Anda di halaman 1dari 1

Mari sejenak kita mengasah fikiran sambil kerja untuk mencari sebutir nasi.

Saya merenungi pertanyaan kawan gw semalam ketika diskusi di puncak Teretes Pasuruan sambil
sedikit cemilan penghatan.

Kawan gw bertanya

Bagaimana apabila aksi 212 betul2 menunjukkan kalau akar rumput umat islam sudah bergerak
dengan politik moral.

Kemudian gw jawab, seandainya sedikit diarahkan ke istana, maka reformasi jilid 2 yang akan terjadi

Massa dg jumlah sebesar itu dijantung ibu kota dan didepan istana hanya membutuhkan satu
dorongan kecil ke gerbang pintu istana, maka runtuhlah kewibawaan pemerintah.

Tidak akan ada polisi atau militer yang bermain api dengan melepaskan tembakan atau kekerasan
pada massa yang sebesar itu. Mereka akan memilih mengikuti arus aripada pasang badan
menanggung resiko delegitimasi dan menjadi musuh ummat. Tidak akan ada partai pilitik yang akan
membela, karena aksi ini muncul dari inspirasi masyarakat bawah. Tidak ada dalam sejarah politisi
menentang kehendak publik, ini banyak difahami mengapa semakin banyak politisi dan partai politik
yang menarik jarak untuk mengomentari aksi-aksi massa terutama yang membawa persoalan
identitas agama.

Tetapi kerisauan itu tidak ada. Massa masih menghormati pemerintah dan pemerintahannya,
mereka masih percaya pada demokrasi dan jalan damai. Mereka mencintai Indonesia dengan
mengumandangkan lagu indonesia raya dan takbir di lapangan monas.

Kita flashback ke negara muslim saudara kita

Massa aksi yang sama menciptakan revolusi di Tunisia, Mesir, Libya, Irak, dan Suriah. Di Paris bahkan
massa membakar dan berkelahi dengan penjaga keamanan. Menistakan para pemimpinnya dan
menelantarkan rakyatnya sebagai korban konflik bersenjata. Akan tetapi jumlah ratusan kali lebih
besar dari yang pernah ada di lapangan At Tahri Kairo atau di Monas Jakarta. Mereka sama sekali
tidak menghujat pemerintah, atau mengganggy hak siapapun. Bahkan bunga daan rumputpun tidak
pernah didholimi dan jalan-jalan terjaga dari kotoran.

Ini adalah manifestasi pilitik baru massa umat islam Indonesia. Sebuah gerakan moral dan partisipasi
publil yang mesti dicatat dalam sejarah politik Indonesia. Dia dapat dijadikan contoh aksi massa
besar ditempat lain.

Padahal jika ingin menjatuhkan pemerintah, hanya satu dorongan kecil ke gerbang istana dan
runtuhlah kewibawaan pemerintah

Anda mungkin juga menyukai