Anda di halaman 1dari 13

PROSES TERMAL

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


UNIVERSITAS PADJADJARAN

Syifa Tsalitsu Muttaharoh (240210160020)


Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor
Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844,
779570 Fax. (022) 7795780 Email: Syifatsm@gmail.com
ABSTRAK
Proses termal yaitu proses pemanasan pada bahan pangan. Proses termal akan diperoleh data
penetrasi (Perhitungan nilai letal rate (LR) dan nilai letalitas (L) serta pembuatan grafiknya),
menghitung nilai sterilitas (Fo) berdasarkan data penetrasi panas, dan menentukan apakah suatu
desain proses termal yang dilakukan sudah tercapai beradasaran hasil perhitung nilai Fo. Data
yang diperoleh dari proses pasteurisasi Fo standar yaitu sebesar 1.6583 menit, sedangkan Fo
hitung dari sampel susu pada suhu 65 yaitu sebesar 5.523955792 menit dan pada suhu 72 yaitu
66.30837506 menit, pada sampel alpukat pada suhu 65 dan 72 diperoleh 6.569743693 menit dan
114.8821095 menit. Data yang diperoleh Fo hitung akan dibandingkan dengan Fo standar untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya proses pasteurisasi yang dilakukan.
Kata Kunci : Proses termal, pasteurisasi, Fo standar, Fo hitung, letal rate (LR)

ABSTRACK
Thermal process is the process of heating the food. Thermal process will obtain penetration
data obtained (Calculation of (LR) and (L) and graphic creation), calculating (Fo) based on
heat penetration data, and determining whether a thermal process design has been reached Fo
value). Data from standard pasteurization process Fo = 1.6583 min, while Fo count milk
sample at temperature 65 = 5.523955792 min and 72 = 66.30837506 min, avocado sample at
temperature 65 and 72 = 6.569743693 min and 114.8821095 min. Fo count will be compared
with standard Fo to know whether or not the pasteurization process is achieved.
Keywords: Thermal process, pasteurization, Fo standard, Fo count, lethal rate (LR)

PENDAHULUAN misalnya metode tersebut hanya dapat


digunakan hanya produk yang berasal dari
Proses thermal adalah proses pemanasan jenis daging atau buah.
bahan pangan yang bertujuan agar mahasiwa
diharapkan dapat mengolah data penetrasi Beberapa hal yang mempengaruhi sifat
(Perhitungan nilai letal rate (LR) dan nilai termal pangan yaitu:
letalitas (L) serta pembuatan grafiknya),
1. Difusivitas Panas
menghitung nilai sterilitas (Fo) berdasarkan
data penetrasi panas, dan menentukan Difusivitas Panas merupakan rasio
apakah suatu desain proses termal yang antara konduktivitas panas produk pangan
dilakukan sudah tercapai beradasarkna hadi dengan massa jenis dan panas spesifiknya
perhitung nilai Fo. (m/jam). Difusivitas panas sangat
dipengaruhi oleh konduktivitas panas dan
Sifat termal pangan merupakan suatu
kapasitas panas. Semakin banyak jumlah
sifat yang akan mempengaruhi proses-
panas yang di transfer, maka harga
proses yang berkaitan dengan pangan.
difusivitas semakin tinggi, tetapi sebaliknya
Proses-proses yang berkaitanantara lain
semakin tinggi konduktivitas panasnya,
pembekuan, pendinginan dan penguapan.
maka harga difusivitas panasnya semakin
Sifat termal pangan berbeda-beda setiap
kecil.
produknya dan dapat diukur dengan
berbagai cara/metode. Setiap metode 2. Konduktivitas Panas
mempunyai kelebihan dan kelemahan,
Konduktivitas panas merupakan peluang terjadinya kebusukan sangat
jumlah panas yang dilewatkan secara rendah. Proses termal dalam pengolahan
konduksi setiap unit waktu melalui satu pangan perlu dihitung agar kombinasi
unit ketebalan dengan satu gradien suhu suhu dan waktu yang diberikan dalam
pada ketebalan tersebut (W/moC). Semakin proses pemanasan cukup untuk
tinggi kadar air produk pangan, maka memusnahkan bakteri termasuk
konduktivitas panasnya mendekati sporanya, baik yang bersifat patogen
kondukstivitas air. maupun yang bersifat membusukkan.
3. Kadar Air Jenis dan Tujuan Proses Termal:
Kadar air suatu bahan menunjukkan A. Blansir
banyaknya kandungan air persatuan bobot
bahan yang dapat dinyatakan dalam persen Blansir adalah perlakuan panas
berat basah (wet basis) atau dalam persen pendahuluan yang sering dilakukan dalam
berat kering (dry basis). Biasanya proses pengalengan makanan buah dan
dalam proses thermal pangan menggunakan sayuran dengan tujuan untuk memperbaiki
kadar air basis basah. Kadar air berat basah mutunya sebelum dikenai proses lanjutan.
adalah perbandingan antara berat air Proses blansir bukan ditujukan untuk proses
yang ada dalam bahan dengan berat total pengawetan.
bahan (Rachmawan, 2001).
Tujuan perlakuan blansir :
4. Massa jenis (ρ)
 Menginaktifasi enzim,
Massa jenis merupakan  Mengurangi jumlah mikroba awal
perbandingan antara massa bahan (terutama mikroba pada permukaan
dengan volume bahan. bahan pangan, buah dan sayuran),
 Melunakkan tekstur buah dan sayuran
5. Panas spesifik
sehingga mempermudah proses
Panas spesifik merupakan jumlah pengisian buah/sayuran dalam wadah,
panas yang bertambah atau hilang dari  Mengeluarkan udara yang terperangkap
produk pangan setiap ada perubahan satu pada jaringan buah/sayuran yang akan
unit suhu tanpa terjadinya perubahan mengurangi kerusakan oksidasi dan
bentuk (J/kgo C). Panas spesifik ini membantu proses pengalengan dengan
merupakan fungsi dari beberapa terbentuknya head space yang baik.
komponen dari produk pangan, diantaranya  Selama penyimpanan produk
adalah kadar air dan suhu. buah/sayur, beberapa enzim, seperti
lipoksigenase, polifenolase,
Proses pemanasan pada bahan poligalakturonase dan klorofilase, akan
pangan bertujuan untuk merumuskan bakteri menurunkan mutu sensori dan gizi
dengan mempertahankan nilai mutrisi dan produk.
mutu dari bahan pangan. Untuk tujuan ini  Proses blansir yang dilanjutkan dengan
dikenal Optimasi proses termal. Oleh proses pasteurisasi/sterilisasi makanan
Lund (1977) di dalam Muchtadi (1989) kaleng, menyebabkan enzim pun akan
membedakan optimasi proses termal inaktif dan tidak mempengaruhi
untuk Blanzir, pasteurisasi, dan perubahan mutu produk selama
sterilisasi komersial. Proses termal secara penyimpanan
komersial didisain untuk
menginaktivasi/membunuh mikroba B. Pasteurisasi
patogen yang ada pada makanan yang dapat
mengancam kesehatan manusia dan Proses pasteurisasi adalah suatu proses
mengurangi jumlah mikroorganisme pemanasan yang suhunya relatif cukup
pembusuk ke tingkat yang rendah sehingga rendah (umumnya dilakukan pada suhu di
bawah 100oC). Tujuannya untuk
mengurangi populasi mikroorganisme Salmonella (penyebab kolera dan
pembusuk sehingga bahan pangan yang tifus) serta Shigella dysenteriae
dipasteurisasi tersebut akan mempunyai (penyebab disentri).
daya awet beberapa hari (seperti produk
susu pasteurisasi) sampai beberapa bulan  Di samping itu, pasteurisasi juga
(seperti produk sari buah pasteurisasi). dapat memusnahkan bakteri
pembusuk yang tidak berspora,
Pasteurisasi ini sering diaplikasikan seperti Pseudomonas,
terutama jika: Achromobater, Lactobacillus,
Leuconostoc, Proteus, Micrococcus
 Dikhawatirkan bahwa penggunaan dan Aerobacter serta kapang dan
panas yang lebih tinggi akan khamir.
menyebabkan terjadinya kerusakan
mutu (misalnya pada susu), Jenis Pasteurisasi :
 Tujuan utama proses pemanasan  High temperature short time
hanyalah untuk membunuh [HTST] pasteurization, yaitu pada
mikroorganisme patogen (penyebab suhu 73o C selama 15 detik.
penyakit, misalnya pada susu) atau
inaktivasi enzim-enzim yang dapat  Flash pasteurization, yaitu pada
merusak mutu (misalnya pada suhu 85oC-95oC selama 2-3 detik.
saribuah), C. Sterilisasi Komersial
 Diketahui bahwa mikroorganisme Pengertian steril absolut menunjukkan
penyebab kebusukan yang utama suatu kondisi yang suci hama, yaitu kondisi
adalah mikroorganisme yang yang bebas dari mikroorganisme. Pada
sensitif terhadap panas (misalnya proses sterilisasi produk pangan, kondisi
khamir/ragi pada sari buah), steril absolut sulit dicapai, karena itulah
 Biasanya cara atau metode digunakan istilah sterilisasi komersial atau
pengawetan lainnya sterilisasi praktikal.
dikombinasikan dengan proses Sterilisasi komersial yaitu suatu kondisi
pasteurisasi, sehingga sisa yang diperoleh dari pengolahan pangan
mikroorganisme yang masih ada dengan menggunakan suhu tinggi dalam
setelah proses pasteurisasi dapat periode waktu yang cukup lama sehingga
dikendalikan dengan metode tidak ada lagi terdapat mikroorganisme
pengawetan tersebut hidup.
 Misalnya pasteurisasi Pengertian ini menunjukkan bahwa
dikombinasikan dengan bahan pangan yang telah mengalami proses
pendinginan, pengemasan yang sterilisasi mungkin masih mengandung
rapat tertutup, penambahan gula spora bakteri (terutama bakteri non-
dan/atau asam, dan lain-lain). patogen), namun setelah proses pemanasan
Secara umum tujuan utama pasteurisasi: tersebut spora bakteri non-patogen tersebut
bersifat dorman (tidak dalam kondisi aktif
 Untuk memusnahkan sel-sel bereproduksi), sehingga keberadaannya
vegetatif dari mikroba patogen, tidak membahayakan kalau produk tersebut
pembentuk toksin dan pembusuk. disimpan pada kondisi normal.
 Beberapa mikroba yang dapat Sterilisasi komersial atau stabilitas
dimusnahkan dengan perlakuan penyimpanan adalah kondisi bebas dari
pasteurisasi adalah bakteri mikroba yang dapat berkembang biak dalam
penyebab penyakit, seperti makanan pada kondisi penyimpanan atau
Mycobacterium tuberculosis distribusi yang normal tanpa bantuan
(penyebab penyakit TBC), pendingin.
Pada produk steril komersial yang Letal rate (LR) yaitu tingkat kematian
berasam rendah, terdapat resiko keamanan suatu mikroba pada suhu tertentu. Mikroba
pangan yang cukup tinggi. yang yang digunakan pada proses
pasteurisasi kali ini yaitu bakteri Listertia
Pada kondisi penyimpanan normal tanpa Monocytogenes.
pendinginan, pangan berasam rendah yang
belum mencapai kecukupan proses steril 𝑇−𝑇𝑅𝑒𝑓

komersial akan beresiko ditumbuhi mikroba. 𝐿𝑅 = 10 𝑍

Spora yang tertinggal di dalam makanan Letalitas (L) yaitu suhu yang diperlukan
tersebut dapat bergerminasi kembali dan untuk mematikan suatu mikroba pada letal
menyebabkan kebusukan atau kerusakan rate.
makanan. 𝐿𝑅1 + 𝐿𝑅2
𝐿𝑒𝑡𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝛴( × ∆𝑇)
Penggunaan suhu yang tinggi pada 2
proses sterilisasi produk pangan secara Cara menghitung Fo standar yaitu
berlebihan, memungkinkan terjadinya dengan rumus :
kerusakan nilai gizi maupun organoleptik
produk pangan. 𝐹𝑜 = 𝑆 × 𝐷𝑜
METODOLOGI 𝑇𝑟𝑒𝑓−𝑇
𝐷 = 10 𝑍
Alat dan Bahan
𝑁𝑜
𝑆 = 𝑙𝑜𝑔
Pada praktikum kali ini alat yang 𝑁𝑡
digunakana yaitu, , hot plate, rotational
viscometer, stopwatch, termometer, Tabel 1. Hasil Perhitungan Fo Standar
timbangan dan wadah. Fo standar 1.6583 menit

Sedangkan bahan yang digunakan Tabel 2. Hasil Perhitungan Fo Hitung


pada praktikum kali ini yaitu alpukat dan F Hitung
susu. Suhu (℃) Susu (menit) Alpukat
(menit)
Prosedur
65 5.523955792 6.569743693
Pertama-tama sampel alpukat dan 72 66.30837506 114.8821095
susu ditimbang sebanyak 30 gram. Ditaruh
didalam wadah dan disimpan diatas Berdasarkan tabel diatas jika
hotplate. Sampel dipanaskan diatas hotplate dibandingkan F hitung dari dari kedua suhu
sampai suhu yang telah ditentukan yaitu (65℃ dan 72℃) dengan Fo standar yang
pada suhu 65 ̊ C dan 72̊ C. Ketika sampel lebih mendekati yaitu F hitung dengan
sudah mencapai suhu yang ditentukan menggunakan suhu 65℃ karena selisihnya
sampel didinginkan diudara terbuka. Setiap tidak terlalu besar, sedangkan jika
30 detik diukur suhu sampel yang diamati menggunakan suhu 72℃ sesilih antara Fo
sampai perubahan suhu tidak atau kurang standar dengan F hitung sangat besar,
signifikan. sehingga proses pasteurisasi dengan
menggunakan suhu 72℃ tidak dianjurkan
HASIL DAN PEMBAHASAN karena dapat menyebakan pemborosan
Pada praktikum prose termal diperoleh energi yang sangat besar, hal ini dapat
data penetrasi (Perhitungan nilai letal rate membuat perusahan mendapatkan kerugian
(LR) dan nilai letalitas (L) serta pembuatan yang sangat besar. Walaupun sebenarnya
grafiknya), menghitung nilai sterilitas (Fo) hasil dari F hitung 65℃ masih melebihi dari
berdasarkan data penetrasi panas, dan Fo standar. Namun kerugian yang
menentukan apakah suatu desain proses ditimbulkan oleh F hitung pada suhu 65℃
termal yang dilakukan sudah tercapai tidak terlalu besar sehingga perusahaan
beradasaran hasil perhitung nilai Fo. masih bisa meminimalirnya dengan
menurunkan waktu pemanasan, sehingga untuk membunuh mikroba Listeria
energi yang dikeluarkan dapat sesuai dengan Monocytegenes
Fo standar.
Sampel yang digunakan pada proses Grafik 2. Grafik waktu terhadap suhu
pasteurisasi yaitu sampel susu dan alpukat. pada sampel susu
Dari kedua sampel tersebut dapat
dibandingkan mana yang lebih mendekati Susu pada 65°C (waktu vs suhu)
Series1
standar. Sampel yang mendekati standar 80
yaitu dengan sampel susu karena hasil F

Suhu (°C)
60
hitung susu lebih mendekati Fo standar yaitu 40
pada suhu 65℃ sebesar 5.523955792 menit.
20
Proses termal yang dilakukan dengan
0
menggunakan sampel susu pada suhu 65℃ 0 500 1000 1500 2000
telah memenuhi untuk membunuh mikroba Waktu (s)
Listeria Monosytegenes, meskipun sedikit
melebihi dari Fo standar. Susu pada 72°C (waktu vs suhu)
Grafik 1. Grafik letal rate terhadap Series1
80
waktu sampel susu pada suhu 65℃ dan 72
℃. Suhu (°C)
60
40
Susu pada 65°C (waktu vs letal 20
rate) 0
0 500 1000 1500 2000
Series1 Waktu (s)
2
Lethal Rate

1.5 Tabel diatas jika dibandingkan


1 dengan grafik letal rate terhadap waktu pada
0.5 sampel susu grafik waktu terhadap suhu
0
pada sampel susu juga memiliki sedikit
0 1000 2000 perbedaan. Perbedaannya terletak pada
kisaran suhu 60 ke suhu 40. Pada grafik susu
Waktu (s)
65℃ grafik pada kisaran suhu 60 ke suhu 40
mengalami penurunan suhu yang sedikit
Susu pada 72°C (waktu vs letal pada waktu kisaran 1000 s. Sedangkan pada
rate) grafik susu 72℃ grafik pada kisaran 60 ke
Series1 40 mengalami penurunan yang drastis pada
30 waktu kisaran 1000 s.
20
Lethal Rate

Grafik 3. Grafik letal rate terhadap


10 waktu sampel alpukat pada suhu 65℃
dan 72 ℃.
0
0 500 1000 1500 2000
-10 Alpukat pada 65°C (waktu vs
Waktu (s) letal rate)
Series1
Berdasarkan dari kedua tabel diatas 3
Lethal Rate

dapat dilihat sedikit perbedaan pada puncak


2
grafik. Pada grafik suhu 65℃ puncak
grafiknya tajam atau curam, sedangkan pada 1
grafik suhu 72℃ puncaknya sedikit 0
mendatar. Sehingga dapat disimpulkan 0 500 1000 1500 2000
Waktu (s)
bahwa pada grafik suhu 65℃ lebih cocok
Alpukat pada 72°C (waktu vs KESIMPULAN
letal rate) Pada praktikum kali ini yaitu proses
Series1
10 termal dengan menggunakan proses
Lethal Rate

pasteurisasi. Pada proses pasteurisasi ini


5
menggunakan sampel susu dan alpukat
dengan masing-masing sampel
0
0 500 1000 1500 2000
menggunakan suhu 65°C dan 72°C.
Waktu (s) Setelah dilakukannya percobaan
diperoleh data yaitu Fo standar sebesar
Berdasarkan kedua tabel diatas 1.6583 menit. F hitung dari sampel susu
dapat dilihat perbedaan yang sangat pada suhu 65°C diperoleh data sebesar
signifikan antara grafik dengan suhu 65℃ 5.523955792 menit dan pada suhu 72°C
dengan suhu 72℃. Sehingga dapat sebesar 66.30837506 menit, sedangkan
disimpulkan pada grafik 65℃ lebih cocok pada sampel alpukat diperoleh data pada
dari pada suhu 72℃, karena pada suhu 72℃ suhu 65°C sebesar 6.569743693 menit dan
energy yang dikeluarkan terlalu besar, pada suhu 72°C sebesar 114.8821095 menit.
sehingga dapat menyebabkan pemborosan Dari data yang diperoleh tersebut dapat
yang menimbulkan kerugian pada disimpulkan bahwa yang mendekati nilai Fo
perusahan. standar yaitu sampel susu pada suhu 65°C,
Grafik 4. Grafik waktu terhadap suhu karena nilai data yang diperoleh pada suhu
pada sampel alpukat 65°C memiliki nilai selisih yang paling kecil
daripada data yang lain.
Alpukat pada 65°C (waktu vs DAFTAR PUSTAKA
suhu)
Series1 Arief. 2012. Proses Thermal. Terdpat pada :
100 arierm.lecture.ub.ac.id [Diakses pada
Suhu (°C)

tanggal 9 Juni 2017, pukul 21.45]


50
Praptiwi, Triari. 2012. Proses Thermal.
0
Universitas Jendral Soedirman.
0 500 1000 1500 2000
Waktu (s) Purwokerto.
Singh, R. Paul dan Dennis R.Heldman.
Alpukat pada 72°C (waktu vs 2001. Introduction to Food Engineering.
suhu) Gulf, Houston.
Series1 Toledo, R.T. 1993. Fundamentals of Food
100
Process Engineering. Chapman & Hall,
Suhu (°C)

50 New York.

0
0 500 1000 1500 2000
Waktu (s)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa


grafik sampel alpukat pada suhu 65°C dan
suhu 72 °C memiliki grafik yang sangat
berbeda. Grafik pada suhu 65°C cenderung
naik turun, sedangkan pada suhu 72°C
cenderung linier. Jika dibandingkan dengan
jumlah letalitas atau F hitung, maka grafik
pada suhu 65°C lebih cocok atau memenuhi
daripada suhu 72°C.
LAMPIRAN
D = 10^Tref-T/Z
= 10^63,3-65/6,3
= 0,537

Fo standar = 5.D = 5 x 19,9 = 99,5 detik

Fo hitung = S x D = 5 x 0,537 = 2,685 detik

LR = 10(T-Tref)/z
= 10^(65-63,3)/6,3
= 1,862087

Susu pada 65°C


Waktu (s) Suhu (°C) Lethal Rate Letalitas
0 21 1,9307E-07 0
30 21,5 2,31782E-07 6,37277E-06
60 24 5,77969E-07 1,21463E-05
90 27 1,7302E-06 3,46225E-05
120 29,5 4,3144E-06 9,0669E-05
150 33 1,55052E-05 0,000297293
180 36 4,64159E-05 0,000928816
210 39,5 0,00016681 l0,003198389
240 42 0,000415956 0,008741494
270 45 0,001245197 0,0249173
300 47,5 0,003105013 0,065253159
330 49,5 0,006449467 0,143317204
360 51,5 0,013396277 0,29768616
390 53 0,023178182 0,548616886
420 55 0,048143724 1,06982859
450 56 0,069385679 1,762941045
480 57,5 0,120050806 2,841547268
510 58,5 0,173019574 4,396055695
540 59,5 0,2493592 6,335681616
570 60,5 0,359381366 9,131108503
600 61 0,431440226 11,86232389
630 61,5 0,517947468 14,24081541
660 62 0,621800109 17,09621365
690 63 0,896150502 22,76925916
720 63 0,896150502 26,88451506
750 63,8 1,200508058 31,4498784
780 64,5 1,55051578 41,26535756
810 65 1,861406687 51,17883701
840 64 1,291549665 47,29434529
870 60 0,299357729 23,86361092
900 58 0,14412196 6,652195337
930 55 0,048143724 2,883985258
960 53 0,023178182 1,06982859
990 51 0,01115884 0,515055326
1020 49 0,005372281 0,247966816
1050 47,5 0,003105013 0,127159419
1080 46 0,001794602 0,073494239
1110 45 0,001245197 0,045596993
1140 43,5 0,000719686 0,029473241
1170 42,5 0,000499359 0,018285667
1200 41,25 0,000316228 0,012233798
1230 40,5 0,00024041 0,008349565
1260 39,5 0,00016681 0,0061083
1290 38,75 0,000126816 0,004404393
1320 38 9,64111E-05 0,003348409
1350 37 6,68955E-05 0,002449599
1380 36,5 5,57226E-05 0,001839272
1410 36 4,64159E-05 0,001532078
1440 35,25 3,52874E-05 0,001225549
1470 35 3,2206E-05 0,0010124
1500 34,5 2,6827E-05 0,000885494
1530 34 2,23463E-05 0,000737599
1560 33,8 2,07711E-05 0,000646762
1590 33,1 1,60823E-05 0,000552802
1620 33 1,55052E-05 0,000473812
1650 32,9 1,49487E-05 0,000456808
1680 32,8 1,44122E-05 0,000440413
1710 32,7 1,3895E-05 0,000424607
1740 32,6 1,33963E-05 0,000409368
1770 32,5 1,29155E-05 0,000394677
1800 32,4 1,2452E-05 0,000380512
F0 Hitung or Luas Kurva 326,2467667
5,437446111

Susu pada 72°C


Waktu (s) Suhu (°C) Lethal Rate Letalitas
0 21 1,9307E-07 0
30 25 8,32981E-07 1,53908E-05
60 31 7,46476E-06 0,000124466
90 36 4,64159E-05 0,00080821
120 40 0,000200257 0,003700091
150 44 0,000863988 0,015963679
180 47 0,002586416 0,05175607
210 50 0,007742637 0,154935795
240 53 0,023178182 0,463812279
270 55 0,048143724 1,06982859
300 56 0,069385679 1,762941045
330 58 0,14412196 3,202614577
360 60 0,299357729 6,652195337
390 61 0,431440226 10,96196933
420 62 0,621800109 15,79860502
450 63 0,896150502 22,76925916
480 64 1,291549665 32,8155025
510 64,5 1,55051578 42,63098167
540 65 1,861406687 51,17883701
570 66 2,682695795 68,16153724
600 66 2,682695795 80,48087386
630 67 3,866353752 98,23574321
660 67,5 4,641588834 127,6191388
690 68 5,572264796 153,2078044
720 68,5 6,689548787 183,9272037
750 69 8,030857221 220,8060901
780 70 11,57422881 294,0762904
810 70,5 13,89495494 382,0377562
840 71 16,68100537 458,6394047
870 72 24,04099184 610,8299581
900 72 24,04099184 721,2297551
930 61 0,431440226 367,0864809
960 60 0,299357729 10,96196933
990 58 0,14412196 6,652195337
1020 55 0,048143724 2,883985258
1050 53 0,023178182 1,06982859
1080 51 0,01115884 0,515055326
1110 49 0,005372281 0,247966816
1140 47 0,002586416 0,11938046
1170 46 0,001794602 0,06571528
1200 44 0,000863988 0,039878863
1230 43 0,000599484 0,02195209
1260 42 0,000415956 0,015231607
1290 41 0,000288614 0,010568554
1320 40 0,000200257 0,007333063
1350 39 0,00013895 0,005088095
1380 38 9,64111E-05 0,00353041
1410 37 6,68955E-05 0,002449599
1440 36 4,64159E-05 0,001699671
1470 35,5 3,86635E-05 0,001276191
1500 35 3,2206E-05 0,001063043
1530 34,5 2,6827E-05 0,000885494
1560 34 2,23463E-05 0,000737599
1590 33,5 1,86141E-05 0,000614406
1620 33 1,55052E-05 0,000511788
1650 32,5 1,29155E-05 0,00042631
1680 32 1,07584E-05 0,000355108
1710 31,5 8,96151E-06 0,000295798
1740 31 7,46476E-06 0,000246394
1770 30,5 6,218E-06 0,000205241
1800 30 5,17947E-06 0,000170962
F0 Hitung or Luas Kurva 3978,502504
66,30837506

Alpukat pada 65°C


Waktu Suhu (°C) Lethal Rate Letalitas
0 15 2,15443E-08 0
30 15,5 2,58642E-08 7,11128E-07
60 18 6,44947E-08 1,35538E-06
90 20 1,33963E-07 2,97686E-06
120 22,5 3,34048E-07 7,02017E-06
150 25,5 0,000001 2,00107E-05
180 28,5 2,99358E-06 5,99037E-05
210 31,5 8,96151E-06 0,000179326
240 35 3,2206E-05 0,000617512
270 37,5 8,03086E-05 0,001687718
300 40 0,000200257 0,004208481
330 43 0,000599484 0,011996116
360 44,5 0,001037225 0,02455064
390 47 0,002586416 0,05435462
420 48,5 0,004475006 0,105921338
450 50 0,007742637 0,183264647
480 52 0,016082339 0,357374634
510 53 0,023178182 0,588907809
540 55 0,048143724 1,06982859
570 56,5 0,083298066 1,97162686
600 58 0,14412196 3,411300392
630 59 0,207711393 5,277500284
660 60 0,299357729 7,606036831
690 61 0,431440226 10,96196933
720 61,2 0,464158883 13,43398664
750 62 0,621800109 16,28938488
780 62,5 0,746476041 20,52414224
810 63,5 1,075835899 27,33467909
840 65 1,861406687 44,05863879
870 65 1,861406687 55,84220062
900 65 1,861406687 55,84220062
930 65 1,861406687 55,84220062
960 63 0,896150502 41,36335784
990 60 0,299357729 17,93262347
1020 58 0,14412196 6,652195337
1050 56 0,069385679 3,202614577
1080 54,5 0,040102791 1,642327053
1110 53 0,023178182 0,949214598
1140 52 0,016082339 0,588907809
1170 50,5 0,009295098 0,38066155
1200 49 0,005372281 0,220010685
1230 48 0,003727594 0,136498123
1260 47 0,002586416 0,094710149
1290 45,75 0,001637894 0,063364649
1320 44,5 0,001037225 0,040126782
1350 44 0,000863988 0,028518203
1380 43 0,000599484 0,02195209
1410 42 0,000415956 0,015231607
1440 42 0,000415956 0,012478686
1470 41 0,000288614 0,010568554
1500 40 0,000200257 0,007333063
1530 39 0,00013895 0,005088095
1560 38,5 0,000115742 0,003820378
1590 38 9,64111E-05 0,003182301
1620 37 6,68955E-05 0,002449599
1650 37 6,68955E-05 0,002006865
1680 36,5 5,57226E-05 0,001839272
1710 36 4,64159E-05 0,001532078
1740 35,5 3,86635E-05 0,001276191
1770 35 3,2206E-05 0,001063043
1800 34 2,23463E-05 0,000818285
F0 Hitung or Luas Kurva 394,1846216
6,569743693

Alpukat pada 72°C


Waktu (s) Suhu (°C) Lethal Rate Letalitas
0 21 1,9307E-07 0
30 29 3,59381E-06 5,68033E-05
60 34 2,23463E-05 0,000389102
90 38,5 0,000115742 0,002071329
120 42 0,000415956 0,007975478
150 45 0,001245197 0,0249173
180 46 0,001794602 0,045596993
210 48,2 0,004010279 0,087073224
240 50 0,007742637 0,176293739
270 52 0,016082339 0,357374634
300 53,5 0,027825594 0,658618992
330 54,5 0,040102791 1,018925781
360 55,5 0,057796929 1,468495804
390 56 0,069385679 1,907739114
420 56,2 0,074647604 2,160499243
450 58,5 0,173019574 3,71500767
480 59 0,207711393 5,710964497
510 59 0,207711393 6,231341778
540 59 0,207711393 6,231341778
570 61,5 0,517947468 10,88488291
600 61,5 0,517947468 15,53842404
630 62,5 0,746476041 18,96635263
660 63 0,896150502 24,63939814
690 63,5 1,075835899 29,57979601
720 63,5 1,075835899 32,27507696
750 63,5 1,075835899 32,27507696
780 65 1,861406687 44,05863879
810 65,5 2,234633727 61,44060621
840 65,7 2,404099184 69,58099366
870 66 2,682695795 76,30192468
900 66,5 3,220597919 88,54940571
930 66,7 3,464834856 100,2814916
960 67 3,866353752 109,9678291
990 67,4 4,475006297 125,1204007
1020 67,5 4,641588834 136,748927
1050 68 5,572264796 153,2078044
1080 68,5 6,689548787 183,9272037
1110 68,5 6,689548787 200,6864636
1140 68,5 6,689548787 200,6864636
1170 68,5 6,689548787 200,6864636
1200 68,5 6,689548787 200,6864636
1230 68,7 7,19685673 208,2960828
1260 68,7 7,19685673 215,9057019
1290 68,7 7,19685673 215,9057019
1320 68,8 7,464760408 219,9242571
1350 68,9 7,742636827 228,1109585
1380 69 8,030857221 236,6024107
1410 69 8,030857221 240,9257166
1440 69 8,030857221 240,9257166
1470 69 8,030857221 240,9257166
1500 69 8,030857221 240,9257166
1530 69 8,030857221 240,9257166
1560 69 8,030857221 240,9257166
1590 69 8,030857221 240,9257166
1620 69 8,030857221 240,9257166
1650 69,1 8,329806648 245,409958
1680 69,1 8,329806648 249,8941994
1710 69,1 8,329806648 249,8941994
1740 69,1 8,329806648 249,8941994
1770 69,1 8,329806648 249,8941994
1800 69,1 8,329806648 249,8941994
F0 Hitung or Luas Kurva 6892,926572
114,8821095

Anda mungkin juga menyukai