BAB 1
PENDAHULUAN
Skabies sering dikaitkan sebagai penyakit yang terjadi pada penghuni pondok
pesantren alasannya karena anak pesantren suka atau gemar bertukar, pinjam
meminjam pakaian, handuk, sarung, bahkan bantal, guling dan kasurnya kepada
(5)
sesamanya, sehingga disinilah kunci akrabnya penyakit ini dengan dunia pesantren .
Ditambah lagi dengan perilaku tidak sehat, seperti menggantung pakaian di kamar,
tidak membolehkan pakaian santri putri dijemur di bawah terik matahari, dan saling
(6)
bertukar pakai benda pribadi, seperti sisir dan handuk . Faktanya, sebagian
pesantren tumbuh dalam lingkungan yang kumuh, tempat mandi dan WC yang kotor,
(7)
lingkungan yang lembab, dan sanitasi buruk . Oleh karena itu insiden penyakit
skabies di pesantren tinggi cukup tinggi.
Sehubungan hal tersebut, peneliti merasa tertarik dan perlu untuk melakukan
penelitian ini karena tingkat insiden skabies masih cukup tinggi terutama di pesantren.
Peneliti ingin mengetahui hubungan antara angka kejadian skabies terhadap tingkat
kebersihan santri di pondok pesantren .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skabies
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi terhadap
sarcoptes scabies var hominis dan produknya (10).Di Indonesia penyakit skabies sering disebut
kudis, penyakit gudik wesi (jawa timur, jawa tengah), budug (jawa barat), katala kubusu
(sulawesi selatan). Disebut juga agogo atau disko, hal ini kemungkinan karena penderita
menggaruk badanya yang gatal menyerupai orang menari (11).
Skabies umumnya menyerang bagian lipatan tubuh. Gejala gatal-gatal, menyerang pada
bagian kulit dimalam hari. Penyakit skabies, disebabkan faktor kebersihan yang kurang
dipelihara secara baik. Alat tidur berupa kasur, sprei, bantal, tempat tidur dan kondisi kamar
(12)
yang pengab, dapat memicu 8 terjadinya gatal-gatal . Penyakit gatal-gatal ini mudah
menyerang siapapun yang jarang mandi. Karena itu, jika ingin menghindar dari serangan
penyakit gatal-gatal, maka harus menjaga kebersihan. Bahkan skabies dapat menjangkit siapa
saja yang bersentuhan tubuh dengan penderita (12).
2.1.1 Definsi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes scabies var hominis dan produknya (10).
2.1.2 Etiologi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
(4)
Sarcoptes scabiei dan produknya . Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda , kelas
Arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut sarcoptes scabiei
var. hominis. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih, kotor, dan tidak
bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara 330 – 450 mikron x 250 – 350 mikron,
sedangkan yang jantan lebih
kecil, yakni 200 – 240 mikron x 150 – 200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4
pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua
pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga
berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat. Siklus hidup tungau ini
sebagai berikut, setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan
mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina.
Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan
kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai
mencapai jumlah 40 atau 50 . Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan
lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga
keluar. Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan
betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa
memerlukan waktu antara 8 – 12 hari (13).
2.1.3 Epidemiologi
Penyebab dan proses terjadinya penyakit skabies berkembang dari rantai sebab akibat
ke suatu proses kejadian penyakit, yakni proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan
berbagai sifatnya (biologis, fisiologis, psikologis,sosiologis dan antropologis) dengan
penyebab (agent) serta denganlingkungan (environment).
Dalam teori keseimbangan, interaksi antara ketiga unsur tersebut harus dipertahankan
keseimbangannya. Bila terjadi gangguan keseimbangan antara ketiganya, akan menyebabkan
timbulnya penyakit tertentu, termasuk penyakit kulit skabies (15).
b. Unsur pejamu (host) Unsur pejamu terutama pejamu manusia dapat dibagi dalam
dua kelompok sifat utama, yakni: pertama, sifat yang erat hubungannya dengan manusia
sebagai makhluk biologis dan kedua, sifat manusia sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai
makhluk biologis memiliki sifat biologis tertentu, seperti: umur, jenis kelamin, keadaan
imunitas dan reaksi tubuh terhadap berbagai unsur dari luar maupun dari dalam tubuh sendiri.
Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial mempunyai berbagai sifat khusus seperti:
kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan, agama, kebiasaan hidup dan kehidupan sehari-hari
termasuk kebiasaan hidup sehat. Keseluruhan unsur tersebut di atas merupakan sifat
karakteristik individu sebagai pejamu akan ikut memegang peranan dalam proses kejadian
penyakit, termasuk penyakit kulit skabies yang dapat berfungsi sebagai faktor resiko.
2.1.4 Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau scabies, tetapi juga oleh
penderita akibat garukan. Penularan juga dapat terjadi karena bersalaman atau bergandengan
tangan yang lama dengan penderita sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan
kuman skabies berpindah ke lain tangan. Kuman skabies dapat menyebabkan bintil (papul,
gelembung berisi air, vesikel dan kudis) pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi
disebabkan oleh sensitisasi terhadap tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah
infestasi. Pada saat ini kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul,
vesikel, urtikaria dan lain-lain. Dengan garukan dapat menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta
dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal-gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi
tungau (16).
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau
ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga
biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan
yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau
tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena,
walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat
sebagai pembawa (carrier).
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok dengan rata-rata panjang 1 cm, pada ujung
terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya
menjadi polimarf (pustule, ekskoriasi dan lainlain). Tempat predileksinya biasanya
merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae
(wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi
dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat ditemukan satu atau
lebih stadium hidup tungau ini.Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda
cardinal tersebut.
Terdapat dua tipe utama lesi kulit pada skabies, yaitu terowongan dan ruam (17), yaitu:
1. Terowongan terutama ditemukan pada tangan dan kaki bagian samping jari tangan dan jari
kaki, sela-sela jari, pergelangan tangan dan punggung kaki
2. Ruam skabies berupa erupsi papula kecil yang meradang, yang terutama terdapat di aksila,
umbilikus, dan paha. Ruam adalah reaksi alergi dari tubuh terhadap tungau.
2.1.7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan atas dasar : (1). Adanya terowongan yang sedikit meninggi,
berbentuk garis lurus atau kelok-kelok, panjangnya beberapa millimeter sampai 1 cm, dan
pada ujungnya tampak vesikula, papula, atau pustula. (2). Tempat predileksi yang khas adalah
sela jari, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola
mame (wanita), umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria). Pada orang dewasa jarang
terdapat di muka dan kepala, kecuali pada penderita imunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi
dapat terjadi diseluruh permukaan kulit. (3). Penyembuhan cepat setelah pemberian obat
antiskabies topikal yang efektif. (4). Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu
anggota keluarga menderita gatal, harus dicurigai adanya scabies. Gatal pada malam hari
disebabkan oleh temperatur tubuh menjadi lebih tinggi sehingga aktivitas kutu meningkat
(Mawali, 2000). Diagnosa skabies dilakukan dengan membuat kerokan kulit pada daerah
yang berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan sebaiknya dilakukan
agak dalam hingga kulit mengeluarkan darah karena sarcoptes betina bermukim agak dalam
di kulit dengan membuat terowongan. Untuk melarutkan kerak digunakan larutan KOH 10
persen selanjutnya hasil kerokan tersebut diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 10-
40 kali. Cara lain adalah dengan meneteskan minyak immesi pada lesi, dan epidermis
diatasnya dikerok secara perlahan-lahan (19).
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka. Kebersihan perorangan sangat penting untuk diperhatikan.
Pemeliharaan kebersihan perorangan diperlukan untukkenyamanan individu , keamanan dan
kesehatan (20).
1. Kebersihan kulit
Kulit merupakan salah satu aspek vital yang perlu diperhatikan dalam higiene
perorangan. Kulit merupakan pembungkus yang elastik, yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan, dan bersambungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-
rongga dan lubang-lubang masuk kulit. Begitu vitalnya kulit, maka setiap ada
gangguan dalam kulit, dapat menimbulkan berbagai masalah yang serius dalam
kesehatan. Sebagai organ yang berfungsi sebagai proteksi, kulit memegang peranan
penting dalam meminimalkan setiap gangguan dan ancaman yang akan masuk
melewati kulit. Kulit sebagai organ terberat dalam tubuh memiliki peranan yang
sangat sentral dalam menjaga keutuhan badan. Kulit memiliki fungsi yang beragam
yang membantu dan menjalankan sistem kerja tubuh. Kulit merupakan lapisan terluar
dari tubuh dan bertugas melindungi jaringan tubuh di bawahnya dan organ-organ yang
lainnya terhadap luka, dan masuknya berbagai macam mikroorganisme ke dalam
tubuh. Untuk itu diperlukan perawatan terhadap kesehatan dan kebersihan kulit.
Menjaga kebersihan kulit dan perawatan kulit ini bertujuan untuk menjaga kulit tetap
terawat dan terjaga sehingga bisa meminimalkan setiap ancaman dan gangguan yang
akan masuk melewati kulit. Perawat sebagai tenaga kesehatan penting untuk
menginformasikan kepada klien di pelayanan kesehatan untuk pentingnya menjaga
kebersihan dan perawatan kulit. Setiap kondisi yang mengenai pada kulit (misalnya :
kelembaban, kerusakan lapisan epidermis, penekanan yang terlalu lama pada kulit,
dan sebagainya) sudah cukup untuk mengganggu fungsional kulit sebagai organ
proteksi. Peranan kulit dalam menjaga keutuhan tubuh tidak selamanya mudah.
Sebagai organ proteksi peranan kulit tidak luput dari berbagai masalah-masalah yang
bisa membahayakan kulit itu sendiri. Untuk selalu memelihara kebersihan kulit
kebiasaan-kebiasaan yang sehat harus selalu memperhatikan seperti:
Kesehatan yang baik secara menyeluruh penting artinya bagi rambut yang menarik,
dan seperti halnya kulit, kebersihan membantu kita memelihara badan supaya menarik.
Penyakit berpengaruh buruk pada rambut, terutama jika terdapat kelainan endokrin, suhu
badan yang naik, kurang makan, rasa cemas atau ketakutan.
Kaki, tangan dan kuku membutuhkan perhatian khusus dalam praktik higiene
seseorang, karena semuanya rentan terhadap berabgai macam infeksi. Cidera di kulit
(misalnya kaki) dapat menimbulkan sensasi nyeri serta sangat mengganggu
kemampuan untuk bergerak, berjalan dan menyangga beban tubuh, sedangkan tangan
lebih bersifat manipulatif daripada suportif. Ketangkasan tangan sangat banyak karena
besarnya rentang gerak antara ibu jari dan jari yang lainnya, sehingga setiap kondisi
yang mengenai tangan secara otomatis akan mengganggu kemampuan dalam hal
perawatan diri klien.
Perawatan tangan, kaki dan kuku secara wajar penting artinya bagi manusia dalam
usia berapapun dan kapanpun, akan tetapi dengan semakin bertambahnya usia dan terutama
pada saat sakit, perawatan tangan, kaki dan kuku akan semakin penting. Perawatan kaki,
tangan yang baik dimulai dengan menjaga kebersihan termasuk didalamnya membasuh
dengan air bersih, mencucinya dengan sabun atau detergen, dan mengeringkannya dengan
handuk. Hindari penggunaan sepatu yang sempit, karena merupakan sebab utama gangguan
kaki dan bisa mengakibatkan katimumul (kulit ari menjadi mengeras, menebal, bengkak pada
ibu jari kaki dan akhirnya melepuh). Hindari juga penggunaan kaos kaki yang sempit, sudah
usang, dan kotor, karena bisa menimbulkan bau pada kaki, alergi dan infeksi pada kulit kaki.
Sedangkan perawatan pada kuku dapat dilakukan dengan memotong kuku jari tangan dan
kaki dengan rapi dengan terlebih dahulu merendamnya dalam sebaskom air hangat, hal ini
sangat berguna untuk melunakkan kuku sehingga mudah dipotong. Kuku jari tangan dipotong
sedemikian rupa mengikuti alur pada jari tangan sedangkan kuku jari kaki dipotong lurus.
Kuku merupakan salah satu dermal appendages yang mengandung lapisan tanduk yang
terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki.
Seperti halnya kulit, tangan kaki dan kuku harus dipelihara dan ini tidak terlepas dari
kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan hidup sehari-hari. Selain indah dipandang mata,
tangan, kaki dan kuku yang bersih juga menghindarkan kita dari berbagai penyakit. Kuku dan
tangan yang kotor dapat membahayakan kontaminasi dan menimbulkan penyakit-penyakit
tertentu
Skabies sangat erat hubungannya dengan perilaku, terutama dalam hal personal
hygiene yang buruk. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang (22). Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah sebagai berikut:
a. Body image, gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
b. Praktik sosial, pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene
c. Status sosial-ekonomi, personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya
d. Pengetahuan, pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita skabies ia harus menjaga
kebersihan dirinya.
e. Budaya, disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang, ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.
BAB III
KERANGKA KONSEP
Keterangan :
: Variabel diteliti
: Variabel tidak diteliti
Diketahui bahwa kejadian scabies dipegaruhi oleh beberapa faktor yaitu body image
, praktik sosial, status – sosial ekonomi, pengetahuan, budaya, kebiasaan dan kondisi
fisik. Dalam penelitian saya khusus mengamati personal hygiene santri meliputi
kebersihan kulit, kebersihan rambut, kebersihan tangan, kaki dan kuku. Pada
penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisa hubungan antara angka
kejadian scabies terhadap tingkat kebersihan santri di pondok pesantren.Dari
kerangka konsep diatas juga terdapat variabel sebagai batasan penelitian yang akan
dijelaskan pada bab selanjutnya.
BAB IV
METODE PENELITIAN
300
n = ___________________
300(0,12) + 1
n = 75
Jadi besar sampel yang diambil sebanyak 75 santri.
Keterangan:
N : besar populasi
n : besar sampel
d : taraf signifikasi (d = 0,1)
Tabel 4.1 Hubungan antara angka kejadian scabies terhadap tingkat kebersihan santri di
Pondok Pesantren Darululum, Jombang.
Lampiran 1
Lembaran Kuisoner
Tanggal :
Petunjuk pengisian
1. Pilihlah satu jawaban yang menurut anda benar dengan member tanda silang
(X) pada jawaban anda pilih.
2. Jawaban tidak boleh lebih dari satu
3. Mohon menjawab sesuai dengan apa yang anda ketahui tanpa ada unsure
paksaan ataupun rekayasa demi tercapainya hasil yang diinginkan pada
penelitian.
A. Identitas Responden
1. No. Responden : ............................. (di isi peneliti)
2. Umur : ............................ Tahun
3. Jenis kelamin : (perempuan/laki-laki)
4. Kelas : .....................
5. Alamat : ...........RT........RW
.................................
C. Tentang scabies
1. Apakah anda pernah mengalami penyakit gudik selama di pondok pesantren?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda mengetahui penyebab penyakit gudik?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda sering merasa gatal-gatal pada kulit terutama pada malam hari?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda sering timbul bintik-bintik pada kulit terutama pada sela-sela jari tangan
atau jari kaki?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda sering bertukar pakaian atau alat mandi dengan teman anda?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah ada teman sekamar atau sepondok yang mengalami hal yang sama sseperti
anda alami?
a. Ya
b. Tidak