Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang paling sering digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasioleh penduduk dunia. Sebagai bahasa Internasional bahasa Inggris
hamper digunakan dibanyak Negara sebagai bahsa pengantar di sekolah-sekolah formal.
Termasuk di Indonesia, bahasa Inggris diajarkan kepada siswa mulai dari jenjang SD
sampai ke jenjang Perguruan Tinggi.

Berbagai pendekatan, strategi, dan metode sudah diperkenalkan kepada para guru
untuk diterapkan di kelasnya dengan harapan dapat meningkatkan keterampilan
berbahasa Inggris para siswa baik keterampilan menyimak, berbicara, membaca, maupun
menulis. Namun demikian, ternyata hasil pembelajaran bahasa Inggris baik di SMP/MTS
maupun SMA/SMK/MA bahkan Perguruan Tinggi masih belum mencapai hasil yang
diharapkan. Terutama dalam keterampilan membaca, ini dapat kita lihat dari soal-soal
yang ada pada Ujian Nasional, sekitar 40% soal pertanyaan berhubungan dengan
membaca teks-teks pendek yang terdiri dari beberapa alinea. Dan siswa mendapatkan
hasil yang belum memuaskan.

Salah satu penyebab siswa mendapatkan hasil Ujian Nasional yang belum
memuaskan adalah siswa belum mempunyai keterampilan membaca yang baik. Oleh
karena itu harus meningkatkan keterampilan membaca siswa, agar siswa lebih terampil
dalam membaca. Dalam meningkatkan ketermpilan membaca salah satunya adalah kita
harus mempunyai strategi dalam membaca. Strategi membaca sangat penting karena
dengan menerapkan strategi membaca ini siswa dapat menggali informasi untuk
mengembangkan pemikiran mereka. Mengingat begitu pentingnya strategi membaca ini
maka keterampilan ini harus sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar. Sejak tingkat
2

pendidikan dasar, siswa diharapkan dapat membaca dengan pemahaman yang baik,
sehingga siswa mengerti apa tujuan atau isi dari bacaan itu.

Pentingnya strategi membaca membuat pemerintah merasa perlu untuk


memberikan perhatiannya yang lebih. Pemeintah menempatkan membaca sebagai
prioritas utama pada mata pelajaran Baasa. Program ini juga di dukung oleh peraturan
yaitu Pendidikan Dasar Sembilan tahun yg dimulai sejak tahun 1994/1995. Dengan
peraturan ini diharapkan semua penduduk Indonesia mengikuti pendidikan sekurang-
kurangnya 9 tahun. Diperkirakan bahwa peraturan tidak hanya membekali lulusannya
dengan ketermpilan dasar membaca, menulis, dan menghitung tetapi juga dengan
keterampilan yang memungkinkan mereka untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.

Secara rinci tujuan pembelajaran bahasa Inggris didalm kurikulum 194 dan
kurikulum 2004 menekankan pada aspek membaca untuk dapat dikuasi oleh siswa. Siswa
dituntut untuk memahami berbagai bacaan dengan berbagai judul yang disesuaikan
dengan tema dan tingkat kesukarannya. Bahan bacaan juga dipilih dari bahan baca yang
sudah dikenal, yang dekat dengan lingkungan
3

Siswa, seperti tema kesehatan, transportasi, olahraga, kehidupan desa/kota,


geografi Indonesia dan sebagainya

Pemerintah mengembangkan kurikulum untuk membimbing guru dalam kegiatan


belajar mengajar. Guru sebagai pelaksana kurikulum sering dihadapkan pada masalah
tidak tercapainya tujuan dalam kurikulum, ditambah lagi dengasn masalah rendahnya
pemahaman siswa. Pada akhir pelajaran, mereka menemukan bahwa siswa belum dapat
mencapi tujuan sebagaimana yang tertulis dalam kurikulum. padahal kurikulum 1994 dan
kurikulum 2004 yang disebut juga dengan kurikullum berbasis kompetensi (KBK)
menuntut siswa memilih kemampuan membaca pemahaman.

Kenyataan lainnya adalah dari perolehan siswa pada ujian akhir nasional
menunjukkan bahwa umum nya siswa memiliki nilai yang rendah dalam berbagai bidang
studi. Kenyataan ini juga dialami pada sekolah menengh atas yang peneliti amati pada
SMA Setia Bhakti Tangerang. Dari perolehan nilai Ujian Nasional (UN) tahun 2014/2015
menunjukan bahwa rata-rata siswa mendapatkan nilai rendah pada mata pelajara bahasa
ingrris. Siswa yang memperoleh hasil belajar yang baik pada mata pelajaran ini
umumnya adalah siswa yang mengikuti kursus tambahan pada pendidikan luar sekolah
(PLS).

Rata-rata hasil UN 2014/2015 pada SMA Setia Bhakti dalam mata pelajaran
bahasa inggris : 4.50, permasalahan rendahnya hasil belajar siswa terutama hasil Ujian
Nasional yang rendah pada bidang studi Bahasa Inggris disebabkan oleh banyak faktor.
Faktor utama adalah siswa tidak dapat memahami teks-teks yang terdiri dari beberapa
4

alinea dengan baik sehingga tidak dapat menjawab pernyataan-pernyataan yang


berhubungan dengan bacaan pada saat menghadapi Ujian Nasional.

Faktor lain yang menyebabkan siswa mendapatkan nilai rendah adalah siswa
kurang menguasai kosa kata. Kosa kata siswa sangat minim sehingga siswa kurang
menangkap makna paragraf. Hail pengamatan dan wawancara yang dilakukan kepada
siswa umumnya menggungkapkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami
maksud paragraf. Dari wawancara ini juga terungkap bahwa siswa mengharapkan boleh
melihat kamus ketika ujian.

Faktor lainnya adalah kualifikasi guru yang rendah yang tidak mampu
mengembangkan pelajaran dengan menerapkan inofasi-inofasi baru dalam kelas.
Sebliknya guru lebih senang menerapkan pelajaran yang bersifat tradisional.

Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas juga merupakan faktor
penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Jumlah siswa satu kelas rata-rata berjumlah 30-
35 orang. Sehingga sisa tidak mempunyai banyak kesempatan untuk mengembangkan
kemmpuannya karena kelasnya yan terlalu penuh. Idealnya jumlah siswa per-kelas tidak
lebih dari 25 orang.
Berkaitan dengan membaca pemahan pada mata pelajaran Bahasa Inggris trutama
untuk memahami teks aliniea, umumnya siswa kurang memiliki strategi dalam membaca.
Hal ini dikarenakan siswa kurang diberikan latihan yang cukup dan terencana untuk
memiliki strategi yang baik dalam membaca, sehingga ketika siswa diberikan soal-soal
yang berhubungaan dengan mdembaca seperti menentukan topik, menentukan ide pokok
dan informasi tertentu dari

Anda mungkin juga menyukai