Kejang
Kejang
Manifestasi klinis
· Gejala khas berupa suhu naik mendadak, dapat sampai hiperpireksi, nyeri
2.12. Komplikasi10
kapala, muntah dan perubahan tingkah laku
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan kejang demam antara lain:18
· Kedaran menurun
o sewaktu terjadi serangan kejang demam :
· Kejang umum dan/atau fokal atau hanya ’twitching’ saja. Pada kejang fokal
§ trauma akibat jatuh atau terhantuk objek sekitar 2. Patogenesis Kejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh
§ mengigit tangan orang lain inhibisi dan eksitatori pada otak Ketidakseimbangan bisa terjadi karena :
Kurangnya transmisi inhibitori Contoh: setelah pemberian antagonis GABA,
§ aspirasi cairan ke dalam paru yang dapat menimbulkan pneumonia
atau selama penghentian pemberian agonis GABA (alkohol, benzodiazepin)
o efek samping obat antikonvulsan yang digunakan seperti hiperaktivitas, Meningkatnya aksi eksitatori meningkatnya aksi glutamat atau aspartat
iritabilitas, letargi, rash, dan penurunan intelegensia PATHWAY
o komplikasi meningitis sebagai etiologi kejang demam 3. Diagnosis Pasien didiagnosis epilepsi jika mengalami serangan kejang secara
o kejang berulang tanpa disertai demam berulang Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari gejala, diperlukan
berbagai alat diagnostik : EEG CT-scan MRI Lain-lain A CT or CAT scan
(computed tomography) is a much more sensitive imaging technique than X-ray,
Kemungkinan berulangnya kejang demam :
allowing high definition not only of the bony structures, but of the soft tissues.
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga 4. Klasifikasi epilepsi Berdasarkan tanda klinik dan data EEG, kejang dibagi
2. Usia < 12 bulan menjadi : kejang umum (generalized seizure) jika aktivasi terjadi pd kedua
3. Suhu rendah saat kejang demam hemisfere otak secara bersama-sama kejang parsial/focal jika dimulai dari
4. Cepatnya kejang setelah demam daerah tertentu dari otak
5. Kejang umum terbagi atas: Tonic-clonic convulsion = grand mal merupakan
Faktor Resiko terjadinya epilepsi : bentuk paling banyak terjadi pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-
engah, keluar air liur bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah terjadi
Faktor resiko lain adalah terjadinya epilepsi di kemudian hari. Faktor resiko
beberapa menit, kemudian diikuti lemah, kebingungan, sakit kepala atau tidur
menjadi epilepsi adalah : 6. Abscense attacks = petit mal – jenis yang jarang – umumnya hanya terjadi pada
1. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam masa anak-anak atau awal remaja – penderita tiba-tiba melotot, atau matanya
pertama. berkedip-kedip, dengan kepala terkulai – kejadiannya cuma beberapa detik, dan
2. Kejang demam kompleks bahkan sering tidak disadari • Myoclonic seizure – biasanya tjd pada pagi hari,
setelah bangun tidur – pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba – jenis yang
3. Riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung. sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien normal • Atonic seizure – jarang
Masing-masing faktor risiko meningkatkan risiko epilepsi sampai 4%- 6%; terjadi – pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot jatuh, tapi bisa segera
kombinasi faktor risiko tersebut meningkatkan risiko epilepsi menjadi 10%- recovered Petit mal
49%. Risiko epilepsi tidak dapat dicegah dengan pemberian obat 7. Kejang parsial terbagi menjadi : • Simple partial seizures – pasien tidak kehilangan
rumat/profilaksis pada kejang demam. kesadaran – terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh • Complex
partial seizures – pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali: gerakan
mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran Kejang parsial
· Pasien kejang demam dirujuk atau dirawat dirumah sakit apabila : 8. Sasaran Terapi Mengontrol supaya tidak terjadi kejang dan meminimalisasi
o Kejang demam kompleks adverse effect of drug mencegah atau menurunkan lepasnya muatan listrik
o Hiperpireksia syaraf yang berlebihan melalui perubahan pada kanal ion atau mengatur
o Kejang demam pertama ketersediaan neurotransmitter Strategi Terapi
9. Tatalaksana terapi • Non farmakologi: – Amati faktor pemicu – Menghindari faktor
o Usia dibawah 6 bulan
pemicu (jika ada), misalnya : stress, OR, konsumsi kopi atau alkohol, perubahan
o Dijumpai kelainan neurologis jadwal tidur, terlambat makan, dll. • Farmakologi : menggunakan obat-obat
antiepilepsi
Etiologi Epilepsi mungkin disebabkan oleh: aktivitas saraf abnormal akibat 10. Obat-obat anti epilepsi Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+: •
proses patologis yang mempengaruhi otak gangguan biokimia atau metabolik Inaktivasi kanal Na menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan
dan lesi mikroskopik di otak akibat trauma otak pada saat lahir atau cedera lain muatan listrik • Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat
pada bayi penyebab paling sering adalah asfiksi atau hipoksia waktu lahir, Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik: • agonis reseptor
trauma intrakranial waktu lahir, gangguan metabolik, malformasi congenital pada GABA meningkatkan transmisi inhibitori dg mengaktifkan kerja reseptor GABA
otak, atau infeksi pada anak-anak dan remaja mayoritas adalah epilepsy contoh: benzodiazepin, barbiturat • menghambat GABA transaminase
idiopatik, pada umur 5-6 tahun disebabkan karena febril pada usia dewasa konsentrasi GABA meningkat contoh: Vigabatrin • menghambat GABA
penyebab lebih bervariasi idiopatik, karena birth trauma, cedera kepala, tumor transporter memperlama aksi GABA contoh: Tiagabin • meningkatkan
otak (usia 30-50 th), penyakit serebro vaskuler (> 50 th) konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien mungkin dg menstimulasi
pelepasan GABA dari non-vesikular pool contoh: Gabapentin