Hipopituitarisme
PEMERIKSAAN ROENTGENOGRAFI
Roentgenogram tengkorak adalah paling membantu bila ada lesi destruktif atau desak ruang
yang menyebabkan hipopituitarisme. Pada penderita dengan mual , muntah, kehilangan
penglihatan, nyeri kepala atau peningkatan lingkaran kepala, dapat ditemukan bukti adanya
tekanan intrakranium yang meningkat. Pebesaran sella terutama pembengkakan seperti balon
dengan erosi dn kalsifikasi di dalam atau diatas sella , mungkin terdeteksi. MRI terindikasi pada
semua penderita dengan hipopituitarisme. Selain memberikan rincian mengenai lesi desak ruang,
pemeriksaan ini dapat menentukan ukuran kelenjar pituitaria lobus anterior dan posterior dan
tangkai kelenjar pituitaria. Pemeriksaan ini lebih superior daripada dengan tomografi komputasi
dalam membedakan bentuk utuh sella tursika ko- song. Kelenjar pituitaria posterior telah dikenali
setelah titik yang terang. Pada banyak kasus defisiensi hormon kelenjar pituitaria idiopatik multipel
dengan mulainya prenatal dan perinatal, titik terang kelenjar pituitaria posteriornya adalah ektopik.
Ia muncul pada dasar hipotalamus bukannya pada fossa pituitaria. Teknik diagnostik ini dapat
memberikan konfirmasi dengan tepat adanya hpopituitarisme yang dicurigai pda bayi baru lahir
dengan hipoglikemia dan mikropenis.
Kematangan skeleton sangat terlambat pda penderita defisiensi GH yang berlangsung lama.
Usia tulang cenderung sekitar 75% usia kronologis. Mungkin bahkan lebih terlambat pada
penderita defisiensi GH dan TSH. Fontanela mungkin tetap terbuka setelah umur 2 tahun, dan
tulang tambahan intersutura mungkin ditemukan. Tulang panjang adalah langsing dan osteopenik.
Metode yang lebih baru dari penilaian komposisi tubuh, seperti absorpsiometri foton sinar-x ganda,
menunjukkan mineralisasi tulang yang kurang , defisiensi massa tubuh tanpa lemak, dan
peningkatan adipositas yang sesuai.