Laporan Boks
Agutus 2018
ENDOKRINOLOGI
Januari - Maret 2018
Oleh :
dr. M. Yudi Rakhmadi
dr. Dwi Gustiarini
dr. Diah Anggraini
dr. Firman Syahbana
dr. Yusardi Reska Pradana
dr. Anies Mediressia
dr. Muhammad Aulia
dr. Sri Kesuma Astuti
dr. Aulia Rusyda
Pembimbing :
dr. Aditiawati, Sp.A (K)
1
I. PENDAHULUAN
Laporan ini merupakan hasil kegiatan di boks endokrinologi padaperiode Januari - Maret
2018. Pada periode ini bertugas 9 orang residen, seperti yang tercantum di bawah ini
Residen yang bertugasperiode Januari – Maret 2018
Residen Bulan
Bertugas Januari Februari Maret
dr. M. Yudi Rakhmadi Dr. Yusardi Reska P
Junior Dr. Firman Syahbana dr. Dwi Gustiarini
dr. Diah Anggraini
Madya Dr. Anies Mediressia Dr. Muhammad Aulia
Dr. Sri Kesuma Astuti Dr. Sri Kesuma Astuti Dr. Sri Kesuma Astuti
Senior
Dr. Aulia Rusyda
2
HASIL KEGIATAN
Penderita yang telah selesai kami rawat pada boks Endokrinologi sebanyak 13 orang
penderita dengan spektrum penyakit sebagai berikut :
Umur (thn)
3
<1 1-<3 3-<5 >5
Bulan Diagnosis Lama Baru Jml
L P L P L P L P
Januari Diabetes Melitus tipe 1 - - - - 1 - 1 2 1 3 4
KAD ec Diabetes - - - - - - 1 1 2 - 2
Melitus tipe 1
Februa KAD ec Diabetes - - - - - 1 - - 1 - 1
ri Melitus Tipe 1 +
dehidrasi ringan sedang
Osteogenesis - - - 1 - - - - 1 - 1
Imperfecta
CAH tipe salt wasting + 1 - - - - - - - 1 - 1
hiponatremia + gizi
kurang + GDD
Maret Ketoasidosis Diabetik - - - - - - - 1 - 1 1
Ketoasidosis Diabetik - - - - - - 1 - 1 - 1
e.c. Diabetes Melitus
Tipe 1 + Oral
Moniliasis + gizi Buruk
Hipertiroid + Decomp - - - - - - - 1 - 1 1
Cordis e.c. Thyroid
Heart Disease +
Delayed Puberty
Congenital Adrenal - - - 1 - - - - 1 - 1
Hyperplasia tipe Salt
Wasting post
Klitoroplasti
Jumlah 1 - - 2 1 1 3 5 8 5 13
URAIAN PASIEN
A. Ketoasidosis diabetikum
4
Anamnesis
Keluhan utama: sesak napas
Keluhan tambahan: badan terasa lemas
Riwayat perjalanan penyakit
Sejak 4 hari SMRS, penderita tampak lesu, dan badan terasa lemas, muntah (+) frekuensi 1
kali per hari tidak menyemprot, 1/4 gelas belimbing, isi apa yang dimakan dan diminum,
mual (+), demam (-), batuk (-), BAB dan BAK biasa, penderita belum dibawa berobat.
Sejak 12 jam SMRS, penderita tiba-tiba sesak nafas. Sesak tidak dipengaruhi aktivitas,
cuaca dan posisi. Batuk (-), demam (-), terlalu tinggi, mual (+), muntah (+), frekuensi 6x, @
1/5 - 1/4 gelas belimbing, isi apa yang dimakan, menyemprot (-), BAB dan BAK biasa.
Penderita tampak semakin sesak napas, kemudian dibawa ke IGD RSMH kemudian di
rawat inap.
Penderita telah terdiagnosis diabetes melitus tipe I sejak tahun 2014, telah mendapat terapi
insulin, penderita tidak kontrol teratur. Penderita telah sembilan kali dirawat dengan
keluhan yang sama. Riwayat penyuntikan insulin teratur.Riwayat makan tidak teratur.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga menderita Diabetes Melitus tidak ada.
Pemeriksaan fisis
Keadaan umum : sensorium GCS: E3M5V4, nadi 90 x/m (isi dan tegangan cukup), tekanan
darah100/70 mmHg, frekuensi nafas 34 kali/menit (cepat dan dalam), Suhu 37,30C.
Kepala : napas cuping hidung (+), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil bulat,
isokor, 3mm/3mm, reflek cahaya normal, faring hiperemis (-), tonsil hiperemis (-).
Thoraks: simetris, retraksi (-). Pulmo: vesikuler normal, rhonki (-), wheezing (-), Cor: bunyi
jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-). Abdomen: datar, lemas, hepar dan lien tidak
teraba, bising usus normal. Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3” . Status pubertas: M2P1
Diagnosis awal: Ketoasidosis diabetikum + Gizi kurang
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Hb: 13.5 g/dL, RBC 4,98 106/mm3, Ht: 42 %, WBC: 16,4 x 103/mm3, LED: 10
mm/jam, Plt: 456 x 103/uL, Diff. Count 0/0/82/15/3 %, CRP <5,GDS 579 mg/dL, Ureum 64
mg/dL, Creatinin 0,50 mg/dL, Na 141 mmol/L, K4 mmol/L, HbA1C 14.9 % (4-6.5%)
Analisis Gas Darah:
pH 7.117, pCO2 20.6, SO2 93.4, HCO3 6.7, BE -22.9, BEb -20.2
5
Urinalisis: Kuning, Jernih, BJ 1.010 pH 5.0 Protein (-) Ascorbic acid (-) Glukosa (+++)
Keton (+++) Darah (-) Bilirubin (-) Urobilinogen 1 Nitrit (-) Leu Esterase (-) Epitel (-) Leu
0-2 Eri 0-1 Silinder (-) Kristal (-) Bakteri (-) Mukus (-) Jamur (-)
Tatalaksana
Resusitasi cairan untuk dehidrasi ringan sedang, 3.600 cc/48 jam. Drip insulin 50 iu dalam
500 cc NaCl 0,9% kecepatan 23 cc/jam, diturunkan bertahap. Insulin Novorapid® 6 iu - 6 iu
- 6 iu dan Levemir® 6 iu secara subkutan. Penderita makan dan minum dengan target kalori
2.100kkal/ hari dalam bentuk nasi biasa 3x 1 porsi, snack 3x 1 dengan komposisi 50-55%
karbohidrat, 10-20% protein, dan 30% lemak. Penderita pulang kontrol setelah 10 hari
perawatan dengan menggunakan insulin Novorapid® 6 iu - 6 iu - 6 iu dan Levemir® 6 iu
serta diberikan edukasi kepada penderita dan ibu penderita agar menyuntikkan insulin secara
teratur. Penderita dan keluarga juga diedukasi untuk monitor gula darah dan kontrol teratur
Diagnosis akhir :Ketoasidosis diabetikum ec diabetes mellitus tipe 1 + Gizi kurang
B. Diabetes Melitus
1. An. AA/LK/4 th 4 bl/BB 17 Kg/TB 105 cm/Status Gizi : Gizi baik
Anamnesis
Keluhan utama: badan badan turun
Keluhan tambahan : sering BAK, banyak makan dan minum,
Riwayat perjalanan penyakit
Berat badan semakin menurun sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Penderita
juga mengeluh banyak makan tetapi badan terasa semakin mengurus, berat badan
sebelumnya 21 kg menjadi 17 kg. Penderita juga sering terasa haus dan banyak kencing.
BAK 2-3 kali tiap malam, BAB seperti biasa. Penderita dibawa berobat ke RSUD Kayu
Agung dan dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu didapatkan hasil 500 mg/dl,
dikatakan penderita menderita Diabetes melitus, penderita disarankan untuk dirujuk ke
RSMH. Pasien datang ke poliklinik endokrinologi anak RSMH dilakukan pemeriksaan
gula darah sewaktu 494 mg/dl dan HbA1C : 15.1%. Untuk pemeriksaan lebih lanjut
penderita dirawat di RSMH.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat orang tua atau keluarga dengan Diabetes Melitus disangkal.
Pemeriksaan fisis
6
Keadaan umum: sensorium: compost mentis, Nadi 108 x/m (isi dan tegangan cukup),
Tekanan darah90/60 mmHg, Frekuensi nafas 24 kali/menitSuhu 37,10C.
Kepala : Napas cuping hidung (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil bulat,
isokor, 3mm/3mm, Reflek cahaya normal, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1. Thoraks:
simetris, retraksi (-). Pulmo: vesikuler normal, rhonki (-), wheezing (-), Cor: BJ I-II normal,
murmur (-), gallop (-). Abdomen: datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, bising usus
normal. Ekstremitas : akral pucat (-), CRT 2”status pubertas : G1P1
Diagnosis awal:Diabetes Melitus tipe 1
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
Hb-A1C 15.1%
Hb 13.2 gr/dL, WBC 10 x 103/mm3, Ht 38%, Plt 483 x 103/uL,DC 0/2/43/48/7 ,GDS 494
g/dL
Urinalisa: Kuning, Jernih, BJ 1.010 PH 6.0 Protein (-) Ascorbic Acid (-) Glukosa (++) Keton
(-) Bilirubin (-) Darah (-) Urobilinogen (-) Nitrit (-) Leukosit esterase (-) Epitel (-) Leu 0-1
Eri 0-1 Silinder (-) Bakteri (-) Mukus (-) Jamur (-)
Tatalaksana
Insulin Novorapid® 3 iu – 3 iu – 3 iu dan Levemir® 4 iu secara subkutan. Penderita makan
dan minum dengan target kalori 1.500kkal/ hari dalam bentuk nasi biasa 3x1 porsi, snack 3x
1 dengan komposisi 50-55% karbohidrat, 10-20% protein, dan 30% lemak. Penderita pulang
kontrol setelah 6 hari perawatan dengan menggunakan insulin Novorapid® 3 iu – 3 iu - 3 iu
dan Levemir® 4 iu serta diberikan edukasi kepada ibu penderita agar menyuntikkan insulin
secara teratur, monitor gula darah dan kontrol teratur.
Diagnosis akhir: Diabetes Melitus Tipe I
7
namun tampak semakin kurus.Selain itu juga tampak semakin lesu dan lemas.Sakit
kepala tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada.Buang air besar tidak ada keluhan. Anak lalu
dibawa ke Puskesmas, dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan hasil kadar gula
darahnya 415 mg/dl. Anak lalu dirujuk ke rumah sakit di Lampung lalu dirujuk ke
RSMH.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat diabetes mellitus disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat diabetes mellitus disangkal
Riwayat makan :
Anak sering mengkonsumsi minuman manis
Makan nasi + lauk 3-5 kali sehari sebanyak 1-2 porsi
Pemeriksaan fisik :
Keadaan Umum:
Sens :compos mentis, TD 120/60, T: 36.9°C RR: 22x/menit (reguler) N: 89x/menit (isi
dan tegangan cukup)
Keadaan Spesifik :
Kepala: konjungtiva anemis (-), skera ikterik (-), napas cuping hidung (-), bekuan
darah pada gusi, akantosis nigrikan (-)
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
Toraks: bentuk dan gerakan simetris, retraksi (-)
Jantung : bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar bising
Paru : vesikuler (+) normal, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing
Abdomen : datar, lemas, hepat dan lien tidak teraba, bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3”.
Status gizi ;
BB : 32 Kg TB : 155 cm
BB/U : P25-P50
TB/U :< P5
BB/TB : 32/44 x 100% = 72.7%
Kesan : Gizi kurang perawakan pendek
Laboratorium :
8
Hb 12.4 g/dL Eritrosit 4.460.000/mm 3 Leukosit 7.500/mm3 Ht 35% Trombosit
242.000/µL MCV 77.8 fL MCH 28 pg MCHC 36 g/dL RDW-CV 12.40% LED 6 mm/jam DC
0/1/51/41/7 GDS 316 mg/dlHb-A1C 15.2Ureum 23 mg/dL Creatinin 0.38 mg/dL
Urinalisis :
Warna kuning muda jernih BJ 1.010 pH 6.0 Protein (-) Ascorbic acid (-) Glukosa (++
+)Keton (+++) Darah (-) Bilirubin (-) Urobilinogen 1 Lekosit esterase (-) Sedimen urin
(Epitel (-) Lekosit 0-1 Eritrosit 0-1 Silinder (-) Kristal (-) Bakteri (-) Jamur (-))
Diagnosis awal : Hiperglikemia e.c suspek diabetes mellitus tipe 1 + Gizi kurang
Terapi :
- Novorapid 4 – 4 – 4 iu sc (sebelum makan besar)
- Levemir 8 iu sc (malam)
- Diet 2300 kkal (Karbohidrat 1150 kkal/hari, protein 345 kkal/hari, lemak 805
kkal/hari) :
Makan pagi (20%) : 460 kkal
Snack pagi (10%) : 230 kkal
Makan siang (25%) : 575 kkal
Snack siang (10%) : 230 kkal
Makan malam (25%) : 575 kkal
Snack sore (10%) : 230 kkal
Hasil pemeriksaan C-peptida
Diagnosa Akhir : Diabetes mellitus tipe 1 + Gizi kurang
Terapi : lanjutkan terapi dan rawat jalan
9
retraksi (-), jantung dan paru dalam batas normal. Abdomen datar, lemas, bising usus normal,
hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat, CRT 2’. Simean crease (-).
Lab T3 : 2,07 (0,73-2,88)
FT4 : 1,26 (0,86-2,49) TSH : 18,76 (0,70-15,2)
Kesan :dicurigai suatu hipotiroid
Saran : belum ada tatalaksana khusus dari bagian endokrin. Cek ulang FT4 dan TSH 3
minggu lagi.
11
Penderita dikonsulkan dari bagian Neonatologidengan NCB SMK+sepsis meningitis
+hipotiriod. Dari hasil pemeriksaan fisis didapatkan keadaan umum sensorium compos
mentis, nadi 133x/menit (isi dan tekanan cukup), respirasi 44x/menit, suhu 36,60 C. Dari
pemeriksaan spesifik : kepala napas cuping hidung (-),pupil bulat isokor, wajah dismorfik (-),
makroglossy (-). Thorak simetris, retraksi (-), jantung : murmur (-) Paru : vesikuler normal,
ronki (-), wheezing (-). Abdomen datar,lemas, Bising usus normal, hepar tidak teraba, hernia
umbilikal (+). Ekstremitas akral hangat, CRT ≤ 3’
Laboratorium :
FT4 :1.45 (0.86 – 2.49) TSH : 24.23 (06 – 4.84)
Kesan :HipotiroidFisiologis
Saran :Tidak ada tatalaksana khusus dibidang endokrinologi. Cek ulang fungsi tiroid saat usia
3 bulan
4. MD/Lk/11 tahun/
Penderita dikonsulkan dari bagian nefrologi dengan diagnosis TB paru on terapi + meningitis
TB (perbaikan) + hiperkalemia berulang + horse kidney + nefrolithiasis. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum kompos mentis, nadi 92x/menit (isi dan tekanan cukup),
frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 36,50 C. Dari pemeriksaan spesifik : kepala napas cuping
hidung (-), pupil bulat isokor, konjungtiva anemis (-),Thorak simetris, retraksi (-), jantung
dan paru dalam batas normal. Abdomen datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak
teraba. Ekstremitas akral hangat, CRT 3’. Pada pemeriksaan PTH terdapat penurunan dan
hypokalemia berulang
Kesan :
- Kemungkinan kelainan pada reseptor PTH
- Kemungkinan suatu kelainan genetik/mutasi genetik
Saran :
Pemeriksaan PTHr (reseptor)
Pemeriksaan kadar vitamin D
Hindari penggunaan tiazid
Cek kalsium urin
Diet rendah kalsium
5. AZ /12 tahun/
12
Penderita dikonsulkan dari bagian nefrologi dengan diagnosis hipokalemia berulang +
poliuria ec Susp tubulopati dd/ diabetes insipidus sentral. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum kompos mentis, nadi 88x/menit (isi dan tekanan cukup), frekuensi
nafas 24 x/menit, suhu 36,80 C. Dari pemeriksaan spesifik : kepala napas cuping hidung (-),
pupil bulat isokor, Thorak simetris, retraksi (-), jantung BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-).
Paru : vesikuler (+) normal, Ronki -/-, wheezing -/-. Abdomen datar, lemas, Bising usus
normal, hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat, CRT < 3’. testis (-), scrotum
(-), hiperpigmentasi (-)
Kesan :masih mungkin suatu hipokalsemia berulang ec tubulopati dd/ diabetes insipidus tipe
sentral
Saran : CT scan kepala, koreksi kalium, balance cairan, pemberian diuretic seperti
spironolakton, cek fungsi tiroid
6. AN/Lk/
Penderita dikonsulkan dari bagian gastroenterohepatologi dengan diagnosis prolong jaundice
ec kolestasis intrahepatik + down syndrome + hipotiroid kongenital. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum kompos mentis, nadi 140x/menit (isi dan tekanan cukup),
frekuensi nafas 36 x/menit, suhu 36,70 C. Dari pemeriksaan spesifik : kepala napas cuping
hidung (-), pupil bulat isokor, Thorak simetris, retraksi (-), jantung BJ I-II normal, murmur
(+) grade III/6 dan paru dalam batas normal. Abdomen datar, lemas, bising usus normal,
hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat, CRT ≤ 3’.
Lab Ca 9.pho 4.5
Kesan : osteoporosis
Saran : cek vitamin D
Pemberian suplemen vit D dan kalsium
Calnic plus 1x5.0 ml PO (200 mg)
4. TL/Pr/1 thn
Penderita dikonsulkan dari bagian respirologi dengan diagnosis BP + down synrome +
hipotiroid + PFO. Pasien dikonsulkan karena curiga suatu tiroid. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum kompos mentis, nadi 96x/menit (isi dan tekanan cukup), frekuensi
nafas 24 x/menit, suhu 36,80 C. Dari pemeriksaan spesifik : kepala napas cuping hidung (-),
pupil bulat isokor, makroglosi, Thorak simetris, retraksi (+), jantung dan paru dalam batas
13
normal. Abdomen datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas
akral hangat, CRT ≤ 3’. Simian crease (+)
Kesan : hipotiroid kompensata
Saran :pemberian thyrax 1x30 mcg
.kontrol ulang ke poli endoktrin 1 bulan lagi
Cek ulang fT4 TSH 1 bulan lagi
14
7. An. AS/Prk/15 tahun
Penderita dikonsulkan dari divisi alergi imunologi dengan diagnosis SLE + hipertensi
terkontrol + hipertiroid. Dari hasil pemeriksaan fisis didapatkan keadaan umum compos
mentis, nadi 88x/menit (isi dan tekanan cukup), suhu 36.8 0 C, pernapasan 24x/menit. Dari
pemeriksaan spesifik : kepala napas cuping hidung (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik
(-). Thoraks simetris, retraksi (-), jantung dalam batas normal, paru didapatkan suara nafas
vesikuler (+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-). Abdomen datar, lemas, Bising usus normal, hepar
dan lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat, CRT ≤ 3’.
Laboratorium : FreeT4 1.67, TSH 0.637, T3 1.06
Kesan :Hipertiroid
Saran : Pemberian Thyrozol diteruskan 10 mg (pagi), 5 mg (sore)
Tabel 2. Distribusi penyakit pada kunjungan penderita rawat jalan poliklinik khusus
endokrinologi menurut umur dan jenis kelamin
L P L P L P L P
Diabetes - - 1 - - 4 21 12 37 1 38
mellitus tipe I
Diabetes - - - - - - 2 - 2 - 2
insipidus
Hipotiroid 9 4 12 8 4 6 1 3 46 1 47
kongenital
Hipertiroid - - - 1 - - 3 13 17 - 17
Hipotiroid 1 3 1 4 1 - 2 4 14 2 16
Sinekia Vagina - 3 - 2 - 1 - - 2 4 6
CAH 1 4 - 6 1 3 - - 15 - 15
UDT bilateral 2 - 3 - 1 - 2 - 6 2 8
Mikropenis - - 4 - 2 - 6 - 10 2 12
Hidden penis - - - - - - 1 - - 1 1
Hipokortisol 2 - - - - - - - 2 - 2
Sex ambigu - - - 1 1 - 2 1 4 1 5
(DSD)
Hiperkortisol - 1 - 1 - - - - 1 1 2
Susp. Ricketsia - - - 1 - - - - - 1 1
Sindrom - - - - - - - 3 3 - 3
metabolik
Delayed Puberty - - - - - - 4 - 4 - 4
Hashimoto - - - - - - - 1 1 - 1
Disease
17
Short Stature - - - - - - 2 2 - 4 4
Marfan’s - - - - - - 1 - 1 - 1
Syndrome
Grave’s Disease - - - - - - 1 - 1 - 1
Tiroid ektopik - - - - - - - 1 1 - 1
Steroid induced - - - - - - - 1 1 - 1
DM
Jumlah 15 15 21 24 10 14 48 41 168 20 188
Dari tabel 2, terdapat kunjungan penderita lama DM. Pada penderita DM dilakukan follow up
terhadap kadar gula darah sewaktu dan glukosa pada urin dan meneruskan terapi. Penderita
hipotiroid kongenital dilakukan pemeriksaan kadar TSH dan T4, dan diberikan terapi L-
thyroksin. Penderita hipertiroid dilakukan pemeriksaan kadar TSH ,T3, FT4, dan USG tiroid
dan diberikan terapi propiltiourasil (PTU) atau thyrozol serta disarankan untuk menghindari
aktifitas berat.
PENUTUP
Terima kasih kami ucapkan kepada Ketua Bagian IKA FK UNSRI, Ketua Program Studi dan
Supervisor boks Endokrinologi yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan kepada
kami untuk belajar dan bekerja di boks ini.
18