Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR DETERMINAN ATAS PROFITABILITAS PERBANKAN

YANG Terdaftar DI BURSA EFEK INDONESIA

Alindra Yanuardi
Djumilah Hadiwidjojo
Sumiati

Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165 Malang


Surel: alindra_yanuardi@yahoo.com

Abstrak: Faktor Determinan atas Profitabilitas Perbankan yang Terdaftar


di Bursa Efek Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pen-
garuh risiko kredit, risiko likuiditas, efisiensi manajemen, permodalan, inflasi,
dan produk domestik bruto terhadap profitabilitas bank pada tahun 2010-2012.
Teknik purposive sampling digunakan untuk mendapatkan 28 sampel bank.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko kredit, permodalan, dan inflasi ber-
pengaruh signifikan dan berkorelasi positif terhadap profitabilitas bank. Efisiensi
manajemen berpengaruh signifikan dan berkorelasi negatif terhadap profitabili-
tas bank. Risiko likuiditas dan produk domestik bruto tidak berpengaruh terha-
dap profitabilitas bank.

Abstract: Determinant Factors of Bank Profitability Listed in Indonesian


Stock Exchange. The purpose of this study is to analyze the influence of credit
risk, liquidity risk, efficiency management, capital, inflation, and gross domestic
product on banks profitability in 2010-2012. By using purposive sampling tech­
nique, 28 banks were obtained as sample of the study. The method of data analy­
sis used is multiple linear regression analysis. The analysis showed that the credit
risk, capital, inflation have significant and positive influence on bank profitability.
Efficiency management has significant and negative influence on bank profitability.
Liquidity risk and gross domestic product have no effect on bank profitability.

Kata kunci: Profitabilitas, Risiko kredit, Efisiensi manajemen, Permodalan,


Inflasi

Industri perbankan adalah mengelola arus dananya (Humas


salah satu industri yang rentan Bank Indonesia 2010:2-7). Hal
terkena dampak krisis ekonomi. ini mengakibatkan perbankan
Krisis ekonomi tahun 2008 mengalami kurangnya pasokan
diawali dengan jatuhnya bisnis dana (DPK) sehingga mengganggu
proper­ty dan real estate di Amerika likuiditas dan operasional perusa-
Serikat. Saat itu banyak perusa- haan. Pada Oktober 2008, ada tiga Jurnal Akuntansi Multiparadigma
haan intermediasi keuangan yang bank besar BUMN yakni PT Bank JAMAL
Volume 5
menanamkan modal pada bisnis Mandiri Tbk, PT Bank BNI Tbk, Nomor 2
Halaman 170-344
tersebut, sehingga perusahaan dan PT Bank Rakyat Indonesia Malang, Agustus 2014
pISSN 2086-7603
tersebut ikut mengalami kehan- Tbk meminta bantuan likuiditas eISSN 2089-5879
curan. Akibatnya kondisi likui- dari Pemerintah masing-masing
ditas dalam pasar keuangan global Rp 5 triliun. Total dana untuk Tanggal masuk:
juga ikut terganggu. Bahkan menginjeksi ketiga bank tersebut 0826
Agustus
Maret 2014
Tanggal revisi:
pasar keuangan di Indonesia sebesar Rp 15 triliun (Humas 09 September
14 Mei 2014
juga terganggu, sehingga terjadi Bank Indonesia 2010:8). Efek Tanggal diterima:
capital outflow besar-besaran dan krisis ekonomi global tahun 2008 26 September
21 Mei 2014
perbankan mengalami kesulitan masih terus berlanjut sampai

202
203 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 202-218

tahun 2009 sehingga pemerintah dan Bank penjelasan sebelumnya, maka penelitian
Indonesia mengeluarkan berbagai kebi- ini bukan menilai kinerja Bank umum
jakan dalam bidang perbankan. Kebijakan berdasarkan kesehatan bank umum RGEC
tersebut diarahkan untuk memperkuat daya namun mengadopsi penilaian kesehatan
tahan industri perbankan dengan tetap bank umum RGEC untuk menentukan
melanjutkan upaya-upaya untuk mening- variabel yang digunakan. Alasannya adalah
katkan peran intermediasi perbankan (Bank untuk dijadikan pengembangan penelitian
Indonesia 2010:5-14). dibandingkan dengan penelitian sebel-
Uraian sebelumnya memberikan umnya, yaitu dengan mengadopsi Peraturan
gambaran bahwa industri perbankan masih Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011
harus menghadapi berbagai tantangan sebagai bahan pertimbangan menentukan
untuk terus tumbuh. Oleh karena itu, variabel. Jika dibandingkan penelitian sebe-
perbankan bersama dengan Bank Indonesia lumnya yang masih mengadopsi Peraturan
harus membuat kebijakan untuk memper- Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004
baiki posisi dan mengembangkan industri perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
perbankan ke arah yang lebih baik dari Umum CAMELS. Variabel terikat dalam
tahun-tahun sebelumnya. Tantangan dan penelitian ini adalah profitabilitas bank
harapan inilah yang menjadi dasar tujuan sebagai aspek penilaian earnings. Untuk
bagi Bank Indonesia bersama perusahaan variabel bebas dari sisi fundamental internal
perbankan untuk menciptakan berbagai perusahaan menggunakan risiko kredit dan
keputusan atau kebijakan. Kebijakan yang risiko likuiditas sebagai aspek penilaian risk
tepat dan didukung dengan pengawasan profile, variabel efisiensi manajemen sebagai
serta penilaian terhadap kinerja perbankan aspek penilaian terhadap manajemen dalam
akan membantu perbankan untuk menerapkan prinsip good corporate gover­
mencapai tujuan. Salah satu bentuk penga- nance, dan variabel permodalan sebagai
wasan adalah dengan mengeluarkan sistem aspek penilaian capital. Selain faktor
penilaian kesehatan bank umum sesuai fundamental internal, penelitian ini juga
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/ mengambil variabel yang berasal dari faktor
PBI/2011 mengenai penilaian faktor profil eksternal makroekonomi seperti inflasi dan
risiko (risk profile), good corporate gover­ produk domestik bruto. Sebagai perusahaan
nance, rentabilitas (earnings), dan permo- perbankan kondisi makroekonomi juga
dalan (capital). Penilaian kesehatan bank dapat memberikan dampak besar terhadap
umum tersebut disebut penilaian kesehatan kemampuan bank dalam memperoleh keun-
bank umum RGEC. Selain itu, pentingnya tungan. Sebagai contoh adalah kenaikan
mengetahui berbagai faktor yang dapat inflasi pada tahun 2008 dapat mengurangi
memengaruhi kinerja bank, menjadi dasar laba bank akibat menurunnya kekayaan
penelitian ini. bank dan pendapatan. Pada sisi lain bank
Penelitian ini menggunakan informasi harus memenuhi pasokan likuiditas,
dari sisi internal bank seperti informasi membayar kewajiban seperti kredit, biaya
yang terdapat dalam laporan keuangan. dana, dan penarikan dana oleh konsumen.
Berkaitan dengan ini, analisis laporan Kondisi tersebut akan melanda semua bank
keuangan sangat penting untuk dilakukan, di Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh
karena dapat menghasilkan informasi atau Humas Bank Indonesia (2010:10) bahwa
data yang berupa rasio keuangan. Informasi
“Data statistik BI per Desember
tersebut dapat digunakan untuk mengana­
2008, laba bank-bank umum
lisis kondisi perusahaan di masa lalu serta
setelah pajak diperkirakan
merencanakan strategi untuk masa depan.
Rp30,61 triliun. Jumlah ini me-
Analisis rasio digunakan untuk menge-
rosot Rp3,86 triliun bila merujuk
tahui dan menilai kondisi masing-masing
angka perolehan laba sebulan se-
pos dalam laporan keuangan seperti neraca,
belumnya (Nopember) yang mem-
laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
bukukan sebesar Rp34,47 triliun.
Penelitian ini menggunakan pertimbangan
Penurunan laba ini terutama dise-
berdasarkan penilaian kesehatan bank
babkan beban biaya (cost of funds)
umum RGEC (Risk Profile, Good Corporate
yang semakin tinggi.”
Governance, Earnings, and Capital) dalam
memilih proxy pengukuran variabel-vari- Penelitian ini menilai profitabilitas
abel yang akan digunakan. Berdasarkan bank dengan mengukur rasio return on
Yanuardi, Hadiwidjojo, Sumiati, Aktor Determinan atas Profitabilitas Perbankan yang Listing...204

