Segala puji bagi Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, Salawat serta Salam atas
nabi besar Muhammad SAW. Terimakasih yang sebesar-besamya kepada dr. Beren Rukur
Sembiiring Sp.B, Finacs atas kesediaan, waktu dan kesempatan yang diberikan sebagai pembimbing
refrat serta tinjauan pustaka kasus ini, kepada teman sesama kepaniteraan Bedah dan perawat yang
selalu mendukung, memberi saran, motivasi, bimbingan dan kerjasama yang baik sehingga dapat
Referat dan tinjauan pustaka ini disusun untuk memenuhi tugas kepanitraan bagian Ilmu
Bedah di RSU KABANJHAE yang merupakan salah satu dari prasyarat ujian. Referat ini membahas
dan menganalisa berbagai hal mengenai “ GASTROSCHISIS ” .Bahasan dalam tinjauan pustaka ini
Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan referat maupun tinjauan pustaka ini masih
banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan demi
Semoga referat dan tinjauan pustaka ini berguna bagi semua pihak yang terkait.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
(Penyusun)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………......... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………… 2
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………................ 3
2.3 EMBRIOLOGI…………………………………………… 5
2.4 ETIOLOGI……………………………………………….. 7
2.5 GENITIKA…………………………………………..…… 7
2.7 DIAGNOSIS…………………………………………….. 11
2.8 PENATALAKSANAAN……………………………….. 12
2.9 KOMPLIKASI………………………………………….. 19
2.10 PROGNOSIS………………………………………….. 19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 22
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kelainan dinding perut merupakan kecacatan yang relatif sering, muncul kira-kira 1 dalam
2.000 kelahiran hidup. Pemeriksaan dinding depan abdomen dan penempelan tali pusat sangat
dianjurkan di semua pemeriksaan USG pada trimester kedua dan ketiga. Omphalocelle oleh
Ambrois Pare (1510-1590) dilaporkan sebagai keadaan yang serius yang membutuhkan perhatian
yang khusus karena prognosisnya yang jelek. Sampai satu abad terakhir saat keberhasilan pertama
Insiden gastroschisis 1 : 150.000 kelahiran hidup pada tahun 1960-an sedangkan insiden
omfalokel telah dilaporkan antara 1 : 3000 dan 1 : 10.000 kelahiranhidup. Pada abad ke
sembilanbelas terminologi gastroschisis / belly cleft pertama kali digunakan dan dipisahkan dari
exomphalos, Moore dan Strokes menyatakan bahwa terminologi gastroschisis disediakan untuk
kelainan defek dinding abdomen yang mempunyai penempelan tali pusat yang normal, tidak
3
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
2.1 Definisi
Gastroschisis adalah penonjolan dari isi abdomen biasanya melibatkan usus dan lambung
melalui lubang atau defek pada dinding abdomen disebelah kanan tali pusar. Omphalocele defek
pada dinding abdomen terletak ditengah, isi abdomen yang keluar ditutupi oleh
lapisan. Omphalocele biasanya berhubungan dengan kelainan kromosom atau kelainan jantung
sedangkan bayi dengan gastroschisis jarang ditemukan dengan kelainan tersebut kecuali adanya
2.2 Epidemiologi
Dalam suatu penelitian di California menunjukan bahwa adanya kelainan ini berhubungan
dengan kehamilan pada wanita muda, status sosial ekonomi rendah dan kehidupan sosial yang
tidak stabil. Penggunaan aspirin, ibuprofen, dan pseudoephedrine pada kehamilan trimester
pembuluh darah sebagai penyebabnya. Rokok, alkohol, dan obat-obat penenang memberikan
kenaikan resiko malformasi. Penelitian epidemologi di eropa juga menunjukan peningkatan resiko
terjadinya gastroschisis sampai 11 kali pada ibu dibawah umur 20 tahun. Kelainan kromosom dan
anomali lain sangat jarang ditemukan pada gastroschisis, kecuali adanya atresia intestinal. Bayi
4
2.3 Embriologi
Pertumbuhan janin dan pembentukannya diatur oleh proses spesifik pada waktu dan tempat
yang tepat. Percepatan pertumbuhan yang sering diikuti oleh perlambatan. Diferensiasi seluler,
proliferasi, migrasi, dan deposisi terlibat dalam pembentukan jaringan baru. Permulaannya, embrio
sejajar rata dengan cincin umbilicus, yang ditandai secara histology dengan hubungan epitel
silinder dari epiblast (ektoderm) dan epitel kubus epitel dari amnion. Embrio terdiri dari dua lapis,
epiblast (ektoderm) yang akan menjadi salah satu neuroektoderm atau epitel permukaan, dan
hipoblast, yang menjadi epitel dalam dari organ dalam perut. Pembentukan dari lapisan germinal
yang ketiga (mesoblast) muncul seiring dengan perubahan bentuk dari embrio. Pemanjangan dari
5
disk embrio dan pelengkungan longitudinal dan lateral terbentuk silinder sehingga calon bentuk
Singkatnya embrio manusia berbentuk disk yang terdiri dari dua lapisan. Ini membutuhkan
lapisan sel yang ketiga yang tumbuh diatas cincin umbilicus dan menjadi silinder dengan
memanjang dan melekuk ke dalam. Lipatan dari tubuh (cephalic, caudal, lateral) bertemu
ditengah embrio dimana amnion tertanam dalam yolk sak. Kecacatan perkembangan pada titik ini
menyebabkan berbagai macam kelainan dinding abdomen. Pada minggu keenam, pertumbuhan
yang cepat dari midgut menyebabkan hernia fisiologis dari usus melalui cincin umblilikus. Usus
akan kembali kedalam kavum abdomen pada minggu kesepuluh, dan rotasi dan fiksasi dari usus
timbