741 = 1 buah
 Resistor 1 kΩ = 1 buah; 4,7 kΩ = 2 buah; 10 kΩ = 3 buah; 22 kΩ = 2 buah; 47 kΩ = 2 buah
 Potensiometer/trimpot 1 MΩ = 2 buah
Mengukur Tegangan Output Rangkaian Selisih (Substractor)

Langkah Kerja:

1. Persiapkan modul dan kelengkapannya sesuai dengan topik!


2. Buat rangkaian sesuai dengan gambar kerja berikut!
3. Atur tegangan masukan P1 dan P2 sesuai dengan tabel dan ukur tegangan keluarannya.
Kemudian catat hasilnya pada tabel yang disediakan!
4. Ulangi langkah 3 dengan mengubah nilai Rf menjadi 1k,10k, 4k7, 22k, dan 47k
a. Untuk Rf=1k

Vi1 -5V -3V -1,5V 0V 1,5V 3V 5V

Vi2 -1,5V -1V -0,5V 0V 0,5V 1V 1,5V

Vo -0,35V -0,2V -0,1V 0V 0,09V 2V 3,2V

b. Untuk Rf=10k

Vi1 -5V -3V -1,5V 0V 1,5V 3V 5V

Vi2 -1,5V -1V -0,5V 0V 0,5V 1V 1,5V

Vo -3,5V -1,9V -0,9V 0V 0,9V 2V 3,2V

c. Untuk Rf=4k7

Vi1 -5V -3V -1,5V 0V 1,5V 3V 5V

Vi2 -1,5V -1V -0,5V 0V 0,5V 1V 1,5V

Vo -0,15V -0,9V -0,4V 0V 0,5V 1V 0,2V

d. Untuk Rf=22k

Vi1 -5V -3V -1,5V 0V 1,5V 3V 5V

Vi2 -1,5V -1V -0,5V 0V 0,5V 1V 1,5V

Vo -7V -4,4V -2,2V 0V 2V 4V 7,5V

e. Untuk Rf=47k

Vi1 -5V -3V -1,5V 0V 1,5V 3V 5V

Vi2 -1,5V -1V -0,5V 0V 0,5V 1V 1,5V

Vo -7,9V -7,8V -4,5V 0V 4,4V 7,9V 8V


5. Berdasarkan nilai komponen pada percobaan 4a, 4b dan 4c, 4d, 4e dengan memberikan
tegangan masukan P1=1 volt dan P2=-0.5 volt, hitunglah penguatan dan tegangan keluaran!

Kesimpulan :

Tujuan:

Setelah pelatihan ini peserta dapat :

1. Membuat rangkaian Integrator dan diferensiator menggunakan op-amp.


2. Menggambar sinyal keluaran dan masukan sebagai hasil pengukuran menggunakan CRO.
3. Membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang berbasis pada teori.

Pendahuluan :
Differesiator adalah rangkaian dimana tegangan keluarannya mempunyai nilai proporsional terhadap
perubahan rata-rata tegangan masukan. Rangkaian ini dapat mengubah tegangan gelombang segitiga
menjadi gelombang segiempat. Secara teori rangkaian listrik Differesiator digambarkan sebagai berikut
Rangkaian ini memiliki kelemahan dari segi pembebanan baik dari masukan maupun dari keluaran,
karena resistansi dalam sumber tegangan dan resistansi beban akan mempengaruhi nilai RC sama seperti
pada Integrator. Untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakan sebuah Op-Amp, yang kita ketahui
memiliki resistansi input sangat besar dan resistansi output yang sekecil-kecilnya.

Alat dan Bahan :

 Power Supply DC Dual Voltage = 1 buah


 AFG = 1 buah
 Multimeter = 1 buah
 Oscilloscope = 1 buah
 Projectboard = 1 buah
 IC LM741 = 1 buah
 Resistor 1 kΩ = 1 buah; 470 Ω = 1 buah; 22 kΩ = 1 buah; 10 kΩ = 2 buah
 Elco 10uF = 1 buah; 22uF = 1 buah; 33uF = 1 buah
NAMA : ALIYA DWI ROHALI NAMA GURU : BU ADE DARMINI
IMAS SITI SOLEHAH BU EVI NUR APRIANY
RAFLI SEPTIANA

KELAS : XI TEI B DIFFERENSIATOR TANGGAL :

SMKN 1 CIMAHI PARAF :

Langkah Kerja:

1. Persiapkan modul dan kelengkapannya sesuai dengan topik!


2. Buat rangkaian sesuai dengan gambar kerja berikut!

3. Sambungkan saluran masukan dengan AFG, atur tegangan AFG sebesar 1Vp-p, atur sinyal pada
gelombang segi-tiga dan atur frekuensi masukan sesuai dengan data. Ukur dan gambarkan
bentuk sinyal yang ditampilkan oleh CRO.!
4. Hitung keluaran atau vot dari rangkaian differensiator

Frekuensi V1 R(K ohm) C(Mf) Vo Vo


(WRCCos(wt))
100 5 100 0,1 5,2V 1,095V
100 5 100 0,002 2,6V 1,021V
500 5 100 0,002 4,8V 0,545V
500 5 47 0,002 8V 0,256V
1000 5 47 0,002 8,8V 2,773V
100 5 47 0,001 2,5V 0,0051V

1. Vo = -WRCVin Cos (wt)


= -2phi.F.R.Vin Cos (wt)
= -2*3,14*100 (100.103)(0,1.10-6)
= -628. 1.105*0,1.10-6.5Cos (wt)
= -3,14.Cos(628)
= 1,095V

2. Vo = -WRCVin Cos (wt)


= -2phi.F.R.Vin Cos (wt)
= -2*3,14*100 (100.103)(0,002.10-6)
= -628. 2.10-4Cos (wt)
= -0,628. Cos(628)
= 0,021V
3. Vo = -WRCVin Cos (wt)
= -2phi.F.R.Vin Cos (wt)
= -2*3,14*100 (100.103)(0,1.10-6).5 Cos(wt)
= -3140*2*10-4.5Cos(wt)
= -31400.10-4.Cos(wt)
= -3,14 Cos(3140)
= 0,545V
4. Vo = -WRCVin Cos (wt)
= -2phi.F.R.Vin Cos (wt)
= -2.3,14.500.4700.2*10-9.5.Cos(wt)
= -1475800.10-6 Cos(wt)
= -1,4758 Cos(3140)
= 0,256V
5. Vo = -WRCVin Cos (wt)
= -2phi.F.R.Vin Cos (wt)
= -2.3,14.1000.47.103.2.10-9.5Cos(wt)
= -2951.600.10-6Cos(6280)
= -1,4758 Cos(3140)
= 2,773V
6. Vo = -WRCVin Cos (wt)
= -2phi.F.R.Vin Cos (wt)
= -2.3,14.100.47.103.1*10-9.5.Cos(wt)
= -628.47.1.10-6..5Cos(wt)
= -147,580 10-6.Cos(wt)
= 0,00315V
Kesimpulan :
I. Pendahuluan
NAMA : ALIYA DWI ROHALI NAMA GURU : BU ADE DARMINI
IMAS SITI SOLEHAH BU EVI NUR APRIANY
RAFLI SEPTIANA
KELAS : XI TEI B OSILATOR NON SINUS TANGGAL :

SMKN 1 CIMAHI PARAF :

Pengertian Osilator
Osilator adalah sebuah rangkaian elektronika yang dapat menghasilkan keluaran gelombang yang
berubah-ubah secara periodik terhadap waktu. Istilah Osilator seringkali disamakan dengan “generator
sinyal”. Generator sinyal dikelompokkan menurut bentuk gelombang yang dihasilkannya.

Generator Gelombang Persegi


Generator gelombang persegi termasuk keluarga osilator yang disebut sebagai multivibrator. Tepatnya,
generator ini termasuk jenis multivibrator astabil atau multivibrator bergerak bebas (free-running)
karena outputnya terus menerus berubah keadaannya (high/low) tanpa adanya input.
II. Tujuan:
Setelah pelatihan ini peserta dapat :

1. Membuat berbagai rangkaian osilator menggunakan op-amp.


2. Menggambar sinyal keluaran dan masukan sebagai hasil pengukuran menggunakan CRO.
3. Membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang berbasis pada teori.