asset. Nilai return on asset didapatkan dari (PDB) mengukur dua hal sekaligus, yaitu
perbandingan laba bersih dengan total pendapatan total semua orang dalam pereko-
aset perusahaan. Laba bersih didapatkan nomian dan jumlah pembelanjaan untuk
dari pendapatan atas operasional bank membeli barang dan jasa hasil dari pereko-
(pendapatan jasa administrasi, keuntungan nomian. Produk domestik bruto dalam pene-
dari transaksi nilai tukar dan penjualan litian sebe­lumnya diukur menggunakan nilai
efek) dan pendapatan dari bunga kredit produk domestik bruto tahunan. Sedangkan
yang disalurkan. Pemberian kredit meru- pengukuran produk domestik bruto dalam
pakan salah satu tugas perbankan sebagai penelitian ini menggunakan sensitivitas
pihak penya­ lur dana dari pihak kelebihan produk domestik bruto dari masing-masing
dana kepada pihak kekurangan dana. Bank bank, dengan pertimbangan bahwa tingkat
mendapatkan pendapatan atas jasa admi­ pengaruh (degree) masing-masing bank
nistrasi dan bunga atas pinjaman yang terhadap produk domestik bruto tidak sama.
disalurkan, akan tetapi bank akan diha- Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
dapkan dengan risiko kredit. Risiko kredit mengetahui pengaruh risiko kredit, risiko
adalah “risiko akibat kegagalan debitur dan/ likuiditas, efisiensi manajemen, permodalan,
atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban inflasi, dan produk domestik bruto terhadap
kepada Bank” (Bank Indonesia 2012a:5). profitabilitas perbankan. Penelitian tersebut
Risiko likuiditas merupakan pengukuran diantaranya dilakukan oleh Sufian dan
risiko yang akan dihadapi bank jika gagal habibullah (2010); Ali et al. (2011); Alper
untuk memenuhi kewajibannya kepada para dan Anbar (2011); Dietrich dan Wanzenried
deposannya dengan aset likuid yang dimiliki (2011); Sastrosuwito dan Suzuki (2011a,
(Kasmir 2012b: 320). Penelitian ini mengukur 2011b); Sufian (2011); Sufian dan Habibullah
risiko likuiditas bank menggunakan rasio (2011); Moussa (2012); Syafri (2012); Ameur
likuiditas, yaitu rasio perbandingan liquid dan Mhiri (2013); Aminu (2013); Aremu et al.
asset dengan total asset. Penilaian vari- (2013); Ongore dan Kusa (2013).
abel efisiensi manajemen menggunakan Berdasarkan penelitian-penelitian sebe­
rasio biaya operasional pendapatan opera- lumnya, masih diketahui adanya inkonsis-
sional (BOPO). Dengan menggunakan rasio tensi hasil penelitian, sehingga penelitian ini
tersebut, maka akan diketahui kinerja dilakukan ulang dan dikembangkan untuk
manajemen dalam mengelola biaya dan menguji kembali peran variabel funda-
mengoptimalkan pendapatan. Permodalan mental internal dan eksternal terhadap
merupakan faktor penting sebagai sumber profitabilitas perbankan dengan kondisi,
dana bagi operasional bank. Tanpa modal waktu, tempat penelitian yang berbeda.
yang cukup, kegiatan operasional bank akan Tujuannya membuktikan secara empiris
terganggu. Oleh karena itu perlu penilaian bahwa variabel fundamental internal risiko
terhadap permodalan yang dimiliki oleh kredit, risiko likuiditas, efisiensi mana-
bank. Salah satu penilaian permodalan bank jemen, permodalan mempunyai pengaruh
adalah dengan metode Capital Adequacy terhadap profitabilitas bank di Indonesia.
Ratio (Kasmir 2012b:301). Inflasi adalah Selain itu, penelitian ini juga bertujuan
kecenderungan dari harga-harga untuk untuk membuktikan secara empiris bahwa
naik secara umum dan terus menerus variabel eksternal makroekonomi seperti
(Boediono 2011:161).Kenaikan inflasi dapat inflasi dan produk domestik bruto mempu-
mengurangi laba bank akibat menurunnya nyai pengaruh terhadap profitabilitas bank
kekayaan bank dan pendapatan.Inflasi di Indonesia. Terdapat beberapa perbedaan
dalam penelitian sebelumnya diukur meng- sebagai pengembangan penelitian ini jika
gunakan tingkat inflasi setiap bulanan dibandingkan penelitian sebelumnya yaitu:
atau tahunan. Sedangkan pengukuran (1) Penelitian ini mengadopsi Peraturan
inflasi dalam penelitian ini menggunakan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011
sensitivitas inflasi dari masing-masing perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
bank, dengan pertimbangan bahwa tingkat Umum RGEC dalam membantu untuk
pengaruh (degree) masing-masing bank terh- memilih variabel yang berasal dari funda-
adap inflasi tidak sama. Produk domestik mental internal bank, meskipun telah
bruto adalah nilai pasar dari seluruh barang ada penelitian serupa di Indonesia seperti
dan jasa jadi yang diproduksi di suatu Sastrosuwito dan Suzuki (2011a, 2011b),
negara pada periode tertentu (Mankiw et Syafri (2012) namun penelitian mereka
al. 2012:6). Pendapatan Domestik Bruto masih belum mengadopsi peraturan tersebut
205 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 202-218

untuk membantu memilih variabel yang Populasi dalam penelitian ini adalah
digunakan; (2) Penggunaan analisis sensi- perusahaan-perusahaan perbankan yang
tivitas untuk mengukur variabel eksternal terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 2010-
(inflasi dan produk domestik bruto); (3) 2012 sebanyak 32 perusahaan. Sampel
Lokasi penelitian ini dilakukan di Indonesia yang dipilih adalah perbankan dengan
dengan subjek perbankan di Indonesia yang kriteria tertentu, sehingga teknik pengam-
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. bilan sampel ini disebut purposive sampling.
Adapun kriteria penentuan sampel dalam
METODE penelitian ini adalah: (1) Bank memublika-
Sifat dari penelitian ini adalah penelitian sikan laporan keuangan secara tahunan dan
eksplanatif yaitu studi yang ditujukan untuk triwulan di Bursa Efek Indonesia selama
memberikan penjelasan tentang hubungan periode 2010-2012; (2) Bank tidak dalam
antar fenomena atau variabel. Hubungan perhatian khusus Bank Indonesia; (3) Bank
tersebut bisa berbentuk hubungan kore- bukan merupakan anak perusahaan dari
lasional, sumbangan atau kontribusi satu bank lain. Setelah dilakukan purposive
variabel terhadap variabel lainnya ataupun sampling, maka didapatkan sampel dalam
hubungan sebab akibat. penelitian ini sebanyak 28 perusahaan
Penelitian ini menggunakan metode perbankan.
kuantitatif karena penelitian ini menekankan Penelitian ini dilakukan di Indonesia
pada pengujian teori-teori melalui pengu- dengan cara mengumpulkan data secara
kuran variabel-variabel penelitian dengan sekunder. Teknik yang digunakan adalah
angka dan melakukan analisis data dengan pengumpulan data arsip (archival). Data
prosedur statistik. Karakteristik penelitian sekunder yang dikumpulkan seperti laporan
ini adalah penelitian replikasi yang dikem- keuangan bank yang telah diaudit periode
bangkan dari beberapa penelitian sebe­ 2010-2012, yang didapatkan dari situs resmi
lumnya yang menunjukkan ketidakkon- BEI di www.idx.go.id. Data inflasi Indonesia
sistenan hasil penelitian. didapatkan dari situs resmi Bank Indonesia
Penelitian ini dilakukan di Indonesia di www.bi.go.id. Sedangkan data produk
dengan pertimbangan bahwa Indonesia domestik bruto Indonesia didapatkan dari
adalah negara berkembang dan masih situs resmi Badan Pusat Statistik di www.
memerlukan penelitian seperti ini karena bps.go.id. Pemilihan tahun penelitian
masih minim penelitian-penelitian yang yaitu tahun 2010-2012, dengan alasan
mengadopsi Peraturan Bank Indonesia untuk mengambil tahun-tahun terbaru
Nomor 13/1/PBI/2011 perihal Penilaian setelah terjadi krisis ekonomi tahun 2008
Tingkat Kesehatan Bank Umum RGEC, agar dampak terjadinya krisis tidak besar
sekaligus hal tersebut menjadi keterbaruan ter­
hadap hasil penelitian ini. Berkaitan
dalam penelitian ini. Selain itu penelitian ini dengan periode waktu penelitian pada tahun
dilakukan ulang dan dikembangkan agar 2010-2012 dan melibatkan banyak sampel,
mendapatkan informasi apakah profita­ maka penelitian ini menggunakan pooled
bilitas bank di Indonesia dan profitabilitas data.
bank di Negara lain juga dipengaruhi oleh Profitabilitas merupakan jumlah
variabel terikat yang sama. keuntungan yang dicapai bank dengan

Tabel 1. Prosedur Pemilihan Sampel

Perusahaan Yang
Kriteria Sampel
Memenuhi Kriteria
Populasi perusahaan 32
Memublikasikan laporan keuangan secara tahunan dan triwulan 30
di BEI periode 2010-2012
Tidak dalam perhatian khusus Bank Indonesia 29
Bukan merupakan anak perusahaan dari bank lain 28
Jumlah Sampel 28
Yanuardi, Hadiwidjojo, Sumiati, Aktor Determinan atas Profitabilitas Perbankan yang Listing...206

memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki deposan. Aminu (2013: 21) mengemukakan


seperti aset. Perhitungan yang digunakan bahwa rasio ini sangat penting bagi investor
untuk mengukur profitabilitas adalah karena menunjukkan tingkat aset likuid
return on asset. Return on asset digunakan yang dimiliki pada suatu waktu. Bila rasio
untuk mengukur tingkat keuntungan yang tinggi mengindikasikan bank sangat likuid,
dicapai bank dan posisi bank dalam peng- dan kondisi ini dari sudut pandang investor
gunaan aset (Dendawijaya 2009:118). berarti bank dapat diandalkan. Apabila rasio
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka ini rendah mengindikasikan bank kurang
bisa dikatakan bahwa Return on asset (ROA) likuid dan dekat dengan kegagalan dari
menggambarkan penggunaan setiap rupiah sudut pandang investor. Formula yang bisa
aset bank untuk mendapatkan keuntungan. digunakan untuk menilai risiko likuiditas
Formula yang bisa digunakan dalam meng- adalah sebagai berikut (Alper dan Anbar
hitung rasio Return on asset (ROA) adalah 2011).
sebagai berikut (Alper dan Anbar 2011).

Rasio likuiditas = Liquid Aset x 100%


Net Profit Total Asset
ROA = Total Asset x 100%
Efisiensi manajemen adalah penilaian
Risiko kredit adalah risiko akibat kega- terhadap kinerja manajemen bank dalam
galan debitur dan/atau pihak lain dalam melakukan efisiensi biaya. Penelitian ini
memenuhi kewajiban kepada Bank (Bank mengukur efisiensi manajemen bank meng-
Indonesia 2012a:5). Untuk menilai risiko gunakan rasio BOPO, yaitu rasio perban­
kredit, digunakan rasio risiko kredit yaitu dingan biaya operasional dengan pendapatan
rasio untuk mengukur risiko terhadap kredit operasional (BOPO). Rasio BOPO menggam-
yang disalurkan dengan membandingkan barkan besarnya biaya operasional yang
kredit macet dengan kredit yang disalurkan dapat mengurangi pendapatan operasional
(Kasmir 2012b:321). Rasio risiko kredit bank sehingga mencerminkan kemampuan
menggambarkan potensi timbulnya kredit bank dalam melakukan efisiensi biaya.
macet dari setiap rupiah dana yang disa­ Sastrosuwito dan Suzuki (2011b: 592)
lurkan untuk pinjaman atau kredit. Elsiefy mengemukakan bahwa rasio perbandingan
(2013:115) mengemukakan bahwa pening- biaya operasional terhadap pendapatan
katan risiko kredit akan meningkatkan biaya operasional merupakan indikator kemam-
pinjaman bank, karena investor menuntut puan manajemen untuk mengendalikan
suku bunga yang lebih tinggi untuk kompen- biaya dan diharapkan memiliki hubungan
sasi terhadap risiko yang lebih tinggi, dengan negatif dengan keuntungan, karena
adanya kompensasi tambahan tersebut akan perbaikan dalam manajemen biaya ini akan
mengurangi profita­bilitas bank. Formula meningkatkan efisiensi dan meningkatkan
yang bisa digunakan untuk menilai risiko keuntungan bank. Formula yang bisa digu-
kredit adalah sebagai berikut (Sufian dan nakan untuk menghitung rasio BOPO adalah
Habibullah 2010). sebagai berikut (Sastrosuwito dan Suzuki
2011a).
Loan loss provision
Rasio risiko Kredit = x 100%
Total loans
Rasio BOPO: Operating costx x 100%
Operating revenue
Risiko likuiditas adalah pengukuran
risiko yang dihadapi bank apabila gagal
untuk memenuhi kewajibannya kepada para Permodalan adalah pengukuran terha­
deposannya dengan aset likuid yang dimi­ ­ap besarnya jumlah modal yang dimiliki
d
likinya (Kasmir 2012b:320). Perhitungan bank, sehingga dapat mencerminkan
yang digunakan untuk mengukur risiko besarnya sumber dana untuk membiayai
likuiditas adalah rasio likuiditas, yaitu operasional perusahaan. Kasmir (2012b:301)
rasio perbandingan aset likuid dengan mengemukakan salah satu penilaian permo-
total aset. Rasio likuiditas menggambarkan dalan bank adalah dengan metode rasio
besarnya aset likuid yang dapat digunakan kecukupan modal (capital adequacy ratio).
untuk memenuhi likuiditas bank teru- Mengikuti Alper dan Anbar (2011), Moussa
tama untuk memenuhi kewajiban kepada (2012), dan Syafri (2012) pengukuran
207 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 202-218

permodalan menggunakan perbandingan yang mengemukakan jika inflasi naik, maka


modal sendiri dan total aset atau disebut Bank Indonesia akan menurunkannya
juga capital adequacy ratio. Javaid et al. dengan meningkatkan BI-rate. Peningkatan
(2011:66-67) mengemukakan bahwa permo- BI-rate akan direspon oleh bank komersial
dalan yang diukur dengan total ekuitas untuk meningkatkan suku bunga pinja-
dibagi total aset merupakan penilaian mannya di atas suku bunga tabungan. Oleh
kecukupan modal yang mengindikasikan karena itu, BI-rate akan memengaruhi
kesehatan lembaga keuangan dan menun- pendapatan bunga dan profitabilitas yang
jukkan kemampuan bank untuk menyerap dicapai.
kerugian serta menangani eksposur risiko Perubahan suku bunga akan membuat
dengan ekuitas saham. Molyneux (1993) perubahan terhadap pendapatan bunga
dalam Sufian dan Habibullah (2010:81) yang dalam hal ini akan memengaruhi profi­
memberikan pendapat bahwa makin tinggi tabilitas bank. Dengan adanya kebijakan-
rasio ini mengindikasikan pendanaan bank kebijakan dari masing-masing bank, maka
dari modal sendiri lebih besar, karena modal perubahan suku bunga akan memengaruhi
sendiri adalah pendanaan dengan capital hasil yang dicapai oleh masing-masing bank
cost yang rendah sehingga bisa mening- seperti pencapaian keuntungan. Sehingga
katkan profitabilitas bank. Formula yang bisa dikatakan bahwa inflasi memberikan
bisa digunakan untuk menghitung capital pengaruh terhadap masing-masing bank dan
adequacy ratio (CAR) adalah sebagai berikut besarnya pengaruh yang dihasilkan tergan-
(Sufian dan Habibullah 2010). tung terhadap besarnya sensitivitas masing-
masing bank terhadap inflasi. Sebagai
Capital Adequacy Ratio: Equal capital
total asset
x 100% contoh, tahap pertama yaitu mencari data
variabel terikat yang diwakili pendapatan
Inflasi menggambarkan kenaikan bunga salah satu bank secara triwulanan
harga barang secara umum dan terjadi selama tahun 2010 dan data variabel bebas
secara berkelanjutan.Kenaikan inflasi dapat nilai inflasi triwulanan selama tahun 2010.
mengurangi laba bank akibat menurunnya Tahap kedua melakukan regresi linier antara
kekayaan bank dan pendapatan. Sedangkan variabel terikat (pendapatan bunga triwulan)
disisi lain bank harus memenuhi pasokan dan variabel bebas (inflasi triwulan). Tahap
likuiditas, membayar kewajiban seperti ketiga yaitu mengambil nilai koefisien beta
kredit, biaya dana, dan memenuhi penarikan yang didapatkan dari nilai “Unstandardized
dana oleh konsumen. Kondisi tersebut Coefficients β” variabel inflasi dan dima-
akan melanda semua bank di Indonesia, sukkan sebagai data untuk diuji regresi
seperti yang diungkapkan oleh Humas linier berganda kembali. Berdasarkan uraian
Bank Indonesia (2010: 10) data statistik tersebut perhitungan variabel inflasi adalah
BI per Desember 2008, laba bank-bank sebagai berikut:
umum setelah pajak diperkirakan Rp30,61
triliun. Jumlah ini merosot Rp3,86 triliun Yit = a + βit Inflasi + e
bila merujuk angka perolehan laba sebulan
sebelumnya (Nopember) yang membukukan Keterangan:
sebesar Rp34,47 triliun. Penurunan laba ini Yit : Pendapatan bunga perusahaan i pada
terutama disebabkan beban biaya (cost of periode t.
funds) yang semakin tinggi. Βit : Sensitivitas variabel inflasi untuk peru-
Dalam penelitian ini, pengukuran sahaan i dalam periode t.
inflasi dilakukan secara tidak langsung
sebagaimana yang dilakukan oleh pene- Produk domestik bruto (PDB) adalah
litian Tirapat dan Nittayagasetwat (1999). nilai pasar dari seluruh barang dan jasa
Pengukuran inflasi dikaitkan dengan yang dihasilkan di Indonesia. Nilai PDB
besarnya pendapatan bunga untuk masing- yang digunakan dalam penelitian ini
masing perusahaan yang menjadi sampel, adalah nilai PDB atas dasar harga berlaku
yaitu dengan mengukur seberapa besar menurut lapangan usaha yang diumumkan
sensitivitas pendapatan bunga perusahaan pemerintah Indonesia melalui badan pusat
terhadap inflasi, sehingga akan diperoleh statistik. Alper & Anbar (2011:145) mengi-
nilai yang bervariasi diantara masing-masing dentifikasi bahwa pertumbuhan PDB akan
perusahaan yang menjadi sampel. Hal ini berimbas kepada nilai permintaan dan
didasarkan pendapat Syafri (2012:239-240) penawaran tabungan dan pinjaman bank.
Yanuardi, Hadiwidjojo, Sumiati, Aktor Determinan atas Profitabilitas Perbankan yang Listing...208

Meningkatnya PDB berarti menunjukkan Keterangan:


nilai pendapatan dan pengeluaran orang Yit : Pendapatan bunga perusahaan i pada
meningkat. Akibat meningkatnya pengelu- periode t
aran, maka akan mendorong orang untuk Βit : Sensitivitas variabel produk domestik
meminjam kepada bank, sehingga bisa bruto (PDB) untuk perusahaan i dalam
meningkatkan profitabilitas bank. periode t.
Dalam penelitian ini, pengukuran vari-
abel produk domestik bruto dilakukan secara
Penelitian ini menggunakan metode
tidak langsung sebagaimana yang dilakukan
regresi linier berganda. Sebelum dilakukan
oleh penelitian Tirapat dan Nittayagasetwat
pengujian regresi linier berganda, terlebih
(1999). Pengukuran PDB dikaitkan dengan
dahulu dilakukan uji kelayakan data dengan
besarnya pendapatan bunga untuk masing-
menggunakan uji asumsi klasik. Tujuan
masing perusahaan yang menjadi sampel,
dilakukan uji asumsi klasik adalah untuk
yaitu dengan mengukur seberapa besar
mengetahui apakah data yang digunakan
sensitivitas pendapatan bunga perusahaan
telah memenuhi syarat ketentuan dalam
terhadap produk domestik bruto, sehingga
model regresi. Adapun uji asumsi klasik
akan diperoleh nilai yang bervariasi di
tersebut meliputi uji normalitas, uji multiko-
antara masing-masing bank yang menjadi
linieritas, uji heterokedastisitas.
sampel. Hal ini didasarkan bahwa ketika
Model estimasi regresi linier berganda
PDB berubah, maka masing-masing bank
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
akan membuat kebijakan untuk menye-
sebagai berikut:
suaikan kondisi perusahaan dengan tingkat
PDB. Misalnya ketika PDB meningkat, maka
pendapatan dan daya beli masyarakat Y = α+β1.X1+β2.X2+β3.X3+β4.X4+β5.X5+β6.
juga ikut meningkat. Meningkatnya daya X6+e
beli, akan diikuti meningkatnya jumlah
transaksi ekonomi dan meningkatnya Keterangan:
jumlah konsumen yang meminjam dana Y : Profitabilitas
kepada bank. Saat kondisi seperti itu, a : Konstanta
masing-masing bank akan membuat kebi- β : Koefisien korelasi regresi
jakan dan strategi untuk mendapatkan X1 : Risiko kredit
nasabah, sehingga makin banyak nasabah X2 : Risiko likuiditas
yang bertransaksi melalui bank dan akan X3 : Efisiensi Manajemen
menambah pendapatan bank. Salah satu X4 : Permodalan
strategi yaitu merubah suku bunga bank X5 : Sensitivitas inflasi (INF)
sehingga memengaruhi profitabilitas yang X6 : Sensitivitas produk domestik bruto
dicapai. Sebagai contoh, tahap pertama yaitu (PDB)
mencari data variabel terikat yang diwakili β1 : Koefisien korelasi risiko kredit
pendapatan bunga salah satu bank secara β2 : Koefisien korelasi risiko likuiditas
triwulanan selama tahun 2010 dan data β3 : Koefisien korelasi efisiensi Manajemen
variabel bebas nilai PDB triwulanan selama β4 : Koefisien korelasi permodalan
tahun 2010. Tahap kedua melakukan regresi β5 : Koefisien korelasi sensitivitas inflasi
linier antara variabel terikat (pendapatan (INF)
bunga triwulan) dan variabel bebas (PDB β6 : Koefisien korelasi sensitivitas produk
triwulan). Tahap ketiga yaitu mengambil domestik bruto (PDB)
nilai koefisien beta yang didapatkan dari e : Residual e atau standard error of the
nilai “Unstandardized Coefficients β” vari- estimate
abel PDB dan dimasukkan sebagai data
untuk diuji regresi linier berganda kembali. Analisis regresi ini dilakukan untuk
Berdasarkan uraian tersebut, perhitungan membuktikan bahwa risiko kredit, risiko
variabel produk domestik bruto (PDB) adalah likuiditas, efisiensi manajemen, permo-
sebagai berikut: dalan, inflasi, dan produk domestik bruto
berpengaruh terhadap profitabilitas bank di
Indonesia secara parsial. Analisis dilakukan
Yit = a + βit PDB + e dengan melihat nilai signifikansi t dari hasil
regresi linier berganda.
209 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 202-218

HASIL DAN PEMBAHASAN disimpulkan tidak ada heterokedastisistas.


Hasil Uji Asumsi Klasik dapat dilihat Kriteria pengujiannya adalah jika vari-
dalam tabel-tabel berikut ini. Kriteria dalam abel independen secara statistik memen-
pengambilan keputusan uji normalitas garuhi variabel dependen absolut residual,
ini dilakukan dengan melihat nilai Asymp. maka ada indikasi terjadi heterokedastis-
Sig (2-tailed). Asymp.Sig (2-tailed) harus itas. Apabila tidak berpengaruh signifikan
dibandingkan dengan tingkat alpha 5% terhadap variabel dependen maka tidak ada
yang telah ditetapkan. Apabila nilai Asymp. heterokedastisitas (Ghozali 2005:129).
Sig (2-tailed) > dari alpha 5% maka data Hasil Uji Statistik Deskriptif, dapat
residual berdistribusi normal. Apabila nilai diketahui besarnya nilai profitabilitas, risiko
Asymp.Sig (2-tailed) < dari alpha 5% maka kredit, risiko likuiditas, efisiensi manajemen,
data residual tidak berdistribusi normal. permodalan, inflasi, dan produk domestik
Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel bruto (PDB) pada perusahaan perbankan
di atas diketahui nilai Asymp.sig. (2-tailed) sebagai berikut.
0,128 lebih besar dari alpha 5%, yaitu 0,128 Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa
> 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data rata-rata (mean) profitabilitas sebesar
residual berdistribusi normal. 0,0132644 dengan nilai minimum sebesar
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas -0.00635, nilai maksimum sebesar 0,03390,
di atas didapat hasil bahwa nilai Tolerance dan nilai standar deviasinya sebesar
dan Variance Inflation Factor (VIF) telah 0,01238469. Berdasarkan data tersebut
memenuhi kriteria, yaitu dikatakan memi- menunjukkan perbedaan yang besar antara
liki multikolinieritas jika nilai Tolerance ≤ nilai profitabilitas terendah dan tertinggi
0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yaitu antara -0.00635 sampai dengan
≥ 10. Sedangkan dari hasil perhitungan uji 0,03390. Nilai tersebut menunjukkan
multikolinieritas seperti dalam tabel diatas, bahwa meskipun perusahaan dalam sampel
didapatkan bahwa kolinieritas semua vari- penelitian merupakan kelompok perusa-
abel bebas terhadap profitabilitas pada haan perbankan, namun masing-masing
tahun 2010-2012 memiliki nilai Tolerance> bank memiliki kemampuan yang berbeda-
0,10 dan nilai Variance Inflation Factor beda dalam menghasilkan laba dari asset
(VIF)<10. Jadi nilai tersebut sesuai dengan yang dimiliki. Standar deviasi menunjukkan
kriteria penolakan adanya multikolinieritas rata-rata penyimpangan data dari rata-rata
dan itu berarti penelitian ini bebas dari kelompok sampel. Berdasarkan data dari
multikolinieritas. Tabel 5, dapat diketahui bahwa nilai standar
Berdasarkan Tabel 4 dengan variabel deviasi masih dibawah nilai rata-rata (mean)
dependen residual profitabilitas diketahui profitabilitas. Data tersebut menunjukkan
bahwa nilai Sig t tiap-tiap variabel lebih besar bahwa variasi data atau penyimpangan data
daripada alpha 5%.Ini menunjukkan bahwa tergolong kecil.
variabel independen tidak berpenga­ ruh Dengan melihat nilai minimum yang
signifikan secara statistik terhadap vari- negatif, menunjukkan bahwa masih ada
abel dependen absolut residual. Menurut bank yang mengalami kerugian. Selain itu,
kriteria pengujian jika variabel independen nilai rata-rata (mean) masih dibawah keten-
secara statistik tidak berpengaruh signifikan tuan minimum Bank Indonesia sebesar 1,5%.
terhadap variabel dependen maka dapat Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas


Unstandardized Residual
N 84
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .00362015
Absolute .128
Most Extreme Differences Positive .128
Negative -.050
Kolmogorov-Smirnov Z 1.172
Asymp. Sig. (2-tailed) .128
Yanuardi, Hadiwidjojo, Sumiati, Aktor Determinan atas Profitabilitas Perbankan yang Listing...210

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas


Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constant)
Risiko kredit .441 2.268
Risiko Likuiditas .921 1.086
Efisiensi Manajemen .470 2.130
Permodalan .976 1.025
Sensitivitas Inflasi .818 1.222
Sensitivitas PDB .825 1.212

industri perbankan di Indonesia periode kredit macet. Standar deviasi menunjukkan


2010-2012 secara rata-rata masih buruk rata-rata penyimpangan data dari rata-rata
dalam mengelola seluruh aset yang dimiliki kelompok sampel. Berdasarkan data dari
untuk mendapatkan keuntungan. Kegagalan Tabel 5, dapat diketahui bahwa nilai standar
dalam mendapatkan laba juga dipengaruhi deviasi lebih besar dari nilai rata-rata (mean)
besarnya biaya operasional yang menjadi risiko kredit dan kondisi ini menunjukkan
beban perusahaan, sehingga biaya tersebut bahwa variasi data atau penyimpangan data
menyebabkan kerugian bagi bank. besar.
Berdasarkan tabel tersebut, juga dike- Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia
tahui bahwa rata-rata (mean) risiko kredit (2012a:179), nilai risiko kredit bank yang
sebesar 0,0272191 dengan nilai minimum sangat baik yaitu <2% dan bisa dikate­
sebesar 0,00067, nilai maksimum sebesar gorikan baik yaitu <5%. Dengan melihat
0,47557, dan nilai standar deviasinya nilai rata-rata, diketahui bahwa nilai risiko
sebesar 0,05178599. Berdasarkan data kredit masih dibawah 5%, artinya industri
tersebut menunjukkan perbedaan yang perbankan dikategorikan baik dalam penge-
besar antara nilai profitabilitas terendah lolaan kredit sehingga tidak menimbulkan
dan tertinggi. Nilai tersebut menunjukkan kredit macet yang terlalu besar. Keberhasilan
bahwa meskipun perusahaan dalam sampel perbankan tidak terlepas dari peran mana-
penelitian merupakan kelompok perusa- jemen dalam menerapkan berbagai strategi
haan perbankan, namun masing-masing dan kebijakan untuk melakukan mitigasi
bank memiliki kemampuan yang berbeda- risiko kredit seperti credit risk manage­
beda dalam mengelola penyaluran kredit ment yang mencakup penetapan prosedur
terutama yang berpotensi menimbulkan dan kebijakan kredit, pengaturan limit dan

Tabel 4. Hasil Uji Heterokedastisitas

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .002 .002 1.035 .304
Risiko Kredit .000 .008 .009 .051 .959
Risiko Likuiditas .002 .003 .085 .735 .464
Efisiensi
-.002 .002 -.152 -.933 .354
Manajemen
Permodalan .012 .009 .149 1.321 .190
Sensitivitas
-1.131E-09 .000 -.023 -.187 .852
Inflasi
Sensitivitas PDB 1.112E-05 .000 .029 .233 .816
Dependent Variable: Abs Res
211 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 202-218

Tabel 5. Statistik Deskriptif Data Penelitian

Std.
Variabel Minimum Maximum Mean
Deviation
Profitabilitas (Y) -.00635 .03390 .0132644 .01238469
Risiko Kredit (X1) .00067 .47557 .0272191 .05178599
Risiko Likuiditas (X2) .17667 .77668 .3150854 .11561873
Efisiensi Manajemen (X3) .58160 2.09490 .8277349 .18163804
Permodalan (X4) .06017 .24836 .1118860 .03346572
Inflasi (X5) -3.23 292664.0113 23141.67267 48074.04132
PDB (X6) .00409 44.16357 2.649073158 6.184332038

mengevaluasinya secara berkala, penggu- bahwa variasi data atau penyimpangan data
naan credit risk rating (CRR) untuk kredit tergolong kecil.
Korporasi, Non Korporasi (Retail/Usaha Nilai rata-rata (mean) efisiensi mana-
Kecil Menengah/UKM), dan Mikro (Kredit jemen sebesar 0,8277349 dengan nilai
Wira Usaha/KWU), mengevaluasi kebijakan minimum sebesar 0,17667, nilai maksimum
dan prosedur untuk memastikan bahwa sebesar 2,09490, dan nilai standar devi-
seluruh risiko yang mungkin timbul dari asinya sebesar 0,18163804. Berdasarkan
pemberian kredit telah tercakup, mene­ data tersebut menunjukkan perbedaan
rapkan prinsip ”Four Eyes Principles” secara yang besar antara nilai efisiensi mana-
konsisten, serta pelaksanaan review inde­ jemen terendah dan tertinggi. Nilai tersebut
penden terhadap permohonan kredit dalam menunjukkan bahwa meskipun perusa-
batasan tertentu dan debitur existing secara haan dalam sampel penelitian merupakan
sampling (Laporan Keuangan Tahun 2012 kelompok perusahaan perbankan, namun
dan 2013:123). masing-masing bank memiliki kemampuan
Nilai rata-rata (mean) risiko likuiditas yang berbeda-beda dalam mengelola efisiensi
sebesar 0,3150854 dengan nilai minimum biaya. Efisiensi manajemen dalam penelitian
sebesar 0,58160, nilai maksimum sebesar ini diukur dengan rasio perbandingan Biaya
0,77668, dan nilai standar deviasinya Operasional dengan Pendapatan Operasional
sebesar 0,11561873. Berdasarkan data (BOPO). Dengan demikian, semakin tinggi
tersebut menunjukkan perbedaan yang nilai efisiensi manajemen mengindikasikan
besar antara nilai risiko likuiditas terendah semakin buruk kinerja manajemen dalam
dan tertinggi. Nilai tersebut menunjukkan mengelola biaya operasional dan dapat
bahwa meskipun perusahaan dalam sampel membebani perusahaan.
penelitian merupakan kelompok perusa- Standar deviasi menunjukkan rata-rata
haan perbankan, namun masing-masing penyimpangan data dari rata-rata kelompok
bank memiliki kemampuan yang berbeda- sampel. Berdasarkan data dari Tabel 5, dapat
beda dalam menyediakan aset likuid guna diketahui bahwa nilai standar deviasi masih
memenuhi kebutuhan dana operasional dibawah nilai rata-rata (mean) efisiensi
perusahaan. Risiko likuiditas diukur manajemen. Data tersebut menunjukkan
menggunakan rasio likuditas, yaitu rasio bahwa variasi data atau penyimpangan data
perbandingan aset likuid dengan total aset. tergolong kecil. Dengan melihat nilai rata-
Peningkatan risiko likuiditas menunjukkan rata, dapat diketahui bahwa nilai efisiensi
semakin banyak aset likuid yang dimiliki manajemen masih dibawah ketentuan
bank. Hal ini meningkatkan kemampuan maksimum Bank Indonesia sebesar 83%.
likuiditas bank dan begitu juga sebaliknya. Kondisi ini menunjukkan bahwa industri
Standar deviasi menunjukkan rata-rata perbankan di Indonesia periode 2010-2012
penyimpangan data dari rata-rata kelompok dikategorikan baik dalam pengelolaan
sampel. Berdasarkan data dari Tabel 5, efisiensi biaya, namun masih kurang efketif
dapat diketahui bahwa nilai standar deviasi jika dibandingkan dengan Negara kawasan.
masih di bawah nilai rata-rata (mean) risiko Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bank
likuiditas. Data tersebut menunjukkan Indonesia (2012b:143) yang mengemukakan
Yanuardi, Hadiwidjojo, Sumiati, Aktor Determinan atas Profitabilitas Perbankan yang Listing...212

bahwa nilai rasio BOPO pada tahun 2010 23141,67 dengan nilai minimum sebesar
berkisar pada angka 86,1% dan nilai rasio -3,23, nilai maksimum sebesar 292664,01
BOPO tahun 2011 sebesar 85,4%. Nilai rasio dan nilai standar deviasinya sebesar 0,033.
BOPO ini masih relatif tinggi dibandingkan Berdasarkan nilai minimum dan maksimum,
dengan rasio BOPO di beberapa negara menunjukkan bahwa perbedaan sensitivitas
tetangga seperti Malaysia, Singapura dan masing-masing bank terhadap inflasi sangat
Thailand yang berada dibawah 70%. jauh berbeda. Hal ini terbukti dari nilai
Nilai rata-rata (mean) permodalan standar deviasi yang lebih besar dari rata-
sebesar 0,1118860 dengan nilai minimum rata, sehingga dapat dikatakan jika variasi
sebesar 0,06017, nilai maksimum sebesar data atau penyimpangan data sangat besar.
0,24836, dan nilai standar deviasinya Semakin tinggi nilai sensitivitas inflasi,
sebesar 0,03346572. Berdasarkan data mengindikasikan makin sensitif bank
tersebut menunjukkan perbedaan yang besar ter­hadap perubahan inflasi. Begitu juga
antara nilai efisiensi manajemen terendah sebaliknya, makin kecil nilai sensitivitas
dan tertinggi. Nilai tersebut menunjukkan inflasi, menunjukkan makin kecil sensiti-
bahwa meskipun perusahaan dalam sampel vitas bank terhadap perubahan inflasi.
penelitian merupakan kelompok perusa- Variabel produk domestik bruto diukur
haan perbankan, namun masing-masing dengan menggunakan sensitivitas produk
bank memiliki kemampuan yang berbeda- domestik bruto dari masing-masing bank.
beda dalam menyediakan permodalan bagi Sensitivitas produk domestik bruto meru-
perusahaan. Standar deviasi menunjukkan pakan nilai dari Unstandardized Coefficients
rata-rata penyimpangan data dari rata-rata β dari hasil regresi antara produk domestik
kelompok sampel. Berdasarkan data dari bruto triwulanan dan pendapatan bunga
Tabel 5, dapat diketahui bahwa nilai standar triwulan masing-masing bank periode 2010-
deviasi masih dibawah nilai rata-rata (mean) 2012. Oleh karena itu, nilai sensitivitas
permodalan. Data tersebut menunjukkan merupakan nilai mutlak, sedangkan tanda
bahwa variasi data atau penyimpangan data positif atau negatif menunjukkan hubungan
tergolong kecil. korelasi masing-masing bank dengan
Permodalan dalam penelitian ini perubahan produk domestik bruto. Nilai
diukur menggunakan capital adequacy ratio rata-rata (mean) produk domestik bruto
(CAR), yaitu rasio kecukupan modal dengan sebesar 2,65 dengan nilai minimum sebesar
membandingkan modal sendiri (equity -0,004, nilai maksimum sebesar 44,17,
capital) dengan total aset (total asset). Nilai dan nilai standar deviasinya sebesar 6,18.
rata-rata permodalan perbankan masih Berdasarkan nilai minimum dan maksimum,
diatas ketentuan minimum Bank Indonesia menunjukkan bahwa perbedaan sensiti-
sebesar 8%. Hal ini menunjukkan bahwa vitas masing-masing bank terhadap produk
kondisi industri perbankan di Indonesia domestik bruto sangat jauh berbeda. Hal
periode 2010-2012 bagus dalam penyediaan tersebut terbukti dari nilai standar deviasi
modal sebagai sumber dana bank. Selain yang lebih besar dari rata-rata, sehingga
itu, tingginya permodalan mengindika- dapat dikatakan jika variasi data atau
sikan industri perbankan Indonesia bagus penyimpangan data sangat besar. Semakin
dalam menarik minat investor sehingga tinggi nilai sensitivitas produk domestik
banyak investor menanamkan modalnya di bruto, mengindikasikan makin sensitif
perbankan Indonesia. bank terhadap perubahan produk domestik
Variabel Inflasi diukur dengan meng- bruto. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil
gunakan sensitivitas inflasi dari masing- nilai sensitivitas produk domestik bruto,
masing bank. Setiap bank memiliki derajat menunjukkan makin kecil sensitivitas bank
pengaruh yang berbeda-beda. Sensitivitas ter­hadap perubahan produk domestik bruto.
inflasi merupakan nilai dari Unstandardized Hasil estimasi pada Tabel 6 menun-
Coefficients β dari hasil regresi antara inflasi jukkan bahwa variabel risiko kredit, permo-
triwulanan dan pendapatan bunga triwulan dalan, dan inflasi memengaruhi profitabilitas
masing-masing bank periode 2010-2012. bank secara signifikan dan menunjukkan
Oleh karena itu, nilai sensitivitas meru- korelasi positif. Variabel efisiensi manajemen
pakan nilai mutlak, sedangkan tanda positif memengaruhi profitabilitas bank secara
atau negatif menunjukkan hubungan kore- signifikan dan menunjukkan korelasi negatif.
lasi masing-masing bank dengan perubahan Sedangkan variabel risiko likuiditas dan
inflasi. Nilai rata-rata (mean) inflasi sebesar produk domestik bruto tidak meme­ngaruhi
213 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 202-218

Tabel 6. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Y = α+b1.X1+b2.X2+b3.X3+b4.X4+b5.X5+ b6.X6
Variabel Koefisien Korelasi Prob
Risiko Kredit (X1) .043 .001***
Risiko Likuiditas (X2) -.002 .672
Efisiensi Manajemen (X3) -.073 .000***
Permodalan (X4) .032 .012**
Inflasi (X5) .00000002254 .010**
PDB (X6) -.00004499 .507
Residual (e) .00375855
R-Square (R2) .915
*** signifikan pada level 1%, ** 5%, * 10 %

profitabilitas bank secara signifikan. Nilai mempunyai pengaruh signifikan dan


residual (e) menunjukkan bahwa standard berkorelasi positif terhadap profitabilitas
error dari model regresi sangat kecil yaitu bank. Korelasi positif risiko kredit terhadap
dibawah 1% dengan nilai 0.0038. Hal ini profitabilitas bank selama penelitian mengin-
mengindikasikan bahwa model persamaan dikasikan bahwa semakin tinggi nilai risiko
regresi berganda penelitian ini layak untuk kredit, semakin meningkatkan profitabilitas
digunakan. bank. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Berdasarkan data dalam Tabel 6, hasil penelitian Syafri (2012) dan peneli-
dapat diketahui nilai R-Square (R2) sebesar tian Ameur dan Mhiri (2013) bahwa variabel
0,92. Angka ini cukup tinggi dan kecocokan risiko kredit berpengaruh signifikan dan
model berdasarkan kriteria cukup baik berkorelasi positif terhadap profitabilitas.
karena mendekati 1. R2 dalam statistik digu- Namun hasil korelasi variabel risiko kredit
nakan untuk mengukur goodness of fit dari terhadap profitabilitas tidak sesuai dengan
per­samaan regresi yaitu dengan memberikan teori dan penelitian sebelumnya (Sufian
proporsi atau presentase variasi total dalam dan Habibullah 2010; Ali et al. 2011; dan
variabel terikat yang dijelaskan variabel Sufian 2011) dikarenakan kondisi sewaktu
bebas. Hasil ini berarti bahwa ada kontri- penelitian nilai rata-rata rasio risiko kredit
busi sebesar 91,5% dari variabel risiko pada tahun 2010-2012 masih di bawah 5%
kredit, risiko likuiditas, efisiensi manajemen, dan tergolong kecil. Kecilnya jumlah kredit
permodalan, inflasi, dan produk domestik macet, mampu ditutupi dengan pendapatan
bruto terhadap profitabilitas. Sedangkan bunga yang diperoleh. Temuan selama pene-
sisanya sebesar 8,5% dijelaskan oleh vari- litian menunjukkan bahwa pendapatan
abel lainnya yang tidak diteliti dalam pene- bunga yang diperoleh perbankan cukup
litian ini. tinggi. Kondisi tersebut tidak terlepas dari
Risiko kredit diukur menggunakan peningkatan jumlah kredit yang disalurkan
perbandingan kredit macet dengan total perbankan dari tahun 2010-2012 serta
kredit. Peningkatan risiko kredit akan menurunnya jumlah kredit macet. Oleh
meningkatkan biaya modal perusahaan karena itu, meskipun terdapat risiko kredit
karena investor menuntut suku bunga yang berupa kredit macet, beban tersebut bisa
lebih tinggi untuk kompensasi terhadap ditutupi dengan pendapatan bunga yang
risiko yang lebih tinggi, dengan adanya lebih besar dan justru bisa meningkatkan
kompensasi tambahan tersebut akan profitabilitas.
mengurangi profitabilitas bank (Elsiefy Risiko likuiditas diukur menggu-
2013:115). Dengan demikian, risiko kredit nakan rasio likuiditas yaitu perbandingan
memiliki pengaruh dan berkorelasi negatif antara aset likuid dan total aset. Aset likuid
terhadap profitabilitas bank. Berdasarkan digunakan untuk memenuhi likuiditas
hasil uji regresi linier berganda pada Tabel bank seperti kegiatan pemberian kredit
6, diketahui bahwa variabel risiko kredit dan penarikan dana oleh deposan. Aminu
Yanuardi, Hadiwidjojo, Sumiati, Aktor Determinan atas Profitabilitas Perbankan yang Listing...214

(2013:21) mengemukakan bahwa rasio ini Hanya saja prosentase peningkatan masing-
sangat penting bagi investor karena menun- masing pos aktiva pembentuk rasio likui-
jukkan tingkat aset likuid yang dimiliki ditas memiliki tingkat peningkatan berbeda
pada suatu waktu. Ditinjau sudut pandang sehingga menunjukkan trend penurunan.
investor, rasio tinggi mengindikasikan bank Berdasarkan data yang ditemukan selama
sangat likuid sehingga bank dapat dian- penelitian, diketahui bahwa jumlah aset
dalkan. Sedangkan apabila rasio ini rendah likuid perbankan mengalami peningkatan
mengindikasikan bank kurang likuid dan 8,15% dari tahun 2010 menuju tahun
dekat dengan kegagalan dari sudut pandang 2011, dan meningkat kembali sebesar 4%
investor. Dengan demikian, risiko likuiditas dari tahun 2011 ke tahun 2012. Sementara
memiliki pengaruh dan berkorelasi positif jumlah total aset perbankan mengalami
dengan profitabilitas bank. Berdasarkan peningkatan sebesar 17% dari tahun 2010
hasil uji regresi linier berganda pada Tabel ke tahun 2011, dan meningkat lagi sebesar
6, diketahui bahwa variabel risiko likui- 14,6% dari tahun 2011 ke tahun 2012. Hal
ditas tidak mempunyai pengaruh terhadap ini mengindikasikan bahwa peningkatan
profi­tabilitas perbankan periode 2010-2012. aset likuid masih lebih kecil prosentasenya
Kondisi ini menunjukkan bahwa risiko likui- dibandingkan peningkatan total aset. Oleh
ditas tidak mempunyai kontribusi terhadap karena itu, variabel risiko likuiditas memi-
pencapaian laba perusahaan perbankan. liki trend menurun selama tahun 2010-
Selain itu, berdasarkan nilai koefisien 2012. Korelasi negatif variabel risiko likui-
korelasi variabel risiko likuiditas tergolong ditas terhadap profitabilitas dikarenakan
paling kecil jika dibandingkan dengan penurunan variabel risiko likuiditas justru
variabel bebas lainnya yang berasal dari menyebabkan peningkatan profitabilitas,
faktor fundamental internal. Sehingga bisa karena jumlah aset likuid masih menun-
dikatakan variabel risiko likuiditas kurang jukkan peningkatan dan aset likuid tersebut
memiliki kontribusi terhadap profitabilitas bisa digunakan untuk memenuhi likuiditas
bank selama penelitian ini dilakukan. Hasil dan meningkatkan profitabilitas.
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Efisiensi manajemen diukur menggu-
sebelumnya (Aminu 2013), namun sesuai nakan rasio perbandingan biaya operasional
dengan hasil penelitian Alper dan Anbar dengan pendapatan operasional (BOPO).
(2011) yang menyimpulkan bahwa risiko Sastrosuwito dan Suzuki (2011b:592)
likuiditas tidak berpengaruh terhadap profi­ mengemukakan bahwa rasio perbandingan
tabilitas. Alasan yang menyebabkan perbe- biaya operasional terhadap pendapatan
daan penelitian dikarenakan risiko likuiditas operasional merupakan indikator kemam-
dalam penelitian ini, hanya menunjukkan puan manajemen untuk mengendalikan
besarnya kepemilikan aset likuid. Besarnya biaya dan diharapkan memiliki hubungan
aset likuid yang dimiliki bank belum tentu negatif dengan keuntungan, karena
memberikan kontribusi terhadap profita­ perbaikan dalam manajemen biaya akan
bilitas karena masih harus dikelola sebaik meningkatkan efisiensi dan meningkatkan
mungkin oleh manajemen. Rasio ini juga keuntungan bank. Hasil pengujian terbukti
tergantung dengan kebijakan dan strategi bahwa variabel efisiensi manajemen berpe­
yang digunakan manajemen bank untuk ngaruh dan berkorelasi negatif terhadap
memanfaatkan aset likuid yang dimiliki guna profitabilitas perusahaan perbankan tahun
mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, 2010-2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa
risiko likuiditas tidak mempunyai pengaruh efisiensi manajemen memberikan kontribusi
atau dampak terhadap profitabilitas bank di besar terhadap pencapaian laba perbankan.
Indonesia. Korelasi negatif variabel efisiensi manajemen
Berdasarkan data Tabel 6, juga terhadap profitabilitas bank selama peneli-
diketahui bahwa variabel risiko likuiditas tian mengindikasikan bahwa makin rendah
mempunyai korelasi negatif terhadap profi­ nilai variabel efisiensi manajemen, makin
tabilitas, itu artinya peningkatan variabel meningkatkan profita­bilitas bank. Nilai
risiko likuiditas justru dapat menurunkan koefisien korelasi variabel efisiensi mana-
profitabilitas. Meskipun secara keseluruhan jemen merupakan yang tertinggi diban­
dari perhitungan variabel risiko likuiditas dingkan variabel lainnya, itu artinya vari-
mengalami penurunan, namun untuk abel efisiensi manajemen memiliki kontri-
masing-masing pos aktiva pembentuk rasio busi paling besar terhadap profita­bilitas
likuiditas justru mengalami peningkatan. bank. Temuan penelitian ini sesuai dengan
215 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 202-218

penelitian sebelumnya (Sastrosuwito dan yakni dana antar bank atau Pasar Uang Antar
Suzuki 2011a; Sastrosuwito dan Suzuki Bank (PUAB), berhenti mengalir alias macet.
2011b; dan Syafri 2012). Penurunan variabel Kenyataan pahit ini masih diperburuk lagi
efisiensi manajemen menunjukkan perusa- dengan penurunan kualitas aset-aset yang
haan semakin efisien dalam mengendalikan dipegang bank. Hal ini pada akhirnya akan
biaya karena efisiensi manajemen diukur memukul modal bank. Pasalnya, surat-
dengan perbandingan biaya operasional dan surat berharga yang dikuasai bank seperti
pendapatan operasional, sehingga penu- SUN, nilainya merosot tajam. Kondisi itu
runan efisiensi manajemen akan berdampak juga menyebabkan kepercayaan masyarakat
pada peningkatan profitabilitas yang dicapai terhadap bank ikut turun, sehingga
oleh bank. banyak yang menarik dananya dari bank.
Permodalan diukur menggunakan Dalam kondisi biaya dana (cost of funds)
perbandingan modal sendiri dan total yang semakin mahal, tiada pilihan bagi
aset. Sufian dan Habibullah (2010:81) bank-bank untuk memangkas laba usaha
menjelaskan Molyneux (1993) bahwa makin mereka untuk mempertahankan posisi
tinggi rasio ini mengindikasikan pendanaan perusahaan di perbankan nasional (Humas
bank dari modal sendiri lebih besar, karena Bank Indonesia 2010:3-10). Berdasarkan
modal sendiri adalah pendanaan dengan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa
capital cost yang rendah sehingga bisa kenaikan inflasi dapat mengurangi laba
meningkatkan profitabilitas bank. Dengan bank akibat menurunnya kekayaan bank
demikian permodalan memiliki pengaruh dan pendapatan. Pada sisi lain bank harus
dan berkorelasi positif dengan profitabilitas memenuhi pasokan likuiditas, membayar
bank. Hasil pengujian membuktikan bahwa kewajiban seperti kredit, biaya dana, dan
variabel permodalan mempunyai pengaruh penarikan dana oleh konsumen.
dan berkorelasi positif terhadap profitabilitas Berdasarkan hasil pengujian diketahui
perusahaan perbankan periode 2010-2012. bahwa inflasi mempunyai pengaruh dan
Kondisi ini menunjukkan bahwa permodalan berkorelasi positif terhadap profitabilitas
mempunyai kontribusi terhadap pencapaian perbankan. Korelasi positif inflasi terhadap
laba perusahaan perbankan selama tahun profitabilitas bank mengindikasikan bahwa
penelitian. Korelasi positif variabel permo- peningkatan inflasi justru berdampak
dalan terhadap profitabilitas bank selama pada meningkatnya profitabilitas selama
penelitian mengindikasikan bahwa semakin penelitian. Hasil penelitian ini tidak sesuai
tinggi nilai permodalan, semakin mening­ dengan penelitian sebelumnya (Moussa
katkan profitabilitas bank. Berdasarkan 2012; Syafri 2012; Ongore dan Kusa 2013),
nilai koefisien korelasi variabel permodalan di mana hasilnya menyimpulkan bahwa
merupakan yang tertinggi ketiga diban­ inflasi berpengaruh signifikan dan berkore-
dingkan variabel lainnya, itu artinya varia­bel lasi negatif terhadap profitabilitas. Namun,
permodalan memiliki kontribusi cukup hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
besar terhadap profitabilitas bank. Hasil Sufian dan Habibullah (2010) dan Sufian
penelitian ini sesuai dengan penelitian sebe­ (2011). Perbedaan hasil penelitian ini dengan
lumnya (Sastrosuwito dan Suzuki 2011a dan penelitian sebelumnya dikarenakan adanya
2011b; Sufian dan Habibullah 2011; Moussa kebijakan seperti meningkatkan suku bunga
2012; Syafri 2012; Ameur dan Mhiri 2013). pinjaman yang dapat mendorong kinerja
Peningkatan permodalan mengindikasikan bank lebih baik jika inflasi masih tergolong
perusahaan makin besar dalam penggu- rendah. Hal tersebut terbukti bahwa selama
naan modal sendiri sehingga capital cost penelitian, tingkat inflasi masih tergolong
yang membebani makin kecil dan mampu rendah yaitu di bawah 10%. Peningkatan
mening­katkan profitabilitas bank. inflasi yang tergolong rendah justru menye-
Kenaikan inflasi yang ditandai dengan babkan Bank Indonesia meningkatkan suku
naiknya harga-harga barang akibat mero- bunga BI-rate, peningkatan tersebut diikuti
sotnya nilai tukar rupiah akan menggerus bank-bank umum dengan meningkatkan
dana yang dimiliki bank. Bahkan cadangan suku bunga seperti suku bunga pinjaman.
devisa Negara Indonesia juga akan mengalami Meningkatnya suku bunga pinjaman akan
penurunan akibat terdep­resiasi nilai rupiah. diikuti meningkatnya pendapatan bunga
Kondisi ini menyebabkan pasokan dana sehingga menyebabkan profitabilitas bert-
di bank-bank menurun, bahkan sumber ambah. Penjelasan sebelumnya diperkuat
pendanaan yang biasanya sangat diandalkan, oleh pendapat Syafri (2012:239-240) yang
Yanuardi, Hadiwidjojo, Sumiati, Aktor Determinan atas Profitabilitas Perbankan yang Listing...216

mengemukakan jika inflasi naik, Bank 2010-2012 perbankan di Indonesia makin


Indonesia akan menurunkannya dengan kecil sensitivitasnya terhadap PDB sehingga
meningkatkan BI-rate. Peningkatan BI-rate perbankan bisa dikatakan dapat mengatasi
akan direspon oleh bank komersial untuk atau menyesuaikan dengan perubahan PDB.
meningkatkan suku bunga pinjamannya di Hal ini mengindikasikan bahwa perbankan
atas suku bunga tabungan, sehingga dapat lebih fokus dalam membuat kebijakan dan
meningkatkan profitabilitas. meningkatkan profitabilitasnya.
Alper dan Anbar (2011:145) mengi-
dentifikasi bahwa pertumbuhan PDB akan SIMPULAN
berimbas kepada nilai permintaan dan Hasil penelitian ini menunjukkan
penawaran tabungan dan pinjaman bank. bahwa risiko kredit, permodalan, dan inflasi
Meningkatnya PDB berarti menunjukkan berpengaruh signifikan dan berkorelasi
nilai pendapatan dan pengeluaran semua positif terhadap profitabilitas perbankan
orang meningkat. Akibat meningkatnya di Indonesia periode 2010-2012. Efisiensi
pengeluaran, maka akan mendorong orang manajemen berpengaruh signifikan dan
untuk meminjam kepada bank, sehingga berkorelasi negatif terhadap profitabilitas
bisa meningkatkan profitabilitas bank. perbankan di Indonesia periode 2010-
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan 2012. Sedangkan risiko likuiditas dan
bahwa PDB tidak berpengaruh signifikan produk domestik bruto tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas, hasil tersebut tidak signifikan terhadap profitabilitas perbankan
sesuai dengan penelitian sebelumnya (Sufian di Indonesia periode 2010-2012. Penelitian
dan Habibullah 2011 dan Ali et al. 2011). ini memberikan hasil bahwa variabel yang
Namun, hasil penelitian ini sesuai dengan paling utama dalam memberikan kontribusi
hasil penelitian (Sufian dan Habibullah 2010; terhadap profitabilitas bank adalah variabel
Alper dan Anbar 2011; Ameur dan Mhiri efisiensi manajemen yang dapat dilihat dari
2013; Ongore dan Kusa 2013). Penelitian nilai koefisien korelasi variabel. Sedangkan
ini berbeda dengan penelitian sebelumnya variabel risiko kredit memberikan kontribusi
dikarenakan PDB merupakan faktor yang tertinggi kedua, lalu diikuti variabel permo-
sulit diprediksi atau dikendalikan. PDB dalan, risiko likuiditas, PDB, dan inflasi.
juga merupakan faktor yang tidak berpe­ Hal ini menunjukkan bahwa variabel dari
ngaruh secara langsung terhadap penca- faktor fundamental internal merupakan
paian laba bank, karena perubahan PDB variabel yang paling utama dan paling
hanya mengindikasikan perubahan nilai besar memberikan kontribusi terhadap
pendapatan dan pengeluaran semua orang terbentuknya profitabilitas bagi bank jika
dalam satu Negara. Perubahan PDB tersebut dibandingkan dengan variabel eksternal
tidak bisa memengaruhi secara langsung makroekonomi. Kondisi ini tidak terlepas
pada operasional bank seperti penyaluran dari karakteristik variabel fundamental
kredit karena masih tergantung kepada internal yang dapat dikendalikan dan diatur
kebijakan serta strategi perbankan dalam pengelolaannya oleh manajemen bank,
sedangkan variabel eksternal makroeko-
menyalurkan kredit serta mendapatkan
nomi merupakan variabel yang tidak dapat
nasabah. Padahal untuk mendapatkan laba,
dikontrol sepenuhnya oleh manajemen
bank harus bisa menarik nasabah untuk
bank maupun pemerintah sehingga menye-
meminjam dana dan bertransaksi melalui
babkan variabel ini sulit dikendalikan dan
bank. Selama penelitian diketahui bahwa
memberikan kontribusi tidak sebesar vari-
variabel PDB yang diukur dengan sentivitas
abel fundamental internal. Saran untuk
PDB, mengalami trend penurunan selama
penelitian selanjutnya: (1) Peneliti selan-
tahun 2010-2012, sedangkan trend penca- jutnya dapat memilih variabel (internal dan
paian laba atau profitabilitas perbankan eksternal) yang lebih tepat serta pemilihan
mengalami peningkatan. Data tersebut dalam memilih proxy atas variabel tersebut
memang menunjukkan bahwa variabel juga berpengaruh terhadap hasil penelitian,
PDB memiliki korelasi negatif dengan prof- (2) Peneliti selanjutnya diharapkan bisa
itabilitas selama tahun 2010-2012. Selain memilih tahun yang berdekatan dengan
itu, variabel PDB yang diukur dengan sensi- krisis ekonomi, karena pengaruh atas krisis
tivitas PDB menunjukkan trend menurun juga dapat memengaruhi hasil penelitian
dan mengindikasikan bahwa dari tahun dan bisa memberikan hasil yang berbeda.
217 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 202-218

