Late Magmatic
Ruang kosong yang terdapat pada rekahan jalur magma dapat
menghasilkan kristal setelah sebelumnya membentuk batuan silika. Magma dari
endapan Late Magmatic mempunyai sifat mobile yang tinggi sehingga setelah
terbentuknya batuan silika menghasilkan rangkaian reaksi. Perubahan ini disebut
Deutric Alteration yang terjadi pada akhir proses kristalisasi. Contoh cebakan di
Vlacfontein Afrika Selatan dan jebakan Nikel di Norwegia.
2. Proses Pegmatisme
Setelah proses magmatis, larutan sisa dari magma atau disebut larutan
pegmatisme yang terdiri dari cairan dan gas memasuki stadium endapan yang
bersuhu kisaran antara 600˚C sampai 450˚C. Contoh batuan asosiasinya adalah
Granit.
3. Pneumatolisis
Setelah suhu menurun antara 550-450˚C, kumpulan gas mulai membentuk
jebakan pneumatolisis dan menyisakan larutan sisa magma yang makin encer.
Unsur volatile akan memaksa melewati batuan beku yang telah terbentuk
sebelumnya dan batuan samping disekitarnya yang kemudian membentuk mineral
baik dikarenakan adanya proses sublimasi maupun karena reaksi yang terbentuk
oleh unsur volatile dengan bebatuan yang diterobosnya sehingga menghasilkan
endapan mineral yang disebut sebagai mineral pneumatolisis. Contohnya proses
ini adalah pada pembentukan biji timah.
4. Proses Hidrotermal
Merupakan proses pembentukan pada mineral yang terjadi dikarenakan
adanya pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat rendah dan cairan magma
yang terbentuk pada proses sebelumnya. endapan mineral yang terbentuk dari
proses hidrothermal dibagi atas:
Endapan hipotermal : Asosiasi mineral endapan ini berupa sulfides,
misalnya Galena, pirit, kalkopirit dan Spalerite.
Endapan mesotermal : Asosiasi mineral endapan ini berupa sulfides,
misalnya Emas, Copper, dan Silver.
Endapan epitermal : Asosiasi mineral logamnya berupa emas dan silver
diikuti dengan mineral pembawanya.
7. Pengkayaan Supergen
Pengkayaan Sulfida Supergen adalah proses pengumpulan mineral logam
pada suatu zona yang dilewati air berupa zat terlarut dan membentuk suatu
wilayah yang belum mengalami pelapukan secara oksidasi, sedangkan zona
supergen adalah suatu zona yang terdiri dari sulfida yang belum terlapukan.
Proses pengkayaan supergen merupakan hasil dari proses erosi yang
mengikis zona oksidasi sehingga logam berharga akan menembuh permukaan
dibawahnya mengakibatkan logam dengan kadar rendah akan naik yang seiring
proses terjadi akan tercapailah kadar logam tertentu.
4. Halides
Merupakan persenyawaan antara unsur logam dengan unsur halida
(golongan VIIA pada tabel periodik) yang mana ciri dari unsur halida adalah sangat
lunak. Contoh mineral Halides adalah Halite (NaCl), Cryolite (Na2AlF8), Pluorite
(CaF2)
Sumber: Britanica, 2018
Gambar 11
Cryolite
8. Silicates
Silicates merupakan golongan mineral terbesar karena merupakan unsur
penyusun lempeng benua. Mineral Silicates memiliki ciri fisik yang keras dan
berwarna transparan sampai translucent dengan berat jenis yang sama untuk
setiap mineralnya. Silicates merupakan hasil persenyawaan unsur logam dengan
silica tetraoksida (SiO4)-4. Berdasarkan struktur bangunnya, silicates dibagi
menjadi 6 kelas yaitu:
a. Tektosilicate : kuarsa, tridimite, opal dan lainnya.
b. Phyllosilicates : kaolite, serpentit, talc dan lainnya.
c. Inosilicates : cummingtonite, tremolite dan lainnya.
d. Cyclosilicates : axinite, beryl, cardierite dan lainnya.
e. Sorosilicates : lawsonite, epidote, allanite dan lainnya.
f. Nososilicates : willemite, topaz, pyrop dan lainnya.