Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Irigasi pada umumnya adalah usaha mendatangkan air dengan membuat bangunan-
bangunan dan saluran - saluran untuk mengalirkan air guna keperluan pertanian, membagi -
bagikan air kesawah - sawah atau lading - lading dengan cara yang teratur dan membuang air
yang tidak diperlukannya lagi, setelah air itu digunakan dengan sebaik - baiknya.
Dalam banguna irigasi terdapat beberapa bangunan yaitu:
1. Bagunan utama yang terdiri dari bendung, pengambilan bebas, pengambilan dari waduk, dan
stasiun pompa.
2. Banguan pembawa
3. Bangunan bagi dan sadap
4. Bangunan pengukur
5. Bangunan drainase, dan
6. Bangunan pelengkap
Salah satu bangunan irigasi yaitu bangunan bagi dan sadap dimana:Bangunan
bagi merupakan bangunan yang terletak pada saluran primer, sekunder dan tersier yang
berfungsi untuk membagi air yang dibawa oleh saluran yang bersangkutan. Khusus untuk saluran
tersier dan kuarter bangunan bagi ini masing-masing disebut boks tersier dan boks kuarter,
sedangkan Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder menuju
saluran tersier penerima.
Oleh karena itu banguna sadap merupakan bangunan yang berfungsi sebagai pembagi
aliran air baik dari saluran primer maupun saluran skunder.

1.2 Maksud Dan Tujuan


a. Maksud
 Untuk dapat mengenal jaringan irigasi
 Agar mahasiswa dapat mengenal apa itu bangunan sadap
 Mahasiswa mengenal akan manfaat dengan adanya bangunan sadap.
b. Tujuan
 Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan dari bangunan sadap.
 Mengetahui apa fungsi bangunan sadap.
 Mengetahui letak bangunan sadap didalam jaringan irigasi.

1.3 Landasan Teori


Landasan Teori Bangunan Irigasi adalah :
 Kriteria Perencanaan (KP) dimana buku-buku KP ini terdiri atas : KP-01,KP-02,KP-03,KP-
04,KP-05,KP-06,KP-07.
 buku yang memuat definisi istilah Bangunan Bagi Sadap.
 bangunan irigasi yang berisi kriteria perencana Apakah harus nantinya akan digunakan
pintu sadap dengan permukaan air bebas
1.4 Rumusan Masalah
Dalam laporan kelompok IV ini, dimana bahwa sesuai dengan judul tugas yaitu Bangunan
Sadap dan Bangunan Bagi Sadap, maka rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :
1. Penjelasan dimensi/ ukuran bangunan sadap bangunan sadap.
2. Menjeaskan fungsi dan kegunaan bangunan sadap.
3. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan bangunan sadap.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah yang di ambil pada Laporan Studi lapangan ini meliputi:
a. Menjelaskan peran dan fungsi dari bangunan sadap
b. Menjelaskan dimensi bangunan sadap dari hasil pengamatan bangunan sadap ke koya timur
c. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari bangunan sadap.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisikan tentang latar belakang Studi Lapangan, maksud dan tujuan, landasan teori,
rumusan masalah, batasan masalah, sistematika penulisan, metodeologi pengumpulan data, dan
lokasi Studi Lapangan.
Bab II Pembahasan
Dalam Bab ini diuraikan tentang pembahasan hasil studi lapangan tentang pengamatan
bangunan sadap
Bab III Penutup
Dalam Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil Studi Lapangan, Saran, Daftar
pustaka, dan lampiran.

1.7 Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah Wawancara Informasi dengan cara
tatap muka secara langsung baik dengan dosen pembimbing maupun petugas/pegawai yang
bertugas di bagian bendungan koya. proses wawancara yaitu memberikan penjelasan,
mengajukan pertanyaan, dan meminta penjelasan selanjutnya membuat catatan dari jawaban
yang diberikan baik dari petugas/ pengawas maupun dosen pembimbing.
1.8 Lokasi studi Lapangan
Lokasi Studi Lapangan ini adalah di bendungan koya, yang terletak di kabupaten Kerom
Jayapura.
BAB II
PEMBAHASAN TUGAS
BANGUNAN SADAP
2.1 Banguna Sadap
2.1.1 Pengertian Bangunan Sadap
Bangunan sadap merupakan bangunan yang menglirkan air dari aliran saluran
primer dan atau saluran skunder ke saluran tersier penerima melalui pintu ukur.
2.1.2 Fungsi Bangunan Sadap
Bangunan sadap berfungsi selain membagi air dari saluran kesaluran lainnya, juga
berfungsi mengambil atau menyadap air untuk dialirkan melalui saluran Tertsier atau Kwarter ke
sawah maupun kolam-kolam ikan dan lainnya.
2.1.3 Tata Letak Bangunan Sadap
a. Bentuk Menyamping
Posisi bangunan/pintu sadap tersier atau sekunder berada disamping kiri atau kanan saluran
dengan arah aliran ke petak tersier atau sekunder mempunyai sudut tegak lurus (pada umumnya)
sampai 45°. Bentuk ini mempunyai kelemahan kecepatan datang kearah lurus menjadi lebih
besar dari pada yang kearah menyamping, sehingga jika diterapkan sistem proporsional kurang
akurat. Sedangkan kelebihannya peletakan bangunan ini tidak memerlukan tempat yang luas,
karena dapat langsung diletakkan pada saluran tersier/saluran sekunder yang bersangkutan.
b. Bentuk Numbak
Bentuk Numbak meletakkan bangunan bagi sekunder, sadap tersier dan bangunan pengatur
pada posisi sejajar, sehingga arah alirannya searah.
Bentuk seperti ini mempunyai kelebihan kecepatan datang aliran untuk setiap bangunan adalah
sama. Sehingga bentuk ini sangat cocok diterapkan untuk sistem proporsional. Tetapi bentuk ini
mempunyai kelemahan memerlukan areal yang luas, semakin banyak bangunan sadapnya
semakin luas areal yang diperlukan.

2.1.4 jenis Bangunan Bagi Sadap


Bangunan bagi pada saluran-saluran besar pada umumnya mempunyai 3 (tiga) bagian
utama, yaku.
a. Bangunan Sadap Sekunder
Bangunan sadap sekunder akan memberi air ke saluran sekunder dan oleh sebab itu,
melayani lebih dari satu petak tersier. Kapasitas bangunan – bangunan sadap ini secara umum
lebih besar daripada 0,250 m3/dt.
Ada empat tipe bangunan yang dapat dipakai untuk bangunan sadap sekunder, yakni :
 Alat ukur Romijn
 Alat ukur Crump-de Gruyter
 Pintu aliran bawah dengan alat ukur ambang lebar
 Pintu aliran bawah dengan alat ukur Flume
Tipe mana yang akan dipilih bergantung pada ukuran saluran sekunder yang akan diberi
air serta besarnya kehilangan tinggi energi yang di-izinkan.
Untuk kehilangan tinggi energi kecil, alat ukur Romijn dipakai hingga debit sebesar 2
m3/dt ; dalam hal ini dua atau tiga pintu Romijn dipasang bersebelahan. Untuk debit-debit yang
lebih besar, harus dipilih pintu sorong yang dilengkapi dengan alat ukur yang terpisah, yakni alat
ukur ambang lebar.
Bila tersedia kehilangan tinggi energi yang memadai, maka alat ukur Crump-de Gruyter
merupakan bangunan yang bagus. Bangunan ini dapat direncana dengan pintu tunggal atau
banyak pintu dengan debit sampai sebesar 0,9 m3/dt setiap pintu.
b. Bangunan Sadap Tersier
Bangunan sadap tersier akan memberi air kepada petak-petak tersier. Kapasitas bangunan
sadap ini berkisar antara 50 l/dt sampai 250 l/dt Bangunan sadap yang paling cocok adalah alat
ukur Romijn, jika muka air hulu diatur dengan bangunan pengatur dan jika kehilangan tinggi
energi merupakan masalah.
Bila kehilangan tinggi energi tidak begitu menjadi masalah dan muka air banyak
mengalami fluktuasi, maka dapat dipilih alat ukur Crump-de Gruyter. Harga antara debit
Qrnaks/Qmin untuk alat ukur Crump-de Gruyter lebih kecil daripada harga antara debit untuk
pintu Romijn.
Di saluran irigasi yang harus tetap rnemberikan air selama debit sangat rendah, alat ukur
Crump-de Gruyter lebih cocok karena elevasi pengambilannya lebih rendah daripada elevasi
pengambilan pintu Romijn. Sebagai aturan umum, pemakaian beberapa tipe bangunan sadap
tersier sekaligus di satu daerah irigasi tidak disarankan. Penggunaan satu tipe bangunan akan
lebih mempermudah pengoperasiannya. Untuk bangunan sadap tersier yang mengambil air dari
saluran primer yang besar, di mana pembuatan bangunan pengatur akan sangat mahal dan muka
air yang diperlukan di petak tersier rendah dibanding elevasi air selama debit rendah disaluran,
akan menguntungkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana dengan pintu sorong
sebagai bangunan penutup. Debit maksimum melalui pipa sebaiknya didasarkan pada muka air
rencana di saluran primer dan petak tersier. Hal ini berarti bahwa walaupun mungkin debit
terbatas sekali, petak tersier tetap bisa diairi bila tersedia air di saluran primer pada elevasi yang
cukup tinggi untuk mengairi petak tersebut.

2.2 Bagian- Bagian Yang Terdapat Di sekitar bangunan sadap yaitu


2.2.1 Saluran skunder dan primer
Saluran sebelum masuk ke bangunan sadap terdapat saluran skunder maupun
saluran primer dimana saluran primer adalah: saluran yang dimulai dari pintu
pemasukan atau pengambilan bebas sampaikebangunan bagi, sedangkan saluran
skunder adalah saluran satu atau lebih petak tersier dam menerima dari saluran induk
atau sauran tersier sebelumnya.
2.2.2 Saluran Tersier
Saluran tersier merupakan saluran yang terdapat setelah melewati bangunan
sadap dimana saluran tersier harus terlihat bebasdari bangunan sadap minimal 3 km
agar memudahkan dalam pembagian air. Luas petak tersier harus berkisar 50 - 150 ha.

2.2.3 Septi
Septi merupakan pintu sementara yang di buat sebagai penehan air jika suatu
waktu terjadi kerusakan pada pintu utama.
2.2.4 Pintu utama
Pintu utama yaitu pintu yang berfungsi sebagai pentu pengatur pembagi air yang
akan di bagi. Ukuran pintu utama 380 x 180 cm.
2.3 Keuntungan dan kerugian dengan adanya bangunan sadap
2.3.1 Keuntungan bangunan sadap
 Sebagai salah satu bangunan pengelak terjadinya banjir
 Sebagai bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan air ke petak-ptak sawah atau
koloam ikan dll
 tidak memerlukan tempat yang luas, karena dapat langsung diletakkan pada saluran tersier/saluran
sekunder yang bersangkutan.
 Pengatur Kecepatan datang aliran untuk setiap bangunan
 Peredam air lumpur

2.3.2 Kerugian Bangunan Sadap


 Karna bangunan bersifat tetap maka perlu adanya perawatan serta pengontrolan dari
pihak yang bertugas.
 Bangunan harus selalu bersih agar umur bangunan bertahan lama
 kecepatan datang kearah lurus menjadi lebih besar dari pada yang kearah menyamping,
 Jika semakin banyak bangunan sadap maka semakin luas areal yang diperlukan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 bangunan sadap berfungsi membagi air dari saluran kesaluran lainnya, juga berfungsi mengambil
atau menyadap air untuk dialirkan melalui saluran Tertsier atau Kwarter ke sawah maupun
kolam-kolam ikan dan lainnya.
 Banguna sadap bisa terletak di saluran primer maupun saluran skunder.
 Bangunan sadap sangat penting karna salah satu fungsi pengelak terjadinya banjir.

3.2 Saran
 Karna mengingat pentingnya bangunan sadap maka perlu ada perhatian serta perawatan di sekitar
bangunan irigasi.
 Perlu adanya pembersihan sekitar banguna sadap karna bangunan sadap adalah bamgunan
pengatur jalur air baik saat banjir maupun saat musim kemarau.

Anda mungkin juga menyukai