Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT dan atas segala rahmatNya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas rangkuman ujian perbaikan mata kuliah hygiene sanitation. Tugas ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas ujian perbaikan semester lima dengan mata kuliah hygiene
sanitation. Dalam pembuatan tugas ini, penulis mendapat bantuan rangkuman mata kuliah hygiene
sanitation pada semester lima.

Akhir kata semoga tugas rangkuman ini dapat memperbaiki nilai mata kuliah hygiene sanitation
dan bermanfaat bagi pembaca dan penulisnya. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Yogyakarta, 5 Januari 2018

Penulis

Hercules Firsto Satrio D

1
BAB I

PENDAHULUAN

PENGANTAR HYGIENE & SANITATION

Pengembangan sector pariwisata merupakan bagian dari pembangunan nasional yang


terkait dengan pembangunan sektor-sektor lainnya yang harus di upayakan peningkatan dan
pengembangannya sebagai salah satu factor yang dapat diandalkan dalam perolehan devisa.
Untuk menunjang suksesnya kepariwisataan di Indonesia, maka industry perhotelan merupakan
salah satu bidang usaha yang bergerak di bidang jasa dan pelayanan bagi para wisatawan.
Perkembangan usahan perhotelan didaerah dipengaruhi oleh perkembangan kota dan mobilitas
masyarakat. Dibutuhan penginapan yang cukup memadai baik dari segi fasilitas pelayanan,
transportasi yang lamcar, kenyamanan lingkungan serta didukung oleh masyarakat yang ramah
dan peduli terhadap lingkungan. Hotel harus mampu menciptakan suasana yang dibutuhkan oleh
tamu, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan hygiene dan sanitasi pada semua
departemen sehingga kualitas hotel dapat tercapai.

Hygiene merupakan hal terpenting yang harus diterapkan untuk mewujudkan kehidupan
yang sehat baik jasmani maupun rohani. Ketika kita mendapatkan kesehatan tentunya kita akan
dapat bekerja secara maksimal. Penerapan hygiene harus diterapkan setiap hari pada diri sendiri
baik dirumah maupun ditempat kerja. Hal ini dilakukan karena Hygiene memberikan banyak
manfaat tidak hanya dirumah namun juga ditempat kerja.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Higiene dan Sanitasi

Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara


memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan
untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring,
membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara
keseluruhan.

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya
yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi,
selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana
makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen.
Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah
konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli.
mengurangi kerusakan / pemborosan makanan.

Manfaat Hygiene di tempat kerja

Manfaat Hygiene di tempat kerja dapat dilihat pada gambar berikut ini:

a. Hidup lebih disiplin dalam kerja dan hasil


b. Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan
c. Hidup sehat dan lebih percaya diri
d. Hidup penuh arti untuk orang lain
3
e. Membuat nyaman dan aman

Manfaat Hygiene dan Sanitasi


• Menjamin tempat kerja yang bersih
• Melindungi para pasien dan karyawan dari faktor lingkungan pengolahan dapur rumah sakit
yang dapat merugikan kesehatan fisik maupun mental.
• Mencegah timbulnya penyakit menular.
• Mencegah kecelakaan dalam bekerja.

B) Personal Hygiene

Personal hygiene adalah faktor yang sangat penting karena diri kita merupakan
penghantar vector penyakit dan dalam makanan merupakan penyebab penyakit. Kebersihan diri
adalah masalah serius dan harus menjadi perhatian bagi setiap orang yang bekerja di bidang
Pariwisata.

4
Setiap pekerja di bidang Pariwisata dipandang oleh pelanggan dan pengusaha sebagai seorang
profesional dan karena itu harus tahu apa yang harus diperhatihan dalam menjaga kebersihan
pribadi, menumbuhkan tanggung jawab kesehatan setiap pekerja agar senatiasa sehat.

Secara umum semua pekerja di bidang pariwisata wajib untuk memperhatikan dan melaksanakan
praktek kebersihan pribadi untuk meminimalkan kemungkinan kontaminasi kesehatan kepada
pelanggan, pengusaha dan rekan kerja. Pada saat bekerja, anda harus memperhatikan
kebersihan dan penampilan yang sesuai dengan lingkungan anda bekerja.

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan dan penampilan pribadi anda adalah:

1. Mandi setiap hari


Buatlah diri anda sehat dan segar, kelembaban karena keringat pada bagian-bagian badan
yang tersembunyi, hendaknya segera diatasi. Anda akan berkeringat bila bekerja di tempat yang
panas. Keringat tidak berbau dan tidak menguap dengan cepat. Tetapi bakteri yang ada di
dalam keringat akan mengeluarkan bau terutama di ketiak, dimana keringat tidak bisa segera
menguap. Mandi setiap hari dan memakai wewangian yang
tepat merupakan cara yang terbaik untuk mengatasinya.

2. Gunakan pakaian yang bersih dan licin


Pakaian yang anda pakai harus memberikan kesan yang tepat kepada tamu, enak dipakai,
praktis dan aman.

3. Memiliki rambut yang bersih dan rapih


Rambut panjang yang dibiarkan terurai tidak cocok untuk bekerja karena kadang-kadang
bisa terjepit pada furniture yang sedang dibersihkan. Panjang rambut sebaiknya sebatas
panjang wajah. Ada peraturan bahwa rambut panjang sebaiknya diikat kebelakang atau anda

5
diminta memakai topi. Membersihkan rambut setiap hari akan membuat rambut anda sehat dan
bersih.

4. Memakai perhiasan seperlunya


Hindari asesoris dan perhiasan yang bisa tersangkut pada furniture pada saat bekerja.

5. Rias wajah
Wajah dirias dengan sederhana dan lembut

6. Memiliki kuku yang bersih dan pendek tanpa cat kuku


Perhatikan tangan anda secara khusus, kuku jari anda harus bersih dan dipotong dengan
rapih. Cat kuku sebaiknya dihindari, pakailah krem pelembut tangan secara teratur supaya tangan
anda tetap halus.

7. Cucilah tangan anda selalu:

 Sebelum mulai bekerja


 Setelah istirahat
 Setelah ke toilet
 Setelah memegang setiap barang yang kena tanah atau debu
 Pakailah sedikit sabun dan air panas bersihkan tangan anda dan keringat.

8. Memiliki gigi yang bersih dan pastikan dalam kondisi yang sehat
Gosoklah gigi anda minimal 3 (tiga) x sehari dan bila memungkinkan periksa gigi anda
pada klinik tempat anda bekerja setiap 6 (enam) bulan.

9. Memelihara kaki
Kaki sangat penting dalam melakukan pekerjaan anda pakailah sepatu yang nyaman,
yang tidak akan membuat anda tergelincir, menutupi seluruh kaki dan mengamankan kaki

6
anda dari barang yang terjatuh. Cucilah kaki anda setiap hari dan potonglah kuku anda.
Ganti kaos/stocking setiap hari.

C) Pengertian Hygiene & Sanitation


HYGIENE

Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk
dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986). Dalam sejarah
Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah
penyakit). Arti lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama yaitu:
1. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani,
rohani dan social untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
2. Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan
perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada.
3. Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman (sehat)
dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang
lainnya.
4. Menurut Brownell, hygine adalah bagaimana caranya orang memelihara dan
melindungikesehatan.
5. Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh
factor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan
maupun melalui masyarakat.

