6.1. Pedoman Pelk Pengajuan Peng Dana Bansos PDF
6.1. Pedoman Pelk Pengajuan Peng Dana Bansos PDF
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENGAJUAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL
TAHUN ANGGARAN 2012
KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
Desember 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN
KESEHATAN HEWAN
KATA PENGANTAR
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan............................................................... 2
C. Sasaran ................................................................................. 3
D. Ruang Lingkup ...................................................................... 3
E. Pengertian ............................................................................. 4
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan ii
BAB V PEMBINAAN DAN PENGORGANISASIAN
A. Pembinaan ............................................................................ 27
B. Pengorganisasian Pengelolaan Dana Bansos ...................... 30
C. Perencanaan Operasional .................................................... 31
D. Sosialisasi ............................................................................. 31
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan iii
DAFTAR TABEL
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan iv
DAFTAR BAGAN
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan v
DAFTAR LAMPIRAN
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup
E. Pengertian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
1
usaha yang kokoh di kawasan pembangunan wilayah.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk memperlancar penyaluran bantuan
sosial, meningkatkan efektivitas dan efesiensi pengelolaan dana bantuan
sosial maka diterbitkan Pedoman pelaksanaan Pengelolaan Bantuan
Sosial Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun
2012, sebagai acuan bagi seluruh stakeholder yang terkait dalam
menyukseskan program pembangunan peternakan.
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
2
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
3
E. Pengertian
Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan :
1. Bantuan Sosial adalah semua pengeluaran negara dalam bentuk
transfer uang/barang yang diberikan kepada masyarakat melalui
Kementerian Negara/Lembaga dan/atau pemerintah daerah guna
melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya berbagai risiko
sosial. Bantuan sosial di Kementerian Pertanian diarahkan untuk
pemberdayaan kelompok sasaran, perlindungan kelompok sasaran,
penanggulangan kemiskinan kelompok sasaran, dan
penanggulangan kelompok sasaran pasca bencana alam.
2. Dana Bantuan Sosial adalah penyaluran atau transfer uang
kepada pelaku pertanian yang mengalami potensi risiko sosial
keterbatasan modal untuk dikembangkan sehingga mampu
mengakses pada lembaga permodalan secara mandiri.
3. Belanja Bantuan Sosial adalah belanja yang digunakan untuk
pengeluaran atau belanja pemerintah pusat yang tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam jenis-jenis belanja pegawai, belanja
barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi, belanja
hibah, belanja sosial dan dana cadangan umum.
4. Pemberdayaan Sosial adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam
rangka meningkatkan kemampuan kelompok sasaran meliputi
penguatan modal usaha, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan
kemampuan sumber daya manusia sehingga secara mandiri mampu
mengembangkan diri dan dalam melakukan usahanya secara
berkelanjutan. Pemberdayaan sosial di Kementerian Pertanian
diarahkan untuk pemberdayaan kepada kelompok sasaran.
5. Perlindungan Sosial adalah dimaksudkan untuk mencegah dan
menangani risiko dari kerentanan sosial agar kelangsungan
hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal.
Perlindungan sosial di Kementerian Pertanian diarahkan untuk
perlindungan kelompok sasaran mengatasi resiko rawan pangan.
6. Penanggulangan Kemiskinan adalah kebijakan, program dan
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
4
kegiatan yang tidak dapat dilakukan terhadap pihak yang tidak
mempunyai mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan
yang layak bagi kemanusiaan. Penanggulangan kemiskinan di
Kementerian Pertanian di arahkan untuk kelompok sasaran dalam
rangka meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja.
7. Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan
rehabilitasi yang terdiri atas tiga tahap, yaitu prabencana, saat
tanggap darurat dan pascabencana. Penanggulangan bencana di
Kementerian Pertanian diarahkan untuk meringankan beban
kelompok sasaran pasca bencana.
8. Pemberdayaan masyarakat peternakan adalah upaya-upaya yang
dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat
agribisnis sehingga secara mandiri mampu mengembangkan diri dan
melakukan usahanya secara berkelanjutan.
9. Penguatan modal usaha kelompok adalah stimulasi dana bagi
pelaku usaha peternakan yang mengalami keterbatasan modal
sehingga selanjutnya mampu mengakses lembaga permodalan
secara mandiri. Fasilitasi penguatan modal usaha kelompok ini
merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat(), yang
dikawal dengan kegiatan terkait yaitu penguatan kelembagaan
peternak dan peningkatan SDM melalui pembinaan, penyuluhan,
pelatihan, monitoring, evaluasi, dan lainnya.
10. Kelompok Usaha yang Bermasalah dengan Kredit adalah
kelompok usaha yang sebagian atau seluruh anggotanya pernah
menerima fasilitas kredit dan tidak berniat baik dan/ atau tidak
mengembalikan seluruh atau sebagian kredit yang diterimanya
sesuai ketentuan, kecuali sebagai akibat dari puso atau force
majeure (bencana alam, serangan hama penyakit/OPT dan lainnya)
yang dinyatakan dengan keterangan dari instansi yang berwenang.
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
6
17. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang
dikeluarkan oleh kantor KPPN setelah melakukan pengujian
terhadap SPM yang diterima dari Satuan Kerja (Satker).
18. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN,
merupakan bagian anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang
dialokasikan berdasarkan rencana kerja dan anggaran
Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan tugas
pembantuan.
19. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN,
merupakan bagian anggaran kementerian/lembaga yang
dialokasikan berdasarkan rencana kerja dan anggaran
kementerian/lembaga dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi.
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
7
BAB II
FASILITASI KEGIATAN
BANTUAN SOSIAL
A. Pemberdayaan Sosial
B. Penanggulangan Bencana
BAB II
FASILITASI KEGIATAN BANTUAN SOSIAL
Belanja Bantuan Sosial adalah transfer uang atau barang yang diberikan oleh
Pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat guna melindungi dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial. Transfer uang/barang/jasa tersebut
memiliki ketentuan berikut ini :
1. Belanja bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota
masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk di dalamnya
bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan
keagamaan.
2. Belanja bantuan sosial bersifat sementara atau berkelanjutan.
3. Belanja bantuan sosial ditujukan untuk mendanai kegiatan rehabilitasi
sosial, perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial,
penanggulangan kemiskinan dan penanggulangan bencana.
4. Belanja bantuan sosial bertujuan untuk meningkatkan taraf
kesejahteraan, kualitas, kelangsungan hidup, dan memulihkan fungsi
sosial dalam rangka mencapai kemandirian sehingga terlepas dari risiko
sosial.
5. Belanja bantuan sosial diberikan dalam bentuk : bantuan langsung;
penyediaan aksesibilitas; dan/atau penguatan kelembagaan.
A. Pemberdayaan Sosial
1. Konsepsi
Pemberdayaan sosial diartikan sebagai upaya meningkatkan
kemampuan kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan
usahanya secara mandiri dan berkelanjutan. Kelompok yang dimaksud
adalah kelompok usaha di bidang peternakan yang dikelola oleh atau
kelompok dan pelaku agribisnis lain.
Kemandirian kelompok dapat terwujud apabila kelompok mampu
mengembangkan usaha di bidang peternakan secara mandiri yang
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
8
mencakup aspek kelembagaan, manajemen dan usaha annya.
Dengan demikian, fokus pemberdayaan kelompok diarahkan dalam
rangka pengembangan kelembagaan, manajemen dan usaha-usaha
bidang peternakan.
Proses pemberdayaan kelompok dilakukan dengan menumbuhkan
kesadaran kelompok dalam mengembangkan usahanya secara
partisipatif. Kegiatan pemberdayaan dapat pula diartikan sebagai
upaya mengurangi ketergantungan pelaku usaha peternakan terhadap
berbagai fasilitas dan kemudahan yang harus disediakan pemerintah,
serta meningkatkan kemandirian kelompok. Mengingat proses
pemberdayaan memerlukan waktu yang cukup panjang, maka
kegiatan pemberdayaan perlu dirancang secara sistematis dengan
tahapan kegiatan yang jelas dan dilakukan terus-menerus dalam kurun
waktu yang cukup berdasarkan kemampuan dan potensi usaha
agribisnis masyarakat.
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
10
8. Pengembangan Budidaya Kerbau
9. Penguatan Kelembagaan
Pelayanan IB
10. Optimalisasi INKA
11. Pengembangan Ternak
Kambing/Domba
12. Pengembangan Budidaya Kambing
Perah
13. Pemeliharaan Budidaya Unggas
Lokal
14. Pemeliharaan Budidaya Non
Unggas (Aneka Ternak)
2). Peningkatan 15. Pembibitan Sapi Potong
kuantitas dan 16. Pembibitan Sapi Perah
kualitas benih 17. Pembibitan Kerbau
dan bibit dengan 18. Pembibitan Kambing/Domba
mengoptimalkan 19. Pembibitan Babi
sumber daya 20. Pembibitan Ayam Lokal
lokal (Prioritas 21. Pembibitan Itik Lokal
Bidang) 22. Pengendalian Sapi/Kerbau Betina
Produktif
23. Dukungan Perbibitan dalam
Kawasan Sapi Potong
24. Dukungan Perbibitan dalam
Kawasan Sapi Perah
25. Dukungan Perbibitan dalam
Kawasan Kerbau
3). Peningkatan 26. Pengembangan Unit Usaha Bahan
produksi Pakan Pakan
Ternak dengan 27. Pengembagan Integrasi Tanaman
pendayagunaan Ruminansia
sumber daya 28. Pengembangan Integrasi Ternak
lokal (Prioritas Unggas
Nasional dan 29. Optimalisasi Sumber Benih/Bibit
Bidang) HPT
30. Penguatan Sumber Benih/Bibit
HPT
31. Pengembangan HPT di Lahan
Kehutanan
32. Pengembangan UPP Ruminansia
33. Pengembangan UPP Unggas
34. Pengembangan Lumbung Pakan
Ruminansia
35. Pengembangan Lumbung Pakan
Unggas
36. Dukungan Pengembangan Pakan
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
11
37. Dukungan Pakan dalam
Pengembangan Kawasan Sapi
Potong
38. Dukungan Pakan dalam
Pengembangan Kawasan Sapi
Perah
39. Dukungan Pakan dalam
Pengembangan Kawasan Kerbau
4). Pengendalian 40. Dukungan Kesehatan Hewan
dan dalam Pengembangan Kawasan
Penanggulangan Sapi Potong
penyakit hewan 41. Dukungan Kesehatan Hewan
menular strategis dalam Pengembangan Kawasan
dan penyakit Sapi Perah
zoonosis 42. Dukungan Kesehatan Hewan
(Prioritas dalam Pengembangan Kawasan
Nasional dan Kerbau
Bidang)
5). Dukungan 43. Belanja Bantuan Sosial Kebijakan
Manajemen dan Pimpinan
Dukungan Teknis
Lainnya pada
Direktorat
Jenderal
peternakan dan
Keswan
B. Penanggulangan Bencana
1. Konsepsi
Sesuai dengan UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana dan PP No.21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana, yang dimaksud Bencana adalah peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Sedangkan menurut International Strategy for Disaster Reduction
(UNISDR), Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap
keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian
yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
12
lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang
bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya
mereka sendiri.
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
13
3. Komponen Kegiatan
Kegiatan penanggulangan bencana yang dilaksanakan lingkup
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang dananya
ditampung pada DIPA TA. 2012 pada pos belanja b antuan sosial
yang difasilitasi melalui TP kab/kota antara lain: pengembangan
budidaya sapi potong dan pengembangan budidaya babi.
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
14
BAB III
PENGELOLAAN KEGIATAN
BANTUAN SOSIAL
A. Dasar Hukum Penyaluran Dana
Bantuan Sosial
B. Penggunaan Akun Belanja Sosial
Untuk Pemberdayaan Sosial
C. Penetapan Kelompok Penerima
BAB III
PENGELOLAAN DANA PEMBERDAYAAN SOSIAL MELALUI
TRANSFER UANG
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
15
B. Penggunaan Akun Belanja Sosial Untuk Pemberdayaan Sosial
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
17
Bupati/Walikota setempat atau Kepala Dinas peternakan atau yang
melaksanakan fungsi Peternakan atau pejabat yang ditunjuk atas usul
tim teknis kabupaten/kota, dengan tembusan antara lain disampaikan
kepada KPPN setempat.
Proses seleksi kelompok dilakukan secara terbuka, ditetapkan secara
musyawarah atas dasar kepentingan pengembangan peternakan di
daerah dan usulan dari masyarakat, serta hasil identifikasi oleh
penyuluh pertanian/tenaga harian pendamping/petugas teknis lainnya
yang telah ditunjuk.
Untuk kegiatan yang dananya ditampung pada DIPA Pusat, maka
penetapan kelompok sasaran dilaksanakan oleh Menteri atau pejabat
Eselon-1 (Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan),
sedangkan proses seleksi kelompok sasaran diatur oleh Ditjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan. Demikian juga untuk kegiatan
yang ditampung pada DIPA Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Provinsi/Kabupaten/Kota, maka penetapan kelompok sasaran oleh
Kepala Dinas peternakan atau yang melaksanakan fungsi Peternakan
provinsi/kabupaten/kota dan proses seleksinya mengikuti
pedoman/petunjuk yang terkait dengan kegiatan dimaksud.
3. Kriteria Umum Calon Kelompok Sasaran
Kriteria calon penerima bantuan sosial disusun sebagai dasar untuk
melakukan seleksi calon penerima dana bantuan sosial agar sesuai
dengan kriteria dan persyaratan yang ditentukan. Kriteria calon
penerima bantuan sosial mencakup kriteria umum calon , kriteria calon
lokasi dan kriteria teknis.
Kriteria umum calon penerima dana bantuan sosial antara lain:
a. yang tergabung dalam suatu kelompok usaha harus memiliki
nama kelompok, nama ketua kelompok dan alamat yang jelas;
b. Kelompok calon penerima dana bantuan yang menghadapi
keterbatasan permodalan untuk permodalan untuk pengembangan
usaha taninya, namun memiliki potensi untuk dikembangkan;
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
18
c. Kelompok ternak atau peternak yang mengalami risiko rawan
pangan dan terkena musibah bencana.
Pembentukan Tim
Teknis Kab./Kota
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
21
BAB IV
PENYALURAN DAN
PEMANFAATAN DANA
BANTUAN SOSIAL
A. Pengajuan dan Penyaluran Dana
Pemberdayaan Sosial
B. Prosedur Penarikan
dan
Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial
C. Pengelolaan Usaha Kelompok
BAB IV
PENYALURAN DAN PEMANFAATAN
DANA BANTUAN SOSIAL
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
22
1) Keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas/Badan lingkup
Peternakan atau yang melaksanakan fungsi peternakan atau
pejabat yang ditunjuk tentang Penetapan Kelompok Sasaran.
2) Rekapitulasi RUK/RUB seperti pada lampiran-1 dengan
mencantumkan:
a. nama kelompok ;
b. nama ketua kelompok ;
c. nama anggota kelompok ;
d. nomor rekening a.n. kelompok;
e. nama cabang/Unit BRI/Bank Pos atau bank lain terdekat;
f. jumlah dana dan susunan keanggotaan kelompok.
3) Kuitansi harus ditandatangani oleh ketua kelompok dan
diketahui/disetujui oleh PPK Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
yang bersangkutan seperti pada lampiran-2.
4) Surat perjanjian kerjasama antara pejabat pembuat komitmen
dengan kelompok sasaran tentang pemanfaatan dana
penguatan modal kelompok seperti pada lampiran -3.
5. Atas dasar SPP-LS, Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran
(PPPP) menguji dan menerbitkan Surat Perintah Membayar
Langsung (SPM-LS), selanjutnya KPA menyampaikan SPM-LS ke
KPPN setempat.
6. KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sesuai
ketentuan yang akan diterbitkan oleh Kementerian Keuangan.
Untuk kegiatan bantuan sosial yang dananya ditampung pada pos belanja
Bantuan Sosial pada DIPA Pusat dan DIPA Tugas Pembantuan Provinsi,
maka pengajuan dan penyaluran dana bantuan sosial mengikuti pola
tersebut diatas, namun penyebutan nama KPA, PPK dan lainnya
disesuaikan dengan keberadaan Satker.
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
23
B. Prosedur Pencairan dan Pemanfatan Dana Bantuan Sosial
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
24
Arahan penggunaan dana bantuan sosial bidang peternakan berikut ini
merupakan pilihan-pilihan yang dapat disesuaikan dengan prioritas masing-
masing kelompok sasaran antara lain:
1. Untuk membiayai sarana dan fasilitas kelompok seperti
membangun/rehabilitasi kandang kelompok, peralatan kandang,
embung, dan sarana lainnya sesuai kebutuhan kelompok.
2. Untuk pengadaan/rehabilitasi atau optimalisasi pemanfaatan alat dan
mesin pra-produksi, produksi, dan pengolahan hasil.
3. Untuk pengadaan sarana produksi (bibit,obat-obatan) bervariasi
menurut kebutuhan dan jenis komoditasnya. Besarnya dana untuk
pengadaan sarana produksi komoditi peternakan tidak dibatasi,
tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan kelompok.
4. Untuk kegiatan pengembangan kelembagaan antara lain
memperluas pemasaran, pengembangan usaha penunjang
agribisnis, jaringan kerja dengan mitra usaha, pengembangan
simpan pinjam pola LKM.
5. Dalam rangka peningkatan dan pengembangan kemampuan melalui
pelatihan pengurus/anggota kelompok. Untuk memperoleh hasil
yang optimal pelaksanaan pelatihan.
6. Pembinanaan kelompok dapat difasilitasi oleh Dinas Teknis/ instansi
kelembagaan penyuluhan dengan memanfaatkan penyuluh
pertanian, penyuluh swakarsa, Organisasi peternak, Pusat Pelatihan
Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), swasta, LSM dan lainnya.
Dana bantuan sosial peternakan yang disalurkan ke rekening kelompok
dimanfaatkan untuk usaha produktif, terus dipupuk dan dikembangkan serta
dikelola dengan mengarah pada manajemen Lembaga Keuangan Mikro
(LKM). Penerapan pola LKM ini merupakan tahapan lebih lanjut proses
pembelajaran bagi pelaku usaha dari pola BLM/BPLM/PMUK menuju ke
tahap lebih lanjut untuk dapat mengakses modal ke lembaga
permodalan. Dengan demikian kegiatan pemberdayaan ini turut mendorong
tumbuh berkembangnya LKM-LKM yang ditumbuhkan di perdesaan.
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
25
C. Pengelolaan Usaha Kelompok
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
26
BAB V
PEMBINAAN DAN
PENGORGANISASIAN
A. Pembinaan
B. Pengorganisasian Pengelolaan
Dana Bansos
C. Perencanaan Operasional
D. Sosialisasi
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGORGANISASIAN
A. Pembinaan
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
28
c. Menggalang kemitraan dengan propinsi dan kabupaten/kota
dalam pelaksanaan advokasi, pemantauan/pengendalian dan
evaluasi.
d. Menyusun laporan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
sebagai ujung tombak dari pelaksanaan program dan anggaran.
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
29
Tugas Tim Teknis Kabupaten/Kota adalah:
a. menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) dengan mengacu
Pedum yang disusun oleh pusat/juklak yang disusun oleh
propinsi disesuaikan dengan kondisi sosial budaya setempat dan
usaha yang dikembangkan;
b. melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok sasaran;
c. melakukan bimbingan teknis, pemantauan dan pengendalian;
d. membuat laporan hasil pemantauan dan pengendalian
1
Penanggungjawab Program Tim Pembina Provinsi
3
3 1
1
2 Tim Teknis Kabupaten 2 4
3 2
Kelompok
Keterangan :
1 : Garis Koordinasi 3 : Garis Pelaporan
2 : Garis Pembinaan dan pemantaun 4 : Garis Pemeriksaan
C. Perencanaan Operasional
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
30
Kegiatan operasional dituangkan ke dalam petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis yang disusun oleh Tim Pembinaan Provinsi dan Tim
Teknis Kabupaten/Kota mengacu kepada pedoman pengelolaan,
pedoman pelaksanaan dan pedoman teknis yang disusun oleh
Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan maupun oleh Direktorat Teknis lingkup Ditjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan. Petunjuk yang disusun di tingkat
lapangan/lokasi ditujukan untuk mengatur hal-hal yang belum jelas dan
belum diatur dalam pedoman pengelolaan dan pedoman pelaksanaan
atau pedoman teknis. Untuk itu petunjuk yang disusun di tingkat
lapangan/lokasi agar disusun secara fleksibel dengan memperhatikan
aspirasi dan kondisi masing-masing wilayah. Namun demikian
petunjuk tersebut juga harus bersifat operasional sesuai tujuan dan
sasaran propram/kegiatan.
D. Sosialisasi
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
31
BAB VI
PENGAWASAN DAN
INDIKATOR KEBERHASILAN
A. Pengawasan dan Pengendalian
B. Indikator Keberhasilan
BAB VI
PENGAWASAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
B. Indikator Keberhasilan
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
33
BAB VII
MONITORING, EVALUASI
DAN PELAPORAN
BAB VII
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
34
4. Laporan mencakup perkembangan kelompok penerima dana bantuan
sosial dalam pengelolaan usahanya berikut realisasi fisik dan
keuangannya.
5. Laporan disampaikan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat
kelompok sampai ke Pusat mengenai pencapaian sasaran fungsional
dengan format laporan mengacu pada pedoman/petunjuk teknis.
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
35
BAB VIII
PENUTUP
BAB VIII
PENUTUP
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
36
LAMPIRAN
Lampiran- 1. Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok
Kelompok :.................................
Desa/Kelurahan :.................................
Kecamatan :.................................
Kabupaten/Kota :.................................
Provinsi :.................................
Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama
Nomor..............tanggal.................... Dana bantuan sosial tersebut agar dipindahbukukan ke
rekening Kelompok................................................... No. Rekening.......... pada cabang/unit
Bank.....................di................................
MENYETUJUI
Ketua Tim teknis, Ketua kelompok,
................................... ..............................
NIP
MENGETAHUI/MENYETUJUI,
Pejabat Pembuat Komitmen
Pusat/Prov/Kab/Kota........
..............................................
NIP.
*) Bupati/Walikota atau Kepala Dinas lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk
**) Format ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada DIPA Pusat dan DIPA Provinsi
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
37
Lampiran- 2. Kuitansi Dana Bantuan Sosial
NPWP :...............................
MAK :...............................
T.A :...............................
KUITANSI
No :...................
Uang sebanyak :
Terbilang Rp. :
.......................,.................2012
Meterai
Rp. 6.000
........................................... ...............................
NIP.
........................................ .....................................
NIP. NIP.
*) Format ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada DIPA Pusat dan DIPA Provinsi
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
38
Lampiran- 3. Surat Perjanjian Kerjasama
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA
Nomor:
Antara
Dengan
KELOMPOK..............................................
Tentang
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat
dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan dana
Bantuan Sosial, dengan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
DASAR PELAKSANAAN
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan dana Bantuan Sosial tersebut sesuai
dengan Rencana Usaha Kelompok (dirinci sesuai dengan bidang usaha kelompok
masing-masing sebagaimana terlampir).
Pasal 3
Sumber dan jumlah dana Bantuan Sosial yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah :
1. Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA).........Nomor :............tanggal.........
2. Jumlah dana yang disepakati kedua belah pihak sebesar Rp...................(dengan
huruf).
Pasal 4
PEMBAYARAN
Pembayaran Dana Bantuan Sosial dimaksud pada pasal 3 ayat (2) Surat Perjanjian
Kerjasama ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah
perjanjian kerjasama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah
Membayar (SPM) yang disampaikan oleh KPA kepada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara.................., dengan cara pembayaran langsung ke rekening
kelompok.................Desa/Kelurahan................Kecamatan...............Kabupaten/Kota....
...............pada Bank..........................No. Rek :.........................
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
40
Pasal 5
SANKSI
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan dana Bantuan Sosial
sesuai dengan pasal 2, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak mencabut
seluruh dana yang diterima PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat perjanjian
kerjasama batal.
Pasal 6
PERSELISIHAN
Pasal 7
FORCE MAJEURE
1. Jika timbul keadaan memaksa (force majeure) yaitu hal-hal yang diluar
kekuasaan PIHAK KEDUA sehingga tertundanya pelaksanaan kegiatan, maka
PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada PPK/KPA dengan
tembusan kepada Tim Teknis dalam waktu 4 X 24 jam kepada PIHAK PERTAMA;
2. Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksud pasal 7 ayat (1) adalah :
a. Bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir besar, kebakaran
yang bukan disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA;
b. Peperangan;
c. Perubahan kebijakan moneter berdasarkan Peraturan Pemerintah.
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
41
Pasal 8
LAIN – LAIN
1. Bea materai yang timbul karena pembuatan surat perjanjian kerjasama ini
menjadi beban PIHAK KEDUA;
2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan
bagian yang tak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama;
3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih
dahulu harus dengan persetujuan kedua belah pihak.
Pasal 9
PENUTUP
Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh
kesadaran dan tanggung jawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat
rangkap 6 (enam) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
....................................... .......................................
NIP.
*) Format ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada DIPA Pusat dan DIPA Provinsi
________________________________________________________________________
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bansos TA. 2012 Ditjen peternakan dan Kesehatan Hewan
42