Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL SURVEILANS TENTANG PENYAKIT

DIARE DI PUSKESMAS WARA SELATAN


KOTA PALOPO TAHUN 2016

DISUSUN OLEH:

Nama : Citra Kesuma Sari


DOSEN : Santi Jufri, SKM, M.Kes

TUGAS : EPIDEMIOLOGI

STIKES KURNIA JAYA PERSADA PALOPO


TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh sangat di perlukan untuk memelihara
kesehatan dan fungsi tubuh. Keseimbangan adalah menjaga distribusi air dan elektrolit yang
masuk dan keluar di dalam tubuh, ketidakseimbangan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor
yang berhubungan dengan beberapa penyakit. Oleh karena itu, perawat harus waspada
terhadap beberapa macam perbedaan dari klien, meliputi penilian dan koreksi pada
ketidakseimbangan dan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Penyebab dari diare adalah kebanyakan akibat terjadi infeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama diare. Penyebab utama pada anak adalah kepada bakteri, virus,
parasit, protozoa, adapula yang disebabkan karena faktor malabsorbsi dan faktor makanan.
Karena diare merupakan penyakit umum yang dapat diderita oleh manusia, terutama oleh
anak-anak. Maka penulis menyusun studi kasus ini "Diare" yang bertujuan supaya dapat
menambah dan meningkatkan pengetahuan penulis.
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair
5
B. Tujuan
Untuk mendapatkan informasi tentang penyakit diare

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Surveilans
Surveilans adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus-menerus terhadap
suatu penyakit dengan cara pengumpulan (host, agent, enverotmen dan determinan)
pengolahan, analisis, interprestasi, sampai dengan desiminasi informasi kepada unit terkait
yang membutuhkan untuk mengambil tindakan. Istilah surveilans berasal dari bahasa Prancis,
yaitu “surveillance”, yang berarti “mengamati tentang sesuatu”. Meskipun konsep surveilans
telah berkembang cukup lama, tetapi seringkali timbul kerancuan dengan kata “surveillance”
dalam bahasa inggris, yang berarti “mengawasi perorangan yang sedang dicurigai”. Sebelum
tahun 1950, surveilans memang diartikan sebagai upaya pengawasan secara ketat kepada
penderita penyakit menular, sehingga penyakitnya dapat ditemukan sedini mungkin dan
diisolasi secepatnya serta dapat diambil langkah-langkah pengendalian seawal
mungkin.Selanjutnya, pengertian surveilans epidemiologi yaitu kegiatan untuk memonitor
frekuensi dan distribusi penyakit di masyarakat.

B. Ciri-ciri Surveilans
Ciri-ciri surveilans secara garis besar ada 5 yaitu sebagai berikut :
 Adanya keteraturan, dalam pengumpulan dan interprestasi data
 Adanya upaya terus menerus
 Kesederhanaan, artinya mudah didapat dan dikerjakan
 Harus ada kemudahan untuk dimengerti
 Ada indikator yang dapat mengukur keberhasilan kegiatan surveilans

C. Distribusi Penyakit Diare


 Distribusi kasus Diare menurut tempat Kelurahan
Kasus penyakit Diare banyak ditemukan di Kelurahan Songka selama tahun 2014
hingga tahun 2016 yang totalnya mencapai 920 kasus dalam tiga tahun terakhir ini.
 Distribusi kasus Diare menurut Umur
Kebanyakan yang menderita penyakit Diare yaitu mereka yang berumur 3 bulan sampai
dengan 70 tahun, selama tahun 2014 hingga tahun 2016 yang totalnya mencapai 920
kasus dalam tiga tahun belakangan. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena
meningkatnya aktifitas fisik dan kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya
kesehatan lingkungan dan manusia.
 Distribusi kasus Diare menurut Waktu (pertahun) di Puskesmas Wara Selatan Kasus
penyakit Diare dari tahun 2014 hingga tahun 2016 selalu mengalami peningkatan.
Peningkatan yang sangat jelas kelihatan yaitu pada tahun 2014 ke 2015 yang masing-
masing mencapai 580 kasus dan 607 kasus. Sedangkan pada tahun 2016 terdapat 493
kasus.
 Interprestasi Data
1) Tahun 2014
Jumlah kasus penyakit Diare di Puskesmas Wara Selatan pada tahun 2014 berjumlah 580
kasus. Kejadian penyakit Diare tertinggi terdapat di kelurahan Songka.
2) Tahun 2015
Jumlah kasus penyakit Diare di Puskesmas Wara Selatan pada tahun 2015 berjumlah 607
kasus. Kejadian penyakit Diare tertinggi terdapat di kelurahan Songka.
3) Tahun 2016
Jumlah kasus penyakit Diare di Puskesmas Wara Selatan pada tahun 2016 berjumlah 493
kasus. Kejadian penyakit Diare tertinggi terdapat di kelurahan Songka dan Takkalala

D. Epidemiologi penyakit
1. Pengertian
Diareadalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari
biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari
penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt, 2002).
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi feses
(tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi lebih
dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14hari.
Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali atau dua kali
dalam sehari dengan konsistensi feses padat atau keras.

2. Jenis-jenis Diare
 Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotaviru yang ditandai
dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya
biasanya (3kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare
Rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan pertama sebagai
penyebab diare akut pada anak-anak.
 Diare Bermasalah
Merupakan yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi laktosa,
alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke orang atau
kontak orang dengan alat rumah tangga. Diarae ini umumnya diawali oleh diare cair
kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan maupun tanpa
lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu
makan dan badan terasa lemah.
 Diare Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare persisten
adalah keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan diare akut.

3. Penyebab
Penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam golongan:
 Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
 Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
 Alergi.
 Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
 Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
 Penyebab lain.
4. Patofisiologi
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,
seperti:
 Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
 Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering memasukkan
tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan
udara sampai beberapa hari.
 Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan air yang
benar.
 Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar.
5. Tanda dan Gejala
Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4kali atau lebih dalam sehari,
yang kadang disertai:
 Muntah
 Badan lesu atau lemah
 Panas
 Tidak nafsu makan
 Darah dan lendir dalam kotoran
6. Akibat
Diare yang berlangsung terus selama berhari-hari dapat membuat tubuh penderita
mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi. Jika dehidrasi yang dialami tergolong
berat, misalnya karena diarenya disertai muntah-muntah, risiko kematian dapat
mengancam. Orang bisa meninggal dalam beberapa jam setelah diare dan muntah yang
terus-menerus. Dehidrasi akut terjadi akibat penderita diare terlambat ditangani.
7. Pencegahan
 Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang
bersih dan sehat.
 Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
 Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
 Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan
tempat tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa.
 Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
 Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
 Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau
bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
 Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air
bersih dan jamban/WC yang memadai.
 Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara
jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter
agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih
untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.
8. Pertolongan Pertama
Bila sudah terlanjur terserang diare, upaya pertolongan pertama yang perlu segera
dilakukan:
 Minumkan cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau dan dapat meminumnya.
Tidak usah sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus dilakukan. Satu
bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200 cc). Jika oralit
tidak tersedia, buatlah larutan gula garam. Ambil air masak satu gelas. Masukkan
dua sendok teh gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur. Aduk rata dan
berikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum.
 Penderita sebaiknya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang
lambung, serta makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber.
 Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti
dalam sehari atau keadaannya parah, rasa haus yang berlebihan, tidak dapat minum
atau makan, demam tinggi, penderita lemas sekali serta terdapat darah dalam tinja.
BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA
A. Hasil
Pelaksanaan Surveilans
Surveilans di Puskesmas Wara Selatan berjalan dengan baik selama periode pada tahun 2014
sampai dengan tahun 2016. Kegiatan surveilans pertama di lakukan dengan cara
mengumpulkan data, pengamatan secara terus-menerus, analisis/interprestasi data,
penanggulangan dalam proses menjelaskan/menyebarkan, serta memantau peristiwa kejadian
penyakit khususnya penyakit Diare.
B. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yaitu dengan menggunakan buku registes (buku catatan yang telah
tercatat) sebagai penderita penyakit Diare di puskesmas dimana dalam buku catatan tersebut
memuat keterangan tentang Nama pasien, Jenis Kelamin, Umur, tahun kejadian, dan Alamat.
Keterangan tersebut kemudian akan di infut kekomputer untuk pengolahan dan analisis data.
C. Pengolahan Data
Pengolahan data penyakit Diare di puskesmas yaitu dengan menggunakan komputer
kemudian data yang telah diolah tersebut akan menjadi bahan laporan ke Dinas Kesehatan
Kota Palopo
D. Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan
grafik, hasil analisis inilah yang digunakan oleh petugas survailans Puskesmas Wara Selatan
untuk mendeteksi adanya peningkatan kasus penyakit Diare berdasarkan umur, tempat, dan
waktu.
E. Laporan Data
Data yang telah dianalisis tersebut kemudian diolah dengan menggunakan program komputer
yang nantinya akan dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota Palopo

F. Distribusi Penyakit Diare


 Distribusi Kasus Penyakit Diare Menurut Tempat (Kelurahan) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Wara Selatan Pada Tahun 2014 Hingga Tahun 2016.
Tabel: Distribusi kasus penyakit Diare menurut Tempat (Kelurahan)
Jumlah Kasus Tahun 2014-2016
NO Kelurahan Total
2014 2015 2016
1 Takkalala 110 180 100 390
2 Songka 170 500 250 920
3 Binturu 50 60 70 180
4 Sampoddo 50 100 40 190
Jumlah 380 840 460 1680
Interprestasi : Kasus penyakit Diare menurut tempat kejadian di puskesmas Wara Selatan pada
tahun 2014, 2015 dan 2016 jumlah 1680 kasus.

 Distribusi Kasus Penyakit Diare Menurut Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Wara
Selatan Pada Tahun 2014 Hingga Tahun 2016.
Tabel :Distribusi kasus penyakit Diare menurut Umur di kota Palopo
Jumlah Kasus Tahun 2014-2016
NO Umur Total
2014 2015 2016
1 0 – 7 hari 0 0 0 0
2 8 – 28 hari 0 0 0 0
3 < 1 tahun 45 50 43 138
4 1 – 4 tahun 100 75 34 209
5 5 – 9 tahun 100 150 90 340
6 10 – 14 tahun 88 98 78 264
7 15 – 19 tahun 90 100 86 276
8 20 – 44 tahun 45 38 40 123
9 45 – 54 tahun 33 39 35 107
10 55 – 59 tahun 20 25 21 66
11 60 – 69 tahun 20 40 30 90
12 >70 tahun 25 24 18 67
Jumlah 566 639 475 1680
Interprestasi : Kasus penyakit Diare menurut umur 3 bulan – 70 tahun yang terjadi di
puskesmas Wara Selatan pada tahun 2014, 2015 dan 2016 sebanyak 1680 kasus

 Distribusi Kasus Penyakit Diare Menurut Waktu Kejadian Di Wilayah Kerja Puskesmas
Wara Selatan Pada Tahun 2014 Hingga Tahun 2016.
Tabel: Distribusi kasus penyakit Diare menurut Waktu (tahun).
No Tahun Kejadian Jumlah Kasus
1 2014 580
2 2015 607
3 2016 493
Jumlah 1680
Interprestasi : Kasus penyakit Diare menurut waktu kejadian yang terjadi di Puskesmas Wara
Selatan pada tahun 2014, 2015 dan 2016. Jumlah kasus yaitu pada tahun 2014 yang berjumlah
580 orang/kasus, kemudian pada tahun 2015 yang berjumlah 607 orang/kasus, dan yang
terendah adalah pada tahun 2016 yang berjumlah 493 orang/kasus.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil data profil Puskesmas Wara Selatan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 yang
menunjukkan angka kasus penyakit Diare yang tertinggi diantaranya adalah :
 Kelurahan Songka
Dari jumlah tiga tahun belakangan jumlah kasus untuk penyakit Diare pada Kelurahan
Songka yaitu berjumlah 920 kasus.
 Kelurahan Takkalala
Dari jumlah tiga tahun belakangan jumlah kasus untuk penyakit Diare pada Kelurahan
Takkala yaitu berjumlah 390 kasus.
 Kelurahan Binturu
Dari jumlah tiga tahun belakangan jumlah kasus untuk penyakit Diare pada Kelurahan
Binturu yaitu berjumlah 180 kasus.
 Kelurahan Sampoddo
Dari jumlah tiga tahun belakangan jumlah kasus untuk penyakit Diare pada Kelurahan
Sampoddo yaitu berjumlah 190 kasus.

B. Saran
Sebaiknya petugas kesehatan lebih giat memberikan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat tentang penyakit Diare, namun sebagai warga sadar kesehatan sudah seharusnya
kita menjaga kesehatan dan kebersihan baik pribadi, keluarga maupun lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai