Anda di halaman 1dari 7

UPAYA MENGEMBANGKAN LINGKUNGAN HIDUP YANG AMAN DARI BENCANA

ALAM DI SUMATRA UTARA

(Efforts to Develop a Safe Environment from Natural Disasters)

Ainun Ismiyati

Mahasiswa semester 3 Program Studi Pendidikan Geografi

Universitas Prof. Dr. HAMKA

ainunismyt@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia banyak kehilangan jiwa akibat bencana alam yang ada khususnya di Sumatra Utara, di Sumatra
Utara dalam setahun terhitung sebanyak 493 bencana yang terjadi. Sumatra Utara menjadi daerah yang sangat riskan
bencana alam ini dapat dilihat dari trafik musibah yang terjadi sepanjang 2015-2016, dalam dua tahun tersebut
terjadi 493 bencana alam, didominasi banjir bandang sebanyak 299 kejadian. Selain banjir, bencana yang sering
melanda Sumatra Utara adalah cuaca ekstrim, gempa bumi, abrasi, kebakaran hutan, epidemi, dan kekeringan.
Sejumlah besar kehilangan hidup mencerminkan bahwa kesiapan masyarakat sangat rendah, terutama karena
kurangnya pengetahuan dan kesadaran mereka tentang bahaya alam dan dampak negatifnya. Pemerintah Indonesia
dan rakyatnya dulu memfokuskan kegiatan mereka pada fase tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi.
Pendidikan publik dan kesiapsiagaan masyarakat sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko
bencana.

Kata Kunci : Sumatra Utara, Bencana Alam, dan Siaga

ABSTRAC

Indonesia has lost many lives due to natural disasters, especially in North Sumatra, in North Sumatra in a
year accounting for 493 disasters. North Sumatra has become a very risky area for natural disasters, it can be seen
from the tragedy of traffic that occurred during 2015-2016, in these two years there were 493 natural disasters,
dominated by flash floods of 299 incidents. In addition to floods, the disasters that often hit North Sumatra are
extreme weather, earthquakes, abrasion, forest fires, epidemics, and droughts. A large number of life losses reflect
that community preparedness is very low, mainly due to their lack of knowledge and awareness of natural hazards
and their negative impacts. The Indonesian government and its people used to focus their activities on the
emergency response, rehabilitation and reconstruction phases. Public education and community preparedness are
very important and urgently needed to reduce disaster risk.

Keywords: North Sumatra, Natural Disasters, and Alert


PENDAHULUAN Selain banjir, bencana yang sering melanda Sumatra
Utara adalah cuaca ekstrim, gempa bumi, abrasi,
1 kebakaran hutan, epidemi, dan kekeringan. Pada
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan kejiadian bencana alam ini sebaiknya wilayah Sumatra
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh Utama mulai diakan nya pendidikan kebencanaan guna
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor melindungi dirinya ketika bencana datang. Pendidikan
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa kebencanaan yaitu Penyelenggaraan Penanggulangan
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, Bencana, Kegiatan Pencegahan Bencana, Kesiapsiagaan,
dan dampak psikologis. Bencana alam adalah bencana Peringatan Dini, Mitigasi, Tanggap Darurat, Rehabilitasi
yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian dan Rekontruksi.
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, Pada zaman pemerintahan Belanda, Sumatera
Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Oleh
Gouvernement van Sumatra dengan wilayah meliputi
karnanya sangat penting adanya upaya penanggulanan seluruh pulau Sumatera, dipimpin oleh seorang Gubernur
bencana alam dan pentinganya pendidikan mitigasi yang berkedudukan di kota Medan.Setelah kemerdekaan,
bencana didaerah-daerah rawan bencana khususnya di dalam sidang pertama Komite Nasional Daerah (KND),
Sumatra Utara. Indonesia banyak kehilangan jiwa akibat Provinsi Sumatera kemudian dibagi menjadi tiga sub
bencana alam yang ada khususnya di Sumatra Utara, di provinsi yaitu: Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan
Sumatra Utara dalam setahun terhitung sebanyak 493 Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Utara sendiri
merupakan penggabungan dari tiga daerah administratif
bencana yang terjadi. Sumatra Utara menjadi daerah
yang disebut keresidenan yaitu: Keresidenan Aceh,
yang sangat riskan bencana alam ini dapat dilihat dari Keresidenan2 Sumatera Timur, dan Keresidenan
trafik musibah yang terjadi sepanjang 2015-2016, dalam Tapanuli.Dengan diterbitkannya Undang-Undang
dua tahun tersebut terjadi 493 bencana alam, didominasi Republik Indonesia (R.I.) No. 10 Tahun 1948 pada
banjir bandang sebanyak 299 kejadian. Selain banjir, tanggal 15 April 1948, ditetapkan bahwa Sumatera
bencana yang sering melanda Sumatra Utara adalah dibagi menjadi tiga provinsi yang masing-masing berhak
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu:
cuaca ekstrim, gempa bumi, abrasi, kebakaran hutan,
Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan
epidemi, dan kekeringan. Sejumlah besar kehilangan Provinsi Sumatera Selatan. Tanggal 15 April 1948
hidup mencerminkan bahwa kesiapan masyarakat sangat selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi
rendah, terutama karena kurangnya pengetahuan dan Sumatera Utara.Pada awal tahun 1949, dilakukan
kesadaran mereka tentang bahaya alam dan dampak kembali reorganisasi pemerintahan di Sumatera. Dengan
negatifnya. Pemerintah Indonesia dan rakyatnya dulu Keputusan Pemerintah Darurat R.I. Nomor
memfokuskan kegiatan mereka pada fase tanggap 22/Pem/PDRI pada tanggal 17 Mei 1949, jabatan
Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Selanjutnya
darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Pendidikan publik
dengan Ketetapan Pemerintah Darurat R.I. pada tanggal
dan kesiapsiagaan masyarakat sangat penting dan sangat 17 Desember 1949, dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi
dibutuhkan untuk mengurangi risiko bencana. Tapanuli/Sumatera Timur. Kemudian, dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun
Pada tahun 2010 tercatat bencana gempa yang 1950 pada tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan tersebut
terjadi di wilayah Sumatra Utara Gempa bumi Sumatera dicabut dan dibentuk kembali Provinsi Sumatera
Utara 2011 yang terjadi di 30 km sebelah tenggara Utara.Dengan Undang-Undang R.I. No. 24 Tahun 1956
yang diundangkan pada tanggal 7 Desember 1956,
Tarutung, Sumatera Utara dengan kekuatan 5,5 skala
dibentuk Daerah Otonom Provinsi Aceh, sehingga
richter pada pukul 07:08 WIB 14 Juni 2011. wilayah Provinsi Sumatera Utara sebahagian menjadi
Sebelumnya, terjadi gempa bumi dengan kekuatan 6,9 wilayah Provinsi Aceh.
skala Richter dengan kedalaman 10 km dengan pusat
gempanya berada di 178 Km tenggara Tahuna, Sulawesi
Utara dan tidak berpotensi tsunami. Di sepanjang 2015-
2016, dalam dua tahun tersebut terjadi 493 bencana
alam, didominasi banjir bandang sebanyak 299 kejadian.

1 2
Bencana : kerusakan Keresidenan : sebuah pembagian administratif
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha,
Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Hutan Produksi Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi
Sumatera Utara 72.981,23 km². Tetap 1.035.690 ha dan Hutan Produksi yang dapat
Sumatera Utara pada dasarnya dapat dibagi atas: dikonversi seluas 52.760 ha.
Pesisir Timur Namun angka ini sifatnya secara de jure saja. Sebab
Pegunungan Bukit Barisan secara de facto, hutan yang ada tidak seluas itu lagi.
Pesisir Barat Terjadi banyak kerusakan akibat perambahan dan
Kepulauan Nias pembalakan liar. Sejauh ini, sudah 206.000 ha lebih
Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang hutan di Sumut telah mengalami perubahan fungsi. Telah
paling pesat perkembangannya karena persyaratan berubah menjadi lahan perkebunan, transmigrasi. Dari
infrastruktur yang relatif lebih lengkap daripada wilayah luas tersebut, sebanyak 163.000 ha untuk areal
lainnya. Wilayah pesisir timur juga merupakan wilayah perkebunan dan 42.900 ha untuk areal transmigrasi.
yang relatif padat konsentrasi penduduknya
dibandingkan wilayah lainnya. Pada masa kolonial ANCAMAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG
Hindia Belanda, wilayah ini termasuk residentie MAKIN MELUAS, SUMATRA UTARA
Sumatra's Oostkust bersama provinsi Riau.Di wilayah
tengah provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di
pegunungan ini terdapat beberapa wilayah yang menjadi
kantong-kantong konsentrasi penduduk. Daerah di
sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, merupakan
daerah padat penduduk yang menggantungkan hidupnya
kepada danau ini.Pesisir barat merupakan wilayah yang
cukup sempit, dengan komposisi penduduk yang terdiri
dari masyarakat Batak, Minangkabau, dan Aceh. Namun
secara kultur dan etnolinguistik, wilayah ini masuk ke
dalam budaya dan Bahasa Minangkabau
gambar 1 Erupsi Gunung Sinabung, Sumatra Utara
BATAS WILAYAH

Table 1 batas wilayah Masih tingginya aktivitas Gunung Sinabung per 31


Utara Provinsi Aceh dan Selat Malaka Oktober 2014, semakin memperluas dampak bencana
Selatan Provinsi Riau, Provinsi Sumatra Barat. erupsi terutama pada radius 3 km. Badan Nasional
Samudera Indonesia Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau
Barat Provinsi Aceh dan Samudera Indonesia masyarakat sekitar kawasan Gunung Sinabung agar terus
waspada.
Timur Selat Malaka
Demikian ditegaskan kepala Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Sutopo Nugroho di Jakarta.
Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera Utara. Pulau-
Luasnya dampak erupsi Sinabung kini mengancam
pulau terluar adalah pulau Simuk (kepulauan Nias), dan
Kecamatan Payung (Desa Sukameriah) dan Kecamatan
pulau Berhala di selat Sumatera (Malaka). Kepulauan
Naman Teran (Desa Bekerah, Desa Simacem).
Nias terdiri dari pulau Nias sebagai pulau utama dan
Sementara wilayah lainnya yang berpotensi terkena
pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Kepulauan Nias
guguran lava dan luncuran awan panas, yaitu 4 desa dan
terletak di lepas pantai pesisir barat di Samudera Hindia.
1 dusun yang tersebar di 3 kecamatan yaitu : Kecamatan
Pusat pemerintahan terletak di Gunung Sitoli. Kepulauan
Payung (Desa Guru Kinayan); Kecamatan Naman (Desa
Batu terdiri dari 51 pulau dengan 4 pulau besar: Sibuasi,
Kutatonggal), Kecamatan Simpang Empat (Desa
Pini, Tanahbala, Tanahmasa. Pusat pemerintahan di
Berastepu dan Dusun Sibintun serta Desa
Pulautelo di pulau Sibuasi. Kepulauan Batu terletak di
Gamber).BNPB juga mengingatkan terutama pada
tenggara kepulauan Nias. Pulau-pulau lain di Sumatera
masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai
Utara: Imanna, Pasu, Bawa, Hamutaia, Batumakalele,
yang berhulu di Gunung Sinabung agar selalu waspada3
Lego, Masa, Bau, Simaleh, Makole, Jake, dan Sigata,
terhadap bahaya lahar yang melintas, sebab hal tersebut
Wunga. Di Sumatera Utara saat ini terdapat dua taman
kemungkinan akan terjadi mengingat curah hujan yang
nasional, yakni Taman Nasional Gunung Leuser dan
masih tinggi.
Taman Nasional Batang Gadis. Menurut Keputusan
Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun 2005, luas hutan di
Sumatera Utara saat ini 3.742.120 hektare (ha). Yang
terdiri dari Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian 3
Wasapada : kesiap-siagaan
PUTING BELIUNG DOMINASI BENCANA ALAM kadang disertai angin puting beliung, sehingga pengguna
JEMBER jalan juga diminta waspada saat melintas di sekitar
pohon tinggi yang rawan tumbang,” ujarnya. Heru
mengatakan bencana angin puting beliung yang terbaru
yakni terjadi pada Minggu (12/11) malam di Kelurahan
Baratan, Kecamatan Patrang yang menyebabkan satu
orang mengalami luka-luka atas nama Ibu Kholik (50).
“Hujan deras yang disertai angin kencang merobohkan
pohon jati ke arah jalan hingga menimpa sebuah warung
buah milik Ibu Eka mengalami kerusakan berat, sepeda
motor, dan dua mobil yang diparkir di depan warung
tersebut rusak tertimpa pohon,” tuturnya. Selain angin
puting beliung, lanjut dia, bencana alam berupa banjir
terjadi sebanyak 14 kali, tanah longsor longsor sebanyak
13 kali, gempa bumi sebanyak tujuh kali, dan kebakaran
Gambar 2 Angin puting beliung rumah atau gudang sebanyak 14 kali sejak Januari
hingga awal November 2017. “Dampak bencana alam
yang terjadi menyebabkan empat orang meninggal dunia,
Jember, jurnalsumatra.com – Angin puting beliung
21 orang mengalami luka-luka, 497 rumah rusak (460
mendominasi4 bencana alam di Kabupaten Jember, Jawa
rumah rusak ringan, 21 rumah rusak sedang, dan 16
Timur sejak Januari hingga awal November 2017 dengan
rumah rusak berat,” katanya.(anjas)
jumlah 33 kejadian bencana angin puting beliung yang
terjadi di beberapa kecamatan di wilayah setempat. BANJIR DOMINASI BENCANA ALAM DI
“Hingga minggu pertama bulan November tercatat SULTENG
sebanyak 83 kali bencana alam termasuk gempa yang
episentrumnya tidak spesifik terletak di wilayah
Kabupaten Jember dan bencana angin puting beliung
mendominasi kejadian bencana alam di Jember,” kata
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru
Widagdo di Jember, Selasa.Menurutnya angin puting
beliung tersebut terjadi hampir merata di beberapa
kecamatan di Kabupaten Jember yakni Kecamatan
Wuluhan, Sumbersari, Sumberjambe, Silo, Rambipuji,
Puger, Patrang, Panti, Pakusari, Mumbulsari, Mayang,
Ledokombo, Kaliwates, Jombang, Jenggawah,
Gumukmas, Bangsalsari, dan Kecamatan Ambulu. Banjir mendominasi bencana alam di Provinsi Sulawesi
“Sebenarnya potensi terjadi angin puting beliung bisa Tengah kurun waktu sepuluh bulan terakhir ini, kata
terjadi di 31 kecamatan di Jember, sehingga kami imbau Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
masyarakat untuk selalu siaga terhadap ancaman angin setempat, Bartolomeus Tandigala. “Selain banjir, juga
kencang tersebut selama musim pancaroba seperti saat tanah longsor. Tapi yang paling banyak adalah banjir,”
ini,” tuturnya. Ia mengatakan angin puting beliung katanya di Palu, Kamis. Bartholomeus tidak merinci,
memang tidak bisa diprediksi, namun bisa dilihat dengan kecuali mengatakan bahwa banjir terbesar dan menelan
tanda berupa adanya awan CB (Comolonimbus) atau korban jiwa di Sulteng selama 2017 ini terjadi di
awan tebal dengan pinggiran putih yang jelas dan ada Kabupaten Tolitoli. Di daerah penghasil cengkih terbesar
tanda pusaran di tengah kumpulan awan. “Kami imbau di Provinsi Sulteng itu selama 2017 dilanda dua kali
masyarakat tetap waspada saat hujan turun yang kadang- banjir bandang yang memporak-porandakan ribuan
rumah penduduk dan juga beberapa sarana pendidikan,
4 rumah ibadah dan kesehatan. Juga sejumlah
Mendominasi : mayoritas
infranstruktur5 seperti sumber dan jaringan pipa air Sungai Palu seringkali mendapat banjir kiriman. “Kalau
bersih, listrik, jalan dan jembatan dikabupaten itu hujan deras di hulu, biasanya Sungai Palu banjir dan jika
mengalami kerusakan cukup parah sehingga airnya melewati batas tanggul akan meluap ke sejumlah
membutuhkan anggaran yang besar untuk membangun permukiman warga terutama yang selama ini dilanda
dan memperbaiki kembali. Kabupaten Tolitoli, kata banjir adalah sepanjang daerah aliran sungai di wilayah
Bartholemues termasuk salah satu dari kabupaten/kota di jalan Miangas, Anoa II, Lembu, Malaya, Lere dan Ujuna.
Provinsi Sulteng yang selama ini rawan bencana alam Data BPBD Kota Palu menyebutkan selama 2016 terjadi
banjir dan tanah longsor karena memang wilayah itu sejumlah bencana alam banjir 13 kali, angin puting
banyak memiliki sungai dan juga kondisi tanah labih. beliung dua kali dan gempa bumi satu kali dengan
Saat musim hujan tiba menjadi langganan banjir dan kekuatan gempa 5,1 SR namun tidak ada dampak yang
tanah longsor. Apalagi, Tolitoli dekat dengan laut. Saat ditimbulkan. Banjir pertama kali terjadi pada April 2016
air sungai banjir dan air pasang dipastikan sebagian besar di Kecamatan Mantikulore mengakibatkan 220 rumah
permukiman penduduk di kota itu terendam. Menjawab terendam lumpur, 40 rumah rusak ringan. Bencana banjir
pertanyaan, Bartholomeus mengatakan hingga kini, kedua dan terjadi Mei 2016 di kecamatan yang sama 168
pihak BPBD Provinsi Sulteng belum punya data base rumah terendam lumpur. Berikutnya banjir kembali
mengenai jumlah bencana alam yang terjadi selama 2017 terjadi pada Juni 2016 di Kelurahan Talise, lima rumah
ini. “Data dari kabupaten/kota di Sulteng belum masuk warga terendam dan banjir pada Juli 2016
ke BPBD Provinsi Sulteng,” kata dia.Namun demikian, mengakibatkan jalan Trans Sulawesi depan perumahan
bencana alam di daerah ini masih didominasi banjir dan Citra Land tergenang lumpur dan sempat memacetkan
tanah longsor.Sementara Sekretaris BPBD Kota Palu, arus lalulintas kendaraan. Pada tahun 2017 ini juga masih
Irsan S.S secara terpisah mengaku bencana alam yang didominasi bencana alam banjir. Namun tidak ada
terjadi di Ibu Kota Provinsi Sulteng selama kurun korban jiwa, kecuali ratusan rumah penduduk di
beberapa tahun terakhir ini terbesar adalah banjir. beberapa wilayah permukiman warga di Kota Palu
“Paling banyak bencana alam di Palu adalah banjir,” kata terendam air dan lumpur.(anjas)
mantan Lurah Nunu, Kecamatan Tatanga itu. Di Kota
Palu sesuai data yang ada selama kurun beberapa bulan KESIMPULAN
terakhir ini terjadi sejumlah bencana alam banjir,
kebakaran dan gempa.Kalau gempa, kata dia, setiap Dengan maraknya bencana alam yang terjadi di wilayah
Sumatra ini menandakan bahwa harusnya pemrintah
harinya, Palu sebenarnya diguncang gempa bumi. Hanya
sudah mulai mengadakan edukasi kebencanaan pada
saja getarannya relatif kecil sehingga tidak dirasakan wilayah-wilayah yang letak geografisnya tidak dalam
masyarakat. Karena memang Kota Palu yang kini dihuni keadaan aman arinya rawan bencana. Menurut Nurjanah
hampir 400 ribu jiwa merupakan jalur utama patahan dkk. (2012), kapasitas yang kuat untuk menghadapi
Palukoro.Palu juga terbilang rawan banjir karena selain ancaman bencana berkaitan dengan program / kegiatan
Sungai Palu, sungai yang membelah Kota Palu, juga ada untuk meningkatkan kapasitas masyarakat. Tujuan
utamanya adalah masyarakat yang mampu
sejumlah anak sungai yang setiap kali hujan deras
mengantisipasi bencana, mampu menangani keadaan
dilanda banjir. Ada beberapa anak sungai seperti Sungai darurat dan mampu pulih dari bencana. Oleh karena itu,
Kawatuna, Sungai Laoswani dan Sungai Sombe Lewara program /kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain: 1.
bermuara di Sungai Palu. Sementara di sisi kiri dan Pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pe-ngembangan
kanan Sungai Palu sudah padat dengan penduduk. Jika ilmu pengetahuan dan teknologi bencana, manajemen
air Sungai Palu meluap, dipastikan ada banyak rumah bencana melalui penerapan teknologi dan pemetaan
penduduk yang terendam banjir seperti yang terjadi spasial; 2. Sistem peringatan dini dari berbagai jenis
bencana; 3. Sosialisasi bencana melalui media massa; 4.
selama ini. Soal logistik bencana alam, Irsan menjamin
Pelatihan manajemen bencana; 5. Pemberian dukungan
mencukupi kebutuhan. Terutama logistik bahan makanan teknis dan non-teknis,
cukup memadai. Begitu terjadi bencana, pihaknya meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
bersama sejumlah instansi terkait langsung melakukan penanggulangan bencana, pembangunan kapasitas
langkah tanggap darurat. Ia juga menambahkan meski masyarakat pada pengenalan ancaman dan kerentanan di
bukan musim hujan, BPBD Kota Palu tetap siaga, karena wilayahnya Pendidikan dan pelatihan tentang
pelestarian lingkungan dan pengurangan risiko bencana,
5
termasuk banjir, harus diadakan. Muatan materinya
Infrastruktur : pembangunan
disesuaikan dengan keadaan unik dari potensi situasi
kebencanaan dan berdasarkan pada pengalaman bencana
yang sebelumnya. Pendidikan dan pelatihan tersebut
merupakan hak masyarakat untuk mendapatkannya.
Manajemen bencana tidak hanya menuntut partisipasi
individu dalam komunitas yang rentan, tetapi juga
keterlibatan instansi pemerintah terkait, LSM, dan sektor
swasta. Hal
ini harus didukung dengan strategi manajemen yang
efektif melalui perencanaan operasional, pendidikan dan
pelatihan kelompok. Pengembangan sistem manajemen
bencana dapat dimulai dari formulasi kebijakan di
tingkat pemerintah demi kesiapsiagaan
komunitas/masyarakat.
Akhirnya, menurut UN-Habitat (2001), pengambilan
keputusan hendaknya merupakan kombinasi dari
pendekatan top-down dan bottom-up yang
memungkinkan keterlibatan semua stakeholder atas dasar
kesetaraan. Para stakeholder terdiri dari pemerintah
(yang bertanggung jawab), lembaga akademis, sektor
swasta, LSM dan warga masyarakat. Keterlibatan
pengetahuan stakeholder dari perspektif yang berbeda
bersama-sama memungkinkan pemahaman risiko banjir
yang koheren. Anggota komunitas yang terkena dampak
banjir memiliki kesempatan untuk mengekspresikan
kebutuhan dan untuk mempromosikan integrasi tuntutan
mereka dalam pengambilan keputusan. Keterlibatan
stakeholder memungkinkan untuk melakukan identifikasi
dan implementasi tindakan pengelolaan banjir yang
efektif
dan berkelanjutan karena sebagian besar stakeholder
mendukung mereka.

DAFTAR PUSTAKA

(Danny Hilman Natawidjaja, 2007; Danny Hilman


Natawidjaja, 2007)
Google form

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeO-
_MKC2sF1O-
awrIsbgRzYKZ8P1DpMKFyjQWBDAlw696K2g/viewf
orm?usp=sf_link

https://goo.gl/forms/zBKpFXbL0zv0y1hH2

http://bit.ly/2NWzZ1C

Anda mungkin juga menyukai