DAFTAR RUJUKAN Indonesia. Diunduh tanggal11 No-


Ali, K., M.F. Akhtar. dan H.Z. Ahmed. 2011. vember 2013. <http://www.bi.go.id/
“Bank Specific and Macroeconomic In- web/id/Publikasi/Laporan+Tahunan/
dicators of Profitability-Empirical Evi- Laporan+Perekonomian+Indonesia/
dence from the Commercial Banks of lpi_2011.htm.>
Pakistan”. International Journal of Busi­ Bank Indonesia. 2014. Data Inflasi. Diun-
ness and Social Science, Vol. 2, No. 6, duh tanggal 14 Januari 2014. <http://
hlm 235-242. www.bi.go.id.>
Alper, D. dan A. Anbar. 2011. “Bank Specific Boediono. 2011. Ekonomi Moneter, Edisi 3
and Macroeconomic Determinants of Cetakan 25. BPFE. Yogyakarta.
Commercial Bank Profitability: Empiri- Bursa Efek Indonesia. 2014. Laporan
cal Evidence from Turkey”. Business Keuang­ an dan Tahunan. Diunduh
and Economics Research Journal, Vol. 2, tanggal 14 Januari 2014. <http://www.
No. 2, hlm 139-152. idx.co.id.>
Ameur, I.G.B. dan S. M. Mhiri. 2013. “Ex- Dendawijaya, L. 2009. Manajemen Perbank­
planatory Factors of Bank Performance an, Edisi 2. Ghalia Indonesia. Bandung.
Evidence from Tunisia”. Internation­
Dietrich, A dan G. Wanzenried. 2011. “De-
al Journal of Economics, Finance and
terminants of Bank Profitability Before
Mana­gement, Vol. 2, No 1, hlm 143-152.
and During The Crisis: Evidence from
Aminu, B.A. 2013. “The Determinants of Switzerland”. Journal of International
Bank’s Profitability in Nigeria”. Thesis. Financial Markets, Institutions and Mon­
Master of Science in Banking and Fi- ey, Vol. 21, hlm 307–327.
nance Eastern Mediterranean Univer-
Elsiefy, E. 2013. “Determinants of Profita­
sity Gazimağusa, North Cyprus. Diun-
bility of Commercial Banks in Qatar:
duh tanggal 15 Maret 2013. <http://
Comparative Overview Between Do-
irep.emu.edu.tr:8080/jspui/bit-
mestic Conventional and Islamic Banks
stream/11129/641/1/Aminu.pdf.>
During The Period 2006-2011”. Interna­
Aremu, M.A., I. C. Ekpo. dan A. M. Musta- tional Journal of Economics and Mana­
pha. 2013. “Determinants Of Banks’ gement Sciences, Vol. 2, No. 11, hlm
Profitability In A Developing Economy: 108-142.
Evidence From Nigerian Banking In-
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivari­
dustry”. Interdisciplinary Journal of
ate Dengan Program SPSS, Cetakan Ke-
Contemporary Research in Business,
empat. Badan Penerbit Universitas Di-
Vol. 4, No. 9, hlm 155-181.
ponegoro. Semarang.
Badan Pusat Statistik. 2014. Data Produk
Humas Bank Indonesia. 2010. Krisis Global
Domestik Bruto. Diunduh tanggal 14
dan Penyelamatan Sistem Perbankan
Januari 2014. <http://www.bps.go.id.>
Indonesia. Bank Indonesia. Diunduh
Bank Indonesia. 2010. Laporan Perekono- tanggal 28 Januari 2014. <http://www.
mian Indonesia Tahun 2009. Bank bi.go.id/id/publikasi/artikel-kertas-
Indonesia. Diunduh tanggal 11 No- kerja/artikel/Documents/691e8d90-
vember 2013. <http://www.bi.go.id/ 4ce8451ca4dff0e97b1b22afkrisisglobal-
web/id/Publikasi/Laporan+Tahunan/ danpenyelamatansistemperbankanind
Laporan+Perekonomian+Indonesia/ onesi.pdf.>
lpi_09.htm.>
Javaid, S., J. Anwar, K. Zaman. dan A. Ga-
Bank Indonesia. 2012a. Kodifikasi Peraturan foor. 2011. “Determinants of Bank Prof-
Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian itability in Pakistan: Internal Factor
Tingkat Kesehatan Bank. Pusat Riset Analysis”. Mediterranean Journal Of So­
dan Edukasi Bank Sentral (PRES) Bank cial Sciences, Vol. 2, No. 1, hlm 59-78.
Indonesia. Diunduh tanggal 28 Janu-
Kasmir. 2012b. Manajemen Perbankan, Edi-
ari 2014. <http://www.bi.go.id/id/per-
si Revisi, Cetakan 11. PT Raja Grafindo
aturan/kodifikasi/bank/Documents/
Persada. Jakarta.
KodifikasiPenilaian%20Tingkat%20Ke-
sehatan%20Bank.pdf.> Laporan Keuangan Tahun 2012. 2013. PT
Bank Artha Graha Internasional Tbk.
Bank Indonesia. 2012b. Laporan Pereko-
Diunduh tanggal 4 Maret 2014. <www.
nomian Indonesia Tahun 2011. Bank
idx.co.id.>
Yanuardi, Hadiwidjojo, Sumiati, Aktor Determinan atas Profitabilitas Perbankan yang Listing...218

Mankiw, N.G., E. Quah,dan P. Wilson. 2012. gyakarta, Indonesia: 588-597. Diun-


Pengantar Ekonomi Makro, Principles of duh tanggal 1 Oktober 2013. <http://
Economics: An Asian Edition Volume 2. irssm.upnyk.ac.id/userfiles/file/pa-
Biro Bahasa Alkemis (Penerjemah). Ja- pers/-076.pdf.>
karta.Salemba Empat. Sufian, F. 2011. “Profitability of The Ko-
Moussa, M.M. 2012. “Bank-specific and rean Banking Sector: Panel Evidence
Macroeconomic Determinants of Bank on Bank Specific and Macro Econom-
Profitability: Case of Turkey”. Thesis. ics Determinant”. Journal of Economics
Master of Science in Banking and Fi- and Management, Vol. 7, No. 1, hlm 43-
nance Eastern Mediterranean Univer- 72.
sity Gazimağusa, North Cyprus. Diun- Sufian, F dan M. S. Habibullah. 2010. Does
duh tanggal 15 Maret 2013. <http:// Economic Freedom Fosters Banks’ Per-
irep.emu.edu.tr:8080/jspui/bit- formance? Panel Evidence from Malay-
stream/11129/97/1/Moussa.pdf.> sia. Journal of Contemporary Account­
Ongore, V.O., dan G. B. Kusa. 2013. “Deter- ing dan Economics, Vol. 6, hlm 77–91.
minants of Financial Performance of Sufian, F dan M. S. Habibullah. 2011. “Has
Commercial Banks in Kenya”. Interna­ Economic Freedom Foster Bank Per-
tional Journal of Economics and Finan­ formance? Panel Evidence from China”.
cial Issues, Vol. 3, No. 1, hlm 237-252. Actual Problems of Economics, Vol. 7,
Sastrosuwito, S. dan Y. Suzuki. 2011a. hlm 377-388.
“Post Crisis Indonesian Banking Sys- Syafri. 2012. “Factors Affecting Bank Prof-
tem Profitability: Bank-Specific and itability in Indonesia”. The 2012 Inter­
Industry-Specific Determinants”. The national Conference on Business and
2nd International Research Symposium Management Phuket Thailand: 236-242.
in Service Management Yogyakarta, In­ Diunduh tanggal 10 Oktober 2013.
donesia: 451-454. Diunduh tanggal 1 <http://www.caalinteduorg.com/
Oktober 2013. <http://irssm.upnyk. ibsm2012/ejournal/018Mix-Syafri-
ac.id/-userfiles/file/papers/054.pdf.> Factors-Affecting-Bank-Profitability.
Sastrosuwito, S. dan Y. Suzuki. 2011b. “Post pdf.>
Crisis Indonesian Banking System Tirapat, S., dan A. Nittayagasetwat. 1999.
Profitability: Bank-Specific, Industry- “An Investigation of Thai Listed Firms’
Specific, and Macroeconomic Determi- Financial Distress Using Macro and
nants”. The 2nd International Research Micro Variables”. Multinational Finance
Symposium in Service Management Yo­ Journal, Vol. 3, No. 2, hlm 103–125.

Anda mungkin juga menyukai