Alindra Yanuardi
Djumilah Hadiwidjojo
Sumiati
202
203 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 202-218
tahun 2009 sehingga pemerintah dan Bank penjelasan sebelumnya, maka penelitian
Indonesia mengeluarkan berbagai kebi- ini bukan menilai kinerja Bank umum
jakan dalam bidang perbankan. Kebijakan berdasarkan kesehatan bank umum RGEC
tersebut diarahkan untuk memperkuat daya namun mengadopsi penilaian kesehatan
tahan industri perbankan dengan tetap bank umum RGEC untuk menentukan
melanjutkan upaya-upaya untuk mening- variabel yang digunakan. Alasannya adalah
katkan peran intermediasi perbankan (Bank untuk dijadikan pengembangan penelitian
Indonesia 2010:5-14). dibandingkan dengan penelitian sebel-
Uraian sebelumnya memberikan umnya, yaitu dengan mengadopsi Peraturan
gambaran bahwa industri perbankan masih Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011
harus menghadapi berbagai tantangan sebagai bahan pertimbangan menentukan
untuk terus tumbuh. Oleh karena itu, variabel. Jika dibandingkan penelitian sebe-
perbankan bersama dengan Bank Indonesia lumnya yang masih mengadopsi Peraturan
harus membuat kebijakan untuk memper- Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004
baiki posisi dan mengembangkan industri perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
perbankan ke arah yang lebih baik dari Umum CAMELS. Variabel terikat dalam
tahun-tahun sebelumnya. Tantangan dan penelitian ini adalah profitabilitas bank
harapan inilah yang menjadi dasar tujuan sebagai aspek penilaian earnings. Untuk
bagi Bank Indonesia bersama perusahaan variabel bebas dari sisi fundamental internal
perbankan untuk menciptakan berbagai perusahaan menggunakan risiko kredit dan
keputusan atau kebijakan. Kebijakan yang risiko likuiditas sebagai aspek penilaian risk
tepat dan didukung dengan pengawasan profile, variabel efisiensi manajemen sebagai
serta penilaian terhadap kinerja perbankan aspek penilaian terhadap manajemen dalam
akan membantu perbankan untuk menerapkan prinsip good corporate gover
mencapai tujuan. Salah satu bentuk penga- nance, dan variabel permodalan sebagai
wasan adalah dengan mengeluarkan sistem aspek penilaian capital. Selain faktor
penilaian kesehatan bank umum sesuai fundamental internal, penelitian ini juga
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/ mengambil variabel yang berasal dari faktor
PBI/2011 mengenai penilaian faktor profil eksternal makroekonomi seperti inflasi dan
risiko (risk profile), good corporate gover produk domestik bruto. Sebagai perusahaan
nance, rentabilitas (earnings), dan permo- perbankan kondisi makroekonomi juga
dalan (capital). Penilaian kesehatan bank dapat memberikan dampak besar terhadap
umum tersebut disebut penilaian kesehatan kemampuan bank dalam memperoleh keun-
bank umum RGEC. Selain itu, pentingnya tungan. Sebagai contoh adalah kenaikan
mengetahui berbagai faktor yang dapat inflasi pada tahun 2008 dapat mengurangi
memengaruhi kinerja bank, menjadi dasar laba bank akibat menurunnya kekayaan
penelitian ini. bank dan pendapatan. Pada sisi lain bank
Penelitian ini menggunakan informasi harus memenuhi pasokan likuiditas,
dari sisi internal bank seperti informasi membayar kewajiban seperti kredit, biaya
yang terdapat dalam laporan keuangan. dana, dan penarikan dana oleh konsumen.
Berkaitan dengan ini, analisis laporan Kondisi tersebut akan melanda semua bank
keuangan sangat penting untuk dilakukan, di Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh
karena dapat menghasilkan informasi atau Humas Bank Indonesia (2010:10) bahwa
data yang berupa rasio keuangan. Informasi
“Data statistik BI per Desember
tersebut dapat digunakan untuk mengana
2008, laba bank-bank umum
lisis kondisi perusahaan di masa lalu serta
setelah pajak diperkirakan
merencanakan strategi untuk masa depan.
Rp30,61 triliun. Jumlah ini me-
Analisis rasio digunakan untuk menge-
rosot Rp3,86 triliun bila merujuk
tahui dan menilai kondisi masing-masing
angka perolehan laba sebulan se-
pos dalam laporan keuangan seperti neraca,
belumnya (Nopember) yang mem-
laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
bukukan sebesar Rp34,47 triliun.
Penelitian ini menggunakan pertimbangan
Penurunan laba ini terutama dise-
berdasarkan penilaian kesehatan bank
babkan beban biaya (cost of funds)
umum RGEC (Risk Profile, Good Corporate
yang semakin tinggi.”
Governance, Earnings, and Capital) dalam
memilih proxy pengukuran variabel-vari- Penelitian ini menilai profitabilitas
abel yang akan digunakan. Berdasarkan bank dengan mengukur rasio return on
Yanuardi, Hadiwidjojo, Sumiati, Aktor Determinan atas Profitabilitas Perbankan yang Listing...204
asset. Nilai return on asset didapatkan dari (PDB) mengukur dua hal sekaligus, yaitu
perbandingan laba bersih dengan total pendapatan total semua orang dalam pereko-
aset perusahaan. Laba bersih didapatkan nomian dan jumlah pembelanjaan untuk
dari pendapatan atas operasional bank membeli barang dan jasa hasil dari pereko-
(pendapatan jasa administrasi, keuntungan nomian. Produk domestik bruto dalam pene-
dari transaksi nilai tukar dan penjualan litian sebelumnya diukur menggunakan nilai
efek) dan pendapatan dari bunga kredit produk domestik bruto tahunan. Sedangkan
yang disalurkan. Pemberian kredit meru- pengukuran produk domestik bruto dalam
pakan salah satu tugas perbankan sebagai penelitian ini menggunakan sensitivitas
pihak penya lur dana dari pihak kelebihan produk domestik bruto dari masing-masing
dana kepada pihak kekurangan dana. Bank bank, dengan pertimbangan bahwa tingkat
mendapatkan pendapatan atas jasa admi pengaruh (degree) masing-masing bank
nistrasi dan bunga atas pinjaman yang terhadap produk domestik bruto tidak sama.
disalurkan, akan tetapi bank akan diha- Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
dapkan dengan risiko kredit. Risiko kredit mengetahui pengaruh risiko kredit, risiko
adalah “risiko akibat kegagalan debitur dan/ likuiditas, efisiensi manajemen, permodalan,
atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban inflasi, dan produk domestik bruto terhadap
kepada Bank” (Bank Indonesia 2012a:5). profitabilitas perbankan. Penelitian tersebut
Risiko likuiditas merupakan pengukuran diantaranya dilakukan oleh Sufian dan
risiko yang akan dihadapi bank jika gagal habibullah (2010); Ali et al. (2011); Alper
untuk memenuhi kewajibannya kepada para dan Anbar (2011); Dietrich dan Wanzenried
deposannya dengan aset likuid yang dimiliki (2011); Sastrosuwito dan Suzuki (2011a,
(Kasmir 2012b: 320). Penelitian ini mengukur 2011b); Sufian (2011); Sufian dan Habibullah
risiko likuiditas bank menggunakan rasio (2011); Moussa (2012); Syafri (2012); Ameur
likuiditas, yaitu rasio perbandingan liquid dan Mhiri (2013); Aminu (2013); Aremu et al.
asset dengan total asset. Penilaian vari- (2013); Ongore dan Kusa (2013).
abel efisiensi manajemen menggunakan Berdasarkan penelitian-penelitian sebe
rasio biaya operasional pendapatan opera- lumnya, masih diketahui adanya inkonsis-
sional (BOPO). Dengan menggunakan rasio tensi hasil penelitian, sehingga penelitian ini
tersebut, maka akan diketahui kinerja dilakukan ulang dan dikembangkan untuk
manajemen dalam mengelola biaya dan menguji kembali peran variabel funda-
mengoptimalkan pendapatan. Permodalan mental internal dan eksternal terhadap
merupakan faktor penting sebagai sumber profitabilitas perbankan dengan kondisi,
dana bagi operasional bank. Tanpa modal waktu, tempat penelitian yang berbeda.
yang cukup, kegiatan operasional bank akan Tujuannya membuktikan secara empiris
terganggu. Oleh karena itu perlu penilaian bahwa variabel fundamental internal risiko
terhadap permodalan yang dimiliki oleh kredit, risiko likuiditas, efisiensi mana-
bank. Salah satu penilaian permodalan bank jemen, permodalan mempunyai pengaruh
adalah dengan metode Capital Adequacy terhadap profitabilitas bank di Indonesia.
Ratio (Kasmir 2012b:301). Inflasi adalah Selain itu, penelitian ini juga bertujuan
kecenderungan dari harga-harga untuk untuk membuktikan secara empiris bahwa
naik secara umum dan terus menerus variabel eksternal makroekonomi seperti
(Boediono 2011:161).Kenaikan inflasi dapat inflasi dan produk domestik bruto mempu-
mengurangi laba bank akibat menurunnya nyai pengaruh terhadap profitabilitas bank
kekayaan bank dan pendapatan.Inflasi di Indonesia. Terdapat beberapa perbedaan
dalam penelitian sebelumnya diukur meng- sebagai pengembangan penelitian ini jika
gunakan tingkat inflasi setiap bulanan dibandingkan penelitian sebelumnya yaitu:
atau tahunan. Sedangkan pengukuran (1) Penelitian ini mengadopsi Peraturan
inflasi dalam penelitian ini menggunakan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011
sensitivitas inflasi dari masing-masing perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
bank, dengan pertimbangan bahwa tingkat Umum RGEC dalam membantu untuk
pengaruh (degree) masing-masing bank terh- memilih variabel yang berasal dari funda-
adap inflasi tidak sama. Produk domestik mental internal bank, meskipun telah
bruto adalah nilai pasar dari seluruh barang ada penelitian serupa di Indonesia seperti
dan jasa jadi yang diproduksi di suatu Sastrosuwito dan Suzuki (2011a, 2011b),
negara pada periode tertentu (Mankiw et Syafri (2012) namun penelitian mereka
al. 2012:6). Pendapatan Domestik Bruto masih belum mengadopsi peraturan tersebut
205 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 202-218
untuk membantu memilih variabel yang Populasi dalam penelitian ini adalah
digunakan; (2) Penggunaan analisis sensi- perusahaan-perusahaan perbankan yang
tivitas untuk mengukur variabel eksternal terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 2010-
(inflasi dan produk domestik bruto); (3) 2012 sebanyak 32 perusahaan. Sampel
Lokasi penelitian ini dilakukan di Indonesia yang dipilih adalah perbankan dengan
dengan subjek perbankan di Indonesia yang kriteria tertentu, sehingga teknik pengam-
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. bilan sampel ini disebut purposive sampling.
Adapun kriteria penentuan sampel dalam
METODE penelitian ini adalah: (1) Bank memublika-
Sifat dari penelitian ini adalah penelitian sikan laporan keuangan secara tahunan dan
eksplanatif yaitu studi yang ditujukan untuk triwulan di Bursa Efek Indonesia selama
memberikan penjelasan tentang hubungan periode 2010-2012; (2) Bank tidak dalam
antar fenomena atau variabel. Hubungan perhatian khusus Bank Indonesia; (3) Bank
tersebut bisa berbentuk hubungan kore- bukan merupakan anak perusahaan dari
lasional, sumbangan atau kontribusi satu bank lain. Setelah dilakukan purposive
variabel terhadap variabel lainnya ataupun sampling, maka didapatkan sampel dalam
hubungan sebab akibat. penelitian ini sebanyak 28 perusahaan
Penelitian ini menggunakan metode perbankan.
kuantitatif karena penelitian ini menekankan Penelitian ini dilakukan di Indonesia
pada pengujian teori-teori melalui pengu- dengan cara mengumpulkan data secara
kuran variabel-variabel penelitian dengan sekunder. Teknik yang digunakan adalah
angka dan melakukan analisis data dengan pengumpulan data arsip (archival). Data
prosedur statistik. Karakteristik penelitian sekunder yang dikumpulkan seperti laporan
ini adalah penelitian replikasi yang dikem- keuangan bank yang telah diaudit periode
bangkan dari beberapa penelitian sebe 2010-2012, yang didapatkan dari situs resmi
lumnya yang menunjukkan ketidakkon- BEI di www.idx.go.id. Data inflasi Indonesia
sistenan hasil penelitian. didapatkan dari situs resmi Bank Indonesia
Penelitian ini dilakukan di Indonesia di www.bi.go.id. Sedangkan data produk
dengan pertimbangan bahwa Indonesia domestik bruto Indonesia didapatkan dari
adalah negara berkembang dan masih situs resmi Badan Pusat Statistik di www.
memerlukan penelitian seperti ini karena bps.go.id. Pemilihan tahun penelitian
masih minim penelitian-penelitian yang yaitu tahun 2010-2012, dengan alasan
mengadopsi Peraturan Bank Indonesia untuk mengambil tahun-tahun terbaru
Nomor 13/1/PBI/2011 perihal Penilaian setelah terjadi krisis ekonomi tahun 2008
Tingkat Kesehatan Bank Umum RGEC, agar dampak terjadinya krisis tidak besar
sekaligus hal tersebut menjadi keterbaruan ter
hadap hasil penelitian ini. Berkaitan
dalam penelitian ini. Selain itu penelitian ini dengan periode waktu penelitian pada tahun
dilakukan ulang dan dikembangkan agar 2010-2012 dan melibatkan banyak sampel,
mendapatkan informasi apakah profita maka penelitian ini menggunakan pooled
bilitas bank di Indonesia dan profitabilitas data.
bank di Negara lain juga dipengaruhi oleh Profitabilitas merupakan jumlah
variabel terikat yang sama. keuntungan yang dicapai bank dengan
Perusahaan Yang
Kriteria Sampel
Memenuhi Kriteria
Populasi perusahaan 32
Memublikasikan laporan keuangan secara tahunan dan triwulan 30
di BEI periode 2010-2012
Tidak dalam perhatian khusus Bank Indonesia 29
Bukan merupakan anak perusahaan dari bank lain 28
Jumlah Sampel 28
Yanuardi, Hadiwidjojo, Sumiati, Aktor Determinan atas Profitabilitas Perbankan yang Listing...206
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .002 .002 1.035 .304
Risiko Kredit .000 .008 .009 .051 .959
Risiko Likuiditas .002 .003 .085 .735 .464
Efisiensi
-.002 .002 -.152 -.933 .354
Manajemen
Permodalan .012 .009 .149 1.321 .190
Sensitivitas
-1.131E-09 .000 -.023 -.187 .852
Inflasi
Sensitivitas PDB 1.112E-05 .000 .029 .233 .816
Dependent Variable: Abs Res
211 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 202-218
Std.
Variabel Minimum Maximum Mean
Deviation
Profitabilitas (Y) -.00635 .03390 .0132644 .01238469
Risiko Kredit (X1) .00067 .47557 .0272191 .05178599
Risiko Likuiditas (X2) .17667 .77668 .3150854 .11561873
Efisiensi Manajemen (X3) .58160 2.09490 .8277349 .18163804
Permodalan (X4) .06017 .24836 .1118860 .03346572
Inflasi (X5) -3.23 292664.0113 23141.67267 48074.04132
PDB (X6) .00409 44.16357 2.649073158 6.184332038
mengevaluasinya secara berkala, penggu- bahwa variasi data atau penyimpangan data
naan credit risk rating (CRR) untuk kredit tergolong kecil.
Korporasi, Non Korporasi (Retail/Usaha Nilai rata-rata (mean) efisiensi mana-
Kecil Menengah/UKM), dan Mikro (Kredit jemen sebesar 0,8277349 dengan nilai
Wira Usaha/KWU), mengevaluasi kebijakan minimum sebesar 0,17667, nilai maksimum
dan prosedur untuk memastikan bahwa sebesar 2,09490, dan nilai standar devi-
seluruh risiko yang mungkin timbul dari asinya sebesar 0,18163804. Berdasarkan
pemberian kredit telah tercakup, mene data tersebut menunjukkan perbedaan
rapkan prinsip ”Four Eyes Principles” secara yang besar antara nilai efisiensi mana-
konsisten, serta pelaksanaan review inde jemen terendah dan tertinggi. Nilai tersebut
penden terhadap permohonan kredit dalam menunjukkan bahwa meskipun perusa-
batasan tertentu dan debitur existing secara haan dalam sampel penelitian merupakan
sampling (Laporan Keuangan Tahun 2012 kelompok perusahaan perbankan, namun
dan 2013:123). masing-masing bank memiliki kemampuan
Nilai rata-rata (mean) risiko likuiditas yang berbeda-beda dalam mengelola efisiensi
sebesar 0,3150854 dengan nilai minimum biaya. Efisiensi manajemen dalam penelitian
sebesar 0,58160, nilai maksimum sebesar ini diukur dengan rasio perbandingan Biaya
0,77668, dan nilai standar deviasinya Operasional dengan Pendapatan Operasional
sebesar 0,11561873. Berdasarkan data (BOPO). Dengan demikian, semakin tinggi
tersebut menunjukkan perbedaan yang nilai efisiensi manajemen mengindikasikan
besar antara nilai risiko likuiditas terendah semakin buruk kinerja manajemen dalam
dan tertinggi. Nilai tersebut menunjukkan mengelola biaya operasional dan dapat
bahwa meskipun perusahaan dalam sampel membebani perusahaan.
penelitian merupakan kelompok perusa- Standar deviasi menunjukkan rata-rata
haan perbankan, namun masing-masing penyimpangan data dari rata-rata kelompok
bank memiliki kemampuan yang berbeda- sampel. Berdasarkan data dari Tabel 5, dapat
beda dalam menyediakan aset likuid guna diketahui bahwa nilai standar deviasi masih
memenuhi kebutuhan dana operasional dibawah nilai rata-rata (mean) efisiensi
perusahaan. Risiko likuiditas diukur manajemen. Data tersebut menunjukkan
menggunakan rasio likuditas, yaitu rasio bahwa variasi data atau penyimpangan data
perbandingan aset likuid dengan total aset. tergolong kecil. Dengan melihat nilai rata-
Peningkatan risiko likuiditas menunjukkan rata, dapat diketahui bahwa nilai efisiensi
semakin banyak aset likuid yang dimiliki manajemen masih dibawah ketentuan
bank. Hal ini meningkatkan kemampuan maksimum Bank Indonesia sebesar 83%.
likuiditas bank dan begitu juga sebaliknya. Kondisi ini menunjukkan bahwa industri
Standar deviasi menunjukkan rata-rata perbankan di Indonesia periode 2010-2012
penyimpangan data dari rata-rata kelompok dikategorikan baik dalam pengelolaan
sampel. Berdasarkan data dari Tabel 5, efisiensi biaya, namun masih kurang efketif
dapat diketahui bahwa nilai standar deviasi jika dibandingkan dengan Negara kawasan.
masih di bawah nilai rata-rata (mean) risiko Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bank
likuiditas. Data tersebut menunjukkan Indonesia (2012b:143) yang mengemukakan
Yanuardi, Hadiwidjojo, Sumiati, Aktor Determinan atas Profitabilitas Perbankan yang Listing...212
bahwa nilai rasio BOPO pada tahun 2010 23141,67 dengan nilai minimum sebesar
berkisar pada angka 86,1% dan nilai rasio -3,23, nilai maksimum sebesar 292664,01
BOPO tahun 2011 sebesar 85,4%. Nilai rasio dan nilai standar deviasinya sebesar 0,033.
BOPO ini masih relatif tinggi dibandingkan Berdasarkan nilai minimum dan maksimum,
dengan rasio BOPO di beberapa negara menunjukkan bahwa perbedaan sensitivitas
tetangga seperti Malaysia, Singapura dan masing-masing bank terhadap inflasi sangat
Thailand yang berada dibawah 70%. jauh berbeda. Hal ini terbukti dari nilai
Nilai rata-rata (mean) permodalan standar deviasi yang lebih besar dari rata-
sebesar 0,1118860 dengan nilai minimum rata, sehingga dapat dikatakan jika variasi
sebesar 0,06017, nilai maksimum sebesar data atau penyimpangan data sangat besar.
0,24836, dan nilai standar deviasinya Semakin tinggi nilai sensitivitas inflasi,
sebesar 0,03346572. Berdasarkan data mengindikasikan makin sensitif bank
tersebut menunjukkan perbedaan yang besar terhadap perubahan inflasi. Begitu juga
antara nilai efisiensi manajemen terendah sebaliknya, makin kecil nilai sensitivitas
dan tertinggi. Nilai tersebut menunjukkan inflasi, menunjukkan makin kecil sensiti-
bahwa meskipun perusahaan dalam sampel vitas bank terhadap perubahan inflasi.
penelitian merupakan kelompok perusa- Variabel produk domestik bruto diukur
haan perbankan, namun masing-masing dengan menggunakan sensitivitas produk
bank memiliki kemampuan yang berbeda- domestik bruto dari masing-masing bank.
beda dalam menyediakan permodalan bagi Sensitivitas produk domestik bruto meru-
perusahaan. Standar deviasi menunjukkan pakan nilai dari Unstandardized Coefficients
rata-rata penyimpangan data dari rata-rata β dari hasil regresi antara produk domestik
kelompok sampel. Berdasarkan data dari bruto triwulanan dan pendapatan bunga
Tabel 5, dapat diketahui bahwa nilai standar triwulan masing-masing bank periode 2010-
deviasi masih dibawah nilai rata-rata (mean) 2012. Oleh karena itu, nilai sensitivitas
permodalan. Data tersebut menunjukkan merupakan nilai mutlak, sedangkan tanda
bahwa variasi data atau penyimpangan data positif atau negatif menunjukkan hubungan
tergolong kecil. korelasi masing-masing bank dengan
Permodalan dalam penelitian ini perubahan produk domestik bruto. Nilai
diukur menggunakan capital adequacy ratio rata-rata (mean) produk domestik bruto
(CAR), yaitu rasio kecukupan modal dengan sebesar 2,65 dengan nilai minimum sebesar
membandingkan modal sendiri (equity -0,004, nilai maksimum sebesar 44,17,
capital) dengan total aset (total asset). Nilai dan nilai standar deviasinya sebesar 6,18.
rata-rata permodalan perbankan masih Berdasarkan nilai minimum dan maksimum,
diatas ketentuan minimum Bank Indonesia menunjukkan bahwa perbedaan sensiti-
sebesar 8%. Hal ini menunjukkan bahwa vitas masing-masing bank terhadap produk
kondisi industri perbankan di Indonesia domestik bruto sangat jauh berbeda. Hal
periode 2010-2012 bagus dalam penyediaan tersebut terbukti dari nilai standar deviasi
modal sebagai sumber dana bank. Selain yang lebih besar dari rata-rata, sehingga
itu, tingginya permodalan mengindika- dapat dikatakan jika variasi data atau
sikan industri perbankan Indonesia bagus penyimpangan data sangat besar. Semakin
dalam menarik minat investor sehingga tinggi nilai sensitivitas produk domestik
banyak investor menanamkan modalnya di bruto, mengindikasikan makin sensitif
perbankan Indonesia. bank terhadap perubahan produk domestik
Variabel Inflasi diukur dengan meng- bruto. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil
gunakan sensitivitas inflasi dari masing- nilai sensitivitas produk domestik bruto,
masing bank. Setiap bank memiliki derajat menunjukkan makin kecil sensitivitas bank
pengaruh yang berbeda-beda. Sensitivitas terhadap perubahan produk domestik bruto.
inflasi merupakan nilai dari Unstandardized Hasil estimasi pada Tabel 6 menun-
Coefficients β dari hasil regresi antara inflasi jukkan bahwa variabel risiko kredit, permo-
triwulanan dan pendapatan bunga triwulan dalan, dan inflasi memengaruhi profitabilitas
masing-masing bank periode 2010-2012. bank secara signifikan dan menunjukkan
Oleh karena itu, nilai sensitivitas meru- korelasi positif. Variabel efisiensi manajemen
pakan nilai mutlak, sedangkan tanda positif memengaruhi profitabilitas bank secara
atau negatif menunjukkan hubungan kore- signifikan dan menunjukkan korelasi negatif.
lasi masing-masing bank dengan perubahan Sedangkan variabel risiko likuiditas dan
inflasi. Nilai rata-rata (mean) inflasi sebesar produk domestik bruto tidak memengaruhi
213 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 202-218
Y = α+b1.X1+b2.X2+b3.X3+b4.X4+b5.X5+ b6.X6
Variabel Koefisien Korelasi Prob
Risiko Kredit (X1) .043 .001***
Risiko Likuiditas (X2) -.002 .672
Efisiensi Manajemen (X3) -.073 .000***
Permodalan (X4) .032 .012**
Inflasi (X5) .00000002254 .010**
PDB (X6) -.00004499 .507
Residual (e) .00375855
R-Square (R2) .915
*** signifikan pada level 1%, ** 5%, * 10 %
(2013:21) mengemukakan bahwa rasio ini Hanya saja prosentase peningkatan masing-
sangat penting bagi investor karena menun- masing pos aktiva pembentuk rasio likui-
jukkan tingkat aset likuid yang dimiliki ditas memiliki tingkat peningkatan berbeda
pada suatu waktu. Ditinjau sudut pandang sehingga menunjukkan trend penurunan.
investor, rasio tinggi mengindikasikan bank Berdasarkan data yang ditemukan selama
sangat likuid sehingga bank dapat dian- penelitian, diketahui bahwa jumlah aset
dalkan. Sedangkan apabila rasio ini rendah likuid perbankan mengalami peningkatan
mengindikasikan bank kurang likuid dan 8,15% dari tahun 2010 menuju tahun
dekat dengan kegagalan dari sudut pandang 2011, dan meningkat kembali sebesar 4%
investor. Dengan demikian, risiko likuiditas dari tahun 2011 ke tahun 2012. Sementara
memiliki pengaruh dan berkorelasi positif jumlah total aset perbankan mengalami
dengan profitabilitas bank. Berdasarkan peningkatan sebesar 17% dari tahun 2010
hasil uji regresi linier berganda pada Tabel ke tahun 2011, dan meningkat lagi sebesar
6, diketahui bahwa variabel risiko likui- 14,6% dari tahun 2011 ke tahun 2012. Hal
ditas tidak mempunyai pengaruh terhadap ini mengindikasikan bahwa peningkatan
profitabilitas perbankan periode 2010-2012. aset likuid masih lebih kecil prosentasenya
Kondisi ini menunjukkan bahwa risiko likui- dibandingkan peningkatan total aset. Oleh
ditas tidak mempunyai kontribusi terhadap karena itu, variabel risiko likuiditas memi-
pencapaian laba perusahaan perbankan. liki trend menurun selama tahun 2010-
Selain itu, berdasarkan nilai koefisien 2012. Korelasi negatif variabel risiko likui-
korelasi variabel risiko likuiditas tergolong ditas terhadap profitabilitas dikarenakan
paling kecil jika dibandingkan dengan penurunan variabel risiko likuiditas justru
variabel bebas lainnya yang berasal dari menyebabkan peningkatan profitabilitas,
faktor fundamental internal. Sehingga bisa karena jumlah aset likuid masih menun-
dikatakan variabel risiko likuiditas kurang jukkan peningkatan dan aset likuid tersebut
memiliki kontribusi terhadap profitabilitas bisa digunakan untuk memenuhi likuiditas
bank selama penelitian ini dilakukan. Hasil dan meningkatkan profitabilitas.
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Efisiensi manajemen diukur menggu-
sebelumnya (Aminu 2013), namun sesuai nakan rasio perbandingan biaya operasional
dengan hasil penelitian Alper dan Anbar dengan pendapatan operasional (BOPO).
(2011) yang menyimpulkan bahwa risiko Sastrosuwito dan Suzuki (2011b:592)
likuiditas tidak berpengaruh terhadap profi mengemukakan bahwa rasio perbandingan
tabilitas. Alasan yang menyebabkan perbe- biaya operasional terhadap pendapatan
daan penelitian dikarenakan risiko likuiditas operasional merupakan indikator kemam-
dalam penelitian ini, hanya menunjukkan puan manajemen untuk mengendalikan
besarnya kepemilikan aset likuid. Besarnya biaya dan diharapkan memiliki hubungan
aset likuid yang dimiliki bank belum tentu negatif dengan keuntungan, karena
memberikan kontribusi terhadap profita perbaikan dalam manajemen biaya akan
bilitas karena masih harus dikelola sebaik meningkatkan efisiensi dan meningkatkan
mungkin oleh manajemen. Rasio ini juga keuntungan bank. Hasil pengujian terbukti
tergantung dengan kebijakan dan strategi bahwa variabel efisiensi manajemen berpe
yang digunakan manajemen bank untuk ngaruh dan berkorelasi negatif terhadap
memanfaatkan aset likuid yang dimiliki guna profitabilitas perusahaan perbankan tahun
mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, 2010-2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa
risiko likuiditas tidak mempunyai pengaruh efisiensi manajemen memberikan kontribusi
atau dampak terhadap profitabilitas bank di besar terhadap pencapaian laba perbankan.
Indonesia. Korelasi negatif variabel efisiensi manajemen
Berdasarkan data Tabel 6, juga terhadap profitabilitas bank selama peneli-
diketahui bahwa variabel risiko likuiditas tian mengindikasikan bahwa makin rendah
mempunyai korelasi negatif terhadap profi nilai variabel efisiensi manajemen, makin
tabilitas, itu artinya peningkatan variabel meningkatkan profitabilitas bank. Nilai
risiko likuiditas justru dapat menurunkan koefisien korelasi variabel efisiensi mana-
profitabilitas. Meskipun secara keseluruhan jemen merupakan yang tertinggi diban
dari perhitungan variabel risiko likuiditas dingkan variabel lainnya, itu artinya vari-
mengalami penurunan, namun untuk abel efisiensi manajemen memiliki kontri-
masing-masing pos aktiva pembentuk rasio busi paling besar terhadap profitabilitas
likuiditas justru mengalami peningkatan. bank. Temuan penelitian ini sesuai dengan
215 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 202-218
penelitian sebelumnya (Sastrosuwito dan yakni dana antar bank atau Pasar Uang Antar
Suzuki 2011a; Sastrosuwito dan Suzuki Bank (PUAB), berhenti mengalir alias macet.
2011b; dan Syafri 2012). Penurunan variabel Kenyataan pahit ini masih diperburuk lagi
efisiensi manajemen menunjukkan perusa- dengan penurunan kualitas aset-aset yang
haan semakin efisien dalam mengendalikan dipegang bank. Hal ini pada akhirnya akan
biaya karena efisiensi manajemen diukur memukul modal bank. Pasalnya, surat-
dengan perbandingan biaya operasional dan surat berharga yang dikuasai bank seperti
pendapatan operasional, sehingga penu- SUN, nilainya merosot tajam. Kondisi itu
runan efisiensi manajemen akan berdampak juga menyebabkan kepercayaan masyarakat
pada peningkatan profitabilitas yang dicapai terhadap bank ikut turun, sehingga
oleh bank. banyak yang menarik dananya dari bank.
Permodalan diukur menggunakan Dalam kondisi biaya dana (cost of funds)
perbandingan modal sendiri dan total yang semakin mahal, tiada pilihan bagi
aset. Sufian dan Habibullah (2010:81) bank-bank untuk memangkas laba usaha
menjelaskan Molyneux (1993) bahwa makin mereka untuk mempertahankan posisi
tinggi rasio ini mengindikasikan pendanaan perusahaan di perbankan nasional (Humas
bank dari modal sendiri lebih besar, karena Bank Indonesia 2010:3-10). Berdasarkan
modal sendiri adalah pendanaan dengan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa
capital cost yang rendah sehingga bisa kenaikan inflasi dapat mengurangi laba
meningkatkan profitabilitas bank. Dengan bank akibat menurunnya kekayaan bank
demikian permodalan memiliki pengaruh dan pendapatan. Pada sisi lain bank harus
dan berkorelasi positif dengan profitabilitas memenuhi pasokan likuiditas, membayar
bank. Hasil pengujian membuktikan bahwa kewajiban seperti kredit, biaya dana, dan
variabel permodalan mempunyai pengaruh penarikan dana oleh konsumen.
dan berkorelasi positif terhadap profitabilitas Berdasarkan hasil pengujian diketahui
perusahaan perbankan periode 2010-2012. bahwa inflasi mempunyai pengaruh dan
Kondisi ini menunjukkan bahwa permodalan berkorelasi positif terhadap profitabilitas
mempunyai kontribusi terhadap pencapaian perbankan. Korelasi positif inflasi terhadap
laba perusahaan perbankan selama tahun profitabilitas bank mengindikasikan bahwa
penelitian. Korelasi positif variabel permo- peningkatan inflasi justru berdampak
dalan terhadap profitabilitas bank selama pada meningkatnya profitabilitas selama
penelitian mengindikasikan bahwa semakin penelitian. Hasil penelitian ini tidak sesuai
tinggi nilai permodalan, semakin mening dengan penelitian sebelumnya (Moussa
katkan profitabilitas bank. Berdasarkan 2012; Syafri 2012; Ongore dan Kusa 2013),
nilai koefisien korelasi variabel permodalan di mana hasilnya menyimpulkan bahwa
merupakan yang tertinggi ketiga diban inflasi berpengaruh signifikan dan berkore-
dingkan variabel lainnya, itu artinya variabel lasi negatif terhadap profitabilitas. Namun,
permodalan memiliki kontribusi cukup hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
besar terhadap profitabilitas bank. Hasil Sufian dan Habibullah (2010) dan Sufian
penelitian ini sesuai dengan penelitian sebe (2011). Perbedaan hasil penelitian ini dengan
lumnya (Sastrosuwito dan Suzuki 2011a dan penelitian sebelumnya dikarenakan adanya
2011b; Sufian dan Habibullah 2011; Moussa kebijakan seperti meningkatkan suku bunga
2012; Syafri 2012; Ameur dan Mhiri 2013). pinjaman yang dapat mendorong kinerja
Peningkatan permodalan mengindikasikan bank lebih baik jika inflasi masih tergolong
perusahaan makin besar dalam penggu- rendah. Hal tersebut terbukti bahwa selama
naan modal sendiri sehingga capital cost penelitian, tingkat inflasi masih tergolong
yang membebani makin kecil dan mampu rendah yaitu di bawah 10%. Peningkatan
meningkatkan profitabilitas bank. inflasi yang tergolong rendah justru menye-
Kenaikan inflasi yang ditandai dengan babkan Bank Indonesia meningkatkan suku
naiknya harga-harga barang akibat mero- bunga BI-rate, peningkatan tersebut diikuti
sotnya nilai tukar rupiah akan menggerus bank-bank umum dengan meningkatkan
dana yang dimiliki bank. Bahkan cadangan suku bunga seperti suku bunga pinjaman.
devisa Negara Indonesia juga akan mengalami Meningkatnya suku bunga pinjaman akan
penurunan akibat terdepresiasi nilai rupiah. diikuti meningkatnya pendapatan bunga
Kondisi ini menyebabkan pasokan dana sehingga menyebabkan profitabilitas bert-
di bank-bank menurun, bahkan sumber ambah. Penjelasan sebelumnya diperkuat
pendanaan yang biasanya sangat diandalkan, oleh pendapat Syafri (2012:239-240) yang
Yanuardi, Hadiwidjojo, Sumiati, Aktor Determinan atas Profitabilitas Perbankan yang Listing...216