III. Alat dan Bahan:


 Power Supply DC Dual Voltage = 1 buah
 AFG = 1 buah
 Multimeter = 1 buah
 Oscilloscope = 1 buah
 Projectboard = 1 buah
 IC LM741 = 1 buah
 Resistor 10 kΩ = 1 buah; 18 kΩ = 1 buah; 22 kΩ = 2 buah
 Elco 0,01uF = 1 buah; 0,05uF = 1 buah; 0,1uF = 1 buah

Percobaan 7.1: Mengamati Generator Gelombang Persegi

IV. Langkah Kerja:


1. Persiapkan modul dan kelengkapannya sesuai dengan topik!
2. Buat rangkaian sesuai dengan gambar kerja berikut!
R2 = 22 kΩ; R3 = 18 kΩ

3. Nyalakan Power Supply.


4. Gunakan osiloskop, amati bentuk gelombang pada C! Ukur dan catat nilai tegangan peak-to-
peaknya!
+VT = ….. Volt; -VT = …… Volt.

5. Gunakan osiloskop, amati bentuk gelombang pada Vo! Ukur dan catat nilai tegangan peak-to-
peaknya!
+Vsat = ….. Volt; -Vsat = …… Volt.

6. Hitung fout menggunakan rumus!


7. Catat fout yang dihasilkan pada tabel di bawah!
R1 C Fout (Hz)

(Ω) (uF) Perhitungan Pengukuran

10k 0,47 33,829 0,33

10k 0,1 159 1,8

10k 1 15,9 0,16

22k 1 7,22 0,075

8. Ukur fout dan catat pula hasilnya pada tabel di atas!


9. Ulangi langkah 6 – 8 dengan mengganti R1 dan C sesuai dengan nilai-nilai yang tertera pada
tabel!

V. Kesimpulan
I. Pendahuluan
NAMA : ALIYA DWI ROHALI NAMA GURU : BU ADE DARMINI
IMAS SITI SOLEHAH BU EVI NUR APRIANY
RAFLI SEPTIANA
KELAS : XI TEI B FILTER HPF DAN LPF TANGGAL :

SMKN 1 CIMAHI PARAF :

Beberapa perangkat keras instrumentasi memiliki permasalahan yaitu kurang optimumnya


transfer daya dari sinyal input menjadi output perangkat instrumentasi tersebut. Pengkondisi sinyal
merupakan salah satu solusi yang ekonomis untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu contohnya
adalah filter. Transfer daya yang optimum dapat dipengaruhi oleh resistensi dari rangkaian filter. Secara
umum tujuan dari penggunaan filter adalah untuk meningkatkan kualitas dari sebuah sinyal misalnya
menghilangkan dan mengurangi noise. Filter juga dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang
dibawa oleh sinyal. Selain itu juga, filter digunakan untuk memisahkan dua atau lebih sinyal yang
sebelumnya dikombinasikan, di mana sinyal tersebut dikombinasikan dengan tujuan mengefisienkan
pemakaian saluran komunikasi yang ada. Filter juga dapat digunakan untuk mengeliminasi rentang
frekuensi dari sinyal aslinya. Macam-macam filter diantaranya low pass filter, high pass filter, band pass
filter, dan notch filter.

Low pass filter digunakan untuk meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal
berfrekuensi tinggi. Sinyal dapat berupa sinyal listrik seperti perubahan tegangan maupun data-data
digital seperti citra dan suara. Gambar Rangakaian Low Pass Filter
dimana

Adapun faktor

penguatannya adalah

Diagram bode untuk low pass filter ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Frekuensi sudut fc terjadi saat ωCR2 = 1 dan A = 0,7 A. Maka,

Setelah fc maka A turun 20 dB setiap kenaikan 10 kali frekuensinya (dekade).

High pass filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi, tetapi mengurangi amplitudo
frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi cutoff.Nilai-nilai pengurangan untuk frekuensi berbeda-
beda untuk tiap-tiap filter ini .Terkadang filter ini disebut low cut filter, bass cut filter atau rumble
filter yang juga sering digunakan dalam aplikasi audio.High pass filter adalah lawan dari low pass filter,
dan band pass filter adalah kombinasi dari high pass filter dan low pass filter. Filter ini sangat berguna
sebagai filter yang dapat memblokir komponen frekuensi rendah yang tidak diinginkan dari sebuah sinyal
kompleks saat melewati frekuensi tertinggi. Berikut ini rangkaian untuk high pass filter dan diagram
bodenya:

Pada rangkaian high pass filter

sehingga faktor penguatannya adalah

dan frekuensi cut-offnya adalah

II. Komponen dan Peralatan


 Operational Amplifier Apparatus 1 Buah
 Osiloskop 1 Buah
 Audio generator 1 Buah
 Resistor (100 Ω dan 220) 1 Buah
 Kapasitor 1μF 1 Buah
 Probe Osiloskop 2 Buah
 Kabel Secukupnya

III. Cara Kerja


Rangkaian Low Pass Filter

1. Rangkai alat seperti pada gambar (1)


2. Tentukan frekuensi cut off dengan menggunakan persamaan (3)
3. Atur frekuensi yang digunakan dengan cara memutar knob pada audio generator
4. Amati sinyal keluaran yang dihasilkan pada osiloskop untuk setiap frekuensi yang
digunakan
Rangkaian High Pass Filter

1. Rangkai alat seperti pada gambar (3)


2. Tentukan frekuensi cut off dengan menggunakan persamaan (6)
3. Atur frekuensi yang digunakan dengan cara memutar knob pada audio generator
4. Amati sinyal keluaran yang dihasilkan pada osiloskop untuk setiap frekuensi yang
digunakan

IV. HASIL PRAKTEK


GAIN FREQUENCY MEASUREMENT FOR ACTIVE LOW PASS FILTER
Frekuensi db gain Frekuensi db gain
(Hz) Vo Vo/Vi (or loss) (Hz) Vo Vo/Vi (or loss)

50 3.8V 1.26V 1000 1.4V 0.46V

100 3.6V 1.2V 1200 1.3V 0.43V


200 3V 1V 1500 1.2V 0.4V

300 2.8V 0.93V 1800 1.2V 0.4V


400 2.6V 0.86V 2000 1.2V 0.4V

500 2.2V 0.73V 3000 1.2V 0.4V

600 2V 0.67V 4000 1.2V 0.4V

700 1.7V 0.56V 5000 1.2V 0.4V

800 1.5V 0.5V 10.000 1.2V 0.4V


900 1.4V 0.46V

GAIN FREQUENCY MEASUREMENT FOR ACTIVE HIGH PASS FILTER


FREKUENSI Output db gain or loss
(Hz) (Vo) Vo/Vi (20 log Vo/Vi)
50000 2 Vp-p
40000 2.4 Vp-p
30000 3.2 Vp-p
20000 4 Vp-p
10000 4 Vp-p
5000 4 Vp-p
4000 4 Vp-p
3000 4 Vp-p
2000 3.4 Vp-p
1000 2.2 Vp-p
500 1 Vp-p
100 0.2 Vp-p

V. KESIMPULAN
Rangkaian low pass filter dapat digunakan untuk meloloskan frekuensi rendah dan rangkaian high pass
filter dapat digunakan untuk meloloskan frekuensi tinggi.
NAMA : ALIYA DWI ROHALI NAMA GURU : BU ADE DARMINI
IMAS SITI SOLEHAH BU EVI NUR APRIANY
RAFLI SEPTIANA
KELAS : XI TEI B WIEN BRIDGE OSILATOR TANGGAL :

SMKN 1 CIMAHI PARAF :

I. TUJUAN
Setelah pelatihan ini peserta dapat :

4. Membuat rangkaian wien bridge osilator menggunakan op-amp.


5. Menggambar sinyal keluaran dan masukan sebagai hasil pengukuran menggunakan
osiloskop.
6. Membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang berbasis pada teori.

II. TEORI DASAR


Pengertian Osilator

Osilator adalah sebuah rangkaian elektronika yang dapat menghasilkan keluaran gelombang
yang berubah-ubah secara periodik terhadap waktu. Istilah Osilator seringkali disamakan
dengan “generator sinyal”. Generator sinyal dikelompokkan menurut bentuk gelombang yang
dihasilkannya.

Macam-macam Osilator
Ada empat macam bentuk gelombang dasar osilator: persegi, segitiga, gigi gergaji, dan sinus.
Contoh-contoh osilator diantaranya:

 Osilator harmonic
 Osilator Armstrong
 Osilator Clapp
 Osilator Colpitt
 Osilator Hartley
 Osilator Pierce/kristal
 Osilator geseran-fasa
 Osilator saluran-tunda
 Osilator jembatan Wien
 Osilator T
 Osilator Vackar
 Osilator relaksasi
 Osilator UJT

Osilator Gelombang Sinus

Osilator gelombang sinus dapat membangkitkan gelombang sinus murni menggunakan jaringan
penyaring frekuensi berupa low pass filter (LPF). Salah satu generator gelombang sinus yaitu
jembatan Wien (Wien Bridge Oscillator).

Gambar Wien Bridge Oscillator


1
f out =
2 π √ R 1 R2 C 1 C2

Jika R1 ¿ R2 dan C1 =C2

1
f out =
2 πRC

III. ALAT DAN BAHAN

 Power Supply DC Dual Voltage = 1 buah


 AFG = 1 buah
 Multimeter = 1 buah
 Oscilloscope = 1 buah
 Projectboard = 1 buah
 IC LM741 = 1 buah
 Resistor 10 kΩ = 1 buah; 18 kΩ = 1 buah; 22 kΩ = 2 buah
 Elco 0,01uF = 1 buah; 0,05uF = 1 buah; 0,1uF = 1 buah
 Dioda Zener IN4739 = 1 buah
 Potensiometer 50k = 1 buah

IV. LANGKAH KERJA

1. Persiapkan modul dan kelengkapannya sesuai dengan topik!


2. Buat rangkaian sesuai dengan gambar kerja berikut!
3. Lakukan Perhitungan Frekuensi Osilasi untuk komponen-komponen Wien Bridge berikut
ini.
R1 R2 C1 C2 Fo
100 K 100 K 0,01 uF 0,001 uF 503,54 Hz
100 K 100 K 0,01 uF 0,5 uF 3560,6 Hz V. KESIMPULAN
100 K 100 K 0,01 uF 0,002 uF 712,12 Hz
100 K 100 K 0,002 uF 0,5 uF 1592,357 Hz Rangkaian Wien Bridge Osilator
100 K 100 K 0,002 uF 0,1 uF 5035,475 Hz adalah rangkaian yang berfungsi
membangkitkan sinyal gelombang
sinus. Nilai pembangkitan Wien Bridge Osilator dipengaruhi oleh besarnya nilai kapasitansi
kapasitor yang disertakannya dan juga dipengaruhi oleh besar penguatan yang diterapkan
berdasarkan feedbacknya.
Tujuan

1. Mengetahui rangkaian integrator


2. Meghitung nilai vout dalam rangkaian integrator
3. Menyimpulkan hasil perhitungan
Pendahuluan

Integrator adalah rangkaian dimana tegangan keluarannya mempunyai nilai proporsional terhadap
amplitudo dari tegangan masukan dan selama waktu adanya tegangan masukan. Rangkaian ini dapat
mengubah tegangan gelombang persegi menjadi gelombang segitiga Secara teori rangkaian listrik
integrator digambarkan sebagai berikut:
Vi
R
C

Gambar Integrator
Vo
Rangkaian ini memiliki kelemahan dari segi pembebanan baik dari masukan maupun dari keluaran,
karena resistansi dalam sumber tegangan dan resistansi beban akan mempengaruhi nilai RC. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut digunakan sebuah Op-Amp, yang kita ketahui memiliki resistansi
masukan sangat besar dan resistansi keluaran yang sekecil-kecilnya.

Alat dan Bahan:

 Power Supply DC Dual Voltage = 1 buah


 AFG = 1 buah
 Multimeter = 1 buah
 Oscilloscope = 1 buah
 Projectboard = 1 buah
 IC LM741 = 1 buah
 Resistor 1 kΩ = 1 buah; 470 Ω = 1 buah; 22 kΩ = 1 buah; 10 kΩ = 2 buah
 Elco 10uF = 1 buah; 22uF = 1 buah; 33uF = 1 buah
Langkah Kerja :

1. Persiapkan modul terlebih dahulu


2. Hitung vout sesuai rangkaian yang diberikan

Dik : V1=10Mv
V2=20mV
V3=50mV
R1=50K
R2=200K
R3=500K
CF=1Uf
Dit: Vout?

1 1 1
Vout = ( -- V1) +( -- V2) +(- - V3)
R 1. CF R 1. CF R 1. CF
1 1 1
Vout = (- - 4 −6 10.10-3) +(- - 5 −6 20.10-3) +( -- 5 −6 50.10-
5.10 ∗10 2.10 ∗10 5.10 ∗10
3
)
1
Vout = (-- +-(2.10-1)+(-5.10-1))
5
Vout = -0,2 + -0,2 + -0,5
Vout = -0,9V

Anda mungkin juga menyukai