Membangun Kepribadian Islami  Akhlak.

Akhlak adalah bukti tingkah laku dari nilai yang diyakini oleh seseorang.
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. ِ‫عن‬ َِ ‫ قَا‬: ُِ‫سولِ َم َِع ُك ْنت‬
ُ ُ‫ل أَنَّ ِه‬
َ ِ‫ع َم َِر ابْن‬ َِّ -‫وسلم عليه هللا صلى‬- ُ‫صارِ منَِ َر ُجلِ َف َجا َءِه‬
ُ ‫َللا َر‬ َ ‫س َّل َِم األ َ ْن‬ َ ِ‫ ال َّنبى‬-
َ َ‫علَى ف‬
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka ‫وسلم عليه هللا صلى‬- ‫ل ث َِّم‬ ُ َِ ‫ قَا‬: ‫ل يَا‬ َِ ‫سو‬ ُ ‫َللا َر‬ َ
َِّ ِ‫ل ال ُمؤْ منينَِ أى‬ ْ ُِ ‫ض‬ ْ
َ ‫ل أف‬َ َِ ‫ قَا‬: « ‫» ُخلقا أحْ َسنُ ُه ِْم‬. ‫ل‬
َ ً ُ َِ ‫ْال ُمؤْ منينَِ فَأىِ قَا‬
َ
didaratan dan dilautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami ُِ َ‫ل أ َ ْكي‬
‫س‬ َ ْ‫اس أُو َلئكَِ اسْت ْعدَادًا بَ ْعدَِهُ ل َما َوأَح‬
َِ ‫ قَا‬: « ‫سنُ ُه ِْم ذ ْك ًرا ل ْل َم ْوتِ أ َ ْكث َ ُر ُه ِْم‬ ُِ ‫» األ َ ْك َي‬.
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi
yang telah kami ciptakan.” (QS Al Isra:70.) wa sallam, lalu seorang Anshar mendatangi beliau, ia memberi salam dan
Akan tetapi kesempurnaan dan kemuliaannya ini dapat tercabut manakala bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?’ Beliau
mereka tidak mampu menjaga dan memeliharanya dengan baik. Allah Ta’ala bersabda, ‘Yang paling baik akhlaknya.’ Ia kembali bertanya, ‘Lalu mukmin
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari manakah yang paling cerdas?’. Beliau bersabda, ‘Yang paling banyak mengingat
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya,
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak itulah mereka yang paling cerdas.’” (HR. Ibnu Majah no. 4259)
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka Bahkan tujuan diutusnya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam oleh Allah
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Ta’ala adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia sehingga menjadi akhlak
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. yang islami.
Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf: 179) ‫األ َ ْخالَقِ َمكَار َِم ألُت َم َِم بُعثْتُِ إنَّ َما‬
berupaya membina seluruh aspek kepribadiaan kita yang meliputi: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR.
Pertama, aspek ruhiyah atau ma’nawiyah; yaitu kejiwaan, ruhani, esensi, Baihaqi)
semangat, dan moral yang menghujam dalam nafsiah (diri) manusia. Tolok ukur dan patokan baik tidaknya akhlak adalah al-qur’an. Itulah sebabnya
Mengenai pembinaan aspek ruhiyah dan ma’nawiyah akhlak keseharian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah merupakan
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan cerminan dari Al-Qur’an. Aisyah ketika ditanya tentang bagaimana akhlak
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh sangat beruntung Rasulullah shallallâhu `alaihi wa sallam, jawaban beliau adalah,
orang yang mensucikannya dan sungguh merugilah orang yang َِ‫القُ ْرآن ُخلُقُ ِهُ كَان‬
mengotorinya,”(QS. Asy Syams:7-8). “Akhlak Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- adalah al-Qur’an.”
Jika kita abaikan  Tingkah laku, yaitu cerminan dari akhlak yang melekat pada diri seseorang.
“Belumkah datang waktunya untuk orang-orang yang beriman untuk tunduk hati Contoh: orang yang tawadhu’ akan terlihat tingkah lakunya; bagaimana ia
mereka berdzikir kepada Allah dan kepada kebenaran yang telah turun kapada berbicara, berjalan, diam, dan lain-lain.
mereka dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah Kedua, aspek fikriyah atau ‘aqliyah.
diturunkan alkitab, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu Fikrah yang dimaksud meliputi:
hati mereka menjadi keras, dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-  Wawasan keislaman yang memperkokoh keyakinan dan daya manfaat bagi
orang yang fasik “ (QS.Al-Hadid:16). diri dan orang lain.
Aspek-aspek yang sangat terkait dengan  Pola pikir islami yang bersumber dari kebenaran yang turun dari
dengan ruhiyah dan ma’nawiyah seorang manusia adalah: Allah Ta’ala. Islam sangat menghargai kerja pikir umatnya, maka di dalam
 Aqidah. al-Qur’an pun sering kita jumpai ayat-ayat yang menganjurkan untuk
Ruhiyah dan ma’nawiyah yang sehat dan bugar akan melahirkan aqidah berpikir, “afala ta’qiluun, afala tatafakkaruun, la’allakum ta’qiluun,
(keyakinan) yang lurus dan kokoh. baik, maka ruhiyah dan ma’nawiyah-nya la’allakum tadzakkaruun,”. Tujuannya untuk meningkatkan keimanan kita
harus dikokohkan. kepada Allah Ta’ala,
 Tsabat (tetap dan kokoh) dalam berislam. 1. Kewajiban diri pribadi.
. “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah” (QS.
ِ‫ْاليَقينُِ يَأْتيَكَِ َحتَّىِ َربَّكَِ َوا ْعبُ ْد‬ Adz-Dzariyat: 56)
“Sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al- ِْ َ ‫ْس َوأ‬
‫ن‬ َِ ‫سانِ لَي‬ َ ‫سعَى َما إل لإل ْن‬ َ (٣٩) ‫ن‬ َِّ َ‫س ْعيَ ِهُ َوأ‬ َ ‫ف‬ َ ‫( ي َُرى‬٤٠) ‫األوفَى ْال َجزَ ا َِء يُجْ زَ اِهُ ث ُ َِّم‬
َِ ‫س ْو‬ ْ (٤١)
Hijr: 99). “Dan bahwasannya manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
Di surat Ali Imran ayat 102 Allah Ta’ala menjelaskan, diusahakannya. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan
‫َللاَ اتَّقُوا آ َمنُوا الَّذينَِ أَي َها يَا‬ َِّ ‫ق‬ َِّ ‫ل تُقَاتهِ َح‬ ِ َ ‫ن َو‬ َِّ ُ ‫ل ت َ ُموت‬ ِ َّ ‫ُمسْل ُمونَِ َوأَ ْنت ُ ِْم إ‬ kepadanya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling
“Wahai orang orang yang beriman bertakwalah kamu sebenar-benar taqwa. Dan sempurna” (QS. An-Najm:39-41).
jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
2. Kewajiban terhadap keluarga.
Begitu pentingnya tsabat dijalan Allah, sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa membentuk keluarga yang islami.
sallammengajarkan do’a kepada ummatnya agar Allah Ta’ala mengokohkan diri- ‫س ُك ِْم قُوا آ َمنُوا الَّذينَِ أَي َها يَا‬ َ ُ‫َارا َوأ َ ْهلي ُك ِْم أ َ ْنف‬ً ‫اس َوقُودُهَا ن‬ ُِ َّ‫ارِة ُ الن‬ َ ‫ع َل ْي َها َو ْالح َج‬
َ ِ‫ل شدَادِ غ َالظِ َم َالئكَة‬ ِ َ َِ‫صون‬ َِّ ‫أ َ َم َر ُه ِْم َما‬
ُ ‫َللاَ يَ ْع‬
diri mereka di dalam agama-Nya. َِ‫يُؤْ َم ُرونَِ َما َو َي ْف َعلُون‬
ِْ ‫ع‬
‫ن‬ َ ِ‫ل أَنَس‬ َِ ‫ل كَانَِ قَا‬ ُِ ‫سو‬ ُ ‫َللا َر‬َِّ ‫صلَّى‬ َ ُ‫َللا‬َِّ ِ‫علَيْه‬ َ ‫سلَّ َِم‬ َ ‫ن يُ ْكث ُِر َو‬ ِْ َ ‫ل أ‬َِ ‫ب َيا َيقُو‬ َِ ‫ت ْالقُِلُوبِ ُمقَل‬ ِْ ‫علَى قَ ْلبي ثَب‬ َ َِ‫َيا فَقُ ْلتُِ دينك‬ “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
َِ ‫سو‬
‫ل‬ َِّ ‫ل بهِ جئْتَِ َوب َما بكَِ آ َمنَّا‬
ُ ‫َللا َر‬ ُِ ‫علَ ْينَا تَخ‬
ِْ ‫َاف فَ َه‬ َ ِ
‫ل‬
َ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ِ
‫م‬
َْ ‫ع‬ ‫ن‬
َ ِ
‫ن‬َّ ‫إ‬ ِ
‫وب‬
َ ُ ‫ل‬ ُ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ َِ‫ْن‬ ‫ي‬‫ب‬
َ ‫ْن‬
ِ ‫ي‬ ‫ع‬
َ ‫ب‬
ُ ‫ص‬
ْ ُ ‫أ‬ ِ
‫ن‬ْ ‫م‬ ‫ع‬
ِ ‫اب‬ ‫ص‬َ َ ‫أ‬ ِ َّ
‫َللا‬ ‫ْف يُ َقلبُ َها‬َِ ‫يَشَا ُِء َكي‬ neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS. At-Tahrim :6)
Dari Anas dia berkata: “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terbiasa .
membaca do’a: ‘YA MUQALLIBAL QULUUB TSABBIT QALBII ‘ALAA 3. Kewajiban terhadap da’wah.
DIINIKA (wahai Dzat yang membolak balikkan hati teguhkanlah hatiku berada Allah Ta’ala berfirman,
di atas agamamu).’ Kemudian aku pun bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kami beriman َِ‫ض ُه ِْم َو ْال ُمؤْ منَاتُِ َو ْال ُمؤْ منُون‬ ُ ‫عنِ َو َي ْن َه ْونَِ ب ْال َم ْع ُروفِ يَأ ْ ُم ُرونَِ َب ْعضِ أ َ ْوليَا ُِء بَ ْع‬ َ ِ‫ص َالِة َ َويُقي ُمونَِ ْال ُم ْنكَر‬
َّ ‫الزكَاِة َ َويُؤْ تُونَِ ال‬
َّ
kepadamu dan kepada apa yang Anda bawa. Lalu apakah Anda masih khawatir َِ‫َللاَ َويُطيعُون‬ َِّ ُ‫سول ِه‬َ َ ُ
ُ ‫َللاُ َسيَ ْر َح ُم ُه ُِم أولئكَِ َو َر‬ َِّ ‫ن‬ َّ
ِ ‫َللاَ إ‬ َِّ ِ‫عزيز‬ َ ِ‫َحكيم‬
kepada kami?’beliau menjawab: ‘Ya, karena sesungguhnya hati manusia berada “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
di antara dua genggaman tangan Allah yang Dia bolak-balikkan menurut yang (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh
dikehendaki-Nya.’” (HR. At Tirmidzi No.2066) (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
Ketiga, aspek ‘amaliyah atau harakiyah. menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan
tiga tuntutan keimanan dan keislaman seseorang. Tiga tuntutan tersebut diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
adalah: al-iqror bil- lisan (ikrar dengan lisan), at-tashdiq bil-qalbi (meyakini Bijaksana.” (QS. At-Taubah:71)
dengan hati), dan al-amal bil jawarih (beramal dengan seluruh anggota badan). ِْ ‫عنِ َو َي ْن َه ْونَِ ب ْال َم ْع ُروفِ َو َيأ ْ ُم ُرونَِ ْال َخيْرِ إلَى َي ْدعُونَِ أ ُ َّمةِ م ْن ُك ِْم َو ْلت َ ُك‬
‫ن‬ َ ِ‫ْال ُم ْفل ُحونَِ ُه ُِم َوأُولَئكَِ ْال ُم ْنكَر‬
ِ‫َللاُ فَ َسيَ َرى ا ْع َملُوا َوقُل‬ َ ُ‫سولُ ِه‬
َِّ ‫ع َملَ ُك ِْم‬ ُ ‫ست ُ َردونَِ َو ْال ُمؤْ منُونَِ َو َر‬ َ ‫عالمِ إلَى َو‬ َ ِ‫ش َهادَةِ ْالغَيْب‬ َّ ‫ت َ ْع َملُونَِ ُك ْنت ُ ِْم ب َما فَيُنَبئ ُ ُك ِْم َوال‬ “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
“Maka katakanlah: ‘Beramallah kamu niscaya Allah dan Rasulnya serta orang- kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar
orang beriman akan melihat amalanmu itu. Dan kamu akan dikembalikan kepada merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)
Allah yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberititakanNya ِْ ‫سنُِ َو َم‬
‫ن‬ َ ْ‫ن قَ ْول أَح‬ َ َ‫َللا إلَى د‬
ِْ ‫عا م َّم‬ َِّ ‫ل‬ َِ ‫عم‬ َ ‫صال ًحا َو‬َ ‫ل‬ َِ ‫ْال ُمسْلمينَِ منَِ إ َّنني َوقَا‬
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan “(QS at-Taubah 105). “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah Ta’ala berfirman, Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk
ِ‫ص َالِة َ َِوأَقم‬
َّ ‫ط َرفَيِ ال‬ َ ِ‫الليْلِ منَِ َو ُزلَفًا النَّ َهار‬ َّ ‫ن‬ َِّ ‫للذَّاكرينَِ ذ ْك َرى ذَلكَِ السَّيئ َاتِ يُ ْذهبْنَِ ْال َح َسنَاتِ إ‬ orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushilat: 33)
“Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian
permulaan malam, sesungguhnya perbuatan yang baik itu menghapuskan
perbuaan yang buruk (dosa), itulah peringatan bagi orang-orang yang
ingat”. (QS. Huud: 114)
Sedikitnya ada tiga alasan kenapa seorang manusia harus beramal islami: