Anda di halaman 1dari 12

I.

Tujuan

Menganalisis kadar HDL dan LDL dalam darah dan


menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaam patologi
klinik.

II. Prinsip Percobaan

HDL dipisahkan dari komponen kolesterol lain. Kolesterol/HDL


ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Indikator Quinoneimine
terbentuk dari hydrogen peroxidase dan 4-aminoantipyrin dengan adanya
fenol dan peroxidase.

𝑘𝑜𝑙𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟𝑜𝑙 𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠𝑒
Kolesterol ester + H2O → Kolesterol + asam lemak

𝑘𝑜𝑙𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟𝑜𝑙 𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑒
Kolesterol + O2 → 4-kolesten-3-one + H2O2

𝑝𝑒𝑟𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑒
2 H2O2 + fenol + 4-aminoantipyrin → quinoneimine + 4 H2O

III. Dasar Teori

High Density Lipoprotein (HDL) adalah lipoprotein berdensitas tinggi,


terutama mengandung protein. HDL diproduksi di hati dan usus halus. HDL
mengambil kolesterol dan fosfolipid yang ada di dalam darah dan
menyerahkannya ke lipoprotein lain untuk diangkut kembali atau dikeluarkan
dari tubuh (Muray, 2009).

Guna menilai tinggi rendahnya HDL, digunakan angka standar dari


NCEP ATP III yaitu kadar HDL rendah, < 40 mg/dl dan kadar HDL tinggi, ≥
60 mg/dl. HDL kolesterol adalah lipoprotein yang mengandung banyak
protein dan sedikit lemak. HDL bertindak seperti vacum cleaner yang
menghisap sebanyak mungkin kolesterol berlebih. HDL memungut kolesterol
ekstra dari sel-sel dan jaringan-jaringan untuk kemudian dibawa ke hati, dan
menggunakannya untuk membuat cairan empedu atau mendaur ulangnya
(Muray, 2009).
HDL adalah partikel lipoprotein yang terkecil, memiliki densitas yang
paling tinggi karena lebih banyak mengandung protein dibandingkan
kolesterol. Kandungan apolipoprotein terbanyaknya adalah Apo A-I dan Apo
A-II. Hati mensintesis lipoprotein sebagai kompleks dari apolipoprotein dan
fosfolipid, yang membentuk partikel kolesterol bebas, kompleks ini mampu
mengambil kolesterol yang dibawa secara internal dari sel melalui interaksi
dengan ATP-binding cassette transporter AI (ABCA1). Suatu enzim plasma
yang disebut Lecithin-cholesterol acyltransferase (LCAT) mengkonversi
kolesterol bebas menjadi kolesteril ester (bentuk yang lebih hidrofobik dari
kolesterol), yang kemudian tersekuestrasi kedalam inti dari partikel
lipoprotein, akhirnya menyebabkan HDL yang baru disintesis berbentuk
bulat. Partikel HDL bertambah besar karena mereka beredar melalui aliran
darah dan memasukkan lebih banyak kolesterol dan molekul fosfolipid dari
sel dan lipoprotein lainnya, misalnya dengan interaksi dengan transporter
ABCG1 dan Phospholipid Transport Protein (PLTP) (Murray, 2009).

HDL mengangkut kolesterol sebagian besar ke hati atau organ


steroidogenik seperti adrenal, ovarium, dan testis oleh kedua jalur langsung
dan tidak langsung. HDL akan dibersihkan oleh reseptor HDL seperti
Scavenger Reseptor BI (SR-BI), yang memediasi penyerapan selektif
kolesterol dari HDL. Pada manusia, mungkin jalur yang paling relevan adalah
yang tidak langsung, yang dimediasi oleh kolesterol ester transfer protein
(CETP). Protein ini merubah trigliserida dari VLDL terhadap ester kolesterol
HDL. Sebagai hasilnya, VLDL diproses untuk LDL, yang dibuang dari
sirkulasi oleh reseptor LDL jalur. Trigliserida tidak stabil dalam HDL, tetapi
terdegradasi oleh hepatik lipase sehingga, akhirnya, partikel HDL kecil yang
tersisa, yang akan memulai kembali penyerapan kolesterol dari sel. Kolesterol
yang ditranspor ke hati akan dieksresikan ke empedu usus baik secara
langsung maupun tidak langsung setelah konversi menjadi asam empedu.
Pengiriman kolesterol HDL ke adrenal, ovarium, dan testis penting untuk
sintesis hormon steroid (Murray, 2009).
Beberapa langkah dalam metabolisme HDL dapat berpartisipasi dalam
transportasi kolesterol dari lemak-sarat makrofag arteri aterosklerotik, yang
disebut sel busa, ke hati untuk sekresi ke dalam empedu. Jalur ini telah
disebut transportasi kolesterol terbalik dan dianggap sebagai fungsi pelindung
klasik HDL terhadap aterosklerosis. Namun, HDL membawa banyak lemak
dan protein, beberapa di antaranya memiliki konsentrasi yang sangat rendah,
tetapi secara biologis sangat aktif. Misalnya, HDL dan protein dan konstituen
lipid membantu untuk menghambat oksidasi, peradangan, aktivasi
endothelium, koagulasi, dan agregasi platelet. Semua sifat ini dapat
berkontribusi pada kemampuan HDL untuk melindungi dari aterosklerosis,
dan belum diketahui mana yang paling penting (Daniil dkk., 2011).

HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang


mengandung apoliprotein (apo) A, C, dan E: dan disebut HDL nascent. HDL
nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan
mengandung apoliprotein A1. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk
mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil
kolesterol dari makrofag. HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa yang
berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent, kolesterol (kolesterol
bebas) dibagian dalam dari makrofagharus dibawa kepermukaan membran sel
makrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine triphosphate-binding
cassette transporter-1atau disingkat ABC-1 (Adam, 2009).

Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterolbebas


akan diesterfikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim LCAT.Selanjutnya
sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur.
Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh reseptor SR-B1. Jalur kedua
dari VLDL dan LDL dengan bantuan CETP. Dengan demikian fungsi HDL
sebagai “penyiap” kolesteroldari makrofag mempunyai dua jalur yaitu
langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan LDL untuk
membawa kolesterol kembali ke hati (Adam, 2009).

LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada


manusia (total 70%). Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10 %
dan kolesterol 50%. LDL merupakan metabolit VLDL, fungsinya membawa
kolesterol kejaringan perifer (untuk sintesis membran plasma dan hormon
streroid) kadar LDL tergantung dari banyak faktor termasuk kolesterol dalam
makanan, asupan minyak jenuh, kecepatan produksi dan eliminasi LDL dan
VLDL. Kadar LDL di dalam darah sangat tergantung dari lemak yang masuk,
semankin tinggi atau semakin banyak lemak yang masuk maka semakin
menumpuk pula LDL. Hal ini disebabkan LDL merupakan lemak jenuh yang
tidak mudah larut (Muray, 2009).

Kolesterol LDL merupakan kolesterol “jahat” yang membawa


lipoprotein dengan kerapatan rendah (low-density lipoproteins). Sebaiknya
kadar kolesterol LDL rendah karena berkaitan dengan risiko lebih tinggi
penyakit jantung. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL
sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang
membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). Kolesterol LDL atau
Lemak yang “Jahat” Kolesterol LDL adalah lemak yang “jahat”, karena bisa
menimbun pada dinding dalam dari pembuluh darah, terutama pembuluh
darah kecil yang mensuplai makanan ke jantung dan otak. Timbunan lemak
itu makin lama makin tebal dan makin keras, yang dinamakan
arteriosklerosis, dan akhirnya menyumbat aliran darah. Kolesterol LDL yang
optimal adalah bila kadarnya dalam darah di bawah 100 mg/dl. Kolesterol
LDL 100 – 129 mg/dl dimasukkan kategoriperbatasan (borderline), apabila di
atas 130 dan disertai factor risiko lain seperti merokok, gemuk, diabetes, tidak
olahraga, apalagi jika sudah mencapai 160 atau lebih, maka segera perlu
diberi obat (Muray, 2009).

LDL bertugas mengangkut kolesterol dari liver ke sel-sel. Bila terlalu


banyak LDL, kolesterol akan menumpuk di dinding-dinding arteri dan
menyebabkan sumbatan arteri (aterosklerosis). Semakin rendah kadar LDL,
semakin kecil risiko terkena serangan jantung dan stroke. (Musunuru, 2010).

Bila trigliserida kurang dari 400 mg/dL, kadar LDL kolesterol dapat
dihitung berdasarkan kadar kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida
yang telah diperiksa. Persamaan yang digunakan : Kolesterol LDL =
kolesterol total - ( kolesterol HDL + trigliserida/5 ). Hasil pengukuran LDL
yang sehat umumnya berkisar antara angka optimal dan kisaran mendekati
optimal. Berikut adalah salah satu patokan kisaran angka yang digunakan
dalam pengukuran lab (Laboratorium yang berbeda memiliki kisaran nilai
yang sedikit berbeda-beda):

 Optimal: kurang dari 100 mg/dL (kurang dari 70 mg/dL untuk


individu yang memiliki riwayat penyakit jantung atau memiliki
risiko sangat tinggi terkena penyakit aterosklerosis.)
 Mendekati Optimal: 100 - 129 mg/dL,
 Batas Tinggi: 130 - 159 mg/dL,
 Tinggi: 160 - 189 mg/dL,
 Sangat Tinggi: 190 mg/dL dan lebih tinggi (Musunuru, 2010).
IV. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum profil lipid pemeriksaan HDL dan
LDL :

No Nama Alat Gambar


1. Spektrofotometer/fotometer

2. Makropipet (ukuran 10µl dan 1000µl)

3. Tip
4. Kuvet

5. Sentrifugator

6. Tissue

Bahan yang digunakan pada praktikum profil lipid pemeriksaan trigliserida total :

No Nama Bahan Gambar


1. Sampel serum/ plasma
2. Reagen HDL

3. Reagen CHOD-PAP

4. Aquadest

V. Prosedur Kerja

Masukan 50 µl serum kedalam ependorf dan tambah 100 µl reagen HDL

Inkubasi 10 menit dan sentrifugasi 2 menit dengan kecepatan 10.000 rpm.


Siapkan larutan blanko, standar dan sampel

Ependorf Blanko Standar Sampel

Serum - - 5 µl

Standar - 5 µl -

Reagen 500 µl 500 µl 500 µl

Campurkan dan inkubasi selama 20 menit pada suhu 25C dan ukur absorbansi
standar serta sampel dibaca terhadap blanko pada panjang glombang 546 nm.

Hitung kadar HDL dalam sampel dan kadan LDL

Kadar HDL = ( abs Sampel / abs Standar ) x Consentrasi Standar

Kadar LDL = (Total kolesterol) – (total HDL) - (TG/5)


VI. Hasil Pengamatan

Nilai Absorbansi HDL

Konsentrasi (mg/dL)
Trigliserida Kolestrol Total HDL LDL
Sampel 31,88 mg/dL 150,42 mg/dL 92,31 mg/dL 51,744 mg/dL
Standar 200 mg/dL 200 mg/dL 200 mg/dL 200 mg/dL

Perhitungan :

Absorbansi Sampel
 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑇𝑟𝑖𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑖𝑑𝑎 = Absorbansi Standar 𝑥 𝐶𝑜𝑛𝑠. 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

0,033
= 0,207 𝑥 200 𝑚𝑔/𝑑𝐿 = 31,88 mg/dL

Absorbansi Sampel
 K𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑒𝑠𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Absorbansi Standar 𝑥 𝐶𝑜𝑛𝑠. 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

0,176
= 0,234 𝑥 200 𝑚𝑔/𝑑𝐿 = 150,43 mg/dL

Absorbansi Sampel
 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐻𝐷𝐿 = Absorbansi Standar 𝑥 𝐶𝑜𝑛𝑠. 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

0,108
= 0,234 𝑥 200 𝑚𝑔/𝑑𝐿 = 92,31 mg/dL

 VLDL = kadar trigliserida / 5


= 31,88 / 5 = 6,376 mg/dL
 Kadar LDL = Kolestrol total – kadar HDL – VLDL

=150,43 – 92,31- 6,376 = 51,744 mg/dL


VII. Pembahasan
Pada praktikum kali adalah melakukan pemeriksaan kadar HDL
dan LDL. Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui
kadar HDL dan LDL darah sehingga kita bisa menginterpretasikan
hasilnya dan mengubungkan dengan keadaan patologi klinik. Pada
praktikum kali ini kita terlebih dahulu memisahkan kolesterol HDL dari
kilomikron, trigliserida, LDL dan kilomikron. Caranya adalah dengan
mengambil 200 µL serum dengan 500 µL reagen kemudian
dihomogenisasi dengan vortex atau cukup menggunakan tangan.
Tujuannya agar reagen dengan serum dapat bercampur. Setelah itu di
sentrifugasi, tujuan sentrifugasi adalah untuk memisahkan HDL dengan
lipoprotein yang lain. Setelah disentrifugasi supernatan dipindahkan
ketabung efendrof untuk digunakan dalam pengujian kadar HDL. Saat
pengambilan supernatan harus hati-hati karena ditakutkan endapan ada
yang terbawa, jika endapan ada yang terbawa maka akan mempengaruhi
hasil dari HDL karena lipoprotein yang seharusnya tidak terukur menjadi
terukur. Pengujian kadar HDL sama dengan pemeriksaan kadar kolesterol
total.
Prinsipnya juga sama dengan pemeriksaan kolesterol total dimana
menggunakan reaksi enzimatis. Reagen yang digunakan adalah CHOD-
PAP. Kolesterol ester + H2O oleh kolesterol esterase akan diubah menjadi
koleserol dan asam lemak. Kolesterol ester yang terjadi dalam reaksi ini
adalah bukan kolesterol total melainkan kolesterol dari HDL yang
dihasilkan dari proses sebelumnya yaitu pada saat penambahan serum
dengan reagen HDL. Kemudian kolesterol akan dioksidasi oleh enzim
kolesterol oksidase menghasilkan 4-kolesten-3-one dan hidrogen
peroksida. Hidrogen peroksida dengan fenol dan aminoantipiren akan
diubah oleh enzim peroksidase menjadi quinoneimin dan air. Quinoneimin
inilah yang menjadi indikator pemeriksaan kolesterol. Semakin tinggi
kolesterol semakin pekat warna yang dihasilkan.
Hasil praktikum kelompok kami kadar HDL sebesar 92,31mg/dL.
Hal ini menunjukan hasil yang baik karena kadar HDL yang baik adalah
≥40mg/dL. Ketika kadar HDL tinggi maka kadar LDL biasanya rendah,
hal tersebut disebabkan karena fungsi HDL adalah untuk mengangkut
kelebihan LDL (kolesterol jahat) dari seluruh jaringan untuk kembali
kehati dan menggunakannya untuk membuat cairan empedu atau mendaur
ulangnya. Ketika kadar HDL tinggi maka LDL yang berlebihan dijaringan
akan banyak pula yang diangkut kehati sehingga kadar LDL dapat
menurun. Ketika LDL rendah maka akan mengurangi resiko
arterosklerosis pada pembuluh darah, maka dapat mengurangi resiko
penyakit jantung koroner.
Setelah didapat hasil kadar HDL kita bisa menghitung kadar LDL
yaitu dengan rumus Fridewald. Dimana LDL merupakan hasil
pengurangan kolesterol total oleh kolesterol HDL dan VLDL.
LDL-c = (Total-c) – (HDL-c)-(TG/5)
Dimana TG/5 merupakan kadar VLDL. Hasil praktikum kami
kadar LDL sebesar 51,744 mg/dL. Hal tersebut menunjukan kadar LDL
yang normal yaitu <100 mg/dL. Hasil tersebut selaras dengan kadar
kolesterol total yang normal, dimana kadar HDL dan LDL menunjukan
hasil yang normal. Beda halnya jika kadar LDL tinggi maka kolesterol
total pun akan tinggi.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan :
1. Pemeriksaan HDL dan LDL yang dilakukan adalah dengan metode
enzimatik
2. Hasil pemeriksaan kadar HDL dari sampel adalah 92,31mg/dL.
3. Kadar HDL yang normal adalah ≥40mg/dL.
4. Hasil pemeriksaan kadar LDL dari sampel adalah 51,744 mg/dL
berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Fridewald
5. Kadar LDL normal adalah <100 mg/dL
6. Hasil kadar HDL dan LDL selaras dengan hasil kadar kolestrol total
yaitu normal, jika kadar LDL tinggi kemungkinan kadar kolestrol total
pun tinggi.
IX. Daftar Pustaka
Adam, JMF. 2009. Dislipidemia. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi
I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam
edisi 5. Interna Publishing. Jakarta.
Daniil G, Alexia AP, Adriaan G, Mohammad MM, Letta A, Jan AK, dkk.
2011. Characterization of antioxidant/anti-inflamatory properties and
ApoA-I-containing subpopulations of HDL from family subjects with
monogenic low HDL disorders. National Center for Scientific
Research Demokritos. Yunani. 412(13-14):1213-1220
Musunuru, K. 2010. Atherogenic Dyslipidemia: Cardiovascular Risk and
Dietary Intervention. Cardiovascular Research Center and Center for
Human Genetic Research. Boston. 45(10):907-14
Murray, RK. 2009. Biokimia Klinik Edisi 27th. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai