MOTOR DC
Kelompok 3
Kelas 5B
Nama Praktikan :
Hadi Sutrisno
Nama Partner :
1. Fardan Sidqi (1210010009)
2. Gilang Tri Hartono (1210010081)
3. Habib Muhammad Abror (1210010041)
4. Hasan Albiruni (1210010042)
5. Harry Hafitara (1210010043)
6. Hasan Albiruni (1210010045)
Tanggal Praktek :
24/9/2012
Tanggal Penyerahan :
8/10/2012
BAB II
DASAR TEORI
Teori Dasar
Teori dasar dari motor DC diawali dengan sebuah konduktor yang dialiri listrik berada
di dalam suatu medan magnetik akan mengalami gaya tarik yang arahknya tegak lurus
terhadap arus listrik dan medan magnetik (Gambar 5.1).
F = IBLsinθ
Dengan
Motor listrik memanfaatkan prinsip ini untuk membuat suatu putaran yaitu dengan
membentuk kawat menjadi suatu lup dan menempatkan di dalam medan magnetik
(Gambar 5.2)
Lup atau kumparan ini akan berputar pada suatu sumbu yang diperlihatkan pada
gambar 5.2. Kumparan ini disebut lilitan armatur. Armatur ini ditempatkan di dalam
medan magnetik yang disebut medan. Comutator dan Brush mengalirkan arus listrik ke
armatur dan menyebabkan armatur ini berputar. Pada gambar 5.2.a. Arus listrik pada
kawat A mengalir masuk sedangkan pada kawat B arus listrik masuk kedalam. Sesuai
dengan aturan tangan kanan pada gambar 5.1.b maka gaya pada kawat A akan menaik
sedangkan gaya pada kawat B akan turun sehingga kumparan akan berputar searah
jarum jam. Pada saat kawat sudah berputar 90° arus listrik pada kawat B akan berbalik
kearah masuk sedangkan arus listrik pada kawat A akan keluar, ini semua akibat cincin
comutator yang menyentuh kutub yang berbeda pada brush sehingga arah gaya pada
kawat B adalah ke atas dan arah gaya pada kawat A adalah ke bawah sehingga
kumparan terus berputar searah jarum jam. Torsi adalah gaya putar pada motor. Torsi
maksimum pada saat kumparan berada pada posisi horisontal dan menjadi minimum
pada saat kumparan berada pada posisi vertikal. Sebuah armatur motor DC terdiri dari
beberapa kumparan yang membentuk torsi keseluruhan (gambar 5.3). Setiap kumparan
berhubungan dengan comutator yang terpisah.
T = KTIAφ
Dengan
T = Torsi motor
IA = Arus armatur
φ = fluks magnetik
Motor DC dapat bekerja sebaliknya yaitu mengubah dari energi mekanik gerak
menjadienergi listrik yang disebut dengan generator. Saat ada gaya putar luar memutar
comutator, motor DC akan menimbulkan tegangan yang disebut electromotive force
(EMF). Tapi saat motor DC digerakkan oleh daya listrik tedapat juga tegangan balik
yang arahnya berlawanan dengan arus armatur yang disebut dengan counter-
electromotive force (CEMF). CEMF ini mengurangi tegangan armatur (VA). CEMF ini
akan meningkat dengan meningkatnya laju putar motor dan sebaliknya akan berkurang
saat laju motor berkurang.
5. If, Ampermeter
6. Kabel penghubung
7. Motor DC
1. Masukan saklar untuk penguat medan, atur sampai mecapai 0.8A konstan.
2. Masukan saklar untuk tegangan motor dari 20 V sampai 220 V. lakukan secara
bertahap.
3. Catat data, masukan dalam tabel.
4. Matikan motor, dengan menurunkan tegangan terlebih dahulu
5. Matikan saklar untuk penguat medan.
6. Selesai.
I V RPM
0.8 20 270
0.8 60 820
0.8 100 1330
0.8 140 1835
0.8 180 2340
0.8 220 2760
I V RPM
0.3 150 2604
0.4 150 2323
0.5 150 2166
0.6 150 2073
0.7 150 2010
0.8 150 1955
1. Afsasfasf
2. Mengapa pada saat menjalankan motor DC penguat terpisah ini, langkah pertama
harus memberi penguatan medan terlebih dahulu ?
Jawab : agar pada saat dinyalahkan, motor tidak berputar melebihi kecepatan
maksimal yakni 3000 rpm
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil percobaan seluruh pratikum yang telah dikerjakan, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa semakin kecil amper maka rpm semakin besar. Namun bila
voltase semakin besar maka rpm semakin besar juga Kesalahan rangkaian dapat
mengakibatkan tidak bekerjanya rangkaian atau tidak berjalan electric torquemeter
sebagai indikator rangkaian. Pastikan rangkaian benar- benar tertata rapih dan benar
sebelum menguji rangkaian.