Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Skripsi
Oleh:
Nurfitriani
NIM : 1112018200019
BAB I PENDAHULUAN
vi
6. Kurikulum Homeschooling .................................................................. 25
C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 30
D. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 33
E. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 36
vii
6. Aktivitas Pengembangan Diri .............................................................. 71
7. Pelatihan Tutor Homeschooling Kak Seto ........................................... 77
8. Penggunaan Sumber Belajar Siswa (Modul) ....................................... 78
9. Pengaturan Beban Belajar Siswa ......................................................... 80
10. Pelaksanaan Ketuntasan Belajar, Kenaikan Kelas, dan Kelulusan ...... 83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 97
B. Saran .......................................................................................................... 98
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.18 Contoh Perhitungan Nilai Akhir Mata Pelajaran Matematika .............. 92
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Data Tutor SMA Komunitas Homeschooling Kak Seto ....................... 47
Tabel 4.3 Keadaan Sarana Dan Prasarana Homeschooling Kak Seto ................... 51
Tabel 4.4 Rincian Biaya Kelas Komunitas Homeschooling Kak Seto ................. 53
Tabel 4.5 Daftar Mata Pelajaran SMA Homeschooling Kak Seto ........................ 57
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat-Surat
Lampiran 2 Struktur Organisasi
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Transkip Hasil Wawancara
Lampiran 5 Transkip Hasil Observasi
Lampiran 6 Hasil Studi Dokumentasi
Lampiran 7 Jadwal Pembelajaran komunitas SMA 2016/2017
Lampiran 8 Silabus dan RPP
Lampiran 9 Rencana Kegiatan Friday Class (Hasta Karya)
Lampiran 10 Daftar Kegiatan SMA2016/2017
Lampiran 11 Grafik Perkembangan Siswa Komunitas
Lampiran 12 Jumlah Siswa Tingkat SMA TA 2016/2017
Lampiran 13 Laporan Hasil Belajar Siswa
Lampiran 14 Laporan Pengembangan Diri Siswa
Lampiran 15 perhitungan nilai akhir belajar komunitas mata pelajaran matematika
Lampiran 16 Lembar Penilaian Tutor
Lampiran 17 lembar hasil revisi modul
Lampiran 18 Contoh modul belajar kelas XII IPS
Lampiran 19 Contoh LK (Lembar kerja) siswa
Lampiran 20 Form evaluasi tutorial
Lampiran 21 Contoh kalender akademik
Lampiran 22 Form kesadaran siswa
Lampiran 23 Lembar Uji Referensi
xi
ABSTRAK
i
ABSTRACT
Nurfitriani (1112018200019). The Implementation of Curriculum
Development in Kak Seto’s Homeschooling Community Center. Paper,
Jakarta: Faculty of Tarbiyah and Teacher Training State Islamic University
of Syarif Hidayatullah Jakarta.
The results of this research shows that the implementation of learning for
homeschooling community Mr. Seto (HSKS) at high school level is not enough
effective because of the lack of face to face learning time in the classroom, one
week only 3 meetings for 3 hours. The subjects were given at the high school
level is only about 7 subjects which will be faced on the national exam package
equality majoring in science and social studies and there are additional activities
to foster the development of students' self-confidence, creativity, knowledge,
socialization and skills. The activity related to the elderly in institutions
homeschooling high school level is still limited to making a report card or a
parents meeting and consulting with a psychologist.
Based on the result, it can be suggested that even the parents are busy with
their job they are suggested to take care to their children sustainably. For the
tutors, they need to be smart in arranging strategies for learning and teaching
model in order to adapt to the different needs and characteristics of children.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH SWT karena berkat rahmat dan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul
“Implementasi Pengembangan Kurikulum di Komunitas Homeschooling kak Seto
Pusat” Sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
Sebuah karya yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya
dan umumnya bagi seluruh pembaca karya ini. Shalawat beserta salam semoga
Allah selalu limpahkan kepada junjungan Muhammad SAW, kepada keluarganya,
para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, Aamiin.
Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari
hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan saran
serta kerjasama dari berbagai pihak, khususnya pembimbing, segala hambatan
tersebut akhirnya dapat diatasi dengan baik. oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan terimakasih kepada:
Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus ha
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syaruf Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN
Syaruf Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan izin serta
kemudahan atas penyusunan skripsi ini.
3. Rusydy Zakarya, M. Ed, M.Phil. Dosen Pembimbing akademik yang
telah banyak membantu, membimbing dan memotivasi penulis dari awal
semester hingga akhir semester.
4. Dr. Jejen Musfah, MA dan Dra. Nurdelima Waruwu M.Pd., dosen
pembimbing skripsi yang telah sabar, meluangkan banyak waktu, tenaga
dan pikirannya dalam membantu, membimbing dan mendukung penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Seluruh dosen fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, khususnya dosen-
dosen manajemen pendidikan yang telah banyak memberikan ilmu
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. Semoga amal baik mereka
mendapat ridho ALLAH SWT.
iii
6. Dimas Ramdhani Triputra, S.E., M.M, Direktur homeschooling kak Seto
(HSKS) pusat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di HSKS pusat dan bersedia meluangkan waktunya
untuk penulis wawancarai.
7. Nina Maryoeni, A.Md kepala akademik SMA HSKS pusat yang telah
berbaik hati meluangkan waktu dan memberikan informasi terkait data
yang penulis butuhkan.
8. Seluruh staf HSKS Pusat, khususnya Imas Masturoh, S.Pd dan Avdhikka
Rayni Qomariah, S.Pd yang telah banyak membantu penulis dalam
memperoleh data yang dibutuhkan, terimakasih pula atas kerjasama dan
keramahannya.
9. Seluruh tutor SMA HSKS Pusat, khususnya Ambi Rahmat, S. S.E.,
Linda Hanifah, S.Pd, M. Mujalisin, S.Pd.I., dan Lilis Suci Melati, S.Pd
yang sangat ramah dan terbuka dalam memberikan informasi yang
penulis butuhkan dalam skripsi ini.
10. Kedua orang tua tercinta ayahanda Ahmad Yani dan ibunda Solihati yang
penulis sayangi, yang telah banyak memberikan motivasi, pengertian,
dan bantuan berupa moril dan materil yang tidak putus-putus serta telah
mendidik penulis dengan tulus dan ikhlas. Semua itu tidak akan pernah
terbalas, semoga ALLAH SWT selalu menjaga dan memberkahi mereka.
11. Teman-teman tersayang Ika, Uqoh, Hilwa, Septi, Nuning yang
mengetahui awal proses pembuatan skripsi penulis dan telah banyak
menghibur, membantu memberikan ide-ide dikala penulis sedang gundah
serta memotivasi penulis dalam menyelasikan skripsi. semoga
persahabatan kita tidak berakhir sampai di perkuliahan saja, Aamiin.
12. Teman-teman seperjuangan manajemen pendidikan 2012, grup Semoga
berkah, Hayaters, Bunglon FC, member kosan hijau dan Power ranger,
terimakasih telah saling support satu sama lain, semoga sukses dan
silahturahmi kita tetap terjalin.
13. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terimakasih atas doa dan
iv
bantuannya. semoga ALLAH SWT membalas kebaikan kalian semua,
Aamiin.
Akhirnya tiada kata yang tersirat selain kata syukur atas karunia-Mu. Penulis
menyadari penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, saran
yang baik sangat penulis harapkan. Dengan segala kekurangannya, mudah-
mudahan karya ini dapat bermanfaat pula bagi penulis maupun pembaca sekalian.
Aamiin yaa rabb.
Nurfitriani
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa” pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan nergara”. Dari pernyataan di atas dapat diartikan
bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang harus ada dan harus ditempuh bagi
setiap manusia agar bisa menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia yang
mampu menggunakan akal dan nurani yang telah diberikan oleh tuhan sebagai
makhluk ciptaannya dalam bentuk yang paling sempurna. Sesuai dengan Al-
Qur’an surat Yunus ayat 100:
1
Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2012) , Cet. 1, h. 79.
1
2
2
UU Nomor 20 Pasal 13 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3
Jamal Ma’mur Asmani, Buku Pintar Homeschooling, (Jogjakarta : Flashbooks, 2012),
Cet 1, h. 233.
4
Seto Mulyadi, Homeschooling Keluarga Kak Seto: Mudah, Murah, Meriah dan
Direstui Pemerintah, (Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka, 2007), Cet. 2, h. 39.
5
Ibid., h. 36.
3
6
Ibid., h. 38.
7
Anak yang mengikuti program homeschooling
4
8
Maulida D. Kembara., Panduan Lengkap Homeschooling, (Bandung : Progressio, 2007)
h. 43.
9
Djuandi, 2014, Tujuan Asah Pena, bsnp-indonesia.org/?p=1465, di Unduh Pada Tanggal
20 Juli 2016 Pukul, 23.06
10
Jamal Ma’mur Asmani, op.cit, h. 92.
5
kali pertemuan dalam seminggu di sisa harinya bisa mereka gunakan untuk
bekerja maupun mengembangkan minat dan bakat dibidang lain.
Jenjang pendidikan di homeschooling kak Seto pusat mulai dari tingkat
SD, SMP, dan SMA. Pada tingkat SD terdiri dari kelas I sampai kelas VI, pada
tingkat SMP terdiri dari kelas VII sampai kelas IX, sedangkan pada tingkat
SMA terdiri dari kelas X sampai kelas XII.11 program pembelajaran di HSKS
pusat yaitu komunitas dan distance learning.12 Penulis hanya fokus di tingkat
SMA dan program komunitas. Selain itu di HSKS Pusat tidak hanya menerima
anak-anak normal saja tetapi menerima juga anak berkebutuhan khusus (ABK).
Tidak hanya di sekolah formal di homeschooling pun membutuhkan
kurikulum sebagai pedoman dasar penyelenggaraan pembelajaran. Dari studi
awal yang telah dilakukan ditemukan bahwa kurikulum di homeschooling kak
Seto Pusat masih mengacu pada peraturan menteri pendidikan nasional No. 23
tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan (SKL) kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP).13 Hanya saja ada yang dimodifikasi dari kurikulumnya
tersebut dan dikembangkan kembali sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat
anak. untuk itu pengembangan kurikulum tidak sepenuhnya dikembangkan lagi
oleh pemerintah, tetapi homeschooling juga diberikan ruang untuk
mengembangkan kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat
anak. berdasarkan latar belakang tersebut, penulis memilih homeschooling kak
Seto pusat menjadi tempat penelitian. Tanpa adanya kurikulum suatu lembaga
pendidikan termasuk homeschooling tidak akan mempunyai arah, karena tidak
mempunyai rencana kemana peserta didiknya akan diarahkan.
Dalam pembelajaran anak berkebutuhan khusus dan anak reguler
disatukan dalam sebuah kelas. hal ini menjadi hambatan sekaligus tantangan
tersendiri dalam menangani berbagai macam karakter siswa yang berbeda-beda
satu sama lain pada saat mengajar. hal ini pula yang membuat penulis tertarik
11
Our history, 2013, www.HSKS.sch.id/school-profile/our-history.html, di unduh pada
tanggal 10 September 2016, Pukul 21.58
12
Program pembelajaran, 2013, www.hsks.sch.id/program-akademik/proses-
pembelajaran-kegiatan.html, 18 Juli 2016, Pukul 21.59
13
Kurikulum, 2013, http://www.hsks.sch.id/School-Profile/legalitas-kurikulum.html, di
unduh pada tanggal 18 Juli 2016, Pukul 22.02
6
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan difokuskan dalam penelitian
ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan pembelajaran di komunitas homeschooling
Kak Seto pusat tingkat SMA?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran di komunitas homeschooling Kak Seto pusat tingkat SMA.
7
F. Kegunaan penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi lembaga
homeschooling dan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
pembelajaran di lembaga homeschooling untuk meningkatkan kualitas,
terutama dalam mengembangkan kurikulumnya.
2. Menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai pelaksanaan pembelajaran
di komunitas homeschooling.
3. Bagi penulis, penelitian ini dapat mengasah kemampuan penulis dalam
membuat karya tulis ilmiah dan melatih penulis untuk membiasakan diri
dalam memahami sebuah penelitian.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Menurut Ngalim Purwanto “belajar merupakan suatu perubahan
dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah
laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada
tingkah laku yang lebih buruk”.1
Menurut James O. Whittaker, belajar sebagai proses dimana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.2
Menurut Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the
process by which behavior ( in the broader sense) is originated or changed
through practice or training.3 Belajar adalah proses dimana tingkah laku
(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Menurut Skinner belajar adalah proses perubahan tingkah laku
individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman.4
Dari ketiga pendapat di atas terdapat kesamaan dalam
mendevinisikan belajar yaitu perubahan tingkah laku manusia yang
diperoleh melalui pengalaman dan latihan, oleh karena itu dapat penulis
simpulkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku baik atau buruk
melalui latihan dan pengalaman.
2. Ciri-Ciri Belajar
Berdasarkan pengertian belajar di atas, maka pada hakikatnya
belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi
tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang.
Dengan pengertian belajar tersebut, maka ternyata belajar sesungguhnya
memiliki ciri-ciri tertentu yaitu:
1
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h. 85.
2
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 12.
3
Ibid., h. 13
4
Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2015), Cet. I, h. 33.
8
9
3. Teori Belajar
a. Teori Behaviorisme
Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki
dasar yang bisa diamati, tetapi tidak ada perbedaan antara proses yang
dapat diamati secara publik (tindakan) dengan proses yang diamati
secara pribadi (pikiran dan perasaan).
b. Teori Kognitivisme
Menurut aliran kognitivisme, belajar disebabkan oleh
kemampuan dalam menafsirkan peristiwa/kejadian yang terjadi di
dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha menjelaskan bahwa
dalam belajar bagaimana orang-orang berpikir. Oleh karena itu, dalam
kognitivisme lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar
itu sendiri karena menurut teori ini belajar melihat proses berpikir yang
kompleks.
c. Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme percaya bahwa pengetahuan memiliki
sifat non objektif, temporer dan selalu berubah. Sementara belajar
merupakan pemaknaan pengetahuan. Pemaknaan pengetahuan tersebut
terjadi secara individual pada tiap-tiap individu.6
5
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014 ),
Cet. XIV, h. 49-50.
6
Teguh Triwiyanto, op. cit., h. 57-60.
10
4. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan
memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap.7
Menurut Abuddin Nata pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha
agar dengan kemauannya sendiri seseorang dapat belajar dan
menjadikannya sebagai kebutuhan hidup yang tidak dapat ditinggalkan.8
Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran.9
Oleh karena itu, pembelajaran mempunyai tujuan yaitu membantu
peserta didik agar memperoleh berbagai pengalaman baik kuantitas
maupun kualitas.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan sebuah kegiatan operasional
pembelajaran itu sendiri. Dalam hal ini, seorang guru perlu melakukan
interaksi belajar-mengajar melalui penerapan berbagai strategi, metode,
teknik pembelajaran, pemanfaatan seperangkat media, tambahan
pemahaman atau penguasaan teori pendidikan, prinsip mengajar, teori
belajar, dan lainnya yang relevan untuk proses pembelajaran.10 Selanjutnya
kegiatan pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
1) Kegiatan pendahuluan
a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
7
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009 ),
h. 157.
8
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,
2009), h. 205.
9
Oemar Hamalik, op. cit., h. 57.
10
Ega Rima Wati, Kupas Tuntas Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Kata Pena, 2016), h.
38.
11
11
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2010), h. 52.
12
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 115.
15
15
Arief Rachman Hakim, homeschooling, Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku, (Jakarta:
Penerbit Buku Kompas, 2007), h. 18.
16
Satmoko Budi Santoso, S ekolah Alternatif, Mengapa Tidak?, ( Yogyakarta: Diva
Press, 2010), h. 71.
17
Sumardiono, Apa Itu Homeschooling. 35 Gagasan Pendidikan Berbasis keluarga,
(Jakarta: Panda Media, 2014), h. 6.
17
tujuan agar setiap potensi peserta didik yang unik dapat berkembang
secara maksimal.
Dari kelima pendapat di atas mengenai definisi homeschooling,
para ahli cenderung mempunyai pandangan yang sama dalam
mendefinisikan homeschooling, yaitu pendidikan alternatif berbasis
keluarga dimana keluarga bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-
anaknya sekaligus menajdi pengajarnya pembelajaran bisa dilakukan
dimana saja dan kapan saja selama tempat tersebut kondusif bagi anak.
dari keempat pendapat tersebut penulis lebih merujuk kepada Undang-
Undang No 129 tahun 2014, karena definisi undang-undang lebih lengkap
dan detail sehingga pemahaman mengenai definisi tersebut menjadi utuh.
Jadi dapat disimpulkan bahwa homeschooling adalah salah satu model
pendidikan alternatif dimana orang tua yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan anak-anaknya, tetapi tidak selalu harus orang tua yang
menjadi fasilitator pembelajaran anaknya sehingga anak bisa belajar sesuai
dengan gaya belajarnya kapan saja dan dimana saja seperti ia belajar
dirumahnya sendiri.
Disini anak tidak perlu belajar di rumah, namun bisa dimana saja
dan kapan saja asal kondisinya betul-betul menyenangkan dan nyaman
seperti suasana di rumah. Maka, jam belajarnya pun sangat lentur, yaitu
dari mulai bangun tidur sampai berangkat tidur kembali.
Seperti yang dilakukan ibu Beni ke anaknya Beni sangat
tertarik dengan serangga, beni hafal berbagai species tawon atau
lalat penyengat dan menjelaskan berbagai ciri mereka serta
menghafal nama-nama latin mereka. Selain beni mempelajari
berbagai macam serangga dari buku-buku di perpustakaan, ibu beni
mengajaknya ke museum of natural sciences yang menerima jasa
pelayanan menjawab segala pertanyaan yang diajukan warga
sekitar.18
18
Loy Kho, Homeschooling Untuk Anak Mengapa Tidak?, (Yogyakarta : kansius, 2007),
h. 93.
18
dapat terjadi di mana saja, baik dalam ruang fisik maupun ruang maya”. 19
Adapun tujuan sekolah rumah menurut undang-undang No. 129
pasal 2 tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a. Pemenuhan layanan pendidikan dasar dan menengah yang bermutu bagi
peserta didik yang berasal dari keluarga yang menentukan pendidikan
anaknya melalui sekolah rumah;
b. Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan
kecakapan hidup secara fleksibel untuk meningkatkan mutu kehidupan;
dan
c. Pemenuhan layanan pendidikan secara sadar, teratur, dan terarah dengan
mengutamakan untuk menumbuhkan dan menerapkan kemandirian
dalam belajar, yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan yang
berbentuk pembelajaran mandiri dimana pembelajaran dapat
berlangsung di rumah atau tempat-tempat lain dalam suasana yang
kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak yang unik dapat
berkembang secara maksimal.
Sementara tujuan homeschooling menurut jamal Ma’mur Asmani
(2012: 67) yaitu:
a. Menjamin penyelesaian pendidikan dasar dan menengah yang bermutu
bagi peserta didik yang berasal dari anak dan keluarga yang memilih
jalur Homeschooling.
b. Menjamin pemerataan dan kemudahan akses pendidikan bagi setiap
individu untuk proses pembelajaran akademik dan kecakapan hidup.
c. Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan
kecakapan hidup secara fleksibel untuk meningkatkan mutu
pendidikannya.
19
Abe Saptro, Rumah Sekolahku: Panduan Bagi Orang Tua Untuk Menciptakan
Homeschooling, (Yogyakarta: Graha Pustaka, 2007), h. 12.
19
2. Sejarah Homeschooling
20
Jamal ma’mur asmani, Buku Pintar Homeschooling, (Jogjakarta: Flashbook, 2012),
Cet. 1, h. 52.
20
21
Sumardiono, Homeschooling: A Leap For Better Learning: Lompatan Cara Belajar,
(Jakarta: PT Elexmedia komputindo), h. 20.
22
Mary Griffith, Sekolah Di Rumah: Memanfaatkan Seluruh Dunia Menjadi Ruang
Kelas, (Bandung: Nuansa,2008), cet.1., h. 11.
21
23
Jamal ma’mur asmani, op. cit., h. 55.
24
Ibid., h. 57
22
25
Loy Kho, Obrolan Seputar Homeschooling, (Yogyakarta: Kanisius, 2008), Cet.5, h.
243-244.
26
Yayah komariah, Homeschooling Trend Baru Sekolah Alternatif, (Jakarta: Sakura
Publishing, 2007), Cet. 1, h. 27.
23
27
Sumardiono, Homeschooling A Leap For Better Learning: Lompatan Cara Belajar,
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007), Cet. 2, h. 33-34.
25
8. Kurikulum Homeschooling
Masalah kurikulum biasanya menjadi pertanyaan yang pasti terlontar
bagi siapapun yang ingin memulai homeschooling. Tapi sebenarnya, tak perlu
pusing. Karena kurikulum yang dipakai dalam sekolahrumah adalah
kurikulum yang telah disusun oleh Depdiknas sesuai dengan tingkat
pendidikannya. Bedanya pada metode penyampaiannya saja. Jika di sekolah
formal siswa dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kurikulum yang ada,
maka di sekolah rumah kurikulum yang menyesuaikan dengan keadaan
28
Ibid., h. 34-36.
26
29
Aar, kurikulum homeschooling, rumah inspirasi.com/kurikulum-homeschooling (juni
2010)
30
Loy kho, op.cit., h. 246.
31
Aar, “Sesuaikan Dengan Model Homeschooling Anda”, dalam Yulia (ed), Warna
Warni Homeschooling: Dari Oregon Hingga Sidoarjo, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2009), h. 90.
27
32
Aar, op. cit., h. 91.
33
Ibid.,
34
Jamal ma’mur asmani, Buku Pintar Homeschooling, (Yogyakarta: Flashbooks, 2012),
Cet. 1, h. 136.
35
Himmatul Aliyah, “Konsep Homeschooling Menurut Dr. Seto Mulyadi Dalam
Perspektif Pendidikan Islam”, Skripsi IAIN Wali Songo Semarang, 2008, h. 44.
36
Loy Kho, op. cit., h. 224.
28
37
Indah Hanaco, I Love Homeschooling: Segala Sesuatu Yang Harus Diketahui Tentang
Homeschooling, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), h. 81-83
38
Aar, op. cit, h. 92.
39
Sumardiono, op. cit., h. 39.
29
40
Ibid., h. 36.
41
Indah Hanaco, I Love Homeschooling Segala Sesuatu Yang Harus Diketahui Tentang
Homeschooling, (jakarta: PT gramedia pustaka,2012), h.71.
30
42
Ibid., h.71-72.
31
D. Kerangka berpikir
Agar lebih terarah, penulis membuat kerangka pikir sebagai pedoman
dalam melaksanakan penelitian tentang Implementasi Pengembangan
Kurikulum di Komunitas Homeschooling Kak Seto Pusat.
Adapun kerangka berpikir ini berawal dari: ketidakcocokan sebagian
anak dengan proses pendidikan di sekolah formal, ada anak yang memiliki
kebutuhan khusus yang harus ditangani secara khusus pula, guru yang
menyamaratakan metode pembelajaran setiap anak di dalam kelas padahal
setiap anak memiliki gaya belajarnya masing-masing, di sekolah formal pun
anak di tuntut untuk mendapatkan nilai yang bagus dari aspek kognitif tanpa
melihat aspek afektif maupun psikomotoriknya, dari tuntutan tersebut akan
menimbulkan tekanan pada anak yang akhirnya membuat anak melakukan
berbagai macam cara agar mendapat nilai yang bagus salah satu nya dengan
mencontek. Belum lagi mata pelajaran yang banyak dan waktu belajar di
sekolah formal yang padat dari pagi sampai sore membuat waktu anak di
rumah hanya sebentar, interaksi antara anak dan orang tua semakin berkurang.
untuk itu perlu adanya suatu model pendidikan yang dapat mengatasi masalah
di atas salah satunya adalah homeschooling.
melaksanakan pembelajaran dengan baik sangat penting bagi sebuah
lembaga pendidikan karena dengan pelaksanaan kurikulum yang efektif, maka
output yang dihasilkan dapat tercapainya pelaksanaan pendidikan model
homeschooling yang efektif pula.
34
Dengan melihat kondisi nyata yang ada di sekolah formal, maka diduga
masih adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, yaitu kurang
efektinya pelaksanaan pembelajaran di sekolah formal, sehingga membutuhkan
strategi untuk mengatasi permasalahan di atas. Strategi-strategi tersebut,
diantaranya:
1. Perubahan sistem pendidikan dari sekolah formal ke pendidikan nonformal
dalam bentuk model homeschooling.
2. perubahan kurikulum dari kurikulum KTSP ke kurikulum homeschooling.
3. Perubahan bentuk waktu, dari waktu yang diatur (ketat) ke waktu yang
fleksibel.
4. Berdasarkan dengan kebutuhan, minat, dan bakat siswa. Maksudnya adalah
agar guru dapat mengembangakan kemampuan siswa bukan
menyamaratakan kemampuan setiap siswa sehingga siswa dapat belajar
sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat nya.
5. Mengadakan program belajar komunitas dan distance learning.
Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir yang dipaparkan di atas, dijelaskan
lagi dalam bentuk diagram sebagai berikut :
35
Hasil (4)
OUTPUT
Tercapainya pelaksanaan pendidikan model homeschooling
yang efektif
36
E. Pertanyaan Penelitian
Sebagai panduan penelitian ini, maka perlu adanya pertanyaan
penelitian. Pertanyaan penelitian yang merupakan arahan dalam penelitian
ini adalah:
1. Kurikulum apa yang digunakan oleh homeschooling Kak Seto pusat?
2. Apa yang dimodifikasi dari kurikulum homeschooling Kak Seto pusat?
3. Bagaimana syarat kenaikan kelas dan kriteria kelulusan siswa di
homeschooling Kak Seto pusat?
4. Metode apa yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas?
5. Dalam perencanaan pembelajaran di kelas apakah lembaga
homeschooling mengejar materi pembelajaran? Apa yang dilakukan
jika materi itu tidak tercapai diakhir pembelajaran?
6. Bagaimana keterlibatan orang tua di lembaga homeschooling?
7. Kegiatan apa saja yang berhubungan dengan homeschooler di
homeschooling Kak Seto pusat?
8. Persiapan apa saja yang dilakukan tutor sebelum memulai pengajaaran
di kelas?
9. Bagaimana cara tutor membuat suasana kelas menjadi aktif dan belajar
menjadi menyenangkan?
10. Aspek apa saja yang dinilai dalam proses pembelajaran di kelas?
11. Mata pelajaran apa saja yang diajarkan di komunitas homeschooling
Kak Seto pusat?
12. Kapan waktu pelaksanaan penjurusan dan apa saja kriteria penjurusan
di homeschooling Kak Seto pusat?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
37
38
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif, yaitu menjawab masalah dengan cara menggambarkan suatu
keadaan melalui analisa data berupa data dokumen, observasi dan hasil
wawancara yang didapat melalui informan. Menurut Usmani penelitian
deskriptif kualitatif diuraikan dengan kata-kata menurut pendapat
responden, apa adanya sesuai dengan pertanyaan penelitiannya, kemudian
di analisis pula dengan kata-kata apa yang melatarbelakangi responden
berperilaku (berpikir, berperasaan, bertindak).1 “Sebenarnya metode
deskriptif ini tidak hanya menggambarkan kondisi objek penelitian, tetapi
juga menganalisanya berdasarkan Metode, Teori dan Kemampuan
penulis”.2Sementara menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif adalah
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara tirangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi.3
1
Usman Husaini, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 2,
h. 130.
2
Buku Pedoman Penulisan Skripsi FITK UIN Jakarta, (2014), h. 63.
3
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011), Cet.13, h. 8.
4
Ibid., h. 172.
39
7
Ibid., h. 221.
41
c. Pedoman Wawancara
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
Homeschooling Kak Seto Pusat
Variabel Dimensi Indikator
Pelaksanaan Mata pelajaran a. SKL, SK dan KD mapel
Pembelajaran b. Mata pelajaran yang
diajarkan
c. Jumlah mata pelajaran
d. Penyusunan silabus dan
RPP
b. Penugasan materi
muatan lokal
Aktivitas a. kegiatan pengembangan
pengembangan diri diri siswa
b. pelatihan tutor
Beban belajar a. waktu belajar di
komunitas
b. pertemuan waktu belajar
atau kegiatan
pembelajaran (tatap
muka dan mandiri)
Ketuntasan belajar, a. aspek yang di nilai
kenaikan dan dalam proses
kelulusan pembelajaran
b. kriteria kenaikan kelas
c. kriteria kelulusan siswa
d. nilai KKM setiap mapel
8
Buku Pedoman Penulisan Skripsi FITK, (2014), h. 69.
43
b. Reduksi Data
Data yang diperoleh saat penelitian sangat banyak, maka
perlu dicatat secara rinci dan teliti. Data yang diperoleh dalam
lapangan ditulis dalam bentuk uraian
c. Penyajian Data
Pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam
bentuk teks naratif yang menceritakan secara panjang lebar temuan
penelitian. Penggunaan gambar, bagan, dan tabel bisa memperkuat
data deskriptif dan mempermudah pembaca dalam memahami isi
penelitian ini.
d. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir dalam
penelitian ini, penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi,
yaitu menemukan makna data yang telah disajikan.
Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai
dalam bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan fakta yang ada di
lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
kemudian diambil intisarinya.
2) Triangulasi Data
Triangulasi merupakan pengecekan pemeriksaan dari data yang
telah diperoleh dari lapangan terutama untuk memperoleh keabsahan
data. Informasi utama atau kunci dalam pengumpulan data ini berasal
dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang dilakukan oleh
penulis sendiri.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Homeschooling Kak Seto Pusat
1. Profil Homeschooling Kak Seto Pusat
Homeschooling muncul akibat keterbatasan peserta didik yang tidak
dapat diakomodir sekolah formal, misalnya keterbatasan fisik dan
psikologis. Selain itu ada penyebab lain misalnya sekolah formal yang
menekankan uniformitas yang kadang tidak dapat diterima oleh siswa dan
orang tua yang memiliki keunikan yang tinggi. Misalnya perbedaan
ideologi, agama, aktivitas/ kesibukan anak di luar jam sekolah, dan
sebagainya.1
Kak Seto pun sama seperti orang tua lainnya yang mengalami
kendala anaknya tidak cocok dengan kegiatan sekolah formal. putri
pertamanya Minuk, waktu itu bersekolah di sekolah favorit dan berstatus
“nasional plus”. Namun ternyata tidak semua sekolah favorit selalu
membuat anak senang belajar. Minuk sangat frustasi karena dia merasa
memiliki potensi unggul di bidang kesenian, namun nilai kesenian yang
diperoleh hanya empat. Selain masalah itu banyak masalah lain yang
akhirnya membuat Minuk “Mogok” sekolah. Akhirnya setelah berbagai
informasi, Kak Seto memutuskan mengizinkan Minuk untuk sementara
beristirahat dulu di rumah.2
akhirnya dengan berbagai riset dan sebagainya memutuskanlah beliau
untuk menghomeschooling kan anaknya yowislah kita jalani
homeschooling saja kamu belajar sama ayah, ayah akan carikan tutor,
guru dsb supaya kamu bisa belajar mandiri dan ujian paket gitu kan.
Nah ternyata seorang figur kak Seto kan dikenal secara nasional dan
lumayan juga kan internasional gitu nah Mendengar kak seto
mempunyai ide seperti itu banyak yang ingin ikut homeschooling kak
Seto. Kak seto anak saya ikut belajar di rumah kak Seto ya. Nah
dilirik sama masyarakat dilirik juga sama pemerintah kak Seto bikin
pembelajaran tapi belum ada apa namanya guideline pasti seperti apa
nih pembelajarannya apakah sesuai kurikulum kita atau kurikulum
1
Himmatul Aliyah, “Konsep Homeschooling Menurut Dr Seto Mulyadi Dalam Perspektif
Islam”, Skripsi IAIN Wali Songo Semarang, 2008, h. 59.
2
Ibid., h. 59.
44
45
mana kaya gitu kan karena pada dasarnya pemerintah ada kewajiban
memantau juga kan bagi Setiap segmen masyarakat yang melakukan
pendidikan gitu. Dan juga banyak peminatnya kita juga harus
mempunyai legalitas atas apa yg kita kerjakan akhirnya dibentuklah
yayasan kak Seto dengan program kami yang homeschooling.3
wawancara dengan kak Imas lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
3
Hasil wawancara dengan kak Imas, kepala bagian pelayanan dan informasi HSKS Pusat
pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS
4
Himmatul Aliyah, op.cit., h. 60.
5
Hasil studi dokumentasi data kesiswaan , Jumlah siswa/i SMA program komunitas,
HSKS pusat tahun 2016
46
6
Profil HSKS Pusat tahun 2016, h. 3-4.
48
S.Pd
7 Sari Satriyati Tutor PKN UIN
8 M. Mujalisin, S.Pd.I Tutor PKN UIN
9 Livi Edwina Rivai, S.Si Tutor Matematika UI
10 Amilita Medisa Rizky Tutor Matematika UIN
Dharmayanti
11 Wahyu Rahma Dilla, S.Pd Tutor Matematika UIN
12 Syaiful Bahri, S.Pd Tutor Matematika UIN
13 Ratih Puspita Sari, S.Pd Tutor Geografi UIN
14 Rahmadani, S.E Tutor Ekonomi UIN
15 Rahmatuddinina, S.Pd Tutor Geografi UIN
Sumber: Studi dokumentasi Data SDM Tutor HSKS Pusat tahun
2016 tingkat SMA7
Dari data di atas dapat diketahui jumlah tutor di HSKS berjumlah
15 orang dan di dominasi oleh perempuan. Rata-rata Tutor HSKS SMA
berasal dari lulusan universitas negeri terutama universitas islam negeri
(UIN) hal ini dikarenakan fakultas di UIN terkenal dengan fakultas
pendidikannya.
4. Program Pembelajaran Komunitas Homeschooling Kak Seto Pusat
a. Komunitas (kom)
Komunitas merupakan proses pembelajaran dimana siswa/i
dikumpulkan disebuah kelas untuk belajar bersama sambil
bersosialisasi dengan teman-temannya. Jumlah siswa/i perkelas dibatasi
1-10 siswa/I. dalam komunitas jadwal belajar ditentukan oleh HSKS.
b. Distance Learning
Distance learning merupakan proses pembelajaran dimana
siswa/i belajar di rumah atau tempat lain dengan modul dan orang
tua/wali sebagai tutor utama. Orang tua/wali dapat menambah tutor dari
HSKS ataupun pihak lain jika diperlukan. Waktu pembelajaran
7
Hasil studi dokumentasi data SDM, Tutor SMA tahun 2016
49
8
Website HSKS Pusat, www.hsks.sch.id, di unduh pada tanggal 05 November 2016,
pukul 20.20
9
Profil HSKS, Tahun 2016
50
b. Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling adalah salah satu bentuk pelayanan
kepada siswa/i dan orang tua/wali untuk pelayanan konsultasi berkaitan
dengan kondisi psikologis maupun sosial yang berhubungan dengan
kegiatan belajar mengajar. Fungsi bimbingan konseling sendiri meliputi
fungsi preventive (pencegahan), pengembangan, penyembuhan,
penyalurang, adaptasi, penyesuaian, perbaikan, fasilitasi dan
pemeliharaan.Kegiatan yang dijalankan meliputi pemberian materi di
kelas, konsultasi pribadi, dan diskusi kelompok, baik untuk orang
tua/wali maupun siswa/i.10
c. Konsultasi Dengan Psikolog
Homeschooling kak seto menyediakan layanan konsultasi
psikolog dari luar, apabila orang tua/wali akan berkonsultasi mengenai
homeschooler. Layanan tersebut meliputi:
1) Kesulitan belajar
2) hiperaktif
3) kurang konsentrasi
4) introvert
5) perubahan sikap/ emosional
6) dll11
6. Fasilitas dan Sarana Pembelajaran
SMA Komunitas Homeschooling Kak Seto dalam menjalankan
kegiatan pembelajaran komunitas ditunjang dengan beberapa sarana dan
fasilitas pendidikan yang cukup lengkap diantaranya adalah sebagai
berikut:
10
Profil HSKS, Tahun 2016
11
Profil HSKS, Tahun 2016
51
Tabel 4.3
Keadaan Sarana dan Prasarana Homeschooling Kak Seto Pusat
Tingkat SMA
tetapi anak-anak bisa belajar kapan saja dan dimana saja asal situasi dan
kondisi nya benar-benar nyaman dan menyenangkan seperti ia sedang
belajar di rumahnya sendiri sehingga metode dan tempat belajarnya dibuat
lebih fleksibel. sedangkan yang dimaksud pendidikan ramah anak intinya
adalah HSKS menerima semua keanekaragaman anak baik dari segi jenis
kelamin maupun dari karakteristik anak termasuk anak yang berkebutuhan
khusus karena mendapatkan pendidikan merupakan hak nya anak.14
10. Biaya Pembelajaran
Rincian biaya yang di anggarkan oleh Homeschooling Kak Seto
adalah sebagai berikut:15
Tabel 4.4
Rincian biaya kelas komunitas Tahun Ajaran 2016-2017
Tingkatan Uang Pangkal* SPP/Bulan Uang
Kegiatan/
Semester
Formulir pendaftaran Rp. 400.000
SMA Kelas 1 Rp. 27.000.000 Rp. 1.500.000 Rp. 5.500.000
SMA Kelas 2 Rp. 21.000.000 Rp. 1.500.000 Rp. 5.500.000
SMA Kelas 3 Rp. 21.000.000 Rp. 1.500.000 Rp. 5.500.000
Sumber: Brosur HSKS tahun 2016/2017
Dari tabel di atas dapat penulis simpulkan uang pangkal SMA
kelas 1 lebih mahal daripada SMA kelas 2 dan 3 dengan selisih Rp.
600.000. untuk uang SPP dibayarkan setiap bulan dan uang kegiatan
dibayarkan persemester. Karena kegiatan di HSKS cukup banyak dari
kegiatan Friday class, project class dan outing, maka uang kegiatan
persemester yang harus dibayar cukup mahal.
14
Hasil wawancara dengan kak Dimas, Direktur HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016,
di HSKS
15
Studi Dokumentasi (Biaya Pembelajaran Tahun Ajaran 2016-2017), Brosur HSKS
Pusat Tahun 2016
54
16
Hasil wawancara dengan kak Nina, kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 16
Maret 2016, di HSKS
55
17
hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS
Pusat pada tanggal 25 Agustus 2016, di HSKS
18
Hasil wawancara dengan kak Imas, kepala bagian pelayanan dan informasi HSKS Pusat
pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS
19
Hasil wawancara dengan kak Nina, kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 16
Maret 2016, di HSKS
56
20
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal
16 Maret 2016, di HSKS
21
Hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS
Pusat pada tanggal 25 Agustus 2016, di HSKS
57
Tabel 4.5
Daftar Mata Pelajaran SMA
No Tingkatan Mata Pelajaran Hari dan Waktu
belajar
1 SMA kelas X IPA, IPS, Matematika,
Pkn, bahasa indonesia, Senin, Rabu, jumat
bahasa inggris 13.00-16.00
2 SMA kelas XI IPA (Fisika, Kimia, (3 Jam)
Biologi), Matematika,
bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, PKN
IPS (Ekonomi/
akuntansi, Geografi,
sosiologi), Matematika
IPS, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Pkn
3 SMA kelas IPA (Fisika, Kimia, Selasa, Rabu, Jumat
X11 Biologi), Matematika,
bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, PKN 13.00-16.00
IPS (Ekonomi/ (3 Jam)
akuntansi, Geografi,
sosiologi), Matematika
IPS, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Pkn
Sumber: Brosur HSKS tahun 201622
Dari tabel di atas dapat penulis simpulkan mata pelajaran (Mapel)
di HSKS untuk kelas X sama tetapi waktu naik kelas XI dan kelas XII
mata pelajarannya sudah fokus dengan jurusan IPA atau IPS. hari belajar
22
Hasil studi dokumentasi, Program belajar SMA, Brosur HSKS Pusat tahun ajaran
2016/2017
58
antara kelas X dan kelas XI sama tetapi untuk kelas XII harinya berbeda
agar mereka lebih fokus belajar untuk persiapan UNPK, tetapi waktu
belajar sama durasinya. Sementara untuk kegiatan non-akademik hari
jumat tempat pembelajaran menyesuaikan dengan tema yang telah
ditentukan.
Jumlah siswa perkelas maksimal 10 siswa sesuai wawancara dengan
kak Imas bagian Humas HSKS “kalau komunitas maksimum 10 anak,
misalnya udah ada kelas yang isinya 10 masuk 1 kita buka kelas baru kan,
kita tidak bisa membiarkan dia sendirian kelas lainnya yang di pecah yang
disini isinya 5 yang disini isinya 6 gitu”23 hasil wawancara dengan kak
Imas lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
Pernyataan di atas di perkuat kembali dengan hasil wawancara
siswa HSKS Pusat kak Aliya, “Kalau di kelas aku jumlahnya ada 8
orang”24 Tidak hanya dari hasil wawancara dari hasil observasi penulis
pada tanggal 26 Oktober 2016 di kelas XI IPS terlihat jumlah siswa 9 orang
dan 1 orang tidak masuk. Berikut gambar keadaan kelas pada saat
pembelajaran.
23
Hasil wawancara dengan kak Imas, bagian Humas HSKS Pusat pada tanggal 16 Maret
2016, di HSKS
24
Hasil wawancara dengan Qatrunnada Aliya, Siswa SMA HSKS pada tanggal 16 Maret
2016, di HSKS
59
mencari tugas di internet yang diberikan oleh tutor. Jika tugasnya sudah
selesai HP akan di berikan ke tutor dan di masukan ke ranjang kecil
khusus untuk tempat HP.25
Jumlah kelas di HSKS bervariasi antara kelas X, XI dan kelas XII,
Selain wawancara dengan kak Aliya penulis juga mewawancarai kak
Nabila terkait dengan jumlah siswa dalam 1 kelas.“Di kelas aku sih ber
enam disini kan maksimalnya 10 siswa”.26
Berdasarkan wawancara di atas penulis dapat menjelaskan bahwa
jumlah 1 kelas di komunitas HSKS Pusat maksimal 10 orang. Misalnya
jika kelas X ada 1 kelas jumlahnya 10 orang dan ada 2 siswa baru masuk
maka kelasnya di pecah jadi 2. Dari jumlah siswa dalam 1 kelas ini cukup
efektif karena tutor dapat dengan mudah memahami karakteristik siswa
dibandingkan dengan jumlah siswa dalam 1 kelas yang banyak. Jumlah
siswa yang sedikit itu membuat belajar siswa jadi fokus dan hubungan
antara tutor dan siswa bisa lebih akrab agar proses pembelajaran di kelas
tidak kaku.
HSKS tidak membuat Standar kompetensi dan kompetensi dasar
(SK/KD) tetapi hanya menyusun ulang saja. Berikut hasil wawancara
dengan kak Dhika mengenai penyusunan SK/KD
“Kalau SK/KD kita itu tidak membuat cuma menyusun aja,
menyusun ulang. jadi SK KD itu dari standar isi KTSP, standar isi
KTSP kan ada beberapa ya standar isi standar proses dll kita ambil
dari situ standar isinya kemudian kan memang sudah
dikelompokan perkelas/semester tinggal kita modif aja tadi”.27
Hasil wawancara dengan kak Dhika lebih lengkap terdapat pada
lampiran 4.
25
Hasil observasi proses KBM kelas XI IPS pada tanggal 26 oktober 2016, di HSKS
26
Hasil wawancara dengan kak Nabila, Siswa SMA HSKS pada tanggal 16 Maret 2016,
di HSKS
27
Hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS
Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS
60
33
Hasil wawancara dengan kak Mujalisin, Tutor PKN HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni
2016, di HSKS
34
Hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS
Pusat pada tanggal 25 Agustus 2016, di HSKS
35
Hasil wawancara dengan kak Mujalisin, Tutor PKN HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni
2016, di HSKS
63
36
Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni
2016, di HSKS
37
Hasil wawancara dengan kak Mujalisin, Tutor PKN di HSKS Pusat pada tanggal 09
Juni 2016, di HSKS
64
38
Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 20
Oktober 2016, di HSKS
39
Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi di HSKS Pusat pada tanggal 09
Juni 2016, di HSKS
40
Hasil wawancara dengan kak Lilis, Tutor bahasa Indonesia di HSKS Pusat pada tanggal
09 Juni 2016, di HSKS
65
kelas tutor menggunakan metode ceramah dan diskusi terkait tema yang
telah ditentukan setelah itu siswa/i diberi tugas untuk melihat profesi yang
sesuai dengan tema public speaking kemudian menebak nama profesi
tersebut di kertas yang telah dibagikan.
Karena di HSKS untuk tingkat SMA nya anak berkebutuhan khusus
(ABK) dan anak normal kelasnya disatukan pasti penanganannya berbeda
berikut hasil wawancara penulis dengan kak Linda mengenai cara tutor
menangani ABK
“…Kita bukan jurusan yang sekolah luar biasa ya jadi gak punya
metode khusus yang ada panduannya gitu engga tapi kita lebih
melihat kenyamanan anak itu dan jangan sampai dia tergores
hatinya kaya gitu terus kita juga kalau dia punya pertanyaan kita
kasih kesempatan dia kalaupun misalkan ada anak-anak yang agak
sedikit begitu saya akan tegur anak itu…”41 hasil wawancara
dengan kak Linda lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
41
Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor Biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 20
Oktober 2016, di HSKS
66
Salah satu cara menangani anak ABK Kak Ambi memberikan soal
agar anak ABK nya tidak jenuh dan tidak berjalan-jalan. Anak ABK yang
penulis amati di HSKS masih dalam tahap yang tidak terlalu berat seperti
slow learner, suka berkeliling kelas dan mengulangi ucapan tutor.
Dalam kegiatan pembelajaran di komunitas HSKS, dari hasil
observasi penulis di kelas pada tanggal 26 Oktober 2016 kegiatan belajar
di HSKS terdiri dari 3 kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Waktu Pelaksanaan proses pembelajaran di HSKS
disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Hal tersebut disebabkan
karena setiap kelas komunitas tingkat SMA anak berkebutuhan khusus
(ABK) dan anak normal kelasnya disatukan dengan catatan jumlah siswa
normal lebih banyak daripada ABK nya, hal tersebut merupakan hasil
wawancara dengan kak Dimas, hasil wawancaranya adalah sebagai
berikut: “itu kita menyebutnya sih program inklusi gitu jadi
menggabungkan antara reguler dengan berkebutuhan khusus dengan
kapasitas maksimal per kelas itu hanya 2 yang berkebutuhan khususnya
sisanya itu yang reguler”.43
Dari wawancara tersebut dapat penulis simpulkan HSKS Pusat SMA
ada program inklusi dimana anak yang normal kelasnya disatukan dengan
ABK. sejauh dari hasil observasi penulis di kelas anak ABK tidak
mengganggu anak normal justru sebaliknya walaupun sedikit ada interaksi
antara anak ABK dan anak normal di kelas. Untuk tutornya mungkin ada
sedikit hambatan karena anak ABK yang di kelas itu tergolong slow
learner atau sulit memahami pelajaran dengan siswa pada umumnya.
Sehingga bisa jadi pelaksanan pembelajaran tidak sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat.
42
Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi di HSKS Pusat pada tanggal 09
Juni 2016, di HSKS
43
Hasil wawancara dengan kak Dimas, Direktur HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober
2016, di HSKS
67
44
Hasil wawancara dengan kak Dimas, Direktur HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober
2016, di HSKS
45
Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 09
juni 2016, di HSKS
68
46
Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 09
juni 2016, di HSKS
69
47
Hasil studi dokumentasi, ketentuan akademik siswa/i HSKS Pusat tahun 2016
48
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal
13 Desember 2016, di HSKS
49
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal
13 Desember 2016, di HSKS
70
50
Hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS
Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS
71
51
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal
16 Maret 2016, di HSKS
72
52
Hasil wawancara dengan kak Dimas, direktur HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober
2016, di HSKS
53
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal
16 Maret 2016, di HSKS
73
54
Hasil observasi Friday class dengan tema hasta karya pada tanggal 11 November
2016, di HSKS Pusat
55
Hasil observasi kegiatan Friday class pada tanggal 11 November 2016 di HSKS
74
c. Project class
Selain outing dan Friday class ada project class. Project class
merupakan gabungan dari kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Project class ini mengarahkan minat dan bakat siswa melalui 3 kelas
yaitu Entrepreneurship, Charity, dan media.Uraian di atas merupakan
hasil wawancara dengan kak Dimas dan kak Imas. Berikut kutipan
wawancara mengenai project class
“…Kalau kita menyebutnya kegiatan intrakurikuler
ekstrakurikuler gitu jadi dia gabungan antara ekskul sama
OSIS jadi kita mengajarkan keorganisasian itu disini karena
kita tidak ada OSIS jadi kita namanya project class di project
class misalnya entrepreneur itu ada ketuanya ada anggotanya
nanti dia bikin kegiatan-kegiatan terkait kelasnya gitu…”56
56
Hasil wawancara dengan kak Dimas, direktur HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober
2016, di HSKS
57
Hasil wawancara dengan kak Imas, kepala bagian pelayanan dan informasi HSKS
Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS
58
Hasil studi dokumentasi, (brosur HSKS tahun 2016/2017), pada tanggal 21 November
2016
75
59
Profil HSKS Pusat, Tahun 2016
60
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal
13 Desember 2016, di HSKS
77
Dari data hasil wawancara di atas tutor di HSKS pun selain mengajar
siswa mengikuti pelatihan yang di fasilitasi oleh HSKS untuk
mengupgrade ilmu mereka mulai dari penguasaan materi pelajaran,
manajemen kelas hingga sikap tutor dalam mengajar, pelatihan ini berguna
bagi tutor mengingat karakteristik siswa yang bermacam-macam. pelatihan
cerdas, kreatif dan ceria dilaksanakan 2 bulan sekali sesuai dengan tema
61
Hasil studi dokumentasi, laporan pengembangan diri siswa kelas X tahun 2015
62
Hasil studi dokumentasi, daftar kegiatan SMA HSKS semester ganjil tahun 2016/2017
63
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal
16 Maret 2016, di HSKS
64
Hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS
Pusat pada tanggal 25 Agustus 2016, di HSKS
78
yang akan di bahas. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan kak
Lilis tutor bahasa Indonesia.
“…Dilaksanakan 2 atau 3 bulan sekali gitu dengan pembicara dari
luar sih biasanya seputar apa seputar kurikulum, seputar biasanya
sih kita bertema kak kalau seminar atau pelatihan. Kalau ada
panggilan dari luar juga biasanya kita jalan tidak semua sih tapi
diutus sama kepala sekolah bergilir siapa yang belum pernah ikutan
pelatihan siapa gitu 2 orang 3 orang jalan. Kalau dari pemerintah ada
yang melaksanakan Diknas Tangsel pernah, aku pernah ikut yang
waktu di daerah serpong pernah…”65 Hasil wawancara lebih
lengkap dengan kak Lilis terdapat pada lampiran 4.
65
Hasil wawancara dengan kak Lilis, Tutor bahasa Indonesia di HSKS Pusat pada tanggal
09 Juni 2016, di HSKS
79
66
Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi di HSKS Pusat pada tanggal 09
Juni 2016, di HSKS
80
67
Hasil studi dokumentasi modul matematika IPS kelas XII semester ganjil tahun 2016
68
Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 09
Juni 2016, di HSKS
69
Hasil wawancara dengan kak Dimas, direktur HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober
2016, di HSKS
81
70
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal
16 Maret 2016, di HSKS
82
yang belum lulus disekolah lamanya tapi dia tetep sambil jalan
dikelasnya yang memang harusnya dia kaya gitu…”71
Komunitas
Tatap Muka
Tutor Visit
Pertemuan
Penugasan/
Mandiri
Portofolio
71
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal
16 Maret 2016, di HSKS
83
di komunitas. Tutor visit ini sangat membantu siswa yang belum paham
mata pelajaran atau butuh waktu lama untuk memahami materi pelajaran
tertentu. Pertemuan mandiri homeschooler mengerjakan tugas di rumah
yang nantinya akan dikumpulkan per 3 bulan sekali.
10. Pelaksanaan Ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan kelulusan
Di HSKS ada UTS dan UAS untuk ulangan harian tergantung dari
kebijakan tutor sendiri tetapi biasanya hanya mengerjakan soal dan LK
saja. Dalam wawancara pada tanggal 09 Juni 2016 kak Ambi menegaskan
tentang hal ini “Jadi Untuk ulangan kita sama seperti di kampus ada UTS
sama UAS untuk ulangan harian itu hanya tugas pribadi dari tutor masing-
masing yang mengajar tergantung dia mau bikin ulangan harian”.72
Untuk kelas XII baik jurusan IPA dan IPS selain UTS dan UAS
ada try out dan UPK (ujian paket kesetaraan) yang di selenggarakan oleh
HSKS sendiri berupa tes tulis dan praktik. Hal ini agar siswa lebih siap
untuk menghadapi ujian nasional paket kesetaraan (UNPK). Program kelas
X, XI dan kelas XII sudah berbeda karena kelas XII akan menghadapi
UNPK jadi programnya lebih akademik outingnya pun sudah berhubungan
dengan dunia kampus. Sementara kelas X dan XI masih pada proses
pembelajaran. Hasil wawancara dengan kak Nina ada kelas tambahan untuk
kelas X, XI dan kelas XII semester ganjil kelas tambahan ini berguna
ketika materi pada mata pelajaran tertentu belum selesai atau materi yang
membutuhkan waktu banyak untuk diajarkan tutor dan siswa merasa
kesulitan memahami materi pelajaran tersebut itu akan dibuka kelas
tambahan di hari lain. selain itu kelas XII ada program pemantapan atau
pengayaan khusus untuk drilling soal UNPK.
Pembelajaran tuntas (mastery learning) dalam KTSP adalah
pendekatan pembelajaran yang mensyaratkan siswa menguasai secara
tuntas seluruh standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK/KD) setiap
mata pelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran tuntas ada program
72
Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi di HSKS Pusat pada tanggal 09
Juni 2016, di HSKS
84
73
Hasil wawancara dengan kak Mujalisin, Tutor PKN di HSKS Pusat pada tanggal 10
Oktober 2016, di HSKS
74
Hasil wawancara dengan kak Nina, kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal
16 Maret 2016, di HSKS
85
nilai itu kita olah gitu soalnya kalau dilihat kan tadi yang awal
saya bilang ka gak Cuma di akademik aja gitu kan non
akademiknya juga…”75 Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak
Linda terdapat pada lampiran 4.
75
Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor Biologi di HSKS Pusat pada tanggal 09
Juni 2016, di HSKS
76
Hasil wawancara dengan kak Dimas, Direktur HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016,
di HSKS
86
8 Ekonomi/ Akuntansi 70
9 Geografi 68
10 Sosiologi 70
Sumber: Hasil Studi Dokumentasi
Ketentuan akademik siswa/i HSKS Tahun 2016
77
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal
16 Maret 2016, di HSKS
78
Hasil wawancara dengan kak Lilis, Tutor bahasa Indonesia di HSKS Pusat pada tanggal
09 Juni 2016, di HSKS
87
79
Hasil studi dokumentasi, ketentuan akademik HSKS Pusat tahun 2016
80
Hasil wawancara dengan kak Lilis, Tutor bahasa Indonesia di HSKS Pusat pada tanggal
09 Juni 2016, di HSKS
81
Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi di HSKS Pusat pada tanggal 09
Juni 2016, di HSKS
88
mengacu pada KKM yang telah ditetapkan. Hasil observasi penulis pada
kegiatan Friday class tanggal 11 November 2016 dengan tema hasta karya
membuat kolase dari biji-bijian yang di nilai oleh kakak tutor yaitu
kerapihan dan kesesuaian tema/warna nantinya nilai Friday classakan
masuk ke rapor siswa.82
Selanjutnya hasil wawancara dengan kak Linda mengenai
penilaian yaitu: “kita punya grafik perkembangan pertama disiplin, terus
perhatian dalam belajar fokus atau engganya gitu karena kan ada yang
ngobrol pasti gitu kan kemudian latihan soalnya dia ngerjain atau engga
kaya gitu”.83
Hasil wawancara di atas menambahkan hasil wawancara
sebelumnya yaitu nilai-nilai yang sudah ada tadi di buat grafik
perkembangan siswa per 3 bulan grafik perkembangan siswa ini bertujuan
agar orang tua mengetahui perkembangan siswa/i nya selama belajar.
Jadi, penilaian di HSKS ada penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hal ini sesuai hasil wawancara dengan kak Mujalisin
“…Kognitif, psikomotorik dan 1 lagi afektif, kalau kognitif ya
biasa dengan evaluasi pembelajaran misalnya habis pembelajaran
ini kita adakan latihan soal ya terus ya maju ke kelas, presentasi
terus kesimpulan. Kalau afektif dari sikap siswa sikapnya dari
tingkah laku, sopan santun keaktifannya ketika di kelas terus
psikomotorik dia mau bergerak misalnya diskusi, main map dia
maju menempelkan kertas…”84 Hasil wawancara lebih lengkap
dengan kak Mujalisin terdapat pada lampiran 4.
82
hasil observasi Friday class dengan tema hasta karya pada tanggal 11 November 2016 ,
di HSKS Pusat
83
Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 09
Juni 2016, di HSKS
84
Hasil wawancara dengan kak Mujalisin, Tutor PKN di HSKS Pusat pada tanggal 10
Oktober 2016, di HSKS
89
Gambar 1 Gambar 2
Sumber: Gambar di ambil penulis pada saat pengumpulan data
Gambar 4.17 Grafik perkembangan siswa
(gambar jelasnya terdapat pada lampiran 11)
92
85
Hasil wawancara dengan kak Dhika, bagian kurikulum HSKS Pusat pada tanggal 25
Agustus 2016, di HSKS
94
87
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal
13 Desember 2016, di HSKS
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran di pusat kegiatan belajar masyarakat
(PKBM) komunitas homeschooling Kak Seto (HSKS) Pusat kurang
efektif karena kurangnya waktu pembelajaran tatap muka di kelas yang
satu minggu hanya 3 kali pertemuan 1 mata pelajaran selama 3 jam.
Dan proses pembelajarannya pun hampir sama seperti sekolah formal
hanya metode dan waktu pembelajarannya lebih fleksibel. Mata
pelajaran akademik yang diajarkan hanya mata pelajaran yang akan di
ujikan pada ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) serta ada
penambahan kegiatan pengembangan diri siswa.
2. Pelaksanaan pembelajaran di komunitas homeschooling Kak Seto
pusat tingkat SMA belum melibatkan aktif orang tua baik dalam proses
pembelajaran maupun terbentuknya komite orang tua padahal basic
dari homeschooling orang tua ikut terlibat aktif pada proses
pelaksanaan pembelajaran anak. kegiatan yang berhubungan dengan
orang tua di HSKS Pusat masih sebatas komunikasi antara wali kelas
dan orang tua, konsultasi dengan psikolog serta pembagian rapor atau
parents meeting.
3. Karakteristik anak dan mood belajar anak yang berbeda-beda setiap
pembelajaran membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
terkadang tidak sesuai dengan yang telah dibuat seperti metode
pembelajaran yang dirubah atau materi yang tidak selesai pada hari itu
otomatis tutor memperbarui RPP nya kembali.
4. Beberapa keunggulan lainnya di PKBM HSKS yaitu jumlah siswa
perkelas maksimal hanya 10 siswa, HSKS menyediakan modul belajar
siswa dan adanya seminar atau pelatihan untuk tutor (pelatihan cerdas,
97
98
kreatif dan ceria), adanya fasilitas tutor visit, dan terakhir HSKS
menyediakan konselor dan psikolog untuk homescholer.
B. Saran
Berdasarkan uraian dan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan
beberapa saran semoga bermanfaat untuk lembaga homeschooling kak
Seto pusat khsuusnya pada bidang kurikulum sebagai berikut:
1. Bagi lembaga homeschooling
Bagi lembaga diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi
tambahan dalam mengembangkan program-program di HSKS pada
masa mendatang.
2. Bagi tutor
Bagi tutor diharapkan hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan
dalam mengembangkan pendekatan metode pembelajaran atau
pengembangan bahan ajar.
3. Bagi orang tua
Bagi orang tua diharapkan dapat memberikan dukungan secara penuh
dengan melakukan pengawasan yang terus menerus kepada anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
---------.“Kurikulum”, http://www.hsks.sch.id/School-Profile/legalitas-kurikulum.
Html. di Akses Pada Tanggal 18 Juli 2016, Pukul 22.02.
99
100
Husaini, Usman. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, cet. II,
2014.
Mulyadi, Seto. Homeschooling keluarga kak seto: Mudah, Murah, Meriah, dan
Direstui Pemerintah. Bandung: Kaifa, cet. II, 2007.
Saptro, Abe. Rumah Sekolahku: Panduan Bagi Orang Tua Untuk Menciptakan
Homeschooling. Yogyakarta: Graha Pustaka, 2007.
Wati, Ega Rima. Kupas Tuntas Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena. 2016