DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
NIM : P.10087
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
NIM : P.10087
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/ Tanggal :
NIM : P.10087
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan di : Surakarta
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep., Ns
NIK. 201084050
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
KARANGANYAR.”
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
saran, kritik, serta masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis dan demi
saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis selama ujian berlangsung dan
6. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi sumber inspirasi dan memberikan
Husada Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat deisebutkan satu-
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Identitas Klien.................................................................. 7
B. Pengkajian ....................................................................... 7
A. Pembahasan ..................................................................... 15
Daftar Pustaka
Lampiran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan tingkat kerusakan awal otak dan patologi sekunder yang terkait.
deselarasi atau gaya rotasi dan mencakup fraktur, gegar, kontusio, dan
laseleras. Cidera sekunder dapat dimulai pada saat trauma terjadi atau pada
Indonesia adalah 80,3% (14.223 kasus dari 17.732) dan di Jakarta ialah
59,2% (2403 kasus dari 4065). Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh faktor
(Slamet, 2013).
Klasifikasi Cedera Kepala diantaranya yaitu Komosio Serebri
(geger otak). Geger otak berasal dari benturan kepala yang menghasilkan
(memar otak) memar otak lebih serius daripada geger otak, keduanya dapat
dalam otak pecah dan perdarahan pasien pingsan, pada keadaan berat dapat
Gejala yang dapat dijumpai adalah adanya suatu lucid interval (masa
sadar setelah pingsan sehingga kesadaran menurun lagi), tensi yang semakin
bertambah tinggi, nadi yang semakin bertambah tinggi, nadi yang semakin
Perdarahan dapat terjadi akibat robeknya vena jembatan (bridging veins) yang
durameter atau karena robeknya arakhnoid. Gejala yang dapat tampak adalah
penderita mengeluh tentang sakit kepala yang semakin bertambah keras, ada
15
Cidera Kepala Sedang ( CKS) adalah, kehilangan kesadaran atau
amnesia dengan nilai GCS 9-12 retrograd lebih dari 30 menit tetapi kurang
dari 24 jam (Anonim 2013). Pasien dengan trauma kepala mempunyai resiko
(Anonim 2013).
setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah
(Alimul, 2012).
potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa yang tiba –
tiba atau lambat dari intensitas ringan hinggga berat dengan akhir yang dapat
(Nanda,2010).
2011 penyebab tingkat keparahan cidera kepala pada korban kecelakaan lalu
16
penyerta sebanyak 5%. Faktor resiko yang paling mempengaruhi tingkat
50%, tidak memakai helm dengan benar sebesar 35%, mengkonsumsi alkohol
Ny.D dengan diagnosa cidera kepala sedang dan keluhan utamanya nyeri
akut dan data obyektif pasien tampak menahan sakit. Nyeri akut pada cidera
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus nyeri akut pada Ny.D dengan cidera kepala sedang di
RSUD Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
17
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.D
C. Manfaat Penulis
2. Bagi Perawat.
Sedang.
18
3. Bagi Instansi Akademik.
datang.
19
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Indentitas Klien
pasien bernama Tn. R umur 65 tahun dan hubungan dengan pasien adalah
sebagai suami yang bekerja sebagai wiraswasta. Tn. R tinggal satu rumah
B. Pengkajian
WIB dengan metode auto anamnesa dan allow anamnesa. Keluhan utama
yang dirasakan pasien adalah nyeri kepala. Riwayat penyakit sekarang, pasien
mengalami kecelakaan pada tanggal 22 April 2013 pada jam 08.00 WIB saat
berangkat bekerja. Terdapat luka lebam dibagian mata sebelah kiri dan luka
lecet diatas mulut, pasien mengalami benturan yang cukup keras sehingga
pasien lemah dengan nilai GCS 12 dan setelah dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 80 kali per menit,
20
pernafasan 24 kali permenit, suhu tubuh 36,5ºC. Pasien mendapat terapi infus
pasien mengeluh nyeri kepala akibat benturan, dengan kualitas nyeri seperti
di rumah sakit baru saat ini pasien harus dirawat inap dan mendapatkan
perawatan intensif.
berpakaian, ambulasi dan mobilisasi secara mandiri (skor 0). Selama sakit
toileting, ambulasi dan mobilisasi dengan dibantu orang lain (skor 2).
sedikit kabur karena terdapat luka lebam. Pasien mengatakan nyeri kepala
dirasakan dibagian kepala, dengan skala nyeri 4 dan nyeri hilang timbul. Pola
istirahat tidur sebelum sakit pasien mengatakan tidur 6-7 jam, kemudian
setelah sakit pasien mengatakan hanya bisa tidur 4-5 jam karena pasien sering
mengalami pusing.
21
Pemeriksaan fisik Ny. D didapatkan hasil pasien lemah, kesadaran
mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 24 kali per menit. Berdasarkan
dengan bentuk kepala pasien mesocepal kulit kepala pasien terlihat bersih ,
rambut berwarna hitam , lembab. Wajah simetris, hidung : ada lecet di bagian
hidung, mulut : ada lecet diatas mulut, mata : konjungtiva anemis, terdapat
luka lebam pada kelopak mata. Telinga : ada serumen , tidak ada gangguan
pendengaran. Leher : tidak ada lesi / oedem, kulit : turgor kulit menurun.
premitus kanan kiri sama, Perkusi: sonor, Auskultasi : Tidak ada suara
tambahan. Jantung, Inspeksi : ictus cordis tidak nampak, Palpasi : ictus cordis
teraba, Perkusi : batas jantung tidak melebar, Auskultasi : tidak ada suara
usus 12 x per menit, Perkusi : tympani, Palpasi : tidak ada nyeri saat ditekan.
1x1gr per 24 jam (untuk mual muntah dan masa penyembuhan), Cefotaxime
22
3x1gr per 8 jam (untuk infeksi saluran nafas bawah, pencernaan, rawan sendi,
dan susunan syaraf), antrain 3x1gr per 8 jam (untuk meredakan nyeri, nyeri
kronik).
C. Perumusan Masalah
masalah keperawatan yang terjadi pada Ny.D yaitu nyeri akut, dengan data
meringis kesakitan. Dari data subyektif dan obyektif yang diperoleh dapat
diambil masalah keperawatan utama pada Ny. D adalah nyeri akut, dari
D. Intervensi Keperawatan
nyeri teratasi dengan kriteria hasil skala nyeri berkurang, dengan skala nyeri
kesadaran dan pantau tingkat kesadaran pasien, kaji ulang karakteristik nyeri
23
(P,Q,R,S,T) P: Provocate, Q: Quality, R: Region, S: Severy, T: Time dengan
rasional untuk mengetahui keadaan nyeri pasien, kaji pola aktifitas yaitu
lingkungan yang nyaman dengan rasional membantu pasien agar dapat tidur
(Wilkinson, 2007)
E. Implementasi Keperawatan
masalah nyeri akut jam 10.30 WIB yaitu mengobservasi keadaan umum
pasien dan mengukur tanda-tanda vital pasien dengan respon subyektif pasien
dan tanda-tanda vital suhu 36,5ºC, tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 80 kali
per menit, pernafasan 24 kali per menit, jam 11.00 WIB mengkaji
tersa nyeri saat bergerak , nyeri sperti dipukul-pukul, skala nyeri 4, nyeri
dibagian kepala, nyeri hilang timbul, respon obyektif pasien tampak meringis
menahan sakit, pada jam 12.30 WIB mengajarkan teknik relaksasi untuk
24
objektif pasien tampak masih meringis kesakitan. Pada jam 13.00 WIB
saat beraktifitas karena badan masih lemas dan nyeri kepala, data objektif
respon obyektif tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 85 kali per menit,
pernafasan 24 kali permenit, suhu 36,5ºC, pada jam 08.30 WIB mengkaji
skala nyeri 2, nyeri hilang timbul, respon obyektif pasien masih meringis
kesakitan, pada jam 11.00 WIB memotivasi keluarga untuk membantu ADL
pasien dengan respon subyektif keluarga pasien akan terus memantau dan
membantu aktifitas pasien dan respon obyektif pola aktifitas pasien masih
pasien mengatakan nyeri dikepala sudah tidak dirasakan, sudah tidak nyeri,
skala nyeri 0, nyeri dikepala sudah tidak dirasakan, respon obyektif pasien
tampak rileks, pada jam 09.00 WIB memberikan lingkungan yang tenang
pada jam 09.30 WIB mengkaji ulang aktifitas pasien dengan respon subyektif
25
pasien mengatakan sudah bisa melakukan aktifitas secara mandiri tanpa
secara mandiri.
F. Evaluasi
pada jam 14.00 WIB secara subjektif : pasien mengatakan nyeri dikepala saat
nyeri hilang timbul, secara objektif: pasien tampak lemah dan meringis
teknik relaksasi.
14.00 WIB secara subjektif : pasien mengatakan nyeri dikepala saat bergerak
nyeri 2, nyeri hilang timbul, secara objektif : pasien masih tampak meringis
Evaluasi pada tanggal 24 April 2013 pada jam 14.00 WIB secara
26
secara objektif pasien tampak rileks, analisa : masalah sudah teratasi,
27
BAB III
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang analisa nyeri akut
berdasarkan teori dan studi kasus “Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada
keperawatan.
1. Pengkajian
pada tanggal 22 April 2013 ialah nyeri kepala saat bergerak, nyeri seperti
atau amnesia dengan nilai GCS 9-12 retrograd lebih dari 30 menit
28
tetapi kurang dari 24 jam. Dapat mengalami fraktur tengkorak
(Anonim 2013).
Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
skala nyeri, skala nyeri 0-1 (tidak ada nyeri), 2-3 (nyeri ringan), 4-5
menjelaskan waktu terjadinya nyeri (Potter & Perry, 2006). Pada Ny. D
masalah pada pola aktifitas dan latihan yaitu Ny. D mengatakan makan,
dibantu oleh keluarga. Pola istirahat tidur pasien mengatakan hanya bisa
tidur 4-5 jam karena pasien sering mengalami pusing. Pada pola kognitif
dan persepsi sensori pasien mengatakan dapat mendengar dengan baik
tanpa alat bantu namun ada gangguan penglihatan pada mata sebelah
2. Diagnosa Keperawatan
keperawatan ini sesuai dengan buku (NANDA ,2011), nyeri akut adalah
paling utama karena menurut penulis jika nyeri tidak teratasi akan
bergerak.
3. Perencanaan
Nyeri akut yang berhubungan dengan agen cedera fisik (trauma kepala)
skala nyeri, skala nyeri 0-1 (tidak ada nyeri), 2-3 (nyeri ringan), 4-5
( Potter & Perry, 2006). Kaji pola aktifitas yaitu libatkan keluarga dalam
(Wilkinson, 2007)
4. Implementasi
klien (Hutahaean,2010).
melakukan teknik relaksasi nafas dalam karena pada hari kedua pasien
mengatakan nyeri sudah berkurang skala nyeri 2 dan hari ke tiga pasien
5. Evaluasi
dengan agen cidera fisik trauma kepala adalah setelah dilakukan tindakan
kriteria hasil skala nyeri berkurang, dengan skala nyeri 0 dan ekspresi
2013 pada jam 14.00 WIB secara subjektif : pasien mengatakan nyeri
kepala, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul, secara objektif: pasien tampak
kepala, skala nyeri 2, nyeri hilang timbul, secara objektif : pasien masih
1. Simpulan
pukul, nyeri dibagian kepala, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul. Data
trauma kepala.
nyeri akut pada cidera kepala sedang yaitu kaji ulang karakteristik
nyeri.
2. Saran
Rahayu, Urip, dkk , 2010. Pengaruh Guide Imagery Relaxtion Terhadap Nyeri
Kepala Pasien Cedera Kepala.http://pengaruh_guide_imagery_pdf.