Dalam industry makanan/catering, penerapan standar hgiene yang tinggi perlu


dilakukan dalam mengolah makanan agar mampu memproduksi makanan yang aman
untuk dikonsumsi. Aman artinya bebas dari hal-hal yang membahayakan, merugikan
dan bebas dari kerusakan.

Personal Hygiene
Menurut Wartonah (2003), personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara

7
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Menurut Perry (2005), personal
hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Menurut Wartonah (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1. Body image.
yaitu gambaran individu terhadap dirinya yang mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik sosia
yaitu pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene
3. Status sosial ekonomi
yaitu personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
yaitu pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
yaitu pada sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh mandi.
6. Kebiasaan seseorang
yaitu ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan
sabun, sampo dan lain – lain.
7. Kondisi fisik atau psikis, yaitu pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene


Dampak yang akan timbul jika personal hygiene kurang adalah (Wartonah, 2003):

8
1.Dampak fisik
yaitu gangguan fisik yang terjadi karena adanya gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, adalah gangguan yang sering terjadi adalah gangguan
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2.Dampak psikososial
yaitu masalah-masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, aktualisasi diri dan gangguan interaksi social.
Tanda dan Gejala

Menurut Departemen Kesehatan RI (2000), tanda dan gejala individu dengan kurang perawatan diri
adalah:
1. Fisik
a. Badan bau dan pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas dan tidak ada inisiatif
b. Menarik diri atau isolasi diri
c. Merasa tak berdaya , rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d. Cara makan tidak teratur, buang air besar dan buang air kecil di sembarang tempat, gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

SANITASI

9
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia.

Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia
atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah
kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air
bahan buangan domestik (cucian,air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan
buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat
dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa
cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik
kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun).

Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa
definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber
penularannya dan pengendalian lingkungan.

RUANG LINGKUP SANITASI

Definisi sanitasi dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organisation = WHO)
adalah sebagai berikut: "Sanitation pada umumnya merujuk kepada penyediaan sarana dan
pelayanan pembuangan limbah kotoran manusia seperti urin dan feces. Istilah 'sanitasi' juga
mengacu kepada pemeliharaan kondisi higienis melalui upaya pengelolaan sampah dan
pengolahan limbah cair."

Sanitasi termasuk didalamnya empat prasarana teknologi (walaupun seringkali hanya


yang pertama yang berkitan erat dengan istilah 'sanitasi'): Pengelolaan kotoran manusia (feces),
sistem pengelolaan air limbah (termasuk instilasi pengelolaan air limbah), sistem pengelolaan
sampah, sistem drainase atau disebut juga dengan pengelolaan limpahan air hujan.

10
Terdapat sedikit perbedaan defenisi yang digunakan saat ini. Misalnya, untuk beberapa
organisasi, promosi higiene dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari sanitasi, Dengan
demikian, (Badan kolaborasi penyediaan air dan sanitasi dunia) mendefenisikan sanitasi sebagai:
"pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan atau penggunaan kembali limbah
kotoran manusia (feces), limbah cair dan sampah rumah tangga dan juga berkaitan dengan
promosi higiene."

Disamping fakta bahwa pengolahan air limbah juga termasuk bagian dari sanitasi, kedua
istilah ini seringkali ditulis berdampingan seperti "pengelolaan sanitasi dan air limbah". Istilah
sanitasi telah dihubungkan dengan berbagai deskripsi sehingga istilah sanitasi yang berkelanjutan
(sustainable sanitasion), sanitasi layak (improved sanitation), sanitasi tidak layal (unimproved
sanitation), sanitasi lingkungan (environmnetal sanitation), sanitasi setempat (on-site sanitation),
sanitasi ekologi (ecological sanitation), sanitasi (toilet) kering (dry sanitation) banyak digunakan
saat ini. Sanitasi seharusnya selalu dikaitkan dengan pendekatan sistem, dimana sanitasi terdiri
dari penampungan/pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, pembuangan atau penggunaan
kembali.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah satu Program Nasional di Indonesia
di bidang sanitasi yang bersifat lintas sektoral. Program ini telah dicanangkan pada bulan
Agustus 2008 oleh Menteri Kesehatan RI. STBM merupakan pendekatan untuk mengubah
perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.

Strategi Nasional STBM memiliki indikator outcome yaitu menurunnya kejadian


penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan
perilaku. Sedangkan indikator output-nya adalah sebagai berikut:

1. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga
dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF).
2. Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di
rumah tangga.

11
3. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti
sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan
(air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
4. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
5. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.

SEJARAH SANITASI

STBM mulai diuji coba tahun 2005 di 6 kabupaten (Sumbawa, Lumajang, Bogor, Muara
Enim, Muaro Jambi, dan Sambas). Sejak tahun 2006 Program STBM sudah diadopsi dan
diimplementasikan di 10.000 desa pada 228 kabupaten/ kota. Saat ini, sejumlah daerah telah
menyusun rencana strategis pencapaian sanitasi total dalam pembangunan sanitasinya masing-
masing. Dalam 5 tahun ke depan (2010 – 2014) STBM diharapkan telah diimplementasikan di
20.000 desa di seluruh kabupaten/ kota.

SANITASI DAN KESEHATAN

Terdapat hubungan yang erat antara sanitasi dan kesehatan. Sarana dan prasarana sanitasi
yang tidak cukup dapat berpengaruh pada penyebaran penyakit seperti diare dan kolera melalui
beberapa jalur penularan yang dikenal dengan 5F. Jalur penularan tersebut adalah dari Feces
(kotoran manusia) masuk ke pencernaan manusia melalui 1) Fluids (air atau cairan), 2) Fields
(tanah), 3) Flies (lalat), 4) Fingers (tangan), dan 5) Foods (makanan).

Badan kesehatan dunia menyatakan bahwa sanitasi dan mencuci tangan dengan sabun
dapat mengurangi angka kesakitan diare sebanyak 37,5% dan 35%. Beberapa studi juga
menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara sanitasi dan kasus diare pada anak.
Menariknya, bahkan intervensi sanitasi dapat menurunkan kejadian diare pada balita sebesar
12,9% dibandingkan dengan intervensi air bersih yang hanya mencapai 7,3%. Namun dampak
dari intervensi sanitasi tidak akan dabat terlihat langsung dalam jangka waktu singkat.
Kurangnya sarana dan prasarana sanitasi juga berdampak pada masalah kesehatan lainnya seperti
infeksi trachoma dan kecacingan.

12
Disamping dampak langsung pada kesehatan, kurangnya akses terhadap sarana sanitasi
dapat secara tidak langsung berdampak pada kesehatan ibu dan anak dan kasus kekurangan gizi
pada anak. Dampak tidak langsung lainnya adalah kesulitan bagi kaum perempuan terkait
dengan upaya mendapatkan privasi dan layanan higiene menstruasi (haid bulanan), yang juga
berdampak pada tingkat kehadiran siswa perempuan di sekolah.

Hygiene sanitasi kamar


Kegiatan hygiene dan sanitasi kamar di The Sunan Hotel Solo merupakan hal
yangpenting karena menyangkut kebersihan dankesehatan kamar. Kegiatan ini,sangat
mendukung efektifitas kebersihan, kesehatan, kerapihan dan keindahan kamar dalam mencapai
tujuan serta menciptakan kepuasan tamu.

