Ibu hamil tentu memerlukan asupan gizi yang lebih banyak dan seimbang, yang berguna bukan
hanya bagi dirinya tetapi juga bayi yang dikandungnya. Jika virus TBC menyerang ibu hamil, tentu
dia akan merasakan lemah, letih, lesu dan kurang gizi. Perkembangan janin juga akan terhambat
karena virus ini. Serangan TB pada wanita hamil biasanya jarang diketahui, karena gejalanya mirip
dengan dampak kehamilan seperti lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, dan mudah lelah.
Wanita hamil yang juga menderita batuk berdahak, akan diminta melakukan tes dahak. Sampel
dahak ini akan digunakan untuk memeriksa adanya virus TB. Tes lain yang bisa dilakukan adalah
tes rontgen dengan sinar X, tes kulit dada atau tes darah. Dampak yang lebih buruk jika infeksi TB
tidak terdeteksi dan tidak diobati akan berpengaruh pada bayi yang dikandungnya.
Ketika bayi tersebut sudah lahir, tantangan yang akan dihadapi sang ibu adalah memberikan ASI
pada bayinya. Apakah hal tersebut aman?
Meskipun sang ibu menjalani pengobatan TBC namun ia tetap bisa memberikan ASI pada bayinya.
Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh obat TB kadarnya sangat rendah sehingga tidak
mempengaruhi bayi Anda. Manfaat menyusui lebih besar daripada kemungkinan efek samping obat-
obatan. Konsultasikan dengan dokter jika Anda masih merasa khawatir dengan hal ini.
Apakah Bayi yang Sudah Lahir Bisa Tertular Virus TBC dari Ibunya?
Bayi bisa tertular virus TB hanya jika ibunya memiliki TB aktif pada paru-paru dan belum mulai
pengobatan. Setelah sang ibu menjalani pengobatan selama dua minggu, ia tidak akan menularkan
virus TB pada bayinya. Saat lahir bayi juga akan diuji apakah ada virus TB dan bayi juga akan diberi
vaksin BCG untuk melindungi terhadap TB.