AMPLIFIER
SMKN 1 CIMAHI PARAF :
Tujuan:
Pendahuluan :
Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction Transistor) yang
identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat dua sinyal masukan
(input) yaitu Vin+ dan Vin-. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (VID = 0), maka
keluaran VOD = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu
tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga VOD = 0.
Apabila terdapat perbedaan antara sinyal Vin+ dan Vin-, maka Vid = Vin+ – Vin-. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda
dengan IC2, sehingga harga VOD meningkat sesuai dengan besar penguatan Transistor.
Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade).
Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan
berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (AD) adalah hasil kali antara penguatan
penguat diferensial pertama (VD1) dan penguatan penguat diferensial kedua (VD2).
Langkah Kerja:
8. Cabut resistor 100Ω yang dirakit pada langkah 3. Dengan voltmeter masih terhubung untuk
mengukur tegangan output diferensial, atur R1 sehingga voltmeter menunjukkan 0 volt. Hal ini
berarti output penguat telah berhasil dikompensasi dan dinolkan.
9. Hubungkan pembagi tegangan berikut pada Vin+, biarkan Vin- terhubung terbuka.
8. Atur potensiometer sehingga output pembagi tegangan bernilai 0 volt. Hubungkan output
pembagi tegangan ke input Vin+ penguat, dan atur potensiometer hingga menghasilkan output
DC 15 mV. Catat hasilnya pada tabel 1.1 di atas sebagai VID.
9. Hubungkan voltmeter untuk mengukur tegangan output diferensial (diantara kedua kolektor).
Catat hasilnya sebagai VOD pada tabel.
10. Hitung penguatan tegangan diferensial (AVD) penguat tersebut. Catat hasilnya pada tabel.
11. Hitung nilai tegangan offset input (VIO) dengan membagi tegangan offset output (VOO) dengan
penguatan tegangan diferensial Avd.
12. Hubungkan jumper pada input Vin+ ke Vin- sehingga keduanya memiliki input yang sama. Atur
potensio pembagi tegangan hingga menghasilkan output maksimum, sekitar 100 mV. Ukur dan
catat hasil pengukuran tegangan input common-mode (VICM) pada tabel.
13. Gunakan voltmeter untuk mengukur tegangan output diferensial penguat tersebut. Catat
hasilnya sebagai VOCM pada tabel.
14. Hitung penguatan common-mode (AVCM) penguat dan catat hasilnya pada tabel. (AVCM =
VOCM / VICM)
15. Hitung CMRR penguat tersebut dan catat hasilnya pada tabel.
Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahwa rangkaian penguat differensiator adalah rangkaian untuk menghilangkan
noice/gangguan Cara kerja dan rangkaian ini sangat sederhana yaitu : Bila pada masukan diberi sinyal
diferensial maka terjadi aliran arus dari Q1 dan Q2 sehingga tegangan jatuh pada Re adalah konstan.
Dengan demkian tidak ada feed - back negatip bagi sinyal differensial.
NAMA : ALIYA DWI ROHALI NAMA GURU : BU ADE DARMINI
IMAS SITI SOLEHAH BU EVI NUR APRIANY
RAFLI SEPTIANA
KELAS : XI TEI B SUMMING AMPLIFIER TANGGAL :
Tujuan:
Rf Rf
Vo 1 .Vi 1 Vo 2 .Vi 2
R1 R
dan 2
Rf Rf
Vo ( .Vi 1 ) ( .Vi 2 )
Vo = Vo1 + Vo2 atau
R1 R2
Vi 1 Vi 2 Vi
Vo Rf( ....... N )
R1 R 2 RN
Alat dan Bahan:
Rf Rf
Vo 1 .Vi 1 Vo 2 .Vi 2
R1 dan R2
Vi 1 Vi 2 Vi
Vo Rf( ....... N )
R1 R 2 RN
3. Atur tegangan masukan P1 dan P2 sesuai dengan tabel
dan ukur tegangan keluarannya. Kemudian catat hasilnya pada tabel yang disediakan!
4. Berdasarkan nilai komponen pada percobaan 3a, 3b dan 3c, dengan memberikan
tegangan masukan Vi1=1 volt dan Vi2=-0.5 volt, hitunglah penguatan dan tegangan
keluaran!
Rf Rf
Vo ( .Vi 1 ) ( .Vi 2 )
a.
R1 R2
K −10 K b. c.
. ( −10
4K7
×V 1)+ (
10 K
×V 2 )
( −22 K
×V 1 +
−22 K
)( ×V 2 ) ( −47 K
×V 1 )+ (
−47 K
× V 2)
4 K7 10 K 4K7 10 K
Vo =(-2,12 ×V 1 )+(-1 ×V 2 ) Vo =(-4 ×V 1 )+(-2,2 ×V 2 ) Vo =(-2,12 ×V 1 )+(-1
×V 2 )
−5 Vo1 =(-4,68 ×−3 )+(-2,2 ×5 ) Vo1 =(-2,12 ×−3 )+(-1 ×5 )
Vo1 =(-2,12 )+(-1
׿ =14,04+(-11) = 30+(-23,5)
×(−1,5) 5) =3,04V =6,5V
=10,6+1,5
=12,1V
Vo2 =(-2,12 ×(−3) )+(-1 Vo 2=(-4,68 ×−1,5 )+(-2,2 Vo2 =(-2,12 ×−1,5 )+(-1
×(−1) ) ×−3,5 ) ×−3,5 )
=6,36+1 =7,02+7,7 =15+16,45
=7,36V =14,72V =6,5V
Vo3 =(-2,12 ×(−1,5) )+(-1 Vo3 =(-4 ×0 )+(-2,2 ×0 ) Vo3 =(-2,12 ×0 )+(-1 ×0 )
×(0,5) ) =0V =0V
=3,18+0,5
=3,68V
Vo 4=(-2,12 ×0 )+(-1 ×0 ) Vo4 =(-4,68 ×1,5 )+(-2,2 Vo4 =(-2,12 ×1,5 )+(-1
=0V ×0,5 ) ×0,5 )
=7,02+1,1 =(-1,5)+(-23,5)
=8,12V =-17,35V
Vo5 =(-4,68 ×3 )+(-2,2 ×5 ) Vo5 =(-2,12 ×3 )+(-1 ×−5 )
=-14,04+11 =-30+23,5
=-3,04V =-6,5V
Kesimpulan:
Tujuan:
Pendahuluan :
Rangkaian ini juga menerapkan system feedback negatip, satu masukan diumpankan pada
masukan inverting Op-Amp dan satu masukan lagi dipasangkan pada noninverting. Besar tegangan
output merupakan hasil pengurangan dari semua tegangan input yang dipasangkan dan tergantung pula
dengan besar penguatannya.
R3 R1 + Rf
R 1 + R f R3 R
R 3 Rf Rf
Vo= Vi −Vi 1 )
R1 ( 2
=
Jika R 2 R1 , maka serta
Langkah Kerja:
b. Untuk Rf=10k
c. Untuk Rf=4k7
d. Untuk Rf=22k
e. Untuk Rf=47k
Kesimpulan :
Tujuan:
Pendahuluan :
Differesiator adalah rangkaian dimana tegangan keluarannya mempunyai nilai proporsional terhadap
perubahan rata-rata tegangan masukan. Rangkaian ini dapat mengubah tegangan gelombang segitiga
menjadi gelombang segiempat. Secara teori rangkaian listrik Differesiator digambarkan sebagai berikut
Rangkaian ini memiliki kelemahan dari segi pembebanan baik dari masukan maupun dari keluaran,
karena resistansi dalam sumber tegangan dan resistansi beban akan mempengaruhi nilai RC sama seperti
pada Integrator. Untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakan sebuah Op-Amp, yang kita ketahui
memiliki resistansi input sangat besar dan resistansi output yang sekecil-kecilnya.
Langkah Kerja:
3. Sambungkan saluran masukan dengan AFG, atur tegangan AFG sebesar 1Vp-p, atur sinyal pada
gelombang segi-tiga dan atur frekuensi masukan sesuai dengan data. Ukur dan gambarkan
bentuk sinyal yang ditampilkan oleh CRO.!
4. Hitung keluaran atau vot dari rangkaian differensiator
Pengertian Osilator
Osilator adalah sebuah rangkaian elektronika yang dapat menghasilkan keluaran gelombang yang
berubah-ubah secara periodik terhadap waktu. Istilah Osilator seringkali disamakan dengan “generator
sinyal”. Generator sinyal dikelompokkan menurut bentuk gelombang yang dihasilkannya.
5. Gunakan osiloskop, amati bentuk gelombang pada Vo! Ukur dan catat nilai tegangan peak-to-
peaknya!
+Vsat = ….. Volt; -Vsat = …… Volt.
V. Kesimpulan
I. Pendahuluan
NAMA : ALIYA DWI ROHALI NAMA GURU : BU ADE DARMINI
IMAS SITI SOLEHAH BU EVI NUR APRIANY
RAFLI SEPTIANA
KELAS : XI TEI B FILTER HPF DAN LPF TANGGAL :
Low pass filter digunakan untuk meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal
berfrekuensi tinggi. Sinyal dapat berupa sinyal listrik seperti perubahan tegangan maupun data-data
digital seperti citra dan suara. Gambar Rangakaian Low Pass Filter
dimana
Adapun faktor
penguatannya adalah
Diagram bode untuk low pass filter ditunjukkan pada gambar di bawah ini
High pass filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi, tetapi mengurangi amplitudo
frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi cutoff.Nilai-nilai pengurangan untuk frekuensi berbeda-
beda untuk tiap-tiap filter ini .Terkadang filter ini disebut low cut filter, bass cut filter atau rumble
filter yang juga sering digunakan dalam aplikasi audio.High pass filter adalah lawan dari low pass filter,
dan band pass filter adalah kombinasi dari high pass filter dan low pass filter. Filter ini sangat berguna
sebagai filter yang dapat memblokir komponen frekuensi rendah yang tidak diinginkan dari sebuah sinyal
kompleks saat melewati frekuensi tertinggi. Berikut ini rangkaian untuk high pass filter dan diagram
bodenya:
V. KESIMPULAN
Rangkaian low pass filter dapat digunakan untuk meloloskan frekuensi rendah dan rangkaian high pass
filter dapat digunakan untuk meloloskan frekuensi tinggi.
NAMA : ALIYA DWI ROHALI NAMA GURU : BU ADE DARMINI
IMAS SITI SOLEHAH BU EVI NUR APRIANY
RAFLI SEPTIANA
KELAS : XI TEI B WIEN BRIDGE OSILATOR TANGGAL :
I. TUJUAN
Setelah pelatihan ini peserta dapat :
Osilator adalah sebuah rangkaian elektronika yang dapat menghasilkan keluaran gelombang
yang berubah-ubah secara periodik terhadap waktu. Istilah Osilator seringkali disamakan
dengan “generator sinyal”. Generator sinyal dikelompokkan menurut bentuk gelombang yang
dihasilkannya.
Macam-macam Osilator
Ada empat macam bentuk gelombang dasar osilator: persegi, segitiga, gigi gergaji, dan sinus.
Contoh-contoh osilator diantaranya:
Osilator harmonic
Osilator Armstrong
Osilator Clapp
Osilator Colpitt
Osilator Hartley
Osilator Pierce/kristal
Osilator geseran-fasa
Osilator saluran-tunda
Osilator jembatan Wien
Osilator T
Osilator Vackar
Osilator relaksasi
Osilator UJT
Osilator gelombang sinus dapat membangkitkan gelombang sinus murni menggunakan jaringan
penyaring frekuensi berupa low pass filter (LPF). Salah satu generator gelombang sinus yaitu
jembatan Wien (Wien Bridge Oscillator).
1
f out =
2 πRC
Integrator adalah rangkaian dimana tegangan keluarannya mempunyai nilai proporsional terhadap
amplitudo dari tegangan masukan dan selama waktu adanya tegangan masukan. Rangkaian ini dapat
mengubah tegangan gelombang persegi menjadi gelombang segitiga Secara teori rangkaian listrik
integrator digambarkan sebagai berikut:
Vi
R
C
Gambar Integrator
Vo
Rangkaian ini memiliki kelemahan dari segi pembebanan baik dari masukan maupun dari keluaran,
karena resistansi dalam sumber tegangan dan resistansi beban akan mempengaruhi nilai RC. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut digunakan sebuah Op-Amp, yang kita ketahui memiliki resistansi
masukan sangat besar dan resistansi keluaran yang sekecil-kecilnya.
Dik : V1=10Mv
V2=20mV
V3=50mV
R1=50K
R2=200K
R3=500K
CF=1Uf
Dit: Vout?
1 1 1
Vout = ( -- V1) +( -- V2) +(- - V3)
R 1. CF R 1. CF R 1. CF
1 1 1
Vout = (- - 4 −6 10.10-3) +(- - 5 −6 20.10-3) +( -- 5 −6 50.10-
5.10 ∗10 2.10 ∗10 5.10 ∗10
3
)
1
Vout = (-- +-(2.10-1)+(-5.10-1))
5
Vout = -0,2 + -0,2 + -0,5
Vout = -0,9V