( Alpinia galanga (L.)Swartz. ) TERHADAP SIFAT FISIK SALEP DAN AKTIVITAS ANTI JAMUR
Arif Budiman1 , Mufrod 2 and Tatang shabur2
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
INTISARI
Rimpang lengkuas (Alpinia galanga(L.)Swartz.) telah banyak digunakan oleh masyarakat didalam
pengobatan tradisional sebagai obat infeksi pada kulit yaitu sebagai obat anti jamur yang masih
digunakan dalam bentuk sederhana sehingga perlu dibuat suatu sediaan yang lebih praktis dan
efektif yaitu dalam bentuk sediaan salep.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
tipe basis yaitu basis hidrokarbon, basis serap dan basis larut air terhadap aktivitas anti jamur
minyak rimpang lengkuas terhadap penghambatan pertumbuhan Malassezia furfur. Minyak
lengkuas diperoleh dengan menggunakan metode destilasi uap-air kemudian diuji sifat
organoleptis yang meliputi bentuk,warna, dan bau dan sifat fisik yang meliputi berat jenis dan
indeks bias dan uji kimianya dengan menggunakan GCMS (Gas Chromatography - Mass
Spectrometer) serta dihitung rendemennya baru kemudian dibuat sediaan salep dalam 3 formula
berdasarkan jenis basis( F1= basis hidrokarbon, F2= basis serap, F3= basis larut air) dengan metode
yang sama yaitu metode peleburan. Salep yang diperoleh dilakukan uji stabilitas fisik meliputi
homogenitas, daya lekat dan daya sebar, sedangkan untuk uji aktivitas anti jamurnya
menggunakan metode difusi (dengan cara sumuran) dalam media agar dengan mengukur data
diameter derah hambatannya terhadap pertumbuhan Malassezia furfur. Data diameter daerah
hambatan tersebut dianalisis dengan uji anova satu jalan dan dilanjutkan dengan uji tuckey pada
tingkat kepecayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa basis larut air merupakan yang
terbaik dalam menghambat aktivitas anti jamur
Kata kunci: minyak atsiri lengkuas, basis salep, Malassezia furfur
.
ABSTRACT
Galangal rhizome (Alpinia galanga (L.) Swartz.) have been widely used by people in traditional
medicine as a cure infections of the skin that is as anti-fungal drug that are used in a simple form
that needs to be a preparation which is more practical and effective dosage is in the form
ointment.The objective of this reseacrh was to know the influence of the base type of hydrocarbon
base, absorption base and the base of the water soluble anti-fungal activity of galangal rhizome oil
against malassezia furfur growth inhibition. Galangal oil obtained by steam water distillation
methode and then examined the nature of water organoleptis including shape, color, and odor
and physical properties including density and refractive index and chemical test using GCMS (Gas
Chromatography - Mass Spectrometer) and then calculated new rendement ointment
preparations are made in the formula based on type 3 base (F1 = hydrocarbon base, F2 =
absorption base, F3 = water soluble base) by the same method is obtained fusion.Ointment
methode performed physic stability include homogeneity,adhesive force and spreading
force,whereas for testing anti-mushroom activity using the diffusion method (by sinks) in the
media in order to measure the diameter of regional resistance data on the growth of Malassezia
furfur.Data the diameter of the barrier were analyzed by one-way Anova test followed by tuckey
test faith at 95%. The results showed that water-soluble base is the best at inhibiting antifungal
activity
Keywords: galangal essential oil, ointment base, malassezia furfur
PENDAHULUAN Penyakit infeksi pada kulit
manusia yang disebabkan oleh jamur di
Kulit merupakan salah satu Indonesia masih relatif tinggi dan obat
organ tubuh yang mempunyai peranan anti jamur relatif lebih sedikit
penting dalam sistem fisiologi tubuh. dibandingkan dengan antibakteri, oleh
Kulit berfungsi sebagai indra peraba karena itu perlu dilakukan
yang menerima rangsangan panas, pengembangan. Salah satu tumbuhan
dingin, rasa sakit, halus dan sebagainya. yang telah lama dipergunakan oleh
Kulit juga berfungsi untuk menjaga masyarakat Indonesia sebagai anti
stabilitas suhu badan dan mencegah jamur adalah lengkuas (Alpinia galanga)
penguapan air yang berlebihan. Dalam (Anonim,2007).
hal pencegahan terhadap infeksi, kulit Bagian dari tanaman lengkuas
merupakan pelindung yang yang sering digunakan sebagai obat
menghalangi masuknya mikroba dan adalah rimpangnya. Rimpang lengkuas
bahan-bahan asing lain yang secara tradisional digunakan untuk
mempunyai sifat patogenik. Kulit mengobati penyakit seperti: diare,
sebagai alat ekskresi memiliki kelenjar disentri, panu, kudis, bercak-bercak
minyak dan kelenjar keringat. kulit dan tahi lalat, menghilangkan bau
Kerusakan pada kulit dapat disebabkan mulut, dan sebagai obat kuat. Khasiat
oleh beberapa hal, salah satu di obat pada suatu tanaman umumnya
antaranya adalah akibat terjadinya disebabkan oleh kandungan metabolit
penyakit infeksi pada kulit yang sekundernya, salah satu diantaranya
disebabkan oleh jamur. Penyakit yang adalah minyak atsiri. Minyak atsiri
disebabkan oleh jamur masih merupakan minyak yang mudah
merupakan penyakit yang sulit diatasi menguap yang akhir-akhir ini menarik
karena jamur lebih dapat bertahan pada perhatian dunia, hal ini disebabkan
kondisi yang tidak menguntungkan minyak atsiri dari beberapa tanaman
dibanding bakteri. Selain itu, penyakit bersifat aktif biologis sebagai
ini berkaitan dengan kesadaran antibakteri dan anti jamur
masyarakat terhadap kebersihan, (Anonim,2007).
kesehatan dan sanitasi lingkungan. Lengkuas selain mengandung
(Pearce EC,1987 ). minyak atsiri juga mengandung
golongan senyawa flvonoid, fenol, dan METODE PENELITIAN
terpenoid. Berdasarkan penelitian yang Alat
perangkat alat destilasi, alat
sudah dilakukan minyak atsiri pada
Gas Chromatography (QP2010S
rimpang lengkuas mengandung
SHIMADZU), inkubator (Memmert),
senyawa eugenol, sineol, dan metil
autoklaf (Memmert), alat-alat gelas
sinamat (Anonim, 2009).
beker, ose, mortir dan stamper, kertas
Berlatar belakang khasiat obat
aluminium, kertas saring, stopwatch,
yang diyakini oleh banyak masyarakat
alat uji daya sebar, alat uji daya lekat,
Indonesia serta kandungan minyak atsiri
timbangan elektrik (type LL. GDT
dan senyawa kimia lainnya dari rimpang
shimadzu), beban 50-1000 gram,
lengkuas, maka perlu dilakukan
penggaris, water bath, refraktometer
penelitian lebih lanjut tentang
(Tipe Abbe’), piknometer.
penggunaan minyak rimpang lengkuas.
Bahan
Salep adalah bentuk sediaan setengah
Minyak lengkuas digunakan
padat untuk penggunaan eksternal
sebagai senyawa uji, basis salep (kontrol
pada permukaan tubuh, kecuali salep
negatif), jamur malassezia furfur
mata. Salep bersifat lembut,
digunakan sebagai mikroba uji, media
melembabkan, melindungi, tetapi pada
Sabouraud dextrosa Agar (SDA),
umumnya bersifat lengket dan sulit
ketokonazol 2%, cera alba, vaselin
dicuci dengan air. Dari sepengetahuan
putih, PEG 4000, PEG 400, stearil
penulis saat ini di pasaran belum ada
alkohol, adeps lanae, aquadest
bentuk sediaan salep yang mengandung
minyak lengkuas (Alpinia galanga). Atas
Jalannya Penelitian
dasar pemikiran tersebut maka penulis
mencoba untuk memvariasikan basis Pengambilan Bahan
salep yang mengandung minyak
Tanaman lengkuas yang
lengkuas dan melihat stabilitas dari
digunakan adalah tanaman yang
salep serta melakukan uji aktivitas anti
diambil dari perkebunan tanaman obat
jamurnya untuk pendayagunaan.
Merapi Farma Yogyakarta yang
merupakan hasil budidaya dari mitra
kerja dalam program ini.
Pembuatan Minyak Atsiri Lengkuas alas tikar atau alas lain yang berlubang-
Rimpang dicuci dengan air bersih lubang. Kemudian rimpang ditimbang
sampai bersih kemudian dipotong- dengan secara seksama sesuai
potong melintang kira-kira sepanjang 5 konsentrasi yang diinginkan dan diambil
cm sampai 6 cm. Kemudian dibelah sarinya dengan metode destilasi uap-
medengan ketebalan antara 1,5 cm air. Ukur minyak yang diperoleh untuk
sampai 3 cm. Selanjutnya keringkan mengetahui
diatas tikar dipanas matahari dengan
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Tabel VI. Hasil pengaruh variasi basis salep terhadap daya sebar selama satu
bulan penyimpanan.
Formula Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4
1 4,07 cm 3,87 cm 4,37 cm 3,77 cm 4,40 cm
2 3,67 cm 3,97 cm 3,85 cm 3,85 cm 3,92 cm
3 4,58 cm 3,77 cm 3,35 cm 3,68 cm 3,67 cm
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Tabel VII , Hasil uji anti fungi salep minyak lengkuas dengan berbagai
Tipe basis dengan kontrol
Formula Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 X ± SD
Kontrol - - - - -
Kontrol + 3,3 cm 3,5 cm 3,5 cm 3,43 cm ± 0,11
Formula1 1,4 cm 2,2 cm 2,5 cm 2,03 cm ± 0,57
Formula 2 - 2,1 cm 2,3 cm 2,20 cm ± 0,14
Formula 3 3,5 cm 3,6 cm 3,8 cm 3,63 cm ± 0,15
Kontrol -
kontrol +
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Gambar 5. Grafik hubungan variasi basis salep minyak lengkuas
terhadap anti jamur
Berdasarkan uji aktivitas anti berarti berbeda secara signifikan
jamur salep minyak lengkuas dalam sebagai contoh formula 1 ke formula 3.
berbagai basis ternyata pada minggu ke Dari hasil penelitian terhadap
3 basis hidrokarbon, basis serap dan minyak lengkuas dalam sediaan salep
basis cair memberikan diameter meliputi daya anti jamur secara In-vitro
hambatan terhadap jamur Malassezia dan stabilitas fisik salep (daya lekat dan
furfur dan basis larut air memberikan daya sebar) diperoleh hasil bahwa salep
daya hambat paling tinggi yaitu 3,8 cm dengan tipe basis larut air yang
ini karena pembawa medianya adalah memberikan diameter hambat terbesar
air maka basis larut air dapat meresap dan memilki daya lekat paling lama.
ke media, sehingga meresapnya basis ke Hasil penelitian ini secara In-vitro, jadi
media ini mempermudah salep minyak ini belum tentu memberikan hasil yang
lengkuas di dalam basis tersebut untuk sama bila salep diaplikasikan pada kulit
berdifusi kedalam media dibandingkan manusia, maka perlu dilakukan
basis hidrokarbon dan basis serap, penelitian lebih lanjut terhadap daya
Pada hasil uji statistik dengan anti jamur salep tersebut secara In-vivo.
metode anova satu jalan hasilnya
menunjukkan bahwa perbedaan basis
terhadap jamur selama tiga minggu dan
tiga kali replikasi berbeda secara KESIMPULAN DAN SARAN
signifikan, hal ini disebabkan nilai KESIMPULAN
signifikan atau nilai P yang didapat 1. Salep minyak lengkuas dengan
<0,05 yaitu sebesar 0,000, setelah itu basis hidrokarbon, serap dan larut
dilanjutkan dengan uji Tuckey dengan air selama peyimpanan empat
taraf kepercayaan 95%, hasilnya minggu adalah homogen
menunjukkan bahwa pengaruh basis 2. Perbedaan basis berpengaruh
terhadap jamur berbeda secara terhadap daya lekat secara
signifikan ditandai adanya tanda signifikan selama penyimpanan
bintang(*) pada means deference yang empat minggu seperti pada
formula basis hidrokarbon dan
formula basis larut air, sedangkan Guenther, dkk, 1987, Minyak Atsiri, Jilid
I, 20, 101, 103, 130, 132-134,
untuk daya sebar tidak berbeda
141, 174, 178, 180, 183, 230-
secara signifikan 232,286-287, 296-297,
diterjemahkan oleh S, Ketaren
3. Basis hidrokarbon, basis serap dan
2006, Penerbit Universitas
basis larut air memilki aktivitas Indonesia, Jakarta,
Guenther, E,, 2006, Minyak Atsiri,
antifungi tapi basis salep larut air
diterjemahkan oleh S,Ketaren,
memilki daya hambat paling tinggi Jilid I, 131-134,
447- 448, UI press, Jakarta
SARAN
Jawetz, E,, Melnick,, Adelberg, A,,1996,
1. Perlu dilakukan penelitian lebih Mikrobiologi Kedokteran, 612-
615 diterjemahkan oleh
lanjut mengenai pengujian stabilitas
Irawati Setiawan, Edi Nugroho,
fisik yaitu uji viskositas serta uji RF Maulany, EGC, Jakarta
Lachman, L,, Lieberman,, H,A, and
disolusi dari sediaan salep minyak
Kanig, J,L,, 1994, Teori dan
lengkuas. Praktek Farmasi Industri, jilid 2,
edisi 3, 1091-1099,1112-1119,
2. Perlu di lakukan pengujian aktivitas
diterjemahkan oleh Siti Suyatmi,
anti jamur dari sediaan salep UI Press, Jakarta
Pearce JA & Ravlin EC 1987, ‘ The
minyak lengkuas terhadap jenis
Design and Activation of Self-
jamur yang lain sebagai anti jamur Regulating Work Groups’,
Human Relations, vol 40, no 11,
pp 751-782.
DAFTAR PUSTAKA Sastrohamidjojo, H,, 2001, Spektroskopi,
163, Penerbit Liberty,
Yogyakarta
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Sastrohamidjojo, H,, 2005,
Edisi III, 784-786, Departemen Kromatografi, 55, 97, Penerbit
Kesehatan Republik Liberty, Yogyakarta
Indonesia, Jakarta Voigt, R,, 1984, Buku Pelajaran
Anonim, 2007, Lengkuas, Teknologi Farmasi, 314,340,
http://www,id,online,org, 355, diterjemahkan oleh
(diakses 21 agustus 2007) Soendani Noerono Soewandhi
Anonim, 2009, Lengkuas, dan Mathilda B, Widianto,
http://www,roasehat,com/Tana Universitas Gadjah Mada Press,
man-Obat/Tanaman Obat/H- Yogyakarta
O/Lengkuas Putih,html (diakses Wijaya kusuma H,M,,1991, Tanaman
12 april 2009) Berkhasiat Obat Indonesia, Jilid
Ansel, H,C,,1989, Pengantar Bentuk I, Pustaka Kartini, Jakarta
Sediaan Farmasi, Edisi IV, 494,
502 diterjemahkan oleh
Farida Ibrahim, Universitas
Indonesia, Jakarta