Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ILMU BAHAN
Studi Material Ilmu Bahan Fiber

Disusun Oleh :

Julio de Deus. X. F 05.2016.1.01112


Nuris Samsi. A 05.2016.1.01117
Rizal Rachman 05.2016.1.01122
Ahmad Ma’ruf 05.2016.1.01127
Moh. Zanuar Lukmana 05.2017.1.90366

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL & KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

MATA KULIAH : Ilmu Bahan


DOSEN : Siti Fariya, S.T., M.T
Kata Pengantar

Pertama – tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan.

Rasa terima kasih juga kami panjatkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, tidak terkecuali kepada Dosen
pembimbing mata kuliah Ilmu Bahan, Ibu Siti Fariya, S.T., M.T yang telah sudi
untuk memberikan segenap tenaga dan pengetahuan untuk membimbing. Lalu
kepada teman – teman yang telah membantu menuangkan refrensi sebagai
kelancaran pembuatan makalah ini.

Makalah ini sedikit mengulas mengenai studi kasus Ilmu Bahan pada Material
Fiber Sebagai Metrial Pembuatan Kapal. Sebelum memasuki penjelasan yang lebih
jauh mengenai perihal tersebut, akan lebih baik bila kita mengulas sedikit mengenai
material fiber atau serat komposit, maka makalah ini kami tuliskan bertujuan untuk
memahami peranan material tersebut yang diadopsi sebagai material pokok
pembuatan kapal laut. Harapannya makalah ini dapat menambah wawasan dan bisa
berguna bagi pembaca yang ingin mengenal secara singkat mengenai Material
tersebut.

Sekian dari kami, apabila ada kesalahan dalam penulisan dan penjelasan, kami
mohon maaf sebesar – besarnya.

Surabaya, 30 September 2017


DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang

A.2 Rumusan Masalah

A.3 Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

B.1. Penjelasan Singkat Material Fiber

B.2. Proses Produksi Kapal Fiber

B.3. Kelebihan dan Kekurangan Material Fiber

B.4. Kapal dari Material Fiber

BAB 3 PENUTUP

C.1. Kesimpulan

C.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.1. LATAR BELAKANG

Materi ini membahas singkat perihal studi material fiber. Ada banyak macam
material pembuatan kapal, dalam makalah ini kami tuangkan rasa keresahan dan
penasaran atas studi kasus material ilmu bahan yaitu Fiber Reinforced Polymer atau
FRP atau biasa di kenal dengan Fiber, yang diadobsi sebagai material pembuatan
kapal pada era modern sekarang. Penguasaan materi ini diharapkan bisa membantu
kawan – kawan untuk menambah wawasan mengenai salah satu studi kasus
material ilmu bahan fiber khususnya.

Selain itu, untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan kawan -


kawan, dan juga sebagai tolak ukur pembelajaran secara keseluruhan yang harus
dicapai dalam materi kuliah terserbut.

A.2. RUMUSAN MASALAH

1. Studi Kasus Konsep Teknologi

- Penjelasan singkat material fiber

- Proses produksi kapal fiber

- Apa kelebihan dan kekurangan dari material fiber

- Aplikasi material fiber pada pembuatan kapal

A.3. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa mampu untuk mengetahui
secara singkat mengenai studi kasus material ilmu bahan, fiber khususnya.
BAB II

PEMBAHASAN

B.1. Fibre reinforced polymers (FRP)


Ialah serat yang diperkuat polimer adalah bahan yang sering disebut dengan
komposit. Kata komposit berasal dari kata latin yaitu componere, yang artinya
disatukan. Komposit merupakan material yang dibentuk dari dua atau lebih bagian
yang terpisah dengan tahap yang berbeda diantara kedua materialnya. Karenanya,
ada banyak jenis komposit disekitar kita. Komposit akan mengacu pada polimer
yang berserat. Bahan ini adalah komposit yang matriks polimernya diperkuat dengan
banyak serat yang relatif ringan dan panjang. Bahan komposit juga banyak
ditemukan di peralatan olah raga, pesawat terbang, dan indutri pesawat ruang
angkasa. Meskipun bahan komposit telah sering digunakan didalam industri
pembangunan, penggunaan dan bahan material itu sendiri dapat dianggap sebagai
bahan baru dalam perspektif industri pembangunan (Carolin, 2003).

B.1.1. Carbon Fibre Reinforced Polymers (CFRP)

Serat karbon memiliki modulus elastisitas yang tinggi, 230-380 Gpa. Serat karbon
tidak menyerap air dan tahan terhadap bahan kimia. Mereka mampu menahan lelah
(fatigue) dengan sangat baik, tidak menimbulkan korosi dan tidak
menunjukan creep atau kendur, memiliki kekenduran/relaksasi yang sedikit
dibandingkan dengan baja prategang mutu tinggi yang memiliki kekuatan tarik
rendah. Serat karbon juga bisa sebagai penghantar listrik, oleh karena itu
kemungkinan dapat menyebabkan korosi/karat galvanik jika bersentuhan langsung
dengan baja (Carolin, 2003).

Material Carbon Fibre Reinforced Polymers (CFRP)

B.1.2. Aramid Fibre Reinforced Polymers (AFRP)

Aramid adalah singkatan dari Aromatic Polyamid (poliamid aromatik). Merk yang
terkenal dari serat aramid adalah kevlar, selain itu juga ada yang lain seperti Twaron,
Technora, dan SMV. Modulus elastisitas seratnya adalah 62-117 Gpa. Aramid
biasa digunakan sebagai bahan pembuatan helm dan pakaian anti peluru. Serat
aramid sensitif terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan radiasi sinar ultra violet
oleh karena itu sangat jarang dipakai didalam konstuksi sipil (Carolin, 2003).

Material Aramid Fibre Reinforced Polymers (AFRP)

B.1.3. Glass Fibre Reinforced Polymers (GFRP)

Serat glass lebih murah daripada serat karbon dan serat aramid. Sehingga bahan
komposit serat gelas menjadi sangat populer diantara jenis perkuatan dengan
material fiber lainnya, contohnya industri perahu. Modulus seratnya berkisar 72-80
GPa. Serat gelas sangat sensitif dengan kekenduran/relaksasi. Serat gelas/kaca
sangat sensitif juga dengan uap lembab/embun, tetapi dengan pemilihan matriks
yang tepat serat dapat terlindungi (Carolin, 2003).

Material Glass Fibre Reinforced Polymers (GFRP)


B.2. Proses Produksi Kapal Fiber
Fiberglass atau fibercarbon sering ditemukan untuk pembuatan berbagai
kerajinan, Untuk membuat perahu fiber langkah yang harus Anda lakukan adalah
menyiapkan bahan-bahan. Bahan-bahan tersebut diantaranya minyak resin, talk,
katalis, roving, mat/mesh, triplek glossy, kayu, cat plinkot serta dinamo listrik. Untuk
peralatan yang digunakan yaitu ampelas, mesin bor, mesin gerinda, serta perkakas
kayu. Setelah semua bahan dan peralatan disiapkan, maka selanjutnya adalah
proses pembuatan kapal fiber.

B.2.1. Single Skin Laminate

Hal ini dicapai dengan menghubungi resin cetakan dan penguatan ke bekas seperti
cetakan terbuka yang bila disembuhkan menghasilkan laminasi FRP yang solid.
Mungkin atau mungkin tidak perlu diperkuat tergantung pada ukuran dan tujuan
barang jadi. Unstiffened berarti tidak ada anggota penguat tambahan yang
ditambahkan ke laminasi padat, kekuatan lambung berasal dari laminasi kulit dan
kelengkungan lambung. Ini hanya ditemukan dalam kerajinan yang sangat kecil.
Lengan yang kaku memiliki penyok melintang dan / atau longitudinal yang serupa
dengan bingkai dan senar yang terikat pada laminasi untuk mengurangi fleksibilitas
panel besar.

B.2.2. Double or Sandwich Skin Construction

Dua laminasi tipis dipisahkan oleh inti ringan yang meningkatkan kekakuan panel
dengan meningkatkan ketebalan efektif tanpa menggunakan laminasi FRP yang
solid. Karena kekakuan, geladak, cabintops dan bulkheads yang melekat biasanya
dibuat sebagai sandwich. Jenis laminasi ini dimulai dengan cara yang sama dengan
yang di atas, namun setelah beberapa lapisan penguat pertama bahan inti lembaran
dilapisi dan dibiarkan membentuk ikatan yang solid. Bila ikatan itu diperiksa dan
dinilai kosong bebas laminasi FRP dilanjutkan pada permukaan material inti yang
terpapar. Bahan inti yang populer adalah kayu lapis, kayu balsa dan busa plastik
seperti Poly Vinyl Chloride (PVC) dan Uretan.

B.2.3. Mouldless Construction

Karena kekakuan inti yang disebutkan di atas, mereka juga meminjamkan prototipe
atau konstruksi model tunggal sebagai FRP dapat diterapkan langsung ke bahan inti
mandiri. Dalam hal ini lembaran busa diletakkan di atas kerangka kerja terbuka dari
bentuk lambung dan ditutupi oleh kulit FRP. Setelah menghilangkan kerangka kerja
kulit interior dilaminasi untuk menyelesaikan lambung ganda atau sandwich. Pada
jenis aplikasi ini, permukaan laminasi yang disembuhkan kedua sisi inti tidak akan
memiliki lapisan halus yang dilapisi gelang dan akan memerlukan finishing tangan.
Ini berlaku proses yang sama seperti pembuatan steker. Sesekali setelah uji coba
telah selesai, sebuah lambung prototipe dapat dipertimbangkan untuk digunakan
sebagai steker jika konversi dan persiapan dinilai lebih murah daripada membuat
steker baru.
B.2.4. High Technology Developments in FRP

Perkembangan teknologi tinggi (hi-tech) dapat dibagi menjadi kemajuan material dan
perkembangan metode produksi. Yang pertama digunakan untuk mengurangi berat
badan atau untuk meningkatkan kekuatan dengan bobot yang sama dengan
menggunakan bala bantuan yang canggih seperti serat karbon yang dikombinasikan
dengan resin lainnya seperti epoksi dan terutama memiliki aplikasi militer atau balap.
Mereka semua lebih mahal daripada bahan yang sebelumnya dijelaskan dan jarang
digunakan oleh pembangun produksi di negara-negara utara. Perkembangan
metode produksi diarahkan pada produksi massal, terutama untuk mengurangi
kandungan tenaga kerja yang mahal dari barang-barang yang tunduk pada pasar
yang kompetitif dan tidak sesuai untuk masuk ke dalam pembuatan kapal FRP di
negara berkembang.

B.3. Kelebihan Dan Kekurangan Matrial Fiber

Adapun kelebihan dan kekurangan kapal yang berbahan pokok dari serat
komposit atau fiber yaitu, sebagai berikut:

B.3.1. Kelebihan Kapal Fiber

Lebih tahan terhadap proses pelapukan sehingga usia atau masa pakai kapal dari
bahan fiberglass tentu lebih lama, selain itu perawatan kapal fiber juga lebih mudah
dan lebih minim biaya. Jangka waktu pembuatan kapal dari fiberglass lebih cepat
dan lebih mudah dibandingkan dengan pembuatan kapal kayu. Selain itu, dengan
ketebalan yang sama, kapal yang terbuat dari bahan fiberglass memiliki kekuatan
yang lebih dibandingkan dengan kapal yang terbuat dari kayu, berat kapal juga lebih
ringan dibandingkan dengan kapal kayu.

B.3.2. Kekurangan Kapal Fiber

Bahan fiber sangat rentan terhadap goncangan ombak. Selain itu, sifat fiber yang
tidak lentur menyebabkan bahan tersebut mudah pecah bila berbenturan dengan
benda yang lebih keras atau ombak, lalu mudah terbakar, dan dapat menyebabkan
pencemaran pada laut.
B.4. Kapal dari Material Fiber
Berikut adalah kapal dari material fiber yang telah selesai dan telah di
gunakan.

“Klinik Apung Said Thuleley”

Klinik Apung Said Tuhuleley dibangun dengan bahan dasar fiberglass (GFRP)
dengan dimensi panjang 15,5 meter, lebar 3,5 meter dan tinggi 5 meter. Dengan
dukungan mesin berkekuatan 3 x 250 Cc, kapal bisa melaju hingga kecepatan 35
knot. Dalam joy ship kemarin, mesin telah menunjukkan kinerja yang baik dengan
kecepatan hingga 28 knot.

“KRI Klewang 625”

Kapal cepat dengan struktur utama terbuat dari konstruksi sandwich dengan lapisan
kulit (face skin) dari komposit serat karbon (CFRP) yang lebih ringan daripada
konstruksi metal ini memiliki panjang efektiv 60,7 meter serta digerakkan oleh empat
unit mesin penggerak pokok. Kapal ini didesain sebagai Kapal Siluman (stealth)
canggih yang dapat melaju dengan kecepatan tinggi serta mampu menembus
ombak setinggi enam meter. Kapal ini diharapkan akan memperkuat jajaran Kapal
Republik Indonesia (KRI) TNI AL yang sudah ada. mampu mencapai kecepatan 50
knot.
BAB III

PENUTUP

C.1. KESIMPULAN

Material Fiber adalah suatu terobosan yang mana telah ada sejak beberapa
tahun yang lalu untuk mengurangi pengeluaran biaya konstruksi khususnya dan juga
untuk terobosan sebuah material yang mudah dan simple untuk dibangun, namun
hanya saja material ini memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri sebagaimana
telah dijelaskan diatas.

C.2. SARAN

Di era saat ini perkembangan teknologi membuat sebuah terobosan yang


tidak hanya pada teknologi tersebut namun juga pada material yang di gunakan
tersebut. Oleh karena itu sistem pendidikan nasional yang lebih baik harus mampu
di lakukan secara dinamis dan tidak lagi hanya statis agar mampu bersaing secara
sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa
Indonesia agar sumber daya manusia tidak semakin ketinggalan dengan negara-
negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu dan
juga karakter budi pekerti yang baik.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang
terlatih akan memiliki mutu kualitas diri yang lebih baik dan diharap mampu
membawa bangsa ini bersaing dalam segala bidang dengan negara lain di dunia
internasional dan dapat mengelolah sendiri sumber daya alam yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

 Dikutip dari: berbagai sumber di internet,

Pada, 30 September 2017

Anda mungkin juga menyukai