Tamu di The Sunan Hotel Solo akan merasa puas apabila di dalam kamarnya bersih,
sehat, rapi, indah danmerasa nyaman, aman, santai dan privasinya terjaga.
Housekeepingberasaldari kata houseyang berarti rumah, wisma, hotel, dan to keepyang berarti
merawat atau memelihara. Jadi housekeeping adalah bagian atau departemen yang mengatur atau
menata peralatan, menjaga kebersihan, memperbaiki kerusakan, dan memberi dekorasi
dengantujuan agar hotel tampak rapi, bersih, menarik dan menyenangkan penghuninya.

Housekeeping department,bagi sebagian besar hotel, merupakan sumber pendapatan hotel


yang paling besar. Karena tamu yang menginap tentu mengeluarkan uang lebih banyak untuk
sewa kamar bila dibandingkan dengan uang yang harus dibayarkan untuk makan dan minum
serta pengeluaran yang lain. Sebagai sumber pendapatan, housekeepingdepartmentharus
ditangani oleh tenaga-tenaga trampil dan profesional.Kelancaran penyiapan dan pemeliharaan
kebersihan kamar ditentukan oleh housekeepingoleh karena itu housekeepingharus di perhatikan
dengan baik agar tamu nyaman tinggal di hotel.(Rumekso, 2009)
Pengertian diatas mendefinisikan bahwa usaha utama perhotelan adalah penjualan kamar yang
merupakan tempat untuk menginap tamu, maka kamar harus selalu bersih, sehat, rapi, indah dan
terutama kelengkapan kamar yang berhubungan dengan guest supplies dan guest amanities.

13
Hygiene sanitasi makanan dan minuman
Kegiatan hygiene sanitasi makanan dan minuman hotel harus diperhatikan terutama
dalam proses pengolahan, penyimpanan dan pelayanan makanan dan minuman.Makanan dan
minuman yang disajikan kepada tamu harus benar-benar bersih dan sehat terhindar dari segala
penyakit seperti bakteri, virus dan kuman-kuman yang lainnya, serta jangan sampai terjadi tamu
keracunan makanan dan minuman. Bila terjadi hal seperti itu maka akan menghacurkan reputasi
hotel dan tamu tidak akan merasa puas bahkan hotel akan sepi pengunjung ( Sri Sulastriningrum,
2002 : 41). Pengertian diatas mendefinisikan bahwa penanganan hygiene sanitasi makanan dan
minuman dimulai dari pembelian (purchasing) bahan yang akan digunakan dalam hal ini adalah
pemilihan barang, pengiriman dan penerimaan bahan,penyimpanan bahan,pengolahan bahan
sampai ke pelayanan makanan dan minuman kepada tamu. Semua itu harus memperhatikan
faktor hygiene dan sanitasinya.

Contoh Makanan yang Membahayakan


1)Daging Mentah
2)Daging dimasak, ikan dan unggas
3)Daging olahan (mis: daging korned, pasta) –kecuali bacon, salami, ikan asin dan pastel daging
jika masih segar, diolah dengan baik dan kemasannya masih utuh.
4)Daging kaleng (setelah dibuka)
5)Kerang –kerangan, terutama tiram
6)Kuah untuk daging dan saos
7)Susu dan produk susu
8)Saos dan kue pudding
9)Kream dan produk kream (mis: makanan kecil yang berisi kream)
10)Telur & produk telur (mis: telur rebus dalam salad)
11)Saos salad (kadar asam rendah –misalnya mayonnaise)
12)Kentang dengan kream
13)Nasi (dimasak atau setengah masak),Buncis (dimasak atau setengah masak)

14
15)Bahan untuk pengisian dalam daging dan unggas

Hygiene Sanitasi lingkungan


Menurut Entjang (2000), hygiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologi,
sosial, dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna di tingkatkan
dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan. Usaha dalam hygiene dan sanitasi
lingkungan di Indonesia terutama meliputi :
a.Menyediakan air rumah tangga yang baik, cukup kualitas maupun kwantitasnya.
b. Mengatur pembuangan kotoran, sampah dan air limbah.
c. Mendirikan rumah-rumah sehat, menambah jumlah rumah agar rumah-rumah tersebut menjadi pusat
kesenangan rumah tangga yang sehat.
d. Pembasmian binatang-binatang penyebar penyakit seperti : lalat, nyamuk. Istilah Hygiene dan sanitasi
mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengusahakan cara hidup sehat sehingga terhindar dari penyakit,
tetapi dalam penerapannya mempunyai arti yang sedikit berbeda.
Usaha sanitasi lebih menitik beratkan pada faktor lingkungan hidup manusia, sementara hygiene lebih menitik
beratkan pada usaha-usaha kebersihan perorangan (Kusnoputranto, 2000).
Sanitasi Lingkungan Pemukiman
Kesehatan perumahan dan lingkungan permukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan biologi di dalam
rumah, di lingkungan rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni mendapatkan derajat
kesehatan yang optimal. Persyaratan kesehatan perumahan dan permukiman adalah ketentuan teknis kesehatan
yang wajib di penuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan atau
masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan (Soedjadi, 2005).

Sarana Air Bersih


Air merupkakan suatu sarana untuk menigkatkan derajat kesehatan masyarakat karena air merupakan
salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit (Slamet, 2004). Menurut Notoatmodjo (2003),
penyediaan air bersih harus memenuhi persyaratan yaitu :
a. Syarat fisik :

15
persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau.
b. Syarat bakteriologis :
air merupakan keperluan yang sehat yang harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen.
c. Syarat kimia :
air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula.

Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air, akan menyebabkan gangguan
fisiologis pada manusia. Menurut Chandra (2006),
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan cara
penularannya.
Mekanisme penularan penyakit terbagi menjadi empat:
1.Waterborne mechanism
Di dalam mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia
ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh penyakit yang ditularkan melalui
mekanisme ini antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler, dan poliomyelitis.
Kegiatan hygiene dan sanitasi lingkungan hotel juga perlu diperhatikan karena juga
menyangkut kepuasan tamu, adapun area lingkungan hotel meliputi kebersihan dan kesehatan
pada tempat parkir, taman hotel, rest room dan tempat-tempat umum lainnya, dengan tempat
parkir yang luas dan berbagai fasilitas umum hotel yang bersih dan sehat tamu akan merasa
nyaman dan aman, sehingga tamu akan betah dan lama tinggal di hotel, demikian juga
sebaliknya (Erwin Jr. Boham, 2008 : 35).Menurut Artoyo (2007 : 66) manajemen yang baik
memikirkan lingkungan kerja yang baik dan menyenangkan karena sangat dibutuhkan baik
pekerja maupun tamu. Lingkungan diduga mempunyai pengaruh yang kuat dalam pembentukan
perilaku penghuninya. Lingkungan memiliki kedudukan yang penting dalam pengendalian
manajemen yang terpadu dari semua unsur.Pengertian diatas penulis mendefinisikan bahwa
lingkungan hotel yang kondusif dalam arti kebersihan dan kesehatan memenuhi, jauh dari
kebisingan, polusi udara dan fasilitas tamu terpenuhi maka tamu akan merasa nyaman, aman
privasi terjaga.

2.Waterwashed mechanism

16
Mekanisme penularan berkaitan dengan kebersihan umum dan perseorangan. Pada mekanisme ini
terdapat tiga cara penularan, yaitu:
a.Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak.
b.Infeksi melalui kulit dan mata.
c.Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit leptospirosis.
3. Water-based mechanism
Penyakit ini ditularkan dengan mekanisme yang memiliki agent penyebab yang menjalani sebagian
siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai intermediate host yang hidup di dalam air. Contohnya
skistosomiasis dan penyakit akibat
4. Water-related insect vector mechanism
Agent penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh
penyakit dengan mekanisme penularan sepert ini adalah filariasis, dengue, malaria, dan yellow fever.
Menurut Suriawiria (1998), kelompok kehidupan di dalam air memiliki faktor-faktor biotis yaitu terdiri dari
bakteria, fungi atau jamur, mikroalge atau ganggang-mikro, protozoa atau hewan bersel tunggal, dan virus.
Kehadiran mikroba di dalam air, mungkin akan mendatangkan keuntungan, tetapi juga mendatangkan kerugian
dan menghasilkan toksin seperti yang hidup anaerobik seperti Clostridium, yang hidup aerobik seperti
Pseudomonas, Salmonella, Staphylococcus, dan sebagainya.
Menurut Chandra (2006), Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan),
air permukaan, dan air tanah.
1.Air Angkasa
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau pada saat presipitasi merupakan
air yang paling bersih, air tesebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran
yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya,
karbon dioksida, nitrogen, dan ammonia.
2.Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air seperti sungai, danau, telaga, waduk, raw, terjun, dam
sumur permukaan, sebagian berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian
akan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah maupun lainnya.
3.Air Tanah
Air tanah (ground water ) berasal dari air hujan jatuh ke permukaan bumi yang kemudian
mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-

17
proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi
lebih baik dan lebih murni dibandingakan air permukaan.
Sarana Pembuangan Kotoran (Jamban)
Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpukan kotoran manusia
dalam suatu tempat tertentu, dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan
pemukiman. Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya berbagai penyakit seperti diare,
kolera, disentri, ascariasis, dan sebagainya. Kotoran manusia merupakan buangan padat, selain menimbulkan
bau, mengotori lingkungan juga merupakan media penularan penyakit pada masyarakat. Perjalanan agen
penyebab penyakit melalui cara transmisi seperti dari tangan, maupun dari peralatan yang terkontaminasi
ataupun melalui mata rantai lainnya. Dimana memungkinkan tinja atau kotoran yang mengandung agent
penyebab infeksi masuk melalui saluran pernafasan ( Dirjen P2M & PL, 1998).
Sarana Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Air limbah adalah sisa air yang di buang yang berasal dari rumah tangga, industri dan pada umumya
mengandung bahan atau zat yang membahayakan. Sesuai dengan zat yang terkandung didalam air limbah, maka
limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan
hidup antara lain limbah sebagai media penyebaran penyakit (Notoadmodjo, 2003). Keadaan saluran
pembuangan air limbah yang tidak mengalir lancar, dengan bentuk SPAL yang tidak tertutup dibanyak tempat
sehingga air limbah menggenang ditempat terbuka berpotensi sebagai tempat berkembang biak vektor dan
bernilai negatif dari aspek estetika (Soejadi, 2003).
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah ialah suatu bahan atau benda yang terjadi karena berhubungan dengan aktifitas manusia yang
tidak terpakai lagi, tidak disenangi dan dibuang dengan cara-cara saniter kecuali buangan yang berasal dari tubuh
manusia (Kusnoputranto, 2000).
Penanganan sampah yang tidak baik dapat menimbulkan pencemaran sebagai berikut (Hadiwiyoto,
2003):
1. Sampah dapat menimbulkan pencemaran pada udara, akibat gas-gas yang terjadi dari penguraian
sampah terutama menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu sampah mengakibatkan mengganggu
penglihatan yaitu suatu area yang kotor yang mencemari rasa estetika.
2. Tumpukan sampah yang menggunung dapat menimbulkan kondisi lingkungan fisik dan kimia yang
tidak sesuai dengan dengan kondisi lingkungan normal. Pada umumnya hal tersebut menimbulkan kenaikan

18
suhu dan perubahan pH menjadi asam atau basa. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya kehidupan manusia
dan makhluk lain di lingkungan sekitarnya.
3. Kadar oksigen di area pembuangan sampah menjadi berkurang akibat proses penguraian sampah
menjadi senyawa lain yang memerlukan oksigen yang diambil dari udara sekitarnya. Berkurangnya oksigen di
daerah pembuangan sampah menyebabkan gangguan terhadap makhluk sekitarnya.
4. Dalam proses penguraian sampah dihasilkan gas-gas yang dapat membahayakan kesehatan, berupa
gas-gas yang beracun dan dapat mematikan.
5. Sampah sangat berpotensi menjadi sumber penyakit yang berasal dari bakteri patogen dari sampah
sendiri serta dapat ditularkan oleh lalat, tikus, anjing dan binatang lainnya yang senang tinggal di areal tumpukan
sampah.
Mengingat efek dari sampah terhadap kesehatan maka pengelolaan sampah harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Tersedia tempat sampah yang dilengkapi dengan penutup.
2. Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat, permukaan bagian dalam rata dan
dilengkapi dengan penutup.
3. Tempat sampah dikosongkan setiap 1 x 24 jam atau 2/3 bagian telah terisi penuh.
4. Jumlah dan volume sampah disesuaikan dengan sampah yang dihasilkan sertiap kegiatan. Tempat
sampah harus disediakan minimal 1 buah untuk setiap radius 10 meter, dan tiap jarak 20 meter pada
ruang terbuka dan tunggu.
5. Tersedianya tempat pembuangan sampah semetara yang mudah dikosongkan, tidak terbuat dari beton
permanen, terletak dilokasi yang terjangkau kendaraan pengangkut sampah dan harus dikosongkan
sekurang-kurangnya 3 x 24 jam. Pemusnahan sampah di tempat pembuangan akhir terdiri dari
beberapa jenis kegiatan:
1.Daur ulang, yaitu sampah yang masih bisa dimanfaatkan didaur ulang untuk dipakai kembali,
biasanya bahan terbuat dari plastik, botol, besi tua, dan kayu.
2.Komposting, yaitu pembuatan kompos di peruntukkan bagi sampah organik dengan metode
penguraian secara alami akan menghasilkan kompos yang berguna untuk pertanian.
3.Dibakar, yaitu bagi sampah yang kering bisa dibakar.
4.Dikubur, yaitu sampah dapat dikubur dengan metode sanitary landfill (Kusnoputranto, 2000).

19
Jenis-jenis sampah terdiri dari beberapa macam yaitu: sampah kering, sampah basah, sampah berbahaya
beracun (Pansimas, 2011).
a.Sampah kering
Sampah kering, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk atau terurai seperti gelas, besi,
plastik.
b.Sampah basah
Sampah basah, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun, ranting,
dan bangkai binatang.
c.Sampah berbahaya beracun
Sampah berbahaya beracun, yaitu sampah yang karena sifatnya dapat membahayakan manusia
seperti sampah yang berasal dari rumah sakit, sampah nuklir, batu baterai bekas.
Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat maupun lingkungan
daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada yang positif dan ada juga yang negatif.
a.Pengaruh Positif
Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap masyarakat
maupun lingkungannya, seperti berikut :
1. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran rendah.
2. Sampah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
3. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan yang telah
ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah tersebut terhadap ternak.
4. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang biak serangga dan
binatang pengerat.
5. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah.
6. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat.
7. Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuaan budaya masyarakat.
8. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan suatu negara
sehingga dana itu dapat digunakan untuk keperluan lain (Chandra, 2006)
b. Pengaruh Negatif Menurut (Mukono, 2006) Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat
memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi
dan budaya masyarakat, seperti berikut.
1. Pengaruh terhadap kesehatan

20
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat
perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat, tikus, serangga, jamur.
b. Penyakit demam berdarah meningkatkan incidencenya disebabkan vektor Aedes
Aegypty yang hidup berkembang biak di lingkungan, pengelolaan sampahnya
kurang baik (banyak kaleng, ban bekas dan plastik dengan genangan air).
c. Penyakit sesak nafas dan penyakit mata disebabkan bau sampah yang menyengat
yang mengandung Amonia Hydrogen, Solfide dan Metylmercaptan.
d. Penyakit saluran pencernaan (diare, kolera dan typus) disebabkan banyaknya lalat
yang hidup berkembang biak di sekitar lingkungan tempat penumpukan sampah.
e. Insidensi penyakit kulit meningkat karena penyebab penyakitnya hidup dan
berkembang biak di tempat pembuangan dan pengumpulan sampah yang kurang
baik. Penularan penyakit ini dapat melalui kontak langsung ataupun melalui udara.
f. Penyakit kecacingan.
g. Terjadi kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan misalnya luka
akibat benda tajam seperti kaca, dan besi.
h. Gangguan psikomatis, misalnya insomnia, stress, dan lain-lain
2. Pengaruh terhadap lingkungan
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik menyebabkan estetika lingkungan menjadi
kurang sedap dipandang mata misalnya banyaknya tebaran-tebaran sampah sehingga
mengganggu kesegaran udara lingkungan masyarakat.
b. Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan menyebabkan aliran air
akan terganggu dan saluran air akan menjadi dangkal.
c. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas tertentu
yang menimbulkan bau busuk.
d. Adanya asam organic dalam air serta kemungkinan terjadinya banjir maka akan cepat
terjadinya pengerusakan fasilitas pelayanan masyarakat antara lain jalan, jembatan,
saluran air, fasilitas jaringan dan lain-lain.
e. Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan bahaya kebakaran
lebih luas.
f. Apabila musim hujan datang, sampah yeng menumpuk dapat menyebabkan banjir dan
mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur dangkal.

21
g. Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat, seperti jalan,
jembatan, dan saluran air.
3. Pengaruh terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial-budaya
masyarakat setempat.
b. Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan minat dan hasrat
orang lain (turis) untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.
c. Dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat dan pihak
pengelola.
d. Angka kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja sehigga produktifitas
masyarakat menurun.
e. Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang besar sehingga
dana untuk sektor lain berkurang.
f. Penurunan pemasukan daerah (devisa) akibat penurunan jumlah wisatawan yang
diikuti dengan penurunan penghasilan masyarakat setempat.
g. Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun dan tidak
memiliki nilai ekonomis.
h. Penumpukan sampah di pinggir jalan menyebabkan kemacetan lalu lintas yang dapat
menghambat kegiatan transportasi barang dan jasa.
Kondisi Fisik Rumah
Kondisi fisik rumah yang harus dimiliki tiap rumah adalah memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a.Ventilasi Ventilasi
adalah sarana untuk memelihara kondisi atmosfer yang menyenangkan dan menyehatkan bagi
manusia. Suatu ruangan yang terlalu padat penghuninya dapat memberikan dampak yang buruk terhadap
kesehatan pada penghuni tersebut, untuk itu pengaturan sirkulasi udara sangat diperlukan (Chandra, 2006).
Lubang penghawaan pada bangunan harus dapat menjamin pergantian udara didalam kamar atau ruang
dengan baik. Luas lubang penghawaan yang dipersyaratkan minimal 20% dari luas lantai (Soejadi, 2003).
b.Kelembaban
Kelembaban sangat berperan penting dalam pertumbuhan kuman penyakit. Kelembaban yang tinggi
dapat menjadi tempat yang disukai oleh kuman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Keadaan yang
lembab dapat mendukung terjadinya penularan penyakit (Notoatmodjo, 2007).

22
Menurut Kepmenkes RI/NO.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan dari
aspek kelembaban udara ruang, dipersyaratkan ruangan mempunyai tingkat kelembaban udara yang
diperbolehakan antara 40-70%. Tingkat kelembaban yang tidak memenuhi syarat ditambah dengan prilaku
tidak sehat, misalnya dengan penempatan yang tidak tepat pada berbagai barang dan baju, handuk, sarung
yang tidak tertata rapi, serta kepadatan hunian ruangan ikut berperan dalam penularan penyakit berbasis
lingkungan (Soedjadi, 2003).
c.Pencahayaan
Salah satu syarat rumah sehat adalah tersedianya cahaya yang cukup, karena suatu rumah yang tidak
mempunyai cahaya selain dapat menimbulkan perasaan kurang nyaman, juga dapat menimbulkan penyakit
(Prabu, 2009). Menurut Sukini (1999), sinar matahari berperan secara langsung dalam mematikan bakteri dan
mikroorganisme lain yang terdapat di lingkungan rumah, khususnya sinar matahari pagi yang dapat
menghambat perkembangbiakan bakteri patogen. Dengan demikian sinar matahari sangat diperlukan
didalam ruangan rumah terutama ruangan tidur. Pencahayaan alami atau buatan langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan (Kepmenkes
RI,1999).
d.Kepadatan Penghuni
Kepadatan hunian sangat berpengaruh terhadap jumlah bakteri penyebab penyakit menular. Selain itu
kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara didalam rumah. Dimana semakin banyak jumlah
penghuni maka akan semakin cepat udara dalam rumah mengalami pencemaran oleh karena CO2 dalam
rumah akan cepat meningkat dan akan menurunkan kadar O2 yang diudara (Sukini, 1999). Menurut
Kepmenkes RI (1999), kepadatan dapat dilihat dari kepadatan hunian ruang tidur yaitu luas ruangan tidur
minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan lebih dari dua orang dalam satu ruangan tidur, kecuali anak dibawah usia
5 tahun.

23
Definisi Kulit
Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan mempunyai fungsi utama sebagai
pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah
mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus–menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-
sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, serta pembentukan pigmen untuk melindungi kulit
dari bahaya sinar ultraviolet matahari. Selain itu kulit juga berfungsi sebagai peraba, perasa serta pertahanan
terhadap tekanan dan infeksi dari luar (Azhara, 2011). Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada
keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit juga berbeda-beda, dari kulit
yang berwarna terang ( fair skin ), pirang, hitam, warna merah muda pada telapak tangan dan kaki bayi, serta
warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa (Azhara, 2011).
Anatomi Kulit
Kulit terletak pada bagian tubuh yang paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat
kira – kira 15% berat badan. Rata – rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal 6 mm yaitu ada di telapak
tangan dan kaki dan yang paling tipis ada di atas.
Penyakit Kulit
Salah satu bagian tubuh yang cukup sensitif terhadap berbagai macam penyakit adalah kulit .Kulit
merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Lingkungan yang sehat
dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan
menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit antara lain penyakit kulit (Harahap, 2000).
Faktor- faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit adalah iklim yang panas dan
lembab yang memungkinkan bertambah suburnya jamur, kebersihan perorangan yang kurang baik dan faktor
ekonomi yang kurang memadai (Harahap, 2000).
Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit kulit adalah kebersihan perorangan yang meliputi
kebersihan kulit, kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan kuku, intensitas mandi dan lain- lain (Perry,
2005).
Menurut Sudoyo (2006), penyakit kulit adalah peradangan kulit yang menimbulkan reaksi peradangan
yang terasa gatal, panas dan berwarna merah. Penyakit kulit terjadi pada orang-orang yang kulitnya terlalu peka,
kadang-kadang menunjukkan sedikit gejala dan kadang-kadang dalam kondisi yang parah.
Menurut Diana (2004), penyakit kulit adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan jaringan penutup
permukaan tubuh dan bersifat relatif ringan. Meskipun bersifat relatif ringan, apabila tidak ditangani secara serius,
maka hal tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan.

24
Penyakit kulit menurut Ganong (2006), merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai
respons terhadap faktor endogen berupa alergi atau eksogen berasal dari bakteri dan jamur. Gambarannya
polimorfi, dalam artian berbagai macam bentuk, dari bentol-bentol, bercak-bercak merah, basah, keropeng
kering, penebalan kulit disertai lipatan kulit yang semakin jelas, serta gejala utama adalah gatal. Dermatitis
termasuk penyakit kulit yang menyebalkan, karena kekambuhannya, serta penyebabnya yang sukar untuk dicari
dan ditentukan. Sifat dermatitis adalah residif, dalam artian bisa kambuh-kambuhan, tergantung dari jenisnya
dan faktor pencetusnya, maka kekambuhan bisa dihindari. Sebagai contoh Dermatitis Numularis
yang memiliki bentuk seperti koin-koin (uang logam) yang basah dan gatal.
Jenis-Jenis Penyakit Kulit
1.Penyakit kulit karena infeksi bakteri adalah skrofuloderma, tuberkolosis kutis verukosa, kusta
(lepra), patek . Gangguan kulit karena infeksi bakteri pada kulit yang paling sering adalah pioderma.
2.Penyakit kulit karena parasit dan insekta
adalah scabies, pedikulosis kapitis, pedikulosis korporis, pedikulosis pubis, creeping eruption,
amebiasis kutis, gigitan serangga , trikomoniasis.
3.Penyakit kulit karena jamur
Adalah Pitiriasis Versikolor (panu) , tinea nigra palmaris, tinea kapitis, tinea barbae, tinea
korporis, tinea imbrikata, tinea pedis,tinea manus, tinea kruris, kandidiasis, sporotrikosis,
aktinomikosromomikosis
Gangguan kulit karena infeksi jamur pada kulit yang paling sering adalah Pitiriasis Versikolor
(panu), penyebab Pitiriasis Versikolor (panu) adalah Malazessia furfur ini akan terlihat sebagai spora
yang bundar dengan dinding yang tebal atau dua lapis dinding, ditemukan dalam kelompok bersama pseudohifa
yang biasanya pendek seperti gambaran spaghetti dan meatballs.
Pitiriasis Versikolor (panu) terjadi bila terdapat perubahan keseimbangan hubungan antara hospes
dengan ragi sebagai flora normal kulit. Keadaan yang mempengaruhi keseimbangan antara hospes dengan ragi
tersebut diduga adalah faktor lingkungan atau faktor suseptibilitas individual.
Faktor lingkungan di antaranya adalah lingkungan mikro pada kulit misalnya kelembaban kulit.
Sedangkan faktor individual antara lain adanya kecenderungan genetik, atau adanya penyakit yang mendasari
misalnya sindrom chusing atau malnutrisi.
Lesi Pitiriasis Versikolor dijumpai di bagian atas dada dan meluas ke lengan atas, leher dan perut
atau tungkai atas/bawah. Lesi khususnya dijumpai pada bagian yang tertutup atau mendapat tekanan pakaian,
misalnya pada bagian yang tertutup pakaian dalam.

25
Keluhan Pitiriasis Versikolor yang di alami penderita adalah adanya bercak/ macula berwarna putih
(hipopigmentasi) atau kecoklatan (hiperpigmentasi) dengan rasa gatal ringan yang munculnya saat berkeringat.
Pada kulit hitam atau coklat umumnya berwarna putih sedang pada kulit putih atau terang cenderung berwarna
coklat atau kemerahan (Soebono, 2001).

Gangguan kulit karena infeksi bakteri pada kulit yang paling sering adalah dermatofitosis (kurap).
tinea kapitis menyerang kulit kepala, tinea korporis pada permukaan kulit, tinea kruris pada lipatan kulit,
tinea pedis pada sela jari kaki (athlete's foot), tinea manus pada kulit telapak tangan, tinea imbrikata berupa
sisik pada kulit di daerah tertentu, dan tinea ungium pada kuku (Harahap, 2000).

Umumnya berbentuk sisik kemerahan pada kulit atau sisik putih. Pada kuku, terjadi peradangan di
sekitar kuku, dan bisa menyebabkan bentuk kuku tak rata permukaannya, berwarna kusam, atau membiru.
Keluhan yang dialami penderita tinea kapitis, tinea korporis, tinea imbrikata, tinea pedis dan tinea
kruris adalah rasa gatal.

4. Penyakit kulit alergi adalah


dermatitis kontak toksik, dermatitis kontak alergik, dermatitis okupasional, dermatitis
atopic, dermatitis stasis, dermatitis numularis, dermatitis solaris, pompliks, eritema nodosum
dan lain-lain. (Harahap, 2000).
Pada umumnya keluhan gangguan pada kulit adalah rasa gatal-gatal (saat pagi, siang, malam, ataupun
sepanjang hari), muncul bintik-bintik merah/ bentolbentol/ bula-bula yang berisi cairan bening ataupun nanah
pada kulit permukaan tubuh timbul ruam-ruam (Graham, 2005). Pada infeksi jamur superfisial, yang terinfeksi
adalah kulit (epidermis), selaput lendir mulut dan genitalia, kuku, dan rambut.
Seseorang mendapat penyakit ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
a. Predisposisi
b. Pekerjaan
c. Perubahan pH kulit atau metabolisme kulit
d. Daya tahan tubuh seseorang yang menurun
e. Menderita penyakit kronik atau tumor ganas
f. Kebersihan perorangan yang kurang baik
g. Gangguan hormonal

26
Patofisiologi Penyakit Kulit
Personal Hygiene yang kurang dan menurunnya daya tahan tubuh menyebabkan bakteri, virus, jamur
dan parasit mudah masuk ke dalam tubuh. Pada penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri dan virus, infeksi
dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sedangkan pada penyakit kulit akibat infestasi parasit
seperti sarcoptes scabiei yang hidup dirambut dan bertelur disana.
Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa dan dewasa. Kelainan kulit yang timbul akibat dari
garukan gatal akibat sensitisasi terhadap secret dan exkret sarcoptes kurang lebih sebulan setelah infestasi.
Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika. Gerukan dapat
menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder (Ganong, 2006).
Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum (lapisan kulit yang paling luar) yang
mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler, hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negatif.
Karena dilatasi pembuluh darah kulit yang luas, sejumlah besar panas akan hilang jadi dermatitis eksfoliatifa
memberikan efek yang nyata pada keseluruh tubuh.
Pada eritroderma terjadi eritema dan skuama yaitu pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit sel–sel
dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat dan sel–sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke
permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik/ plak jaringan epidermis yang profus (Ganong, 2006).
Menurut Ganong (2006), mekanisme terjadinya alergi obat seperti terjadi secara non imunologik dan
imunologik (alergik), tetapi sebagian besar merupakan reaksi imunologik. Pada mekanisme immunologik, alergi
obat terjadi pada pemberian obat kepada pasien yang sudah tersensitasi dengan obat tersebut. Obat dengan berat
molekul yang rendah awalnya berperan sebagai antigen yang tidak lengkap (hapten).
Obat/metaboliknya yang berupa hapten ini harus berkonjugasi dahulu dengan protein misalnya
jaringan, serum/ protein dari membran sel untuk membentuk antigen obat dengan berat molekul yang tinggi
dapat berfungsi langsung sebagai antigen lengkap.

Mikrobiologi Kulit

27
Kulit manusia tidak bebas hama (steril). Kulit steril hanya didapatka pada waktu yang sangat singkat
setelah lahir. Kulit manusia tidak steril karena permukaan kulit mengandung banyak bahan makanan (nutrisi)
untuk pertumbuhan organisme, antara lain lemak, bahan-bahan yang mengandung nitrogen, mineral, dan lain-
lain yang merupakan hasil tambahan proses keratinisasi atau yang merupakan hasil apendiks kulit. Mengenai
hubungannya dengan manusia, bakteri dapat bertindak sebagai parasit yaitu dapat menimbulkan penyakit atau
sebagai komensal yang merupakan flora normal (Djuanda, 2009).

Pengertian Sanitasi Makanan


Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan
dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang
dapat mengganggu kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses
pengolahan, penyimpanan, pengangkutan sampai pada saat dimana makanan dan minuman
tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen (Prabu, 2008).

Tujuan hygiene dan sanitasi makanan


Menurut Prabu (2008) sanitasi makanan bertujuan untuk menjamin keamanan dan
kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang
akan merugikan pembeli, mengurangi kerusakan/pemborosan makanan. Higiene dan sanitasi
makanan bertujuan untuk mengendalikan faktor makanan, tempat dan perlengkapannya yang
dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan

pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud

makanan adalah : “Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured

or preparedform, wich are part of human diet.” Batasan makanan tersebut tidak termasuk air,

obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

28
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak
untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :

1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki

2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.

3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh
enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan
karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.

4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh
makanan (food borne illness).

Prinsip dalam Hygiene dan Sanitasi Makanan

Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah upaya praktis dan penyehatan makanan. Menurut
Depkes RI (1994) prinsip-prinsip higiene sanitasi makanan meliputi :
a. Pemilihan bahan makanan.
b. Penyimpanan bahan makanan.
c. Pengolahan makanan.
d. Penyimpanan makanan.
e. Pengangkutan makanan, dan
f. Penyajian makanan.

a) Pemilihan Bahan Makanan


Bahan makanan perlu dipilih yang sebaik-baiknya dilihat dari segi kebersihan, penampilan
dan kesehatan. Penjamah makanan dalam memilih bahan yang akan diolah harus mengetahui
sumber-sumber makanan yang baik serta memperhatikan ciri-ciri bahan yang baik.
Beberapa hal yang harus diingat tentang pemilihan bahan makanan:

1. Hindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber yang tidak jelas.

29
2. Gunakan catatan tempat pembelian bahan makanan.
3. Mintalah informasi atau keterangan asal-usul bahan yang dibeli.
4. Belilah bahan di tempat penjualan resmi dan bermutu seperti : rumah potong pemerintah
atau tempat potong resmi yang diawasi pemerintah, tempat pelelangan ikan resmi dan
pasar bahan dengan sistem pendingin.
5. Tidak membeli bahan makanan yang sudah kadaluwarsa atau membeli daging/unggas
yang sudah terlalu lama disimpan, khususnya organ dalam (jeroan) yang potensial
mengandung bakteri.
6. Membeli daging dan unggas yang tidak terkontaminasi dengan racun/toksin bakteri pada
makanan.

b). Penyimpanan Bahan Makanan


Menurut Depkes RI (2004), dalam penyimpanan bahan makanan hal-hal yang diperhatikan
adalah sebagai berikut :

1. Penyimpanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih dan memenuhi
syarat
2. Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga mudah untuk
mengambilnya, tidak menjadi tempat bersarang/bersembunyi serangga dan tikus, tidak
mudah membusuk dan rusak, dan untuk bahan-bahan yang mudah membusuk harus
disediakan tempat penyimpanan dingin
3. Setiap bahan makanan mempunyai kartu catatan agar dapat digunakan untuk riwayat
keluar masuk barang dengan system FIFO (First In First Out).

c). Pengolahan Makanan


Menurut Dewi (2004) yang mengutip dari Anwar dkk (1997), pengolahan makanan
menyangkut 4 (empat) aspek, yaitu :

30
 Penjamah Makanan

Penjamah makanan adalah seorang tenaga yang menjamah makanan mulai dari
mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam penyajian makanan.
Pengetahuan, sikap dan perilaku seorang penjamah mempengaruhi kualitas makanan
yang dihasilkan.

Penjamah juga dapat berperan sebagai penyebar penyakit, hal ini bisa terjadi melalui
kontak antara penjamah makanan yang menderita penyakit menular dengan konsumen
yang sehat, kontaminasi terhadap makanan oleh penjamah yang membawa kuman.

 Cara Pengolahan Makanan

Persyaratan pengolahan makanan menurut Permenkes No.304/Per/IX/1989 adalah: semua


kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak
langsung antara penjamah dengan makanan. Perlindungan kontak langsung dengan
makanan jadi dilakukan dengan: sarung tangan, penjepit makanan, sendok, garpu dan
sejenisnya. Dan setiap tenaga pangolah makanan pada saat bekerja harus memakai
celemek, tutup rambut, sepatu dapur, tidak merokok serta tidak makan/menguyah.

 Tempat Pengolahan Makanan

Tempat pengolahan makanan, dimana makanan diolah sehingga menjadi makanan jadi
biasanya disebut dengan dapur, menurut Depkes RI (1994) perlu diperhatikan kebersihan
tempat pengolahan tersebut serta tersedianya air bersih yang cukup.

 Perlengkapan/Peralatan dalam Pengolahan Makanan

Prinsip dasar persyaratan perlengkapan/peralatan dalam pengolahan makanan adalah


aman sebagai alat/perlengkapan pengolahan makanan. Aman ditinjau dari bahan yang
digunakan dan juga desain perlengkapan tersebut.

d). Penyimpanan Makanan

31
Menurut Depkes RI (1994) penyimpanan makanan dimaksudkan untuk mengusahakan
makanan agar dapat awet lebih lama. Kualitas makanan yang telah diolah sangat dipengaruhi
oleh suhu, dimana terdapat titik-titik rawan untuk perkembangbiakan bakteri patogen dan
pembusuk pada suhu yang sesuai dengan kondisinya.

e). Pengangkutan Makanan


Makanan yang telah selesai diolah di tempat pengolahan, memerlukan pengangkutan
untuk selanjutnya disajikan atau disimpan. Bila pengangkutan makanan kurang tepat dan alat
angkutnya kurang baik kualitasnya, kemungkinan pengotoran dapat terjadi sepanjang
pengangkutan (Depkes RI, 1994).
f). Penyajian Makanan
Menurut Permenkes No.304/Menkes/Per/IX/1989, persyaratan penyajian makanan adalah
sebagai berikut:

1. Harus terhindar dari pencemaran


2. Peralatan untuk penyajian harus terjaga kebersihannya
3. Harus diwadahi dan dijamah dengan peralatan bersih
4. Penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian yang bersih
5. Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan berikut:
o Di tempat yang bersih
o Meja ditutup dengan kain putih atau plastik
o Asbak tempat abu rokok setiap saat dibersihkan
o Peralatan makan dan minum yang telah dipakai paling lambat 5 menit sudah
dicuci.

Keadaan bahan makanan


Semua jeis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta kesegarannya
terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau rusak seperti daging,
ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb. Baham makanan yang baik kadang kala
tidak mudah kita temui, karena jaringan perjalanan makanan yang begirtu panjangdan melalui
jarngan perdagangan yang begitu luas.

32
Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah menghindari
penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat
dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.
Cara penyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan
makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan makanan RS
perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat
membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene
sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
– Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi
syarat
– Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi
kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk
produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.
Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian
Yaitu:
1. Tempat pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat
pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam
proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya
harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan
sanitasi.

2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan

Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung
berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan,
pengolahan pengangkutan sa mpai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran
dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya.
Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak
infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus

33
ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens,
Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah
makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.
3. Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan
sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip
higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good manufacturing practice).

Cara penyimpanan makanan masak

Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat


penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin. Makanan
yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C. Untuk makanan yang
disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.

Cara penyajian makanan masak

Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut terhindar dari
pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih, petugas yang menyajikan
harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya.

Peranan Makanan Sebagai Media Penularan Penyakit


Menurut Sihite (2000), makanan dalam hubungannya dengan penyakit, akan dapat
berperan sebagai :
1.Agen
Makanan dapat berperan sebagai agent penyakit, contohnya : jamur seperti Aspergillus
yaitu spesies dari genus Aspergillus diketahui terdapat dimana-mana dan hampir dapat tumbuh
pada semua substrat, fungi ini akan tumbuh pada buah busuk, sayuran, biji-bijian, roti dan bahan
pangan lainnya.

34
2.Vehicle
Makanan juga dapat sebagai pembawa (vehicle) penyebab penyakit, seperti : bahan kimia
atau parasit yang ikut termakan bersama makanan dan juga beberapa mikroorganisme yang
patogen, serta bahan radioaktif. Makanan tersebut dicemari oleh zat-zat diatas atau zat-zat yang
membahayakan kehidupan.
3.Media
Makanan sebagai media penyebab penyakit, misalnya kontaminasi yang jumlahnya kecil,
jika dibiarkan berada dalam makanan dengan suhu dan waktu yang cukup, maka bisa
menyebabkan wabah yang serius.

Penyehatan Makanan
Makanan merupakan suatu hal yang yang sangat penting di dalam kehidupan manusia,
makanan yang dimakan bukan saja memenuhi gizi dan mempunyai bentuk menarik, akan tetapi
harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang dapat
menyebabkan penyakit.
Menurut Depkes RI, (2000) Penyehatan makanan adalah upaya untuk mengendalikan
faktor tempat, peralatan, orang dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
gangguan kesehatan.
Ada dua faktor yang menyebabkan suatu makanan menjadi berbahaya bagi
manusia antara lain (Chandra, 2006) :
1.Kontaminasi
a.Parasit, misalnya : cacing dan amuba.
b.Golongan mikroorganisme, misalnya : salmonela

35
dan shigella.
c.Zat kimia, misalnya : bahan pengawet dan pewarna.
d.Bahan-bahan radioaktif, misalnya : kobalt dan uranium.
e.Toksin atau racun yang dihasilkan mikroorganisme, misalnya:stafilokokusdan
clostridium botulinum
2.Makanan yang pada dasarnya telah mengandung zat berbahaya, tetapi tetap dikonsumsi
manusia karena ketidaktahuan, dapat dibagi menjadi tiga golongan :
a.Secara alami makanan itu memang telah mengandung zat kimia beracun, misalnya
singkong yang mengandung HCN, ikan dan kerang yang mengandung unsur toksik tertentu
(Hg dan Cd) yang dapat melumpuhkan sistem saraf.
b.Makanan dijadikan sebagai media perkembangbiakan sehingga dapat menghasilkan
toksin yang berbahaya bagi manusia, misalnya dalam kasus keracunan makanan akibat
bakteri.
c.Makanan sebagai perantara. Jika suatu makanan yang terkontaminasi dikonsumsi
manusia, memerlukan masa inkubasi untuk berkembangbiak dan setelah beberapa hari dapat
mengakibatkan munculnya gejala penyakit. Misalnya penyakit typhoid abdominalis dan
disentri basiler

INFEKSI DARI MAKANAN


*Makanan terkontaminasi mikroorganisme patogen yang hidup
*MO berkembang dalam tubuh, timbul gejala penyakit
*Waktu inkubasi lebih panjang dibandingkan peracunan makanan karena mikroorganisme
memerlukan waktu untuk tumbuh dan berkembang biak di dalam tubuh.
*MO terbanyak menimbulkan infeksi : bakteri
*Jenis makanan yang banyak terkontaminasi bakteri penyebabinfeksi ; berasam rendah, tinggi
protein

36
PERACUNAN MAKANAN
*Racun alami hewan dan tanaman, racun kimia, racun MO
Mikroorganisme yang sering mengkontaminasi : bakteri danjamur
*Makanan terkontaminasi mikroorganisme patogen yang hidup
*MO berkembang dalam tubuh, timbul gejala penyakit
*Waktu inkubasi lebih panjang dibandingkan peracunanmakanan karena mikroorganisme
memerlukan waktu untuk tumbuh dan jamur.

37
PENUTUP
Strategi bisnis adalah suatu cara yang digunakan perusahaan untuk menghadapi persaingan dalam
dunia bisnis. dalam strategi bisnis terdapat tiga langkah untuk menentukan tujuan yaitu, analisis,
integrasi, dan implementasi.

Analisis yang digunakan adalah analisis SWOT yaitu strength, weakness, opportunity, dan threat.
Strategi dalam bisnis juga tidak lepas dari 4P (Marketing Mix) yaitu product, price, place, promotion.
Dalam persaingan bisnis dibutuhkan strategi yang sangat matang, sehingga tidak akan kalah bersaing
dari pembisnis lain. Dan juga dibutuhkan seorang yang berpengalaman dalam menjalankan strategi
bisnis. Oleh karena itu strategi bisnis akan menentukan keberhasilan dan hidup matinya perusahaan.

Berdasarkan makalah dan materi yang diberikan oleh dosenn pembimbing, penulis dapat
menyimpulkan bahwa strategi binis maupun bahasa sangat penting dalam dunia kerja,karena dalam
menunjang kinerja kerja tersebut.Dan semoga makalah ini dapat menjadikan patokan dalam
menjalankan suatu kergiatan.

38
DAFTAR PUSTAKA

Materi ringkasan mata kulian Hygiene Sanitasi pada semester 5 dengan dosen pmbimbing Ibu
Tety.

39

Anda mungkin juga menyukai