FROSBITE
RSU KABANJAHE
Oleh :
SHERLY MUKTI
17360334
Pembimbing:
Dr.Pialanta Barus,Sp.THT-KL
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2019
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, Salawat serta Salam atas
nabi besar Muhammad SAW. Terimakasih yang sebesar-besamya kepada Dr.Pialanta
Barus,Sp.THT-KL atas kesediaan, waktu dan kesempatan yang diberikan sebagai pembimbing refrat
serta tinjauan pustaka kasus ini, kepada teman sesama kepaniteraan telinga hidung tenggorokan dan perawat
yang selalu mendukung, memberi saran, motivasi, bimbingan dan kerjasama yang baik sehingga dapat
terselesaikannya referat beserta tinjauan pustaka ini.
Referat dan tinjauan pustaka ini disusun untuk memenuhi tugas kepanitraan bagian Ilmu telinga
hidung tenggorokan di RSU KABANJAHE yang merupakan salah satu dari prasyarat ujian. Referat ini
membahas dan menganalisa berbagai hal mengenai “FROSBITE” .Bahasan dalam tinjauan pustaka ini
diambil dari berbagai macam sumber yang terbaru.
Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan referat maupun tinjauan pustaka ini masih
banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan demi
perbaikan refrat ini.
Semoga referat dan tinjauan pustaka ini berguna bagi semua pihak yang terkait.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Januari, 2019
Penulis
2
DAFTAR ISI
K A T A P E N G A N T A R ........................................................................................... 2
D A F T A R I S I ............................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
BAB II........................................................................................................................... 6
DEFINISI .................................................................................................................. 6
EPIDEMIOLOGI ...................................................................................................... 6
KLASIFIKASI .......................................................................................................... 6
ETIOLOGI ................................................................................................................ 9
FAKTOR PREDISPOSISI...................................................................................... 10
PATOFISIOLOGI................................................................................................... 11
PENATALAKSANAAN ........................................................................................ 11
KOMPLIKASI ........................................................................................................ 12
DIAGNOSIS ........................................................................................................... 12
DIAGNOSIS BANDING........................................................................................ 13
PROGNOSIS .......................................................................................................... 13
KESIMPULAN ....................................................................................................... 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
sehingga suhu tubuh menjadi rendah < 35 C atau hipotermia. Tubuh akan berusaha untuk
mengatasinya dengan cara bergetar, suatu respon bawah sadar untuk meningkatkan suhu
tubuh melalui aktivitas otot. Suhu lingkungan tidak perlu terlalu dingin untuk mencetus
hipotermia.Hipotermia dapat terjadi akibat penderita berada di lingkungan alam terbuka
untuk waktu yang cukup lama. Ada beberapa keadaan yang memperburuk hipotermia
yaitu suhu rendah, faktor angina, usia, air, kesehatan penderita dll
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Frosbite adalah injuri dingin yang bersifat lokal disebabkan oleh terpapar
temperatur yang dingin (Tamsuri, 2006).
Merupakan kondisi dimana sebagian organ tubuh membeku akibat terpapar
suhu dingin yang berlebihan.Biasanya organ yang terkena, antara lain dagu, ujung jari
tangan dan kaki, cuping hidung, serta cuping telinga. Frostbite pada organ
tubuh biasanya ditandai dengan kulit yang terlihat pucat dan keras, bila terkelupas
nampak jaringan di bawahnya yang berwarna merah dan nyeri. Biasanya organ akan
mengalami mati rasa.
Terpapar dingin dapat digolongkan sebagai paparan membekukan dan tidak
membekukan.Terpapar dingin membekukan disebut “Frostbite”. Terpapar dingin tak
membekukan yang diakibatkan oleh lama terpapar keadaan basah atau lembab dikenal
“Trench Foot” (Boswick. John A, 2008)
Radang dingin adalah cedera yang disebabkan oleh pembekuan dari kulit
dan jaringan di bawahnya.Pertama kali kulit akan menjadi sangat dingin dan merah,
kemudian akan mati rasa, keras dan pucat. Frostbite atau radang dingin paling sering
terjadi pada jari, jari kaki, hidung, telinga, dan dagu.
2.2 EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, frostbite lebih sering terjadi di Negara bagian utara. Di
Finlandia , insiden tahunan adalah2,5 per 100.000 diantara warga sipil, dibandingkan
dengan 3,2 per 100.000 di Montreal. Resiko yang paling tinggi pria, dengan usia 30-
49 tahun, karna paparan pekerjaan atau rekreasi dingin.
2.3 KLASIFIKASI
Frosbite di klasifikasikan kedalam 2 tipe yaitu frosbite permukaan (local
cooling) dan frosbite dalam(general cooling)
1. Frostbite permukaan frostbite yang mengenai kulit sampai dengan jaringan
subkutan, dengan karakteristik area injuri berwarna putih, seperti lilin, lunak dan
anastetik. Pengisian kapiler (capillary refill) tidak ada. Pada saat pencairan, area
injuri akan menjadi merah, edema, nyeri, dan kemudian menjadi buruk/belang
atau keungu-unguan. Blister dapat terbentuk dalam 24 jam dan pecah pada sekitar
6
10 hari, meninggalkan eschar hitam dan kasar. Setelah 3-4 minggu eschar terpisah
meninggalkan epitel baru sensitive. Nyeri berdenyut (throbbing) dan
nyeri panas/rasa terbakar (burning) yang berlangsung beberapa minggu. Area ini
sensitive terhadap panas dan dingin sekitar 1 bulan, dan bagian yang mengalami
frostbite dapat mengeluarkan keringat yang berlebihan.
2. Frostbite dalam (deep) menyebabkan injuri pada kulit, jaringan subkutan, otot
tendon dan struktur neurovaskuler. Bagian yang mengalami injuri kasar dan padat,
tetap dingin, belang, dan biru atau kelabu setelah pencairan. Blister mungkin tidak
terbentuk tetapi dapat pula terbentuk setelah beberapa minggu pada tempat
dimana terdapat jaringan yang masih hidup (viable) dan jaringan yang tidak dapat
hidup (nonviable). Edema biasanya mengenai anggota badan dan memerlukan
waktu sekitar satu bulan untuk sembuh. Ketika blister kering, menjadi hitam dan
terbentuk cekungan, suatu garis pemisah terlihat karena jaringan yang masih dapat
hidup, terlepas atau tertarik dari jaringan yang mati. Frostbite berdasarkan
tingkatan cedera jaringan dibagi kedalam empat derajat dengan karakteristiknya
masing-masing, yaitu :
1. Derajar 1 : cedera mengakibatkan eritemia setelah dihangatkan kembali
7
2. Derajat 2 : terjadi pembentukan blister.
4. Derajat 4 : kerusakan jaringan lunak dan dapat terjadi gangrene pada jari-jari
atau ekstremitas.
8
2.4 ETIOLOGI
Penyebab frostbite selain akibat paparan suhu yang terlalu panas atau terlalu
dingin, hal-hal tersebut diatas juga dapat timbul akibat kurangnya kekebalan tubuh,
kelelahan, dehidrasi, kekurangan makanan, penggunaan alkohol, gangguan jantung
serta penggunaan obat-obatan. Di bawah ini adalah jenis obat-obatan yang dapat
menimbulkan gangguan seperti gangguan yang ditimbulkan akibat pajanan panas
yang berlebihan, antara lain: Anti histamin (obat alergi), Anti kolinergik (obat batuk
dan obat untuk masalah berkemih dan pencernaan), Obat jantung dan tekanan darah,
Amfetamin (obat diet), Antikonvulsan (obat kejang).
9
Akibat aterosklerosis dan diabetes mellitus
5. Alcohol
Saat mengkonsumsi alcohol pada posisi kedinginan mungkin merasa lebih
hangat karena akibat dari pemanasan kulit yang di dapat dari pasukan darah
ekstra akan tetapi darah tersebut akan cepat dingin kembali akibat papran dingin
di luar tubuh, kehangatan yang di sebabkan oleh aliran darah menuju kulit juga
akan membuat tubuh lebih mudah berkeringat demi melawan sensai panas
tersebut.
6. Nikotin (rokok) dan hipoksia
Meningkatkan resiko frostbite atau rentan terjadinya frostbite di karenakan
kandungan nikotin di dalam rokok menyebabkan pembuluh darah mengkerut dan
mengakitbatkan penumpukan plak arteri sehingga aliran darah ke berbagai
anggota tubuh menjadi berkurang.
Faktor yang meningkatkan pengeluaran panas seperti kontak dengan metal, kulit
basah berkontribusi terhadap terjadinya frostbite serta berat nya injuri frosbite .
10
terbentuknya endapan dan trombus Setelah pencarian, terjadi stasis vaskuler pada area
yang inbjuri sebagi akibat obstruksi pada dasar pembuluh darah.Edema terjadi pada
daerah injuri dan bertlangsung selama 2-3 hari setelah pencairan.Thrombus,
perdarahan intertistial dan infiltrasi leukosit dapat terjadi.Nekrosis jaringan terjadi dan
menjadi lebih jelas sebagai edema yang pecah.Luasnya injuri di tentukan oleh besar
dan kecepatan pengeluaran panas dari kulit.
2.9 PENATALAKSANAAN
a.Pembedahan
1. Escharotomy
2. Sympathectomy untuk spasme berat dan nyeri
3. Debridement setelah retraksi jaringan viable (13 minggu – 4 bulan setelah injuri)
b.Medikasi
c.Pendukung
1. Merendam di air hangat selama 20 menit dengan suhu 38° - 45 °C (100° -112°F)
2. Lindungi pasien.
2.10 KOMPLIKASI
1. Konfusi
2. Aritmia jantung
3. Nekrosis kulit.
4.Infeksi dan kerusakan saraf
5.Penuruna fungsi pergerakan otot dan sendi
11
2.11 DIAGNOSIS
Frostbite didiagnosis berdasarkan, anamnesis, tanda dan gejala, serta
pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik dilakukan
1. Rontgen
2. CT-Scan
3. Magnetic resonance imaging (MRI)
Untuk menentukan keparahan frostbite dan untuk memeriksa tulang atau otot
yang belum terluka.
2.12 PROGNOSIS
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14