MEMBENTUK PLASTISIN
DI RUANG 15 (BEDAH ANAK) RSSA
Oleh :
Frida Iga Damayanti
Nora Adenia E. A
Farit Adi Pratama
Citra Yona K
Dicky Firman S
Dayu Putri
Martoyo Ichwan
Ni Putu Ardiyani
dian Widhy P
Rifta Elmaviana
Dhea Ary W
R. 15 (BEDAH ANAK)
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SYAIFUL ANWAR
MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Ruangan
(....................................) (....................................)
Kepala Ruangan
(....................................)
SATUAN ACARA BERMAIN
A. Latar Belakang
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain
tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai
variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya
dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya
dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan
kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak
yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang
dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan
mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain. Dalam sub
pokok bahasan yang kita angkat pada terapi bermain ini adalah bermain plastisin
dengan sasaran anak usia prasekolah dimana dengan bermain plastisin dapat melatih
perkembangan mental dan kreativitas anak.
Plastisin adalah bahan tiga dimensi. Ini membolehkan anak untuk memiliki
kebebasan untuk berkreativitas yang lebih daripada ketika mereka dengan dua
dimensi seperti melukis atau ketika menggambar. Dengan plastisin, anak dengan
bebas dapat menciptakan potongan-potongan plastisin menjadi hali yang realistis,
imajinasi atau simbolik. Contohnya misal seperti, seorang anak menciptakan
potongan plastisin tersebut menjadi replica monster. Potongan ini, mewakili
monster, terlihat nyata, dan terlihat seperti binatang, atau dapat terlihat seperti
tokoh fantasi, atau mungkin potongan itu merupakan suatu symbol yang khusus,
atau bahkan mungkin hanya potongan yang dibentuk kasar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan permainan, diharapkan pada anak dapat mengembangkan
mental dan kreativitasnya melalui pengalaman, dapat beradaptasi efektif terhadap
stress, serta dapat meningkatkan optimalisasi kemampuan diri.
2. Tujuan Khusus
Setelah bermain anak diharapkan :
a. Bisa berinteraksi dengan sesama murid.
b. Dapat mengembangkan sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar.
c. Dapat beradaptasi dengan stress dalam diri
d. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
e. Kooperatif perawatan dan pengobatan
C. Sasaran
Anak usia 3 sampai 5 tahun dengan kriteria sebagai berikut :
1. Pasien sadar penuh
2. Tanda vital stabil
3. Tidak bertentangan jenis penyakit dipandang dari sudut penularan
4. Pada usia perkembangan yang sama
5. Tidak ada kelainan
G. Strategi
Strategi pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Leader membuka acara terapi dan memperkenalkan diri
2) Leader menjelaskan tujuan dan tehnik permainan dan aturan permainan
3) Fasilitator membagikan alat permaian sesuai dengan usia anak
4) Fasilitator membantu anak bermain
5) Leader memberi informasi waktu bermain telah selesai
6) Fasilitator membereskan alat permainan dan mengembalikan ketempat
semula
7) Leader memberikan umpan balik positif atas pelaksaan dan hasil permainan
8) Leader menyampikan terima kasih dan menyampaikan jadwal kegiatan
berikutnya
9) Leader menutup acara terapi
H. Cara Membuat dan Cara Bermain Plastisin
1. Cara Membuat Plastisin
1) Bahan-bahan yang diperlukan :
a. Siapkan 2 cangkir tepung
b. 1 cangkir garam
c. 2 sendok makan minyak (minyak goreng atau minyak lainnya)
d. 1 cangkir air
e. 2 sendok krim tartar
f. Pewarna makanan secukupnya.
a. Campur semua bahan dalam wadah pewarna makanan dan krim tartar.
b. Lalu, aduk semua bahan menggunakan mixer atau bisa juga diremas-
remas menggunakan tangan hingga rata.
c. Setelah selesai diaduk, panaskan kedalam panci atau oven.
d. Kemudian tunggu sampai adonan memiliki gumpalan yang lembut.
e. Selanjutnya tambahkan lagi sedikit minyak makan, supaya adonan
plastisin terasa lebih lembut.
f. Setelah itu tambahkan sedikit pewarna makanan ke dalam adonan
plastisin tersebut, sambil diaduk terus hingga warnanya merata.
g. Kemudian tambahkan 2 sendok krim tartar, fungsinya adalah untuk
menjaga adonan supaya tetap bagus dan awet ketika nantinya
dimainkan.
h. Selanjutnya simpan adonan plastisin di dalam wadah yang tertutup
atau toples, dan jangan sampai adonan terkena sinar matahari
langsung.
i. Setelah itu, jika adonan sudah mengering, kalian bisa
mengeluarkannya, lalu masukan adonan kedalam air yang berminyak.
j. Terakhir, remas dan hangatkan adonan plastisin tadi.
k. Selesai, plastisin pun sudah bisa digunakan sebagai alat bermain
2) Evaluasi proses
a) Peserta antusias mengikuti terapi bermain
b) Tidak ada peserta yang bosan atau drop out
3) Evaluasi hasil
a) Anak merasa senang dan terhibur
b) Anak mampu membentuk bentuk bidang
TEORI