Anda di halaman 1dari 13

TOPIK V & VI

SISTEM HARGA POKOK PESANAN & PRODUKSI

TUJUAN
 Siswa diharapkan mampu
Membuat laporan biaya produksi dengan menggunakan metode
harga pokok pesanan
Mengitung harga pokok produksi

ISI
A. Konsep dan Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan
B. Prosedur Pencatatan Dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Pesanan
C. Kartu Harga Pokok Pesanan (Job Cost Sheet)
D. Akuntansi Biaya Dengan Metode Harga Pokok Pesanan
E. Pemisahan Akuntansi Kantor Dengan Pabrik

A. Konsep dan Pengertian Sistem Harga Pokok Pesanan


1. Pengertian
Sistem harga pokok pesanan atau metode harga pokok pesanan (job order cost
method) adalah suatu cara penentuan harga poko produk dimana biaya – biaya produksi
dikumpulkan dalam suatu jumlah tertentu, atau suatu jasa yang dapat dipisahkan
identitasnya dan yang perlu ditentukan harga pokoknya secara individu.
Pada perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan, proses pengolahan
produknya dilakukan secara terputus-putus sesuai dengan pesanan yang diterima, sehingga
produk yang dihasilkan akan sangat tergantung dari spesifikasi pemesanan. Dalam
pengumpulan biaya produksinya dikumpulkan untuk tiap-tiap pesanan, disamping itu juga.
Harga pokok per satuan produk dihitung apabila pesanan telah selesai diproduksi

2. Tujuan
Tujuan utama dalam penetapan sistem harga pokok pesanan adalah untuk
menentukan biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang digunakan
untuk menghasilkan atau menyelasaikan suatu pesanan atau kontrak
Estimasi biaya dilakukan waktu menerima pesanan, dan prosedur pesanan kerja dirancang
untuk menunjukkan biaya bila pesanan tersebut berlangsung dalam produksi sehingga
memberi kesempatan untuk mengendalikan biaya

3. Syarat – syarat penggunaan metode harga pokok pesanan


a) Masing – masing pesanan, pekerjaan atau produk dapat dipisah – pisahkan
identitasnya secara jelas dan perlu dilakukan penentuan harga pokok pesanan
secara individual

Hal - 54
b) Biaya produksi harus dipisahkan ke dalam 2 (dua) golongan, yaitu biaya langsung
dan biaya tak langsung
Pada biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,
sedangkan biaya tak langsung terdiri dari baiaya – biaya produksi selain biaya bahan baku
dan tenaga kerja langsung

d) Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebaskan / diperhitungkan
secara langsung terhadap pesanan yang bersangkutan, sedangkan biaya overhead
pabrik (biaya produksi tak langsung) dibebankan kapada pesanan tertentu atas dasar
tarif yang ditentukan di muka (preditermine rate).
e) Harga pokok tiap – tiap pesanan ditentukan pada saat pesanan selesai
f) Harga pokok per satuan produk dihitung dengan cara membagi jumlah biaya
produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk
dalam pesanan yang bersangkutan

B. Prosedur pencatatan dan Pengendalian metode


harga pokok pesanan.

Persediaan BB BDP

Rawa material inventory


Ledger

Gaji dan Upah DLT

Produk Jadi

Applied FQH

FGIL
Gambar 22 : Prosedur pencatatan dan pengendalian pada metode harga pokok pesanan

Hal - 54
Pada perkiraan akan di kredit sejumlah pemakaian bahan yang dihitung atas dasar
bukti permintaan bahan ( materials requistion ) dan sejumlah pemakaian bahan tersebut
akan dicatat dalam perkiraan barang dalam proses di sebelah debet. Dalam hubungannya
dengan pengendalian bahan baku maka persediaan bahan disediakan kartu pembantu
berupa kartu persediaaan (stock card atau raw material inventory ledger)
Perkiraan gaji dan upah akan dikredit sebesar pembebanan gaji dan upah sebagai
biaya produksi. Atas dasar job time ticket (direct labor ticket) dapat diketahui besarnya
biaya tenga kerja langsung, yang mana biaya tenaga kerja langsung merupakan elemen
perkiraan barang dalam proses. Sedang untuk biaya tenaga kerja tak langsung akan dicatat
dalam perkiraan biaya overhead pabrik sesungguhnya (control factory overhead atau actual
factory overhead)
Pada sistem harga pokok pesanan biaya overhead pabrik akan diperhitungkan ke
dalam biaya produksi sebesar tarip yang ditentukan di muka. Pencatatan pembebanan biaya
overhead pabrik dengan mendebit perkiraan barang dalam proses dan mengkredit biaya
overhead pabrik yang dibebankan (Applied Factory Overhead). Biaya produk atau pesanan
yang telah selesai akan dipindahkan ke perkiraan persediaan produk jadi. Perhitungan
produk/pesanan yang selesai ini digunakan kartu pembantu job cost sheets (kartu harga
pokok pesanan).
Jadi job cost sheets sebagai kartu untuk mengumpulkan biaya tiap-tiap pesanan
(job) dan sebagai kartu pembantu perkiraan barang dalam proses. Perkiraan produk jadi
merupakan account untuk mencatat produk yang telah selesai dan account ini dibantu
dengan buku pembantu produk jadi yang berisi perincian pesanan yang telah selesai.

C. Karu Harga Pokok Pesanan (Job Cost Sheet)


Kartu harga pokok pesanan (job cost sheet) adalah kartu pembantu perkiraan
barang dalam proses yang digunakan untuk pusat pengumpulan biaya produksi untuk tiap-
tiap pesanan/job.

PT "Poltek"
Jl. Ciptomanghunkusumo
Pemesan : Kartu Harga Pokok Pesanan Tgl. Diterima :
Jenis Prod : Tgl. Diproduksi :
Spesifikasi : Tgl. Selesai :
Jumlah : Tgl. Diserahkan :
Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik
Tgl Ket Jml Tgl Ket Jml Tgl Ket Jml

Rekapitulasi :
Harga
BB : Rp jual : Rp.
BTK : Rp HP. Penjualan : Rp.
BOP : Rp Laba Kotor : Rp.
Jumlah : Rp
Gambar 23 : Job cost sheet

Hal - 54
D. Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan
Contoh :

PT ”Barata” mengolah produk atas dasar pesanan. Rekening persediaan pada tanggal 1
Januari 2003 adalah sebagai berikut :

Persediaan bahan baku : 5.000 satuan @Rp 100,- Rp 500.000,-


Persediaan bahan penolong Rp 200.000,-
Persediaan supplies pabrik Rp. 50.000,-
Persediaan bahan bakar Rp. 100.000,-
Persediaan barang dalam proses Rp. 425.000,-
Perincian persediaan barang dalam proses No. pesanan : 250

Biaya bahan baku Rp. 200.000,-


Biaya tenaga kerja langsung Rp. 100.000,-
Biaya overhead pabrik Rp. 125.000,-

Transaksi yang terjadi dalam bulan januari sebagai berikut :


1. Pembelian
Bahan (9.000 st @ Rp. Rp. 100,-) Rp. 900.000,-
Bahan Penolong Rp. 300.000,-
Supplies pabrik Rp. 400.000,-
Bahan baker Rp. 75.000,-

2. Dari bon permintaan bahan diketahui :


No. Bon Jumlah (satuan)
250 1.500
001 4.000
002 3.000
003 2.500

3. Dari rekap daftar jam kerja serta daftar upah diketahui :


Gaji bagian pemasaran Rp. 400.000,-
Gaji bagian administrasi dan umum Rp. 500.000,-
Upah langsung atas dasar tarif jam kerja langsung Rp. 200,- per jam kerja langsung

Perincian jam kerja langsung :


No. Pesanan Jam Kerja Langsung
250 1.000 jam
001 1.500 jam
002 1.200 jam
003 800 jam

Hal - 54
Upah tak langsung Rp. 150.000,-
4. Biaya overhead pabrik dibebankan kepada pemesan atas dasar biaya tenaga kerja
langsung dengan tarif 126 % dari biaya tenaga kerja langsung
5. Biaya lain yang terjadi selama bulan januari :

Pemakaian bahan penolong .................. Rp. 350.000,-


Supplies pabrik .................. Rp. 100.000,-
Bahan bakar .................. Rp. 130.000,-

Penyusutan gedung pabrik .................. Rp. 100.000,-


Toko .................. Rp. 100.000,-
Kantor .................. Rp. 50.000,-

Penyusutan mesin .............................. Rp. 90.000,-


Penyusutan peralatan pabrik .................. Rp. 50.000,-
Toko .................. Rp. 25.000,-
Kantor .................. Rp. 30.000,-

6. Biaya lain-lain yang dibayar per kas :


Biaya listrik Rp.150.000,-(70% pabrik, 20% kantor dan 10%
pemasaran)
Biaya reparasi pabrik Rp. 60.000,-
Biaya pemasaran lain – lain Rp. 200.000,-
Biaya administrasi lain – lain Rp. 150.000,-
Biaya pabrik lain – lain Rp. 150.000,-

7. Dalam bulan januari pesanan yang sudah selesai meliputi pesanan sebagai berikut :
No. Psn Harga jual
250 Rp. 1.750.000,-
001 Rp. 2.000.000,-
002 Rp. 750.000,-

Dari data tersebut diatas diminta


 Jurnal
 Kartu harga pokok pesanan
 Buku besar untuk perkiraan barang dalam proses dan produk jadi
 Laporan rugi laba

Hal - 54
a. Jurnal
1. Jurnal pembelian bahan baku
Rp. (000)
Mencatat pembelian bahan

Bahan Baku 900.000


Bahan penolong 300.000
Supplies Pabrik 400.000
Bahan Bakar 75.000
Kas / Hutang 1.675.000

3. Jurnal pemakaian bahan baku


(Rp)
Mencatat pemakaian bahan baku
BDP – BB 1.100.000
Bahan baku 1.100.000

Rekapitulasi pemakaian bahan baku :


No. Pesanan Jumlah (satuan) Harga per satuan Total
250 1.500 Rp. 100,- Rp. 130.000,-
001 4.000 Rp. 100,- Rp. 400.000,-
002 3.000 Rp. 100,- Rp. 300.000,-
003 2.500 Rp. 100,- Rp. 250.000,-
11.000 Rp. 1.100.000,-

4. Jurnal gaji dan upah :


(Rp)
Mencatat gaji dan upah
Gaji dan upah 1.950.000
Hutang gaji dan upah 1.950.000
Mencatat pembenaan gaji dan upah
BDP – BTKL 900.000
BOP – Ses 150.000
Biaya Pemasaran 400.000
Biaya Adm & umum 500.000
Gaji dan upah 1.950.000

Rekapitulasi upah langsung :

No. Pesanan Jam Kerja Tarip / JKL Total


Langsung
250 1.000 Rp. 200,- Rp. 200.000,-
001 1.500 Rp. 200,- Rp. 300.000,-
002 1.200 Rp. 200,- Rp. 240.000,-
003 800 Rp. 200,- Rp. 160.000,-
4.500 Rp. 900.000,-

Hal - 54
Upah langsung Rp. 900.000,-
Upah tak langsung Rp. 150.000,-
Gaji bagian pemasaran Rp. 400.000,-
Gaji bagian adm & umum Rp. 500.000,-
Jumlah Rp. 1.950.000,-

4. Jurnal Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (Rp)


Mencatat pembebanan BOP
BDP – BOP 1.125.000
BOP yang dibebankan 1.125.000

Rekapitulasi upah langsung :

No. Pesanan BTKL Perhitungan Total


250 Rp. 200.000,- 125 % x Rp. 200.000,- Rp. 250.000,-
001 Rp. 300.000,- 125 % x Rp. 300.000,- Rp. 375.000,-
002 Rp. 240.000,- 125 % x Rp. 240.000,- Rp. 300.000,-
003 Rp. 160.000,- 125 % x Rp. 160.000,- Rp. 200.000,-
Rp. 1.125.000,-

5. Jurnal pemakaian bahan pembantu dan lain – lain :

a. Mencatat pemakaian bahan


pembantu supplies dan bahan bakar :
BOP – Sesungguhnya 730.000
Bahan penolong 350.000
Supplies pabrik 250.000
Bahan bakar 130.000

b. Mencatat penyusunan gedung


BOP – Sesungguhnya 100.000
Biaya Pemasaran 100.000
Biaya Adm dan umum 50.000
Akumulasi Penyusutan gedung 250.000

c. Mencatat penyusutan mesin


BOP – Sesungguhnya 90.000
Akumulasi penyusutan mesin 90.000

d. Mencatat penyesuaian peralatan


BOP – Sesungguhnya 50.000
Biaya Pemeliharaan 25.000
Biaya Administrasi 30.000
Akum. Peny. Peralatan 105.000

Hal - 54
5. Jurnal biaya listrik, reparasi dll
(Rp)
Mencatat biaya lain – lain
BOP – Sesungguhnya 315.000
Biaya pemasaran 210.000
Biaya adm & umum 180.000
Kas 710.000
Perhitungan alokasi biaya listrik :
Biaya listrik pabrik = 70 % x Rp. 150.000,- = Rp. 105.000,-
Biaya pemasaran = 20 % x Rp. 150.000,- = Rp. 30.000,-
Biaya adm & umum = 10 % x Rp. 150.000,- = Rp. 15.000,-
6. Jurnal produk jadi
(Rp)
Mencatat pesanan yang selesai
Persediaan Produk jadi 2.170.000
BDP – BB 1.050.000
BDP – BTK 840.000
BDP – BOP 1.050.000

Perhitungan pesanan yang selesai :


No. BBB BTKL BOP Jumlah
Pesanan
250 Rp. 350.000,- Rp. 300.000,- Rp. 375.000,- Rp. 1.025.000,-
001 Rp. 400.000,- Rp. 300.000,- Rp. 375.000,- Rp. 1.075.000,-
001 Rp. 300.000,- Rp. 240.000,- Rp. 300.000,- Rp. 840.000,-
Rp. 1.050.000,- Rp. 840.000,- Rp. 1.050.000,- Rp. 2.940.000,-
8. Jurnal penjualan produk jadi :
Kas Rp. 4.500.000,-
Penjualan Rp. 4.500.000,-

Harga pokok penjualan Rp. 2.710.000,-


Persediaan produk jadi Rp. 2.710.000,-
9. Jurnal Penutup
Menutup BOP Dibebankan
BOP yang dibebankan Rp. 1.125.000,-
BOP – Ses Rp. 1.125.000,-

Menutup BOP Disesuaikan


BOP – Ses Rp. 310.000,-
Selisih BOP Rp. 310.000,-

Menutup Selisih BOP


Selisih BO Rp. 310.000
Harga Pokok Penjualan Rp. 310.000,-

Hal - 54
BOP - Disesuaikan
3.a 150.000 9 1.125.000
5.a 730.000
5.b 100.000 Selisih 310.000
5.c 90.000
5.d 50.000
6 315.000
1.435.000 1.435.000
Cuplikan kartu harga poko pesanan No. 250, No. 001 dan No. 002
PT "Barat"
Jl.
Pemesan : Kartu Harga Pokok Pesanan Tgl. Diterima :
Jenis Prod : Tgl. Diproduksi :
Spesifikasi : No : Psn 250 Tgl. Selesai :
Jumlah : Tgl. Diserahkan :

(Rp.
000)
Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik
Tgl Ket Jml Tgl Ket Jml Tgl Ket Jml
200 100 125
150 200 250

350 300 375

Rekapitulasi :

Harga
BB : Rp. 350.000,- jual : Rp. 1.750.000,-
BTK : Rp. 300.000,- HP. Penjualan : Rp. 1.025.000,-
BOP : Rp. 375.000,- Laba Kotor : Rp. 725.000,-
: Rp.
Jumlah 1.025.000,-

No. Psn :001


(Rp. ’000)
Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overdead pabrik
Tgl Ket Jml Tgl Ket Jml Tgl Ket Jml
400 300 375

400 300 375

Hal - 54
No. Psn : 002
(Rp. ’000)
Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overdead pabrik
Tgl Ket Jml Tgl Ket Jml Tgl Ket Jml
300 240 300

300 240 300

Buku besar untuk perkiraan barang dalam proses dan produk jadi sebagai berikut :

BDP – BB (Rp. ’000)

Saldo 200 7 Barang jadi 1.050


2 Bahan 1.100

BDP – BTK (Rp. ’000)

Saldo 100 7 Barang jadi 840


3 Gaji dan upah 900

BDP – BOP (Rp. ’000)

Saldo 125 7 Barang jadi 1.050


4 BOP dibebankan 1.125

Produk jadi (Rp. ’000)

7 BDP 2.170 8 Kas 2.710

E. Jurnal dan Buku Besar

Hal - 54
Dibawah ini diberikan contoh pencatatan dalam jurnal serta buku besar perkiraan
Barang Dalam Proses
1. Jurnal
(Rp. ’000)
1 Mencatat pemakaian bahan
Barang Dalam Proses Rp6.600
Persediaan bahan baku Rp6.600

2 Mencatat pembebanan gaji dan upah


Barang Dalam Proses Rp2.310
Gaji dan upah Rp2.310

3 Pembebanan biaya overhead pabrik


Barang Dalam Proses Rp1.760
Biaya Overhead Pabrik - Sesungguhnya Rp1.760

4 Mencatat produk jadi


Persediaan produk jadi Rp9.700
Barang Dalam Proses Rp9.700

Barang Dalam Proses


(Rp. ’000)

Bahan Baku 6.600 Produk jadi 9.700


Tenaga Kerja 2.310 970
Overhead Pabrik 1.760
10.670 10.670

F. Laporan Biaya Produksi (Cost of Production Report)

Perhitungan unit ekuvalen, perhitungan biaya persatuan untuk tiap tiap elemen biaya
merupakan bagian dari pekerjaan yang perlu dilakukan untuk menyusun laporan biaya
produksi.
 Laporan biaya produksi atau cost of production report dibuat untuk bagian-baigan
produksi secara berkala, misalnya sebulan sekali dan memuat laporan tentang
 Jumlah-jumlah unit yang diterima dan diolah
 Unit yang masih diolah baik awal maupun akhir masa produksi
 Ekuivalen produk untuk tiap elemen biaya
 Biaya prodksi untuk tiap elemen biaya
 Biaya produksi persatuan
 Biaya yang dikeluarkan dan dibebankan pada produksi
 Pertanggung jawab biaya-biaya
Jadi secara garis besar laporan biaya produksi terbagi dalam 3 bagian:
a. Laporan produksi / data produksi / kwantitas produk atau daftar kwantitas

Hal - 54
b. Biaya yang dibebankan / perincian biaya
c. Perhitungan harga pokok / pertanggungjawaban biaya
1. Laporan biaya produksi untuk produk yang diolah melalui satu departemen
Contoh:
PT. Kencana membuat satu macam produk melalui satu proses pengolahan. Data yang
terjadi selama bulan januari 2003 adalah sebagai berikut:

Data produksi:
Satuan produksi yang dimaksudkan proses 100.000 satuan
Produk selesai ditransfer ke gudang 80.000 satuan
Produk dalam proses 31 januari 2003 20.000 satuan
(TP. 100% Biaya bahan dan 50% biaya konversi)
Data biaya:
Biaya bahan baku Rp. 1.000.000,-
Biaya tenaga kerja Rp. 900.000,-
Biaya overhead pabrik Rp. 1.800.000,-
Jumlah Rp. 3.700.000,-

Laporan biaya produksi untuk data diatas sebagai berikut:


PT "Kencana"
Laporan Biaya Produksi
Bulan Januari 1998
Laporan produksi:
Satuan produksi yang dimaksudkan proses 100.000 satuan
Produk selesai ditransfer ke gudang 80.000 satuan
Produk dalam proses 31 januari 2003 20.000 satuan
(TP. 100% Biaya bahan dan 50% biaya konversi)
Biaya yang dibebankan:
Elemen Biaya Jumlah Biaya (Rp.) Prod. Ekuivalen (st) Harga Pokok/st
Biaya Bahan 1.000.000 100.000 10
Biaya Tenaga Kerja 900.000 90.000 10
B. Overhead Pabrik 1.800.000 90.000 20
Jml. BOP dibebankan 3.700.000 40
Perhitungan Harga Pokok :
Harga pokok produk selesai
= 80.000 x 40 3.200.000
Harga pokok PDP akhir:
BB = 20.000 x 100% x Rp. 10 200.000
BTK = 20.000 x 50% x Rp. 10 100.000
BOP= 20.000 x 50% x Rp. 20 200.000
500.000
Jumlah harga pokok yang diperhitungkan 3.700.000

PE (BB) = 80.000 + (20.000 x 100%) =100.000


PE (BK) = 80.000 + (20.000 x 50%) = 90.000

Hal - 54
2. Laporan biaya produksi untuk produk yang diolah melalui lebih dari satu
departemen

Untuk produk yang pengolahannya melalui lebih dari satu departemen aliran proses
serta aliran biaya secara garis besar digambarkan sebagai berikut:

Di dept. II diperlukan tambahan


Biaya bahan atau biaya konversi

Departemen I Departemen II Gudang Produk Jadi

HP Prod. Jadi pada setiap departemen


sebelumnya dipindah ke dept selanjutnya

Contoh:
Seperti contoh sebelumnya PT Kencana dengan tambahan bahwa produk memerlukan
pengolahan lebih lanjut di departemen II
Data biaya dan produksi untuk departemen II sebagai berikut:

Data Produksi:
Diterima Produk dari departemen I 80.000 satuan
Produk selesai ditransfer ke gudang 65.000 satuan
Produk dalam proses akhir (TP 2/3 Biaya konversi) 15.000 satuan

Data biaya departemen II:


Biaya tenaga kerja Rp. 15.000.000,-
Biaya overhead pabrik Rp. 7.500.000,-

Hal - 54

Anda mungkin juga menyukai