Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PERSEPSI IBU MENYUSUI TENTANG

ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP ASI PADA BAYI


USIA 0-6 BULAN DI DESA MULO WONOSARI
GUNUNGKIDUL TAHUN 2009

Ida Sriwahyuniati1 , Anjarwati2

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan


persepsi ibu menyusui tentang ASI eksklusif dengan pemberian
MP ASI. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik,
pendekatan waktu cross sectional. Populasinya adalah ibu
menyusui yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan. Jumlah sampel
30 orang dan teknik pengambilan sampel dengan sampling jenuh.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner
tertutup. Analisis data dengan uji Chi square. Hasil penelitian
nilai Chi square X2 hitung sebesar 13,281 > nilai X2 tabel
(5,591), P:0,001 < 0,05, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak
yang berarti penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan.

Kata Kunci : Persepsi ibu menyusui, ASI eksklusif, pemberian


MP ASI.

PENDAHULUAN di Indonesia adalah 27 per 1000


Peran wanita sangat penting kelahiran hidup. Kematian bayi
bagi perkembangan dan tersebut terjadi pada bayi berumur
pertumbuhan anaknya. Salah satu dibawah satu bulan yang disebabkan
peran seorang ibu adalah gangguan perinatal, bayi berat badan
memberikan air susu ibu (ASI) rendah (BBLR), infeksi saluran
kepada bayinya sebagaimana firman pernapasan akut, diare, malaria dan
Alah SWT yang terdapat dalam Al campak. Disamping itu masalah gizi
Qur’an Surat Al. Baqarah ayat 233. di Indonesia juga masih menjadi
Angka Kematian Bayi (AKB) masalah utama kesehatan masyarakat
di negara berkembang masih (www.mediaindonesia.com).
tergolong tinggi. Menurut The World
Report 2005, Angka Kematian Bayi
(AKB) di Indonesia adalah 20 per
1000 kelahiran hidup. Sedangkan
berdasarkan Survei Demografi
(SDKI) 2007 Angka Kematian Bayi

1
Mahasiswa Program Studi DIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
2
Dosen Program Studi DIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
Angka kejadian dan kematian pertambahan usianya. (Harnanto,
akibat diare tersebut pada anak-anak 2002).
di negara berkembang seperti Selain masalah tersebut,
Indonesia masih tergolong cukup masalah lain adalah masih tingginya
tinggi pada anak-anak yang tidak kasus pemberian MP ASI pada bayi
mendapatkan ASI. Pemberian yang berusia kurang dari 6 bulan.
makanan pendamping ASI (MP ASI) Karena pendapat yang berkembang
yang tidak tepat waktu memberi dalam masyarakat sebagian besar
andil yang besar terhadap kejadian mereka menyatakan bahwa bayi
diare. (Roesli U, 2005). menangis menandakan lapar dan
Cakupan ASI eksklusif bagi tidak cukup hanya diberi ASI saja.
bayi di Daerah Istimewa Yogyakarta (Ariani, 2008).
cukup rendah. Cakupan ASI Menurut penelitian Badan
eksklusif Daerah Istimewa Peneliti Statistik (BPS), pemberian
Yogyakarta masih jauh dari target MP ASI dan susu formula pada bayi
nasional yang mencapai 80%. yang berusia kurang dari 2 bulan
Sedangkan pada tahun 2007 sebesar 94,3%. Di daerah pedesaan,
mencapai angka 33,09%. Masih studi yang dilakukan oleh World
banyak ditemukan bayi yang berusia Health Organisation (WHO) atau
kurang dari 1 bulan sudah diberi MP Badan Kesehatan Dunia
ASI sehingga rendahnya pemberian menunjukkan bahwa banyak ibu- ibu
ASI eksklusif dikeluarga menjadi yang mulai memberikan MP ASI
pemicu rendahnya status gizi bayi kepada bayinya meskipun baru
dan balita (Roesli U, 2000). berusia 2 atau 3 bulan (Muchtadi,
Dukungan politis dari 2002). Di kabupaten Gunungkidul
pemerintah terhadap peningkatan dari jumlah bayi sebanyak 3.253
penggunaan ASI eksklusif dengan yang diberikan ASI secara eksklusif
telah dicanangkannya Gerakan hanya 344 bayi atau 10,57%.
Pengguna ASI (GNPP-ASI) sejak Sedangkan sebanyak 2.909 bayi atau
tahun 1990 melalui kegiatan Pekan 89,42% diberikan makanan
ASI Sedunia yang dilaksanakan pendamping ASI secara dini atau
setiap tahun pada minggu pertama sebelum bayi berusia 6 bulan
bulan Agustus. (www.dinkes-diy.org).
Selain itu UNICEF dan Pada studi pendahuluan di
pemerintah Indonesia telah desa Mulo kecamatan Wonosari
mencanangkan inisiasi menyusu dini kabupaten Gunungkidul sebanyak 13
(IMD) sebagai bagian dari upaya bayi yang usianya kurang dari 4
mengoptimalisasi pemberian ASI bulan atau sebesar 86,67% telah
secara eksklusif. (Roesli U, 2008). diberi MP ASI. Padahal cakupan ASI
Umumnya orang tua khawatir eksklusif yang diharapkan adalah
bila anaknya tampak kurus mereka 80% ibu memberikan ASI eksklusif.
takut anaknya tidak tumbuh dan karena ibu- ibu mempunyai persepsi
berkembang secara optimal karena jika hanya diberikan ASI saja sampai
tidak cukup makan. Normalnya, berusia 6 bulan maka bayi akan
berat badan anak bertambah sesuai kekurangan gizi dan tidak akan
mengalami kenaikan berat badan..
Tujuan penelitia n untuk mengetahui pemberian MP ASI pada bayi usia 0-
hubungan persepsi ibu menyusui 6 bulan di desa Mulo Wonosari
tentang ASI eksklusif dengan Gunungkidul.

METODE PENELITIAN Gunungkidul. Hasil uji validitas


Penelitian ini menggunakan adalah seluruh item pernyataan pada
metode survey analitik. Pendekatan kuesioner valid dan reliabel.
waktu yang digunakan pada Pengumpulan data dengan
penelitian ini adalah cross sectional. cara membagikan kuesioner ke
Populasi dalam penelitian ini rumah masing- masing responden
adalah ibu yang mempunyai bayi yaitu ibu- ibu menyusui yang
usia 0-6 bulan yang bertempat mempunyai bayi usia 0-6 bulan.
tinggal di desa Mulo Wonosari. Selanjutnya responden diberi
Jumlah sampel pada penelitian ini penjelasan terlebih dahulu tentang
adalah 30 orang. Alat yang tujuan penelitian serta cara mengisi
digunakan untuk pengumpulan data kuesioner kemudian melakukan
pada penelitian ini adalah dengan inform concent dan dilanjutkan
jenis pertanyan tertutup yang berisi pembagian kuesioner untuk diisi
pernyataan positif (fafourable) dan sesuai petunjuk yang telah diberikan.
pernyataan negatif (unfafourable). Lembar kuesioner ditinggal
Sebelum kuesioner digunakan dalam kemudian diambil pada hari
penelitian terlebih dahulu dilakukan berikutnya.
uji validitas dan reliabilitas yang Analisa data pada penelitian
dilaksanakan di desa Sampang ini menggunakan rumus Chi square.
kecamata Gedangsari kabupaten

HASIL PENELITIAN DAN Mulo, Wonosari, Gunungkidul tahun


PEMBAHASAN 2009.
Hasil penelitian menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian
ada hubungan persepsi ibu tentang didapatkan karakteristik responden di
ASI eksklusif dengan pemberian MP desa Mulo berdasarkan hasil
ASI pada bayi usia 0-6 bulan di desa penyebaran kuesioner.
Gunungkidul Tahun
Karakteristik Responden 2009
Berdasarkan Umur Tabel 2. menunjukkan bahwa
Var. Mean Median Mo SD Min Max rata-rata umur responden adalah
Umur 24,63 23,5 19 5,18 18 35 24,63 tahun. dengan standar deviasi
Sumber : Analisis data, 2009 5,18940. Umur responden paling
muda adalah 18 tahun dan paling tua
Tabel.2 Statistik Deskriptif adalah 35 tahun.
Karakteristik
Responden Berdasarkan Karakteristik Responden
Umur di Desa Mulo Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kecamatan Wonosari Dari hasil penelitian
Kabupaten karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan dapat
didiskripsikan dalam diagram Pie Hasil analisis data didapatkan
sebagai berikut: rata-rata umur bayi adalah 4,2 bulan,
dengan standar deviasi 1,606. Umur
bayi paling tua adalah 6 bulan dan
SMA PT SD paling muda adalah 1 bulan.
7 2 (7%) 9
Persepai Ibu Menyusui tentang
(23%) (30%)
ASI Eksklusif di Desa Mulo
Kecamatan Wonosari Tahun 2009
SMP
Dari penelitian yang telah
12 dilakukan, persepsi ibu menyusui
(40%) tentang ASI eksklusif dapat
didiskripsikan dalam gambar sebagai
berikut:
Gambar 3. Diagram Pie Karakteristik Baik
Tidak
Responden Berdasarkan Baik
16,7%
Tingkat Pendidikan Ibu di 53,3%
Desa Mulo Kecamatan
Wonosari Gunungkidul Cukup
30%
Tahun 2009

Gambar 3 menunjukkan
tingkat pendidikan responden di desa Gambar 4. Diagram Pie Persepsi Ibu
Mulo, dimana sebagian besar Menyusui Tentang ASI
responden berpendidikan SMP yaitu Eksklusif di Desa Mulo
sebanyak 12 responden atau 40%. Kecamatan Wonosari
Dan responden paling sedikit Gunungkidul Tahun
berpendidikan Perguruan Tinggi 2009
yaitu sebanyak 2 responden atau 7%.
Berdasarkan gambar 4 dapat
Karakteristik Responden diketahui bahwa persepsi ibu
Berdasarkan Umur Bayi menyusui tentang ASI eksklusif
Dari hasil penelitian diperoleh sebagian besar adalah tidak baik
data umur ibu yang dapat yaitu 16 responden atau 53,3%,
didiskripsikan dalam tabel sebagai responden yang mempunyai persepsi
berikut: baik tentang ASI eksklusif hanya 5
Var Mean Median Mo SD Min Maks orang atau 16,7% dari seluruh
Umur 4,2 5 5 1,606 1 6 responden.
bayi
Sumber : Analisis data, 2009 Pemberian MP ASI Pada Bayi
Usia 0-6 Bulan di Desa Mulo
Tabel 3. Statitistik Karakteristik Kecamatan Wonosari Tahun 2009
Responden Berdasarkan Umur Bayi Berdasarkan hasil penelitian
di Desa Mulo Kecamatan Wonosari dapat didiskripsikan pemberian MP
Gunungkidul Tahun 2009 ASI pada bayi usia 0-6 bulan di desa
Mulo kecamatan Wonosari
Gunungkidul dalam gambar sebagai Usia 0-6 Bulan di Desa Mulo
berikut: Kecamatan Wonosari
Gunungkidul Tahun 2009
Hubungan persepsi ibu
Tidak
Diberi menyusui dengan pemberian MP
43,3% ASI di Desa Mulo Kecamatan
Diberi Wonosari Gunungkidul tahun 2009,
56,7%
dapat didiskripsikan dalam tabel
silang di bawah ini:

Pemberian Diberi Tidak Total P


Sumber: Data Primer, 2009 MP ASI Diberi Value
Persepsi f % f % f %
Baik 1 3,3 4 13,3 5 16,7 0,001
Gambar 5. Diagram Pie Pemberian Cukup Baik 2 6,7 7 23,3 9 30
MP ASI Pada Bayi Tidak Baik 14 46,7 2 6,7 16 53,3
Usia 0-6 Bulan di Desa
Mulo Kecamatan Jumlah 17 56,7 1 43,3 30 100
Wonosari Gunungkidul 3
Tahun 2009 Sumber : Data Primer, 2009

Tabel 4.Tabel Siang Hubungan


Gambar 5 menunjukkan
bahwa ibu yang memberikan MP Persepsi Ibu Menyusui
ASI kepada bayinya lebih banyak tentang ASI Eksklusif
dari pada yang tidak memberikan dengan Pemberian MP
MP ASI yaitu 17 responden atau ASI di Desa Mulo
Kecamatan Wonosari
56,7%.
Gunungkidul Tahun 2009
Hubungan Persepsi Ibu Menyusui
tentang ASI Eksklusif dengan
Pemberian MP ASI pada Bayi
Tabel 4. menunjukkan sebagian 3,3% yang memberikan MP ASI
besar responden mempunyai persepsi kepada bayinya.
yang tidak baik tentang menyusui Berdasarkan hasil pengujian
dengan memberikan MP ASI kepada diperoleh hasil P value 0,001
bayinya yaitu sebanyak 14 responden sehingga lebih kecil dari 0,05 dan X2
atau sebesar 53,3%. Sedangkan hitung (13,281) >X2 tabel (5,591)
responden yang mempunyai persepsi sehingga Ho ditolak dan Ha diterima
cukup baik sebanyak 2 responden maka disimpulkan bahwa ada
atau sebesar 6,7 % yang memberikan hubungan antara persepsi ibu
MP ASI dan 7 responden atau menyusui tentang ASI eksklusif
sebesar 23,3% yang tidak dengan pemberian MP ASI pada bayi
memberikan MP ASI. Adapun usia 0-6 bulan di desa Mulo.
responden yang mempunyai persepsi Kekuatan hubungan dilakukan
baik sebanyak 4 orang atau 13,3% dengan melihat nilai dari koefisien
yang tidak memberikan MP ASI kontingensi yaitu (0,554) terdapat
kepada bayinya dan 1 orang atau diantara 0,40-0,599 yang berarti
dapat disimpulkan bahwa keeratan memberikan makanan pendamping
hubungan yang sedang. ASI sebelum bayinya berusia 6
Hasil penelitian menunjukkan bulan. Hal tersebut bisa dikarenakan
bahwa ibu menyusui yang sebagian besar pendidikan ibu masih
mempunyai persepsi tidak baik lebih rendah. Hasil penelitian
banyak yaitu 16 responden atau menunjukkan bahwa ibu yang lulus
53,3%. Sedangkan yang mempunyai perguruan tinggi hanya 2 orang atau
persepsi baik tentang ASI eksklusif 7% dari seluruh responden.
yaitu sebanyak 5 responden atau 16,7 Sedangkan sebagian besar
% dan sebesar 30% atau 9 responden pendidikan terakhir responden adalah
mempunyai persepsi yang cukup SMP yaitu sebesar 12 orang atau
baik tentang ASI eksklusif. Hal itu 40% dari seluruh jumlah responden.
berarti menunjukkan bahwa masih Dari data yang diperoleh responden
banyak yang mempunyai tanggapan yang berpendidikan SMA dan
yang negatif tentang menyusui. perguruan tinggi mempunyai
Persepsi dapat dipengaruhi persepsi yang baik dan cukup baik
oleh pengalaman ibu dan umur ibu. tentang ASI eksklusif. Hasil
Menurut Widayatun (1999) ada penelitian menunjukkan bahwa 5
empat hal yang mempengaruhi dari 9 responden yang lulus
persepsi antara lain kesiapan mental, perguruan tinggi dan SMA
pengetahuan, usia, pengalaman dan mempunyai persepsi yang baik dan
gaya berfikir yang berbeda-beda. cukup baik tentang ASI eksklusif.
Data yang diperoleh dari penelitian Sedangkan 13 dari 21 responden
bahwa umur responden yang paling yang lulus SD dan SMP mempunyai
banyak sekitar umur 24 tahun. persepsi yang tidak baik tentang ASI
Dimana usia tersebut menunjukkan eksklusif. Pengaruh tingkat
suatu usia yang belum cukup matang pendidikan terhadap persepsi
dan belum mempunyai banyak seseorang sesuai dengan
pengalaman. Usia yang cukup Notoatmodjo (2003) yang
matang dapat membuat seseorang menyatakan bahwa semakin tinggi
relatif lebih baik dalam menanggapi tingkat pendidikan maka semakin
terhadap suatu objek ataupun baik kemampuan seseorang
masalah karena didukung oleh melakukan analisis dan pola pikir
pengalaman yang lebih banyak. terhadap sesuatu relatif baik.
Dengan mempunyai pengalaman Persepsi seseorang juga dapat
yang relatif banyak dari seseorang diperoleh dari hasil sosialisasi
maka dapat menyebabkan dengan orang lain di lingkungan
persepsinya lebih baik (Widayatun, sekitar. Menurut Widayatun (1999)
1999). persepsi terbentuk karena proses
Selain diperoleh dari belajar, pengalaman maupun
pengalaman, persepsi juga sosialisasi dan merupakan proses
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan mental yang terjadi pada diri
responden. Dari hasil penelitian manusia yang akan menunjukkan
diperoleh hasil bahwa masih banyak bagaimana seseorang melihat,
ibu yang mempunyai persepsi tidak mendengar, merasakan, memberi
baik tentang ASI eksklusif sehingga serta meraba . Persepsi dapat
diperoleh karena pengaruh orang kepribadian yang matang dan telah
lain. Pada saat penelitian banyak mempunyai pengalaman yang cukup.
responden yang tinggal satu rumah Sehingga masih banyak ibu- ibu
dengan orang tua. Biasanya orang menyusui yang memberikan
tua selalu ikut andil dalam merawat makanan pendamping ASI karena
bayi dan mengambil keputusan yang terpengaruh orang lain yang
kemungkinan belum tentu benar dan beranggapan bahwa apabila bayi
baik. Sela in itu berbagai macam yang diberikanan pendampig ASI
informasi dari luar misalnya berasal secara dini akan lebih sehat dan
dari media cetak maupun elektronik gemuk dari pada bayi yang hanya
yang banyak menawarkan barbagai diberi ASI saja selama 6 bulan.
macam produk makanan dan Bahkan masih ada ya ng beranggapan
minuman pendamping ASI yang bahwa bayi yang rewel atau
dibuat sangat menarik sehingga ibu menangis berarti karena lapar
terpengaruh untuk membeli dan sehingga perlu diberikan makanan
memberikannya kepada bayi. pendamping ASI agar bayinya diam.
Selain itu, tenaga kesehatan Responden yang mempunyai
di desa Mulo jarang memberikan persepsi yang baik cenderung tidak
informasi tentang ASI eksklusif memberikan makanan pendamping
misalnya melalui penyuluhan saat ASI kepada bayinya yang berusia
posyandu balita atau saat kurang dari 6 bulan. Namun
perkumpulan dasa wisma. Selain itu responden yang mempunyai persepsi
belum ada jadwal untuk petugas tidak baik cenderung meberikan
kesehatan memberikan penyuluhan makanan pendamping ASI kepada
saat posyandu. Kader posyandupun bayinya yang berusia kurang dari 6
juga jarang yang memberikan bulan. Hal tersebut menunjukkan
informasi tentang ASI eksklusif adanya kecenderungan persepsi ibu
karena pada saat kegiatan posyandu menyusui tentang ASI eksklusif
biasanya hanya melakukan mempengaruhi keputusan ibu untuk
penimbangan balita dan pembagian memberikan MP ASI kepada
PMT. Sehingga informasi yang bayinya yang berusia kurang dari 6
diperoleh oleh ibu- ibu menyusui bulan. Hasil penelitian sesuai dengan
masih kurang. pendapat Roesli (2000) yang
Hal tersebut dapat disebabkan menyatakan bahwa salah satu faktor
oleh faktor tingkat pendidikan ibu yang mempengaruhi pemberian
yang masih relatif rendah. Sehingga makanan dan minuman pendamping
ibu langsung menerima informasi ASI adalah persepsi ibu. Semakin
tanpa analisis dan baik persepsi ibu akan
mempertimbangkan dengan mempengaruhi ibu untuk tidak
menggunakan logika- logika ilmiah. memberikan makanan pendamping
Faktor usia ibu juga dapat ASI namun semakin tidak baik
mempengaruhi perilaku ibu persepsi ibu menyusui tentang ASI
memberikan makanan pendamping eksklusif maka ibu cenderung akan
ASI kepada bayi yang berusia kurang memberikan pendamping ASI
dari 6 bulan. Usia ibu yang relatif sebelum bayinya berusia 6 bulan.
sudah dewasa akan menunjukkan
Hasil penelitian yang pada bayi usia 0-6 bulan di desa
dilakukan oleh Pravita Mustikasari Mulo kecamatan Wonosari
(2007) dengan judul Hubungan Gunungkidul tahun 2009 yang
Persepsi Ibu dengan Pemberian Susu ditunjukkan dari uji statistik Chi
Formula yang Mempunyai Bayi 0-6 square nilai P (0,001) dengan nilai
Bulan di Puskesmas Ngampilan koefisien kontingensi 0,554 yang
Tahun 2007 menunjukkan hasil yang berarti keeratan hubungan sedang.
sama dengan penelitian yang penulis
lakukan. Yaitu adanya hubungan Saran
antara persepsi ibu menyusui dengan Pertama, bagi ibu menyusui di desa
pemberian susu formula. Mulo hendaknya ibu lebih aktif
Ibu yang tidak mempunyai mencari informasi tentang ASI
pemahaman yang tidak baik eksklusif, manfaat ASI eksklusif dan
cenderung mempunyai persepsi yang dampak peberian MP ASI terlalu dini
tidak baik tentang ASI eksklusif dengan mengikuti posyandu atau ke
sehingga ibu akan memberikan puskesmas, membaca atau bertanya
makanan pendamping ASI kepada kepada petugas kesehatan dan tidak
bayinya yang berusia kurang dari 6 mudah terpengaruh dengan adanya
bulan. Persepsi yang keliru dapat promosi MP ASI yang tidak bisa
disebabkan karena ibu tidak dibendung. Kedua, bagi tenaga
memahami ataupun hanya menerima kesehatan di Desa Mulo hendaknya
informasi secara sepenggal- tenaga kesehatan melakukan
sepenggal. Persepsi seseorang penyuluhan pada saat kegiatan
mempengaruhi perilaku dalam posyandu dan dengan pembagian
pengambilan keputusan. leaflet tentang manfaat ASI eksklusif
maupun akibat yang dapat
ditimbulkan dari pemberian MP ASI
KESIMPULAN DAN SARAN kepada bayi sebelum berusia 6 bulan.
Kesimpulan Ketiga bagi kader kesehatan Desa
Berdasarkan hasil penelitian dan Mulo sebaiknya memberikan
pembahasan, maka dapat ditarik informasi tentang ASI eksklusif
kesimpulan sebagai berikut: kepada ibu dengan melibatkan
Pertama, persepsi ibu menyusui keluarga sehingga persepsi ibu baik
tentang ASI eksklusif di desa Mulo dan termotifasi meningkatkan
kecamatan Wonosari Gunungkidul pemberian ASI eksklusif kepada
tahun 2009 dengan kategori tidak bayi. Keempat bagi peneliti
baik yaitu sebanyak 16 responden selanjutnya sebaiknya melakukan
atau 53,3% dari 30 responden. penelitian dengan menggunakan
Kedua, sebagian besar responden variabel- variabel yang lain misalnya
memberikan makanan pendamping tingkat pendidikan, pekerjaan, status
ASI kepada bayinya sebelum berusia kesehatan bayi, kondisi fisik dan
6 bulan yaitu 17 responden atau 56% psikis ibu atau promosi produsen MP
dari 30 responden. Ketiga, ada ASI agar dapat mengetahui variabel-
hubungan yang signifikan antara variabel lain yang mempengaruhi
persepsi ibu menyusui tentang ASI pemberian MP ASI pada bayi usia 0-
eksklusif dengan pemberian MP ASI 6 bulan dan memodifikasi metode
penelitian dengan menggunakan Eksklusif Pada Bayi
wawancara dan kuesioner. Usia 6 Bulan Di Sekitar
RSIA ‘Aisyiyah Klaten.
STIKes ‘Aisyiyah
Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA Mustika Febrianti, Erlina, Kamar
Ibu Bersalin dan Rawat
Ariani, Permasalahan Dalam
Gabung, 12 Juli 2008,
Pemberian Makanan
www.kuliahbidan.wordpr
Pendamping ASI, 30
ess.com
Agustus 2008,
Notoatmodjo, Soekidjo, 2002,
www.parentingislami.wor
Metodologi Penelitian
dpress.com
Kesehatan, Rineka Cipta :
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur
Jakarta
Penelitian Suatu
2003,
Pendekatan Praktek,
Pendidikan dan Perilaku
Revisi V, Rineka Cipta :
Kesehatan, Rineka Cipta :
Jakarta
Jakarta
Depkes, 2002, Pedoman Pemberian
, 2005,
Makanan Pendamping
Metodologi Penelitian
ASI, Depkes: Jakarta
Kesehatan, Cetakan
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa
Ketiga, Rineka Cipta:
Yogyakarta, 2007, Profil
Jakarta
Kesehatan Propinsi
Pravita Mustikasari, 2007, hubungan
D.I.Yogyakarta Tahun
persepsi ibu menyusui
2007, 14 September 2008,
dengan pemberian susu
www.dinkes.diy.org
formula pada ibu yang
Dinkes, 2003, Tujuan Pemberian
mempunyai bayi 0-6
Makanan Pendamping
bulan di Puskesmas
ASI, 26 Desember 2003,
Ngampilan Yogyakarta.
www.dinkes.diy.org
STIKes ‘Aisyiyah
Hidayat, Aziz Alimul, 2007, Metode
Yogyakarta
Penelitian Kebidanan
Pudjiadi, S., 2002, Ilmu Gizi Klinis
Teknik Analisis Data,
Pada Anak, Edisi ke 5,
Salemba Medika: Jakarta
Balai Pustaka, FK UI:
Jakarta
Indiarti.M.T, 2008, ASI Susu
Roesli, Utami, 2000, Manfaat ASI
Formula dan Makanan
dan Menyusui , Balai
Bayi, Elmatera
Penerbit FKUI: Jakarta
Publishing: Yogyakarta
, 2005, Bayi sehat
Krisnatuti, Diah dan Yenrina, Rina,
Berkat ASI eksklusif, MP
2003, Menyiapkan
cepat, dan imunisasi
Makanan Pendamping
lengkap, Alex Media
ASI, Cetakan IV, Puspa
Komputindo: Jakarta
Swara: Jakarta
, 2008, Inisiasi
Murtini, 2006, Hubungan Sikap Ibu
Menyusu Dini Plus ASI
dengan Pemberian ASI
Eksklusif, Pustaka Bunda Sugiyono, 2002, Statistik untuk
: Jakarta Penelitian, Alfabeta:
Rusiwati, 2007, Hubungan Bandung.
Pengetahuan Ibu , 2006, Statistik untuk
Menyusui tentang ASI Penelitian, Alfabeta:
Eksklusif dengan Bandung
Pemberian MP ASI Dini Suhardjo, 2000, Perencanaan
di Posyandu Banjaroya Pangan dan Gizi, Bumi
Kalibawang Kulon Aksara: Jakarta
Progo. STIKes Wahyuni, Tri, Membangun Kasuh
‘Aisyiyah Yogyakarta Sayang Lewat ASI, 26
Soenardi, Tuti, 2000, Makanan Desember 2008
Untuk Tumbuh Kembang www.suarakarya-
Bayi, Gramedia Pustaka online.com
Utama: Jakarta Widayatun, 1999, Ilmu Perilaku, CV
Sagung Seto: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai