Disusun oleh:
Hansen Ferdinan Panjaitan
1261050150
Pembimbing:
PENDAHULUAN
Demam dengue adalah merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Demam dengue masih merupakan salah satu
mobilitas dan kepadatan penduduk, jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya
semakin bertambah.Pada tahun 2015, tercatat terdapat sebanyak 126.675 penderita DBD di
34 provinsi di indonesia, dan 1.229 orang di antaranya meninggal dunia. Pada tahun 2015,
tercatat terdapat sebanyak 126.675 penderita DBD di 34 provinsi di indonesia, dan 1.229
orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut lebih tinggi di bandingkan tahun
sebelumnya, yakni sebanyak 100.347 penderita DBD dan sebanyak 907 penderita
meninggal dunia pada tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim dan rendahnya
kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan. Untuk itu diperlukan diagnosis dan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Demam dengue adalah merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-
2, DEN-3, dan DEN-4, melalui perantara nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Keempat serotipe dengue terdapat di Indonesia, DEN-3 merupakan serotipe dominan dan
banyak berhubungan dengan kasus berat, diikuti serotipe DEN-2. Pada saat ini jumlah kasus
masih tetap tinggi rata-rata 10-25 per 100.000 penduduk, namun angka kematian telah
menurun bermakna <2%. Umur terbanyak yang terkena infeksi dengue adalah kelompok
umur 4-10 tahun, walaupun makin banyak kelompokumur lebih tua. Masa inkubasi virus
dengue dalam manusia berkisar sekitar 3 sampai 14 hari sebelumgejala awal muncul ,gejala
klinis rata-rata muncul pada hari keempat sampai hari ketujuh, sedangkan masa inkubasi
2. Epidemiologi
Demam dengue masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah. Di Indonesia, demam
berdarah pertama kali ditemukan di kota surabaya pada tahun 1968. Dimana terdapat 58
orang terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia, dengan angka kematian
mencapai 41,3 %, sejak saat itu penyakit ini menyebar luas ke seluruh indonesia.2
Pada tahun 2015, tercatat terdapat sebanyak 126.675 penderita DBD di 34 provinsi di
indonesia, dan 1.229 orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut lebih tinggi di
bandingkan tahun sebelumnya, yakni sebanyak 100.347 penderita DBD dan sebanyak 907
penderita meninggal dunia pada tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim dan
3. Etiologi
Virus Dengue mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-
4, melalui perantara nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Virus tersebut termasuk
dalam group B Arthropod borne viruses (arboviruses). Keempat type virus tersebut telah
ditemukan di berbagai daerah di Indonesia Virus dengue terdiri atas 4 serotipe sehingga
seseorang dapat terkena infeksi dengue hingga empat kali semasa hidupnya. Terkadang
dapat ditemukan seseorang yang menderita infeksi lebih dari satu virus dengue (mixed
infection). Data ruang rawat inap Departemen IKA FKUI-RSCM mendapatkan sebagian
besar (79,5%) penderita yang dirawat mengalami infeksi sekunder, sedangkan infeksi
primer didapatkan pada 15,9%, pasien. Pada sebagian kecil pasien (4,6%) tidak dapat
ditentukan apakah infeksi yang terjadi adalah infeksi primer atau sekunder. Virus dengue
infeksi sekunder terbanyak adalah DENV-2. Beberapa pasien mengalami infeksi campuran
penyebab infeksi dengue di ruang rawat inap Departemen IKA FKUI-RSCM. Semua
serotipe virus dengue beredar di Jakarta. Akhir akhir ini di pasaran tersedia pemeriksaan
laboratorium pendeteksi antigen NS-1 virus yang dapat mendeteksi pasien terinfeksi dengue
sejak demam hari pertama. Namun di lain pihak, tidak berarti semua pasien dengan hasil tes
positif harus dirawat. Pada hari pertama belum terlihat adanya kebocoran plasma yang
merupakan indikator beratnya penyakit. Deteksi antigen tidak dapat membedakan antara
DD.3,4
4. Cara Penularan
Terdapat berbagai faktor yang memegang peran dalam penularan infeksi virus
dengue, yaitu mausia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia
melalui nyamuk Aedes Aegypti. Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa
spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini. Aedes tersebut mengandung virus dengue
pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada
di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8 – 10 hari sebelum dapat di tularkan kembali
pada manusia pada saat gigitan berikutnya. Setiap virus dapat masuk dan berkembang biak
di dalam tubuh nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif).
Dalam tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4–6 hari (intrinsic incubation
period) sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk dapat
terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari
5. Patogenesis
hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi sebagian besar menganut "the secondary
heterologous infection hypothesis" yang mengatakan bahwa DBD dapat terjadi apabila
seseorang setelah infeksi dengue pertama mendapat infeksi berulang dengan tipe virus
dengue yang berlainan dalam jangka waktu yang tertentu yang diperkirakan antara 6 bulan
sampai 5 tahun. Pada pasien DBD terjadi penurunan aktivitas sistem komplemen yang
ditandai penurunan kadar C3, C4 dan C5. Disamping itu, pada 48- 72% penderita DBD,
terbentuk kompleks imun antara IgG dengan virus dengue yang dapat menempel pada
trombosit, sel B dan sel organ tubuh lainnya dan akan mempengaruhi aktivitas komponen
Selain itu makrofag yang terinfeksi virus dengue akan melepas berbagai mediator
seperti interferon, IL-1, IL-6, IL-12, TNF dan lain-lain, yang bersama endotoksin
plasma ke jaringan tubuh yang disebabkan kerusakan endothel pembuluh darah. Pada kasus
berat dapat terjadi syok secara akut, nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan
menghilangnya plasma melalui endotel pembuluh darah. Pada pasien DBD dapat terjadi
trombositopenia, hal ini terjadi karena meningkatnya megakariosit muda dalam sumsum
tulang belakang dan pendeknya masa hidup trombosit di duga akibat meningkatnya
destruksi dari trombosit.Lebih lanjut fungsi trombosit pada DBD terbukti menurun
disebabkan proses imunologis terbukti ditemui kompleks imun dalam peredaran darah.5,6
6. Manifestasi Klinis
Masa tunas dari demam dengue berkisar antara 3-5 hari (pada umunmya 5-8 hari). Awal
penyakit biasanya mendadak, disertai gejala prodromal seperti nyeri kepala, nyeri berbagai
bagian tubuh, anoreksia, rasa menggigil, dan malaise. Dijumpai nyeri pada anggota badan,
dan timbulnya ruam (rash). Ruam timbul pada 6 –12 j am sebelum suhu naik pertama kali,
yaitu pada hari sakit ke 3-5 berlangsung 3-4 hari. Ruam bersifat makulopapular yang
menghilang pada tekanan. Ruam terdapat di dada, tubuh serta abdomen, menyebar ke
anggota gerak kecualimuka. Pada lebih dari separuh pasien, gejala klinis timbul dengan
mendadak, disertai kenaikan suhu, nyeri kepala hebat, nyeri di belakang bola mata,
punggung , otot, sendi dan disertai rasa mengigil. Pada beberapa penderita dapat dilihat bentuk
kurva suhu yang menye rupai pelana kuda atau bif asik, tetapi pada penelitian selanjutnya
bentuk kurva ini tidak ditemukan pada semua pasien sehingga 'tidak dapat dianggap patognom
onik.Gejala klinis lain yang sering terdapat ialah f otofobia, keringat yang bercucuran, suara
serak, batuk, ep istaksis, dan disuria. Demam menghilang secara lisis disertai keluarnya banyak
Kelainan darah tepi demam dengue adalah leukopenia selama periode pra-demam dan
demam, neutrofilia relatif dan limf openia, disusul oleh neutropenia relatif dan limf ositosispada
periode puncak penyakit dan pada masa konvalesens. Eosinofilmenurun atau menghilang pada pada
puncak penyakit, hitung jenis neutrofil bergeser ke kiri s e l ama periode demam, se l plasma
Anamnesis1
- Demam merupakan tanda utama, terjadi mendadak tinggi, selama 2-7 hari
- Pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala, nyeri otot, dan nyeri perut
Pemeriksaan fisik
Gejala klinis DBD diawali demam mendadak tinggi, muntah, nyeri kepala, nyeri otot
dan sendi, nyeri tenggorok dengan faring hiperemis, nyeri di bawah lengkung iga kanan.
Gejala penyerta tersebut lebih mencolok pada DD daripada DBD. Sedangkan hepatomegali
dan kelainan fungsi hati lebih sering ditemukan pada DBD.Perbedaan antara DD dan DBD
cairan ke dalam rongga pleura danrongga peritoneal selama 24-48 jam.Fase kritis sekitar
hari ke-3 hingga ke-5 perjalanan penyakit. Pada saat ini suhu turun, yang dapat merupakan
awal penyembuhan pada infeksi ringan namun pada DBD berat merupakan tanda awal syok.
Apabila syok tidak dapat segera diatasi, akan terjadi komplikasi berupa asidosis metabolik
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium1
- Darah perifer, kadar hemoglobin, leukosit & hitung jenis, hematokrit, trombosit.
Pada apusan darah perifer juga dapat dinilai limfosit plasma biru, peningkatan 15%
- Infeksi primer, serum akut <1:20, serum konvalesens naik 4x atau lebih namun
- Infeksi sekunder, serum akut < 1:20, konvalesens 1:2560; atau serum akut 1:20,
infection): serum akut 1:1280, serum konvalesens dapat lebih besar atau sama
(1) dalam keadaan klinis ragu-ragu, namun perlu diingat bahwa terdapat kelainan
- Kelainan radiologi, dilatasi pembuluh darah paru terutama daerah hilus kanan,
hemitoraks kanan lebih radio opak dibandingkan kiri, kubah diafragma kanan lebih tinggi
8. Tata laksana
Terapi infeksi virus dengue dibagi menjadi 4 bagian, (1) Tersangka DBD, (2) Demam
Dengue (DD) (3) DBD derajat I dan II (4) DBD derajat III dan IV (DSS).1,6
antasid, antiemetik) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati. Cairan
intravena diperlukan, apabila anak terus-menerus muntah, tidak mau minum, demam
tinggi, dehidrasi yang dapat mempercepat terjadinya syok, nilai hematokrit
DBD disertai syok (Sindrom Syok Dengue, derajat III dan IV)
Penggantian volume plasma segera, cairan intravena larutan ringer laktat 10-20
ml/kgbb secara bolus diberikan dalam waktu 30 menit. Apabila syok belum teratasi
maksimal 1500 ml/hari. Pemberian cairan 10ml/kgbb/jam tetap diberikan 1-4 jam
pasca syok. Volume cairan diturunkan menjadi 7ml/kgbb/jam, selanjutnya 5ml, dan
3 ml apabila tanda vital dan diuresis baik. Jumlah urin 1 ml/kgbb/jam merupakan
- Setelah pemberian cairan kristaloid dan koloid, syok menetap, hematokrit turun,
- Apabila kadar hematokrit tetap > 40 vol%, maka berikan darah dalam volume kecil
- Plasma segar beku dan suspensi trombosit berguna untuk koreksi gangguan
koagulopati atau koagulasi intravaskular desiminata (KID) pada syok berat yang
- Pemberian transfusi suspensi trombosit pada KID harus selalu disertai plasma segar
(berisi faktor koagulasi yang diperlukan), untuk mencegah perdarahan lebih hebat.
Daftar Pustaka
2. Info Dain
3. Info PKB
4. Medula Lampung
5. patogenesis ui