Anda di halaman 1dari 26

BASIC PLC

http://plckontrol.blogspot.com/

Dasar-Dasar PLC

Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah rangkaian elektronik yang dapat
mengerjakan berbagai fungsi-fungsi kontrol pada level-level yang kompleks. PLC dapat
diprogram, dikontrol, dan dioperasikan oleh operator yang tidak berpengalaman dalam
mengoperasikan komputer. PLC umumnya digambarkan dengan garis dan peralatan pada suatu
diagram ladder. Hasil gambar tersebut pada komputer menggambarkan hubungan yang
diperlukan untuk suatu proses. PLC akan mengoperasikan semua siatem yang mempunyai output
apakah harus ON atau OFF. Dapat juga dioperasikan suatu sistem dengan output yang bervariasi.

PLC pada awalnya sebagai alat elektronik untuk mengganti panel relay. Pada saat itu PLC hanya
bekerja untuk kondisi ON-OFF untuk pengendalian motor, solenoid, dan actuator. Alat ini
mampu mengambil keputusan yang lebih baik dibandingkan relay biasa. PLC pertama-tama
banyak digunakan pada bagian otomotif. Sebelum adanya PLC, sudah banyak peralatan kontrol
sequence, ketika relay muncul, panel kontrol dengan relay menjadi kontrol sequence yang utama.
Ketika transistor muncul, solid state relay yang diterapkan seperti untuk kontrol dengan
kecepatan tinggi.

Pada tahun 1978, penemuan chip mikroprosessor menaikkan kemampuan komputer untuk segala
jenis sistem otomatisasi dengan harga yang terjangkau. Robotika, peralatan otomatis dan
komputer dari berbagai tipe, termasuk PLC berkembang dengan pesat. Program PLC makin
mudah untuk dimengerti oleh banyak orang.

Pada awal tahun 1980 PLC makin banyak digunakan. Beberapa perusahaan elektronik dan
komputer membuat PLC dalam volume yang besar. Meskipun industri peralatan mesin CNC
telah digunakan beberapa waktu yang lalu, PLC tetap digunakan. PLC juga digunakan untuk
sistem otomatisasi building dan juga security control system.
Sekarang sistem kontrol sudah meluas hingga keseluruh pabrik dan sistem kontrol total
dikombinasikan dengan kontrol feedback, pemrosesan data, dan sistem monitor terpusat. Saat ini
PLC sudah menjadi alat yang cerdas, yang merupakan kebutuhan utama di industri modern. PLC
modern juga sebagai alat yang dapat mengakuasi data dan menyimpannya.

PLC sebenarnya adalah suatu sistem elektronika digital yang dirancang agar dapat
mengendalikan mesin dengan proses mengimplementasikan fungsi nalar kendali sekuensial,
operasi pewaktuan (timing), pencacahan (counting), dan aritmatika.
PLC tidak lain adalah komputer digital sehingga mempunyai processor, unit memori, unit
kontrol, dan unit I/O, PLC berbeda dengan komputer dalam beberapa hal, yaitu :
• PLC dirancang untuk berada di lingkungan industri yang mungkin banyak debu, panas,
guncangan, dan sebagainya.
• PLC harus dapat dioperasikan serta dirawat dengan mudah oleh teknisi pabrik.
• PLC sebagian besar tidak dilengkapi dengan monitor, tetapi dilengkapi dengan peripheral port
yang berfungsi untuk memasukkan program sekaligus memonitor data atau program.

Sebagian besar PLC dapat melakukan operasi sebagai berikut :


1. Relay Logic
2. Penguncian ( Locking )
3. Pencacahan ( Counting )
4. Penambahan
5. Pengurangan
6. Pewaktuan ( Timing )
7. Kendali PID
8. Operasi BCD
9. Manipulasi Data
10. Pembandingan
11. Pergeseran

Kehandalan PLC (Programmable Logic Controller)

- Flexibility
Pada awalnya, setiap mesin produksi yang dikendalikan secara elektronik memerlukan masing-
masing kendali, misalnya 12 mesin memerlukan 12 kontroler. Sekarang dengan menggunakan
satu model dari PLC dapat mengendalikan salah satu dari 12 mesin tersebut. Tiap mesin
dikendalikan dengan masing-masing program sendiri.

- Perubahan implementasi dan koreksi error


Dengan menggunakan tipe relay yang terhubung pada panel, perubahan program akan
memerlukan waktu untuk menghubungkan kembali panel dan peralatan. Sedangkan dengan
menggunakan PLC untuk melakukan perubahan program, tidak memerlukan waktu yang lama
yaitu dengan cara merubahnya pada sebuah software. Dan jika kesalahan program terjadi, maka
kesalahan dapat langsung dideteksi keberadaannya dengan memonitor secara langsung.
Perubahannya sangat mudah, hanya mengubah diagram laddernya.

- Harga yang rendah


PLC lebih sederhana dalam bentuk, ukuran dan peralatan lain yang mendukungnya, sehingga
harga dapat dijangkau. Saat ini dapat dibeli PLC berikut timer, counter, dan input analog dalam
satu kemasan CPU. PLC mudah di dapat dan kini sudah banyak beredar di pasaran dengan
bermacam-macam merk dan tipe.

- Jumlah kontak yang banyak


PLC memiliki jumlah kontak yang banyak untuk tiap koil yang tersedia. Misal panel yang
menghubungkan relay mempunyai 5 kontak dan semua digunakan sementara pada perubahan
desain diperlukan 4 kontak lagi yang berarti diperlukan penambahan satu buah relay lagi. Ini
berarti diperlukan waktu untuk melakukan instalasinya. Dengan menggunakan PLC, hanya
diperlukan pengetikan untuk membuat 4 buah kontak lagi. Ratusan kontak dapat digunakan dari
satu buah relay, jika memori pada komputer masih memungkinkan.
- Memonitor hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, ditest, diteliti dan dimodifikasi pada kantor atau
laboratorium, sehingga efisiensi waktu dapat dicapai. Untuk menguji program PLC tidak harus
diinstalasikan dahulu ke alat yang hendak dijalankan, tetapi dapat dilihat langsung pada CPU
PLC atau dilihat pada software pendukungnya.

- Observasi visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama dioperasikan secara langsung melalui layar
CRT. Jika ada kesalahan operasi maupun kesalahan yang lain dapat langsung diketahui. Jalur
logika akan menyala pada layar sehingga perbaikan dapat lebih cepat dilakukan melalui
observasi visual. Bahkan beberapa PLC dapat memberikan pesan jika terjadi kesalahan.

- Kecepatan operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi daripada relay pada saat bekerja yaitu
dalam beberapa mikro detik. Sehingga dapat menentukan kecepatan output dari alat yang
digunakan.

- Metode bolean atau ladder


Program PLC dapat dilakukan dengan diagram ladder oleh para teknisi atau juga menggunakan
sistem bolean atau digital bagi para pemrogram PLC yang lebih mudah dan dapat disimulasikan
pada software pendukungnya.

- Reliability
Peralatan solid state umumnya lebih tahan dibandingkan dengan relay atau timer mekanik. PLC
mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang berat, misalnya goncangan, debu, suhu yang
tinggi, dan sebagainya.

- Penyederhanaan pemesanan komponen


PLC adalah satu peralatan dengan satu waktu pengiriman. Jika satu PLC tiba, maka semua relay,
counter, dan komponen lainnya juga tiba. Jika mendesain panel relay sebanyak 10 relay, maka
diperlukan 10 penyalur yang berbeda pula waktu pengirimannya, sehingga jika lupa memesan
satu relay akan berakibat tertundanya pengerjaan suatu panel.

- Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara nyata sebagian atau keseluruhan
rangkaian tanpa perlu melihat pada blueprint yang belum tentu up to date, dan juga tidak perlu
memeriksa jalur kabel dengan rangkaian.

-nKeamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan dapat dibuatkan password.
Sedangkan panel relay biasa memungkinkan terjadinya perubahan yang sulit untuk dideteksi.

- Memudahkan perubahan dengan pemrograman ulang.


PLC dapat dengan cepat diprogram ulang, hal ini memungkinkan untuk mencampur proses
produksi, sementara produksi lainnya sedang berjalan.
Disamping beberapa kehandalan di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa PLC juga mempunyai
beberapa kelemahan antara lain :
- Teknologi baru
Sulit untuk mengubah pola pikir beberapa personil yang telah lama menggunakan konsep relay
untuk berubah kekonsep PLC komputer.

- Aplikasi program yang tetap


Beberapa aplikasi dari proses produksi merupakan aplikasi yang tidak akan berubah selamanya
sehingga keunggulan dari pada PLC untuk mengubah program menjadi tidak berguna.

- Kondisi lingkungan
Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi dan getaran ,interferensi dengan peralatan
listrik lain membuat keterbatasan pemakaian PLC.

- Pengoperasian yang aman


Pada penggunaan sistem relay, jika sumber daya padam akan langsung mematikan seluruh
rangkaian dan tidak secara otomatis bekerja kembali PLC akan langsung menjalankan proses
yang di program, namun hal ini tergantung dari program yang dibuat.

- Operasi pada rangkaian yang tetap


Jika suatu rangkaian operasi tidak pernah diubah, seperti misalnya drum mekanik , lebih murah
jika tetap menggunakan konsep relay dari pada menggunakan PLC

Konfigurasi Output pada PLC | Wiring PLC

Seperti halnya dengan modul input pada PLC biasanya modul output pada PLC juga tidak
terdapat power suply internal artinya modul output PLC membuatuhkan tegangan eksternal
untuk bekerja.

Ada berbagai macam tipe dari output PLC ini:

1. Tipe Relay, ini yang paling umum sering digunakan, ini merupakan jenis output yang sangat
flexible, karena dapat digunakan untuk output dengan jenis tegangan AC aatupun output dengan
tegangan DC ( sesuai dengan tegangan eksternal yang kita gunakan), keuntungan lainnya output
jenis ini lebih awet / output jenis ini akan aus setelah bekerja hamper sejuta siklus, satu
kelemahan dari tipe output PLC jenis ini ialah memerlukan waktu untuk proses perubahan logika
nya yaitu 10 ms.
2. Tipe Transistor, output jenis ini biasanya terbatas pada peralatan yang menggunakan level
tegangan DC saja, untuk mengendalikan peralatan dengan tegangan DC pada jenis output ini
maka tidak memerlukan tegangan eksternal, contoh PLC yang menggunakan output jenis ini
yaitu PLC Wago.
3. Tipe Triacs, output jenis ini biasanya terbatas pada peralatan yang menggunakan level
tegangan AC saja, untuk mengendalikan peralatan dengan tegangan AC pada jenis output ini
maka tidak memerlukan tegangan eksternal.

Contoh bentuk wiring pada output PLC

Konfigurasi Output pada PLC | Wiring PLC

Dalam contoh ini, output 07 yang terhubung ke salah satu sisi lampu, dan sisi lampu lainnya
terhubung ke supply positif dan negative supply terhubung ke COM pada PLC. Ketika output on
maka arus dapat mengalir sehingga lampu akan hidup.. Output 03 untuk relay terhubung dengan
cara yang sama seperti output 07, Ketika output 03 on maka relay akan aktif, arus akan mengalir
melalui kumparan relay untuk menutup kontak dan
mengalirkan tegangan 120VAC ke motor.
Bentuk dari ladder diagramnya seperti gambar dibawahnya.

Konfigurasi Input pada PLC | Wiring PLC


Sebelum melakukan pemrograman PLC, baik itu pada PLC OMRON dengan Syswin atau PLC
Wago dengan CodeSys, ada satu hal penting yang harus dikuasai yaitu wiring PLC dalam hal ini
konfigurasi Input pada PLC. Dalam PLC yang berukuran kecil biasanya input sudah terinclude
dalam modul PLC, artinya dalam PLC tersebut sudah terdapat CPU, power supply, I/O, dll dan
biasanya PLC seperti ini jumlah I/O nya tidak dapat ditambah lagi. Untuk
PLC yang berukuran lebih besar biasanya I?O nya terpisah, artinya CPU nya terpisah, modul I/O
nya terpisah serta power supply nya jua terpisah, keuntungan PLC seperti ini kita dapat
menambah jumlah I/O sesuai dengan kebutuhan.

Dalam pembahasan kali ini, wiring PLC yang akan dibahas lebih khusus pada tipe yan kedua.
Daftar di bawah ini menunjukkan range tegangan untuk input yang paling umum dipakai:

-12-24 VDC
-100-120 Vac
-10-60 VDC
-12-24 Vac / dc
-5 VDC (TTL)
-200-240 Vac
-48 VDC
-24 Vac

Modul I/O umumnya tidak memiliki power supply internal artinya kita membuatuhkan power
supply eksternal untuk mengaktifkan I/O tersebut.
Tegangan untuk input dan sensor. Contoh pada gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana
untuk menghubungkan masukan AC input

Konfigurasi Input pada PLC | Wiring PLC


Pada contoh pada gambar diatas ada dua masukan, satu adalah tombol push button NO, dan yang
kedua adalah temperatur switch, atau relay termal. Kedua switch ini terhubung dengan tegangan
phasa (kalau pada tegangan DC pada terminal positifnya) dan netral (kalau pada tegangan DC
berarti terminal negatifnya) dihubungkan ke COM pada PLC.

Ini berarti ketika switch terbuka tidak ada tegangan yang diteruskan ke kartu input. Jika salah
satu
switch ditutup maka pada switch yang tertutup itu akan diteuskan tegangan ke input dan akan
terjadi perubahan logika pada input. Gambar dibawahnya adalah bentuk ladder diagram

Catatan: ketika menggunakan dua buah power supply maka maka terminal netral (jika power
supply AC) atau terminal negative (jika menggunakan power supply DC) harus dihubungkan
antara keduanya lalu dihubungkan ke COM (common) pada PLC.
.

Keunggulan PLC dibanding Sistem Konvensional


Salah satu keunggulan PLC dibanding sistem konvensional kontrol panel adalah sebagai berikut :
• Pada Progammable Logic Controller :
1. Pengawatan lebih sedikit.
2. Perawatan relatif mudah .
3. Pelacakan sistem lebih sedarhana.
4. Konsumsi daya relatif rendah.
5. Dokumentasi gambar lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti.
6. Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.

• Pada Sistem Konvensional Kontrol Panel:


1. Pengawatan lebih kompleks.
2. Perawatan membutuhkan waktu yang lama.
3. Pelacakan kesalahan membutuhkan waktu yang lama.
4. Konsumsi daya yang relatif tinggi.
5. Dokumentasi gambar lebih banyak.
6. Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama.

Hal-hal yang dapat dikerjakan oleh PLC


Sebagai kontrol urutan mempunyai fungsi:
1. Pengganti relay kontrol logika konvensional.
2. Pewaktu/pencacah (Timer / counter).
3. Pengganti pengontrol PCB card.
4. Mesin kontrol ( auto / semi auto/manual ).

Sebagai kontrol yang canggih mempunyai fungsi:


1. Operasi aritmatika.
2. Penanganan informasi.
3. Kontrol analog ( suhu, tekanan, dan lain-lain ).
4. PID ( Proporsional-Integral-Diferensial).
5. Kontrol motor servo.
6. Kontrol motor stepper.

Sebagai kontrol pengawasan mempunyai fungsi:


1. Proses monitor dan alarm.
2. Monitor dan diagnosa kesalahan.
3. Antarmuka dengan komputer (RS- 23C/ RS-422).
4. Antarmuka printer / ASCII.
5. Jaringan kerja otomatisasi pabrik.
6. Local Area Network.
7. Wibe Area Network.
8. FMS (Flexible Manufacturing System), CIM ( Computer Integrated Manufacturing ), FA (
factory automation ).

Konfigurasi Programmable Logic Controller

PLC mempunyai konfigurasi yang terdiri dari 6 bagian utama yaitu:


- Unit Power Supply
Unit ini berfungsi untuk memberikan tegangan pada blok CPU PLC, biasanya berupa switching
power supply.

- CPU (Central Processing Unit) PLC


Unit merupakan otak dari PLC, disinilah program akan diolah sehingga sistem kontrol yang telah
kita desain bekerja seperti yang kita inginkan. CPU PLC sangat bervariasi macamnya tergantung
pada masing-masing merk dan tipe PLC-nya.

- Memori unit
RAM : Random Acces Memory
EPROM : Eraseable Progammable Read Only Memory
EEPROM : Electrical Eraseable Programmable Read Only Memory.

- Input unit ( sebagai contoh PLC Omron )


Input digital: Input Point Digital
o DC 24 V input
o DC 5 V input / TTL (Transistor Transistor Logic)
o AC/DC 24 V input
o AC 110 V input
o AC 220 V input

Input analog : Input Point Linear


• 0 – 10 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC

- Output unit
Output digital : Output Point Digital 1.
o Relay Output
o AC 110 V output
o AC 220 V output
o DC 24 V output,tipe PNP dan tipe NPN.

Output analog : Output Point Linier


• 0 – 1 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC

- Peripheral
Yang termasuk dalam peripheral adalah :
1. SSS (Sysmac Support Software)
2. PROM writer
3. GPC (Graphic Programming Console)
4. FIT (Factory Intelegent Terminal)

Perangkat Keras Programmable Logic Controller


Programmable Logic Controller dapat berarti sebagai alat pengendali logika yang dapat
diprogram. PLC ini merupakan perangkat kontrol yang menerima data input dari luar yang
ditransfer dalam bentuk keputusan yang bersifat logika dan disimpan dalam memori. PLC
mempunyai perangkat keras yang berupa CPU (Central Processing Unit), modul input dan
output, memori serta piranti program.
Ketika PLC bekerja , saat itu juga PLC mengakses data input dan output, menjalankan program
instruksi, serta menjalankan peralatan eksternal.

Central Processing Unit


Central Processing Unit (CPU) merupakan pusat pengolah dan pengontrol data dari seluruh
sistem kerja PLC. Proses yang dilakukan oleh CPU ini antara lain adalah mengontrol semua
operasi, mengolah program yang ada dalam memori, serta mengatur komunikasi antara input-
output, memori dan CPU melalui sistem BUS. CPU juga berfungsi menjalankan dan mengolah
fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan program yang telah ditentukan.

Memori
Agar PLC dapat bekerja sesuai harapan maka dibutuhkan suatu program untuk menjalankannya.
Program tersebut harus disimpan dengan cara tertentu agar PLC dapat mengakses perintah-
perintah sesuai yang diinstruksikan. Disamping itu juga diperlukan untuk menyimpan data
sementara selama pelaksanaan program.

Model Input Output


Model input output merupakan piranti yang menghubungkan antara PLC dengan peralatan yang
dikendalikannya. Sebagai contoh pada PLC OMRON rata-rata mempunyai 16 built-in input yang
terpasang pada unit 0 CH ( zero channel ). Namun demikian jumlah ini dapat ditambah dengan
memasang unit ekspansi I/O. Model input atau output tambahan ini dapat dipasang secara bebas
sesuai dengan kebutuhan.

Programming Console
Perangkat ini merupakan panel pemrograman yang didalamnya terdapat RAM (Random Access
Memory) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan semi permanen pada sebuah program
yang sedang dibuat atau dimodifikasi. Program yang dituliskan ke dalam console harus dalam
bentuk mnemonic. Perangkat ini dapat dihubungkan langsung ke CPU dengan menggunakan
kabel ekstention yang dapat dipasang dan dilepas setiap saat. Apabila proses eksekusi program
telah melewati satu putaran maka panel (Programming Console) ini dapat dicabut dan
dipindahkan ke CPU lain, sedangkan CPU yang pertama tadi masih tetap bisa untuk menjalankan
programnya, tetapi harus pada posisi RUN atau MONITOR

Pengertian PLC
Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan
(user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang
beraneka ragam
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah : sistem elektronik yang
beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini
menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-
instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan,
pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O
digital maupun analog.
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang
telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU),
yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi,
negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga
menghasilkan output yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem
kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang
yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini
memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang
telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah
dimasukkan.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan
secara khusus.
Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step
atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya
temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan
dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan
tersebut pada operator.
3. Shutdown System
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu
melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program
yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator
atau peralatan lainnya.
Peralatan yang Berhubungan dengan PLC
Peralatan Analog
Contoh dari peralatan analog baik input maupun output adalah sebagai berikut :
INPUT

 Flow transmitters
 Pressure transmitters
 Temperature transmitters
 Position transmitters
 Level transmitters

OUTPUT

1. Allen Bradley
Jenis Type PLC Gambar
Logix-5 Family PLC-5
Logix-500 Family SLC-500
Micrologix
Logix-5000 Family ControlLogix
CompactLogix
FlexLogix
2. Siemens
Jenis Type PLC Gambar
Micro PLC S7-200
S7-1200
Modular PLC S5-115U
S7-300
S7-400
3. Omron
Jenis Type PLC Gambar
Micro PLC CPM1A
CP1E
CP1L
Basic PLC CJ1M
CQM1H
Modular CJ1H/CJ1G
CS1H/CS1G
4. Schneider
Jenis Type PLC Gambar
Micro PLC Modicon M340
Machine Control PLC Modicon Premium
Process Control PLC Modicon Quantum
Programmable
Twido
Controller
Smart Relay Zelio
5. Mitsubishi
Jenis Type PLC Gambar
Compact PLC MELSEC FX3UC
MELSEC FX3G
MELSEC FX1N
MELSEC FX1S
Modular PLC Q-Series Q00UJCPU
Process Control Q12PHCPU

 Electric motor drives


 Analog meters
 Chart data recorders
 Process controllers
 Variable speed drives

Peralatan Digital
Contoh dari peralatan digital baik input maupun output adalah sebagai berikut :
INPUT

 Selector Switch
 Temperature Switch
 Flow Switch
 Level Switch
 Pushbutton
 Motor starter contacts
 Limit Switch
 Pressure Switch
 Relay Contact

OUTPUT

 Annunciator
 Alarm light
 Electric fan
 Indicating light
 Electric valve
 Alarm horn
 Selenoid valve
 Motor starters

Merek dan Type PLC


Saat ini banyak merek serta type PLC yang dipakai di industri. Masing masing PLC memiliki
kelebihan dan kekurangan tersendiri. Tinggal pilih saja bedasarkan kebutuhan serta tebal kantong
anda. Berikut beberapa merek serta type PLC yang banyak dipakai di industri :

Selain merek dan tipe PLC yang telah disebutkan diatas, masih banyak lahi merek dan tipe PLC
lainnya seperti GE Fanuc, NAIS, dsb.
Bahasa Pemrograman PLC
Berdasarkan Standart Internasional IEC-61131-3, bahasa pemrograman PLC ada 5 macam yaitu :

1. Ladder Diagram (LD)


2. Function Block Diagram (FBD)
3. Sequential Function Chart (SFC)
4. Structure Text (ST)
5. Instruction List (IL)

Tidak semua PLC support kelima bahasa pemrograman diatas. Ada yang hanya support LD saja,
ada juga yang support LD, FBD,SFC,ST tergantung dari PLC yang kita pakai.
Berikut bahasa pemrograman yang digunakan oleh beberapa merek PLC :

 Allen bradley PLC-5 & SLC-500 : Ladder Diagram (LD)


 Allen bradley Logix 5000 family : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram
(FBD), Sequential Function Chart (SFC), Structure Text (ST)
 Omron CX-Programmer V8.1 : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD),
Sequential Function Chart (SFC)
 Schneider : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential Function
Chart (SFC)
 Siemens : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential Function
Chart (SFC), Instruction List (IL)

INSTRUKSI INSTRUKSI DASAR PLC

 Didalam pemrograman PLC terdapat beberapa instruksi – instruksi dasar yang


sering digunakan. berikut beberapa contoh dari instruksi - instruksi dasar yang
menggunakan software CX - Programmer.

a. Instruksi Counter

Instruksi Counter digunakan untuk menghitung input yang masuk ke dalam counter
tersebut.

Gambar 7.1 contoh program instruksi Counter

Cara kerja instruksi counter adalah, Ketika counter (CNT 0000) Mendapat input
sebanyak dari set value maka akan mengaktifkan contact C0000 sehingga output (1.00)
akan aktif. Sedangkan untuk mereset counter bisa menggunakan input 0.01.

b. Instuksi Timer

Pada sebagian besar aplikasi kontrol terdapat peralatan untuk beberapa aspek kontrol
pewaktuan ( timing ). PLC mempunyai fasilitas pewaktuan untuk program yang dapat
digunakan. Metode umum dari pemrograman sebuah rangkaian timer adalah untuk
menentukan interval yang dihitung dari suatu kondisi atau keadaan
Cara kerja dari instruksi Timer adalah, ketika Timer (TIM 0000) mendapatkan input
selama set value akan mengaktifkan contact-contactnya (T0000). Lebih jelasnya bisa
dilihat pada gambar 7.2.

Catatan: dalam satu program alamat nomer Counter dan Timer tidak boleh sama.
Misal, jika alamat nomer counter 0000 maka alamat Timer tidak boleh menggunakan
alamat 0000. Set value timer adalah set x 10. Sehingga misal set value yang diinginkan
10 detik maka penulisan set valuenya adalah 10 detik x 10 = #100

Gambar 7.2 contoh program instruksi Timer

c. Instruksi IL dan ILC

IL adalah singkatan dari Inter Lock sedangkan ILC adalah singkatan dari Interlock
Clear berfungsi untuk mengunci program.Biasanya IL dan ILC digunakan untuk tombol
Emergency.
Gambar 7.3 contoh program instruksi IL dan ILC

Cara kerja dari instruksi IL dan ILC adalah, apabila tombol emergency (input 0.02)
ditekan maka semua diantara instruksi IL dan ILC tidak akan aktif.

d. Instruksi DIFU/DIFD

Aplikasi kontrol ini berfungsi untuk mengaktifkan output selama satu scan.

Gambar 7.4 Time chart DIFU / DIFD

Untuk mengaktifkan output selama satu scan selain menggunakan instruksi DIFU /
DIFD juga bisa menggunakan contact dengan differentiation up/down. Untuk membuat
instruksi contact dengan differentiation up/down yaitu, klik New Contact – Detail>> –
Differentiation up / down. Seperti gambar 7.5.
Gambar 7.5 cara membuat instruksi contact dengan differentiation up

e. Instruksi Holding Relay

Holding Relay adalah relay internal yang bisa di pakai untuk menahan system yang
sedang bekerja walau aliran supply power off, misalnya jika Sumber Power/ PLN mati,
apabila di pasang holding Relay maka proses bisa tetap lanjut tidak mulai dari awal lagi.

Gambar 7.6 contoh program instruksi Holding Relay

f. Instruksi Compare
Instuksi ini digunakan untuk membandingkan dua buah data .

Gambar 7.7 contoh program instruksi Compare

Cara kerja instruksi Compare adalah apabila data D100 < D200 maka output (1.02)
akan aktif, jika D100 = D200 maka output (1.03) akan aktif, dan apabila D100 > D200
maka output (1.03) yang akan aktif.

g. Instruksi MOV

Instruksi ini digunakan untuk memindahkan data

h. Instruksi Scaling/SCL

Instruksi ini digunakan untuk mengkonversi secara linier 4 digit data hexadecimal
menjadi 4 digit BCD.

Memori PLC

Mulai dari sini kita akan lebih sering menggunakan memori internal PLC. Memori PLC Omron
yaitu
1) IR (Internal Relay)
Bagian memori ini digunakan untuk menyimpan status keluaran dan masukan PLC.
Untuk CPM1A/CPM2A, masing masing bit IR000 berhubungan langsung dengan terminal
masukan, misal IR000.00 (atau 000.00 saja) berhubungan langsung dengan masukan ke-1 dan IR
000.05 (atau 000.05). Daerah IR terbagi atas tiga macam area, yaitu area masukan, area keluaran
dan area kerja. Untuk mengakses memori ini cukup dengan angkanya saja, 000 untuk masukan,
010 untuk keluaran dan 200 untuk memori kerjanya

2) SR (Special Relay)
Special relay adalah relai yang mempunyai fungsi-fungsi khusus seperti untuk pencacah,
interupsi dan status flags (misalnya pada intruksi penjumlahan terdapat kelebihan digit pada
hasilnya (carry flag), kontrol bit PLC, informasi kondisi PLC, dan sistem clock (pulsa 1 detik;
0,2 detik dan sebagainya).
3) Ar (Auxilary Relay)
Terdiri dari flags dan bit untuk tujuan-tujuan khusus. Dapat menunjukkan kondisi PLC
yang disebabkan oleh kegagalan sumber tegangan, kondisi spesial I/O, kondisi input atau output
unit, kondisi CPU PLC, kondisi memori PLC.
4) LR (Link Relay)
Digunakan untuk data link pada PLC link system. Artinya untuk tukar-menukar informasi
antara dua PLC atau lebih dalam suatu sistem kontrol yang saling berhubungan satu dengan yang
lain dan menggunakan banyak PLC. Terdiri dari 16 word, LR00 hingga LR15 atau 256 bit,
LR00.00 hingga LR15.15, untuk CPM1A/CPM2A.
5) HR (Holding Relay)
Holding Relay digunakan untuk mempertahankan kondisi kerja rangkaian PLC yang
sedang dioperasikan apabila terjadi gangguan pada sumber tegangan dan akan menyimpan
kondisi kerja PLC walaupun sudah dimatikan. Untuk CPM1A/CPM2A daerah ini terdiri dari 20
word, HR00 hingga HR19 atau 320 bit. HR000.00 hingga HR19.15. Bit-bit HR ini dapat
digunakan bebas didalam program sebagaimana bit-bit kerja (works bit).
6) TR (Temporary Relay)
Berfungsi untuk penyimpanan sementara kondisi logika program pada ladder diagram
yang mempunyai titik percabangan khusus terdapat 8 bit, TR00 hingga TR07, baik untuk
CPM1A/CPM2A
7) DM (Data Memory)
Berfungsi untuk penyimpanan data-data program karena isi DM tidak akan hilang (reset)
walaupun sumber tegangan PLC mati.
Yang akan sering kita gunakan yaitu DM (Data Memory)

Melakukan pemrograman PLC OMRON CPM1A

Melakukan pemrograman PLC CPM1A. Hal – hal yang harus di lakukan adalah sebagai
berikut:

1. Hidupkan PLC OMRON CPM1A dengan menyambungnya ke sumber catu daya,


lampu indicator PWR pada PLC akan menyala.
2. Hubungkan PLC OMRON CPM1A dengan PC, dengan menggunakan kabel CIF 02
port USB.
3. Akan muncul perintah instalasi dari port USB kabel CIF02. Ikuti perintahnya next
next dan next sampai akhir perintah finish.
4. CX-Programmer adalah software untuk membuat program PLC CPM1A dari
Omron. Buka program CX-Programmer, maka akan muncul perintah Online
registration, exit saja
5. Buka icon new untuk membuat program ladder baru, maka akan muncul box change
PLC. Change PLC bertujuan untuk menyesuaikan program yang kita buat dengan
jenis PLC yang kita gunakan. Karena PLC yang saya gunakan adalah PLC OMRON
CPM1A, maka konfigurasinya adalah sebagai berikut
ganti device typenya menjadi CPM1(CPM1A) (sesuaikan dengan PLC yang anda gunakan ) klik
setting akan muncul box lagi

ubah CPU type nya ke CPU 30 karena saya memakai jenis PLC dengan I/O 30 (sesuaikan denang
PLC yang anda gunakan) penyesuaian ini bertujuan agar PC dapat berkomunikasi dengan PLC,
kemudian ok dan ok

6. Setelah itu akan mucul lembar kerja dan selanjutnya buatlah program yang hendak
kita buat
Lembar kerja adalah tempat untuk merancang diagram ladder yang akan digunakan.
Semua instruksi tersedia dan pengguna tinggal memakainya. Buatlah diagram ladder dengan
rung sedikit mungkin karena itu akan menghemat memori PLC yang dipakai. Sesuaikan urutan
kerja sistem dengan urutan diagram ladder, karena diagram ladder dieksekusi mulai dari rung
atas kemudian berlanjut ke bawah. Berikan keterangan pada setiap rung dan diagram ladder agar
orang lain mudah untuk memahaminya.

7. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih Compile
(Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut sehingga mucul tampilan seperti ini

8. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program. Selanjutnya
adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara klik PLC pada taskbar, work online klik
Ok, lalu klik finish. Work online bertujuan agar saat program berjalan kita masih bisa melakukan
monitoring alur kerja program pada diagram ladder. Pada PLC lampu indicator COMM akan
menyala yang menandakan bahwa PLC telah terhung ke PC.

9. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON CPM1A seperti


pada gambar
10. selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN. Lampu
indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap diekseskusi oleh PLC

Kabel PLC Omron CIF 02

Dalam bidang kelistrikan, kabel CIF 02 adalah peralatan standar yang digunakan sebagai
komunikasi serial biner tunggal berupa data dan kontrol sinyal yang menghubungkan antara DTE
(Data Terminal Equipment) dan DCE (Data Circuit-terminating Equipment). Hal ini umumnya
digunakan dalam komputer komunikasi serial. Pada Kabel CIF 02, program yang telah dibuat
dapat diunduh ke PLC, begitu juga sebaliknya data
program yang tersimpan pada PLC dapat diunggah ke PC. Kedua transmisi sinkron dan asinkron
yang didukung oleh sebuah peralatan standar. Selain sirkuit data, peralatan standarlah
yang mendefinisikan beberapa sirkuit kontrol yang digunakan untuk mengelola hubungan antara
DTE dan DCE. Setiap data atau rangkaian kontrol hanya beroperasi disatu arah, yaitu sinyal dari
DTE ke DCE yang melekat atau sebaliknya. Pengiriman data dan penerimaan data merupakan
rangkaian terpisah, antarmuka dapat beroperasi dalam model full duplex, didukung data
yang mengalir bersamaan dalam dua arah. Standar ini tidak mendefinisikan framing karakter
dalam data stream, atau pengkodean karakter. Kabel CIF 02 mempunyai ujung port USB.

Di pasaran, kabel ini di hargai 700 ribu. Memang mahal hanya untuk sebuah kabel. Saya
membeli PLC Omron CPM1A I/O 30 dan kabel CIF 02 dengan total 2.5 jt hanya untuk
mengerjakan skripsi. MAHALLLLLLLLLL
Skema rancangan kabel CIF 02. Data exchange indicator akan menyala ketika terjadi
komunikasi anatara PC dan PLC.

Mengenal PLC OMRON CPM1A

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook


Tiap-tiap PLC pada dasarnya merupakan sebuah mikrokontroler (CPU-nya PLC bisa berupa
mikrokontroler maupun mikroprosesor) yang dilengkapi dengan periferal yang dapat berupa
masukan digital, keluaran digital atau relay. Perangkat lunak programnya sama sekali berbeda
dengan bahasa komputer seperti pascal, Basic, C dan lain-lain, programnya menggunakan apa
yang dinamakan sebagai diagram tangga atau ladder diagram.

CPM1A dan CPM2A merupakan PLC produk Omron, perbedaan mendasar antara CPM1A dan
CPM2A adalah fungsi dan jumlah terminal masukan dan keluarannya, CPM1A 10 memiliki 6
masukan (I0 – I5) dan 4 keluaran (O0 – O3) total jalur keluaran/masukan, sedangkan CPM2A
memiliki 20 jumlah keluaran dan masukan yang jauh lebih banyak, yaitu 12 masukan dan 8
keluaran (total 20 jalur keluaran/masukan). Pada gambar II.1 dan II.2 ditunjukkan gambar
Omron CPM1A 10 keluaran/masukan (10 I/O), sedangkan pada gambar II.3 ditunjukkan gambar
Omron CPM2A 20 keluaran/masukan.

Sebagai mana terlihat pada gambar II.1 (CPM1A-10) maupun II.3 (CPM2A-20), selain adanya
indikator keluaran dan masukan, terlihat juga adanya 4 macam lampu indikator, yaitu PWR,
RUN, ERR/ALM dan COMM. Arti masing-masing lampu indikator tersebut ditunjukkan pada
tabel II.1.

Indikator Status Keterangan


PWR ON Catu daya disalurkan ke PLC
(Hijau) OFF Catu daya tidak disalurkan ke PLC
RUN ON PLC dalam kondisi mode kerja RUN atau monitor
PLC dalam kondisi mode PROGRAM atau munculnya
(Hijau) OFF
kesalahan yang fatal
COMM Kedip Data sedang dikirim melalui port periferal atau RS-232C
Tidak ada proses pengiriman data melalui port periferal
(kuning) OFF
maupun RS-232C
ERR/ALM ON Muncul suatu kesalahan fatal (operasi PLC berhenti)
Kedip Muncul suatu kesalahan tak-fatal (operasi PLC berlanjut)
(merah)
OFF Operasi berjalan dengan normal
Gambar . Omron CPM1A
Selain 4 lampu indikator, juga bisa ditemukan adanya fasilitas untuk melakukan hubungan
komunikasi dengan komputer, melalui RS-232C atau yang lebih dikenal dengan port serial

Anda mungkin juga menyukai