Anda di halaman 1dari 10

MINERAL DAN MINERALOGI

A. Pengertian Mineral dan Mineralogi


Mineral merupakan suatu padatan anorganik yang terbentuk secara
alamiah yang mana memiliki sifat fisik dan sifat kimiawi tertentu. Mineral dapat
terbentuk karena adanya kristal-kristal sejenis yang menyatu menjadi satu mineral.
Adapun Mineralogi merupakan cabang ilmu geologi yang berfokus mempelajari
tentang tahap pembentukan kristal, sifat-sifat suatu mineral, susunan mineral dan
klasifikasi dari mineral tersebut.
Bentuk dari mineral tidak selamanya merupakan pengekspresian dari
kristal penyusunnya karena bentuk dari kristal sendiri merupakan hasil dari
keadaan lingkungan pembentukannya. Secara umum, proses pembentukan
mineral baik itu mineral logam ataupun mineral non logam dapat terbentuk karena
proses mineralisasi yang terjadi dikarenakan adanya aktivitas magma. Menurut M
Bateman proses pembentukan mineral dibagi menjadi beberapa proses yang
mana setiap proses dapat menghasilkan jenis mineral tertentu diantaranya:
1. Kristalisasi magma
Kristalisasi magma merupakan suatu proses pembentukan mineral yang
terjadi setelah magma keluar dari gunung berapi yang kemudian membeku dan
membentuk mineral. Mineral ini masih bersifat homogen bukanlah mineral
heterogen karena pada kristalisasi magma ini, magma membeku secara langsung
tanpa melalui proses lain. Proses kristalisasi magma dibagi menjadi dua jenis
yaitu:
 Early Magmatic
Endapan Early Magmatis merupakan hasil dari proses kristalisasi magma
secara langsung atau disebut juga sebagai Orthomagmatic yang mana proses
pengkristalan magma dapat mencapai 90%. Mineral yang terbentuk pada proses
ini berasosiasi dengan endapan batuan beku plutonik basa dan ultrabasa.
Endapan ini dapat terbentuk melalui 3 cara diantaranya disseminated, segregasi,
dan injeksi. Contoh mineral yang terbentuk adalah diamond dan Cromite.
Sumber: Inverse, 2011
Gambar 1
Diamond

 Late Magmatic
Ruang kosong yang terdapat pada rekahan jalur magma dapat
menghasilkan kristal setelah sebelumnya membentuk batuan silika. Magma dari
endapan Late Magmatic mempunyai sifat mobile yang tinggi sehingga setelah
terbentuknya batuan silika menghasilkan rangkaian reaksi. Perubahan ini disebut
Deutric Alteration yang terjadi pada akhir proses kristalisasi. Contoh cebakan di
Vlacfontein Afrika Selatan dan jebakan Nikel di Norwegia.
2. Proses Pegmatisme
Setelah proses magmatis, larutan sisa dari magma atau disebut larutan
pegmatisme yang terdiri dari cairan dan gas memasuki stadium endapan yang
bersuhu kisaran antara 600˚C sampai 450˚C. Contoh batuan asosiasinya adalah
Granit.

Sumber: Sidik, 2015


Gambar 2
Granit

3. Pneumatolisis
Setelah suhu menurun antara 550-450˚C, kumpulan gas mulai membentuk
jebakan pneumatolisis dan menyisakan larutan sisa magma yang makin encer.
Unsur volatile akan memaksa melewati batuan beku yang telah terbentuk
sebelumnya dan batuan samping disekitarnya yang kemudian membentuk mineral
baik dikarenakan adanya proses sublimasi maupun karena reaksi yang terbentuk
oleh unsur volatile dengan bebatuan yang diterobosnya sehingga menghasilkan
endapan mineral yang disebut sebagai mineral pneumatolisis. Contohnya proses
ini adalah pada pembentukan biji timah.

Sumber: Hendro, 2012


Gambar 3
Bijih Timah

4. Proses Hidrotermal
Merupakan proses pembentukan pada mineral yang terjadi dikarenakan
adanya pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat rendah dan cairan magma
yang terbentuk pada proses sebelumnya. endapan mineral yang terbentuk dari
proses hidrothermal dibagi atas:
 Endapan hipotermal : Asosiasi mineral endapan ini berupa sulfides,
misalnya Galena, pirit, kalkopirit dan Spalerite.
 Endapan mesotermal : Asosiasi mineral endapan ini berupa sulfides,
misalnya Emas, Copper, dan Silver.
 Endapan epitermal : Asosiasi mineral logamnya berupa emas dan silver
diikuti dengan mineral pembawanya.

Sumber: Gefisi, 2015


Gambar 4
Kalkopirit
5. Metasomatic replacement
Merupakan proses yang terjadi pada pembentukan endapan mineral
epigenetic yang didominasi dengan pembentukan endapan secara hipotermal dan
mesotermal. Metasomatic replacement dapat diartikan sebagai proses
penggantian mineral dapat diartikan sebagai proses pembentukan mineral baru
dengan mengganti posisi mineral lain. Mangan, barit, fluorit merupakan contoh
logam yang terbentuk pada proses ini.

Sumber: Bubulemon, 2013


Gambar 5
Mangan

6. Residual Processes dan Mechanic Concentration


Endapan residual adalah suatu endapan hasil dari proses pelapukan yang
mana proses pelapukan dan pengendapan terjadi di satu tempat yang sama.
Dapat dikatakan pula bahwa Residual Processes tidak mengalami proses
transportasi baik itu dengan menggunakan media air atau angin seperti
kebanyakan endapan sedimen. Proses pelapukan pada batuan (weathering)
biasanya dapat terjadi melalui proses fisika dan kimia. Proses pelapukan endapan
residu ini diantaranya adalah proses penghancuran (Pelapukan secara kimia,
fisika, dan biologi), perpindahan dan pengendapan.
Mineral yang memiliki ketahan tinggi seperti emas akan terpisah dari
batuannya setelah melalui pelapukan kemudian mengalami pengkayaan residual
didasar perairan atau permukaan tanah melalui proses konsentrasi mekanik
menjadi suatu endapan aluvial.
Sumber: Septia, 2014
Gambar 6
Residual Processes

7. Pengkayaan Supergen
Pengkayaan Sulfida Supergen adalah proses pengumpulan mineral logam
pada suatu zona yang dilewati air berupa zat terlarut dan membentuk suatu
wilayah yang belum mengalami pelapukan secara oksidasi, sedangkan zona
supergen adalah suatu zona yang terdiri dari sulfida yang belum terlapukan.
Proses pengkayaan supergen merupakan hasil dari proses erosi yang
mengikis zona oksidasi sehingga logam berharga akan menembuh permukaan
dibawahnya mengakibatkan logam dengan kadar rendah akan naik yang seiring
proses terjadi akan tercapailah kadar logam tertentu.

Sumber: Sterno, 2018


Gambar 7
Pengkayaan Sulfida Supergen

B. Klasifikasi Dalam Mineralogi


Berdasarkan sifat kimianya, Berzellius mengelompokan mineral menjadi 8
kelompok yaitu:
1. Native Elements
Native Elements merupakan suatu unsur-unsur bebas bukan merupakan
unsur-unsur gabungan. Native Elements digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:
 Logam/Metal : merupakan unsur yang sangat padat, mudah ditempa, dan
dapat menghantarkan listrik. Contoh mineral yang tergolong ke dalam
Native Elements adalah Gold (Au), Silver (Ag), Copper (Cu), Platinum
(Pt),Niekel-Iron (Ni-Fe), Palladium (Pd)
 Semi Logam : dapat menghantarkan listrik namun kurang baik. Contoh
mineral semi logam adalah Arsenik (As), Bismuth (Bi)
 Non Logam : tidak dapat menghantarkan listrik, tembus pandang,
memiliki bidang belah yang jelas. Contoh mineral non logam adalah
Diamond (C), Grafit (C).

Sumber: Belle, 2014


Gambar 8
Palladium

2. Sulfides dan Sulfosalts


Sulfides merupakan hasil persenyawaan antara sulfur dengan unsur logam
dan semi-logam. Sulfides terbentuk pada lapisan hidrotermal didalam tanah
ataupun air sehingga mudah dioksidasi oleh sulfur. Sulfides dibagi menjadi 2
kelompok yaitu:
 Tellurides : Unsur Tellurium menggantikan unsur Sulfur. Contoh
mineral Tellurides adalah Krennerite.
 Arsenides : Unsur Arsenic menggantikan unsur sulfur. Contoh mineral
arsenides adalah Skutterudite.
Sumber: Hammerstein, 2011
Gambar 9
Krennerite

3. Oxides dan Hydroxices


Oxides merupakan hasil persenyawaan dengan unsur oksigen. Contoh
mineralnya adalah Zinzite, Cuprite, Hematite, Magnetite, Corundum, Rutile, dan
lainnya. Hydroxices merupakan hasil persenyawaan dengan air/Hydrocile. Contoh
mineral Hydroxices adalah bauksit dan limonit.

Sumber: McDougall, 2016


Gambar 10
Corundum

4. Halides
Merupakan persenyawaan antara unsur logam dengan unsur halida
(golongan VIIA pada tabel periodik) yang mana ciri dari unsur halida adalah sangat
lunak. Contoh mineral Halides adalah Halite (NaCl), Cryolite (Na2AlF8), Pluorite
(CaF2)
Sumber: Britanica, 2018
Gambar 11
Cryolite

5. Carbonates, Nitrates, dan Borates


Carbonates merupakan persenyawaan antara unsur logam atau semi
logam dengan Carbonate radical (CO3)2-. Contoh mineral Carbonates adalah
rhodochrosite. Nitrates merupakan persenyawaan antara unsur logam atau semi
logam dengan Nitrate radical (NO2)1-. Contoh mineral Nitrates adalah Soda-Niter.
Borates merupakan persenyawaan antara unsur logam dengan Borate radical
(BO3)3-. Contoh mineral Borates adalah Colamanite.

Sumber: johnBett, 2017


Gambar 12
Rhodochrosite

6. Sulphates, Chromates, Molybdates dan Tungstates


Sulphates merupakan persenyawaan antara satu atau lebih unsur logam
dengan Sulfate radical (SO4)-2. Contoh mineral Sulphates adalah monazite.
Chromates merupakan persenyawaan antara unsur logam dengan Chromate
radical (CrO4)-2. Contoh mineral Chromates adalah croconite. Molybdates
merupakan persenyawaan unsur logam dengan Molybdate radical (MoO4)-2.
Contoh mineral Molybdates adalah Wulfenite. Tungstates merupakan
persenyawaan antara unsur logam dengan Tungstate radical (WO4)-2. Contoh
mineral Tungstates adalah Wolframite.

Sumber: Sandatlas, 2011


Gambar 13
Monazite

7. Phospates, Arsenates dan Vanadates


Phospates merupakan persenyawaan antara unsur logam dengan
Phospate radical (PO4)-8. Contoh mineral Phospates adalah Lazurite. Arsenates
merupakan persenyawaan unsur logam dengan Arsenate radical (AsO4)-8. Contoh
mineral Arsenates adalah adamite. Vanadates merupakan persenyawaan unsur
logam dengan Vanadate radical (VO4)-3/(VO4)-1. Contoh mineral Vanadates adalah
Vanadinite.

Sumber: fossilera, 2018


Gambar 14
Vanadinite

8. Silicates
Silicates merupakan golongan mineral terbesar karena merupakan unsur
penyusun lempeng benua. Mineral Silicates memiliki ciri fisik yang keras dan
berwarna transparan sampai translucent dengan berat jenis yang sama untuk
setiap mineralnya. Silicates merupakan hasil persenyawaan unsur logam dengan
silica tetraoksida (SiO4)-4. Berdasarkan struktur bangunnya, silicates dibagi
menjadi 6 kelas yaitu:
a. Tektosilicate : kuarsa, tridimite, opal dan lainnya.
b. Phyllosilicates : kaolite, serpentit, talc dan lainnya.
c. Inosilicates : cummingtonite, tremolite dan lainnya.
d. Cyclosilicates : axinite, beryl, cardierite dan lainnya.
e. Sorosilicates : lawsonite, epidote, allanite dan lainnya.
f. Nososilicates : willemite, topaz, pyrop dan lainnya.

Sumber: McDougall, 2016


Gambar 15
Natrolite

Anda mungkin juga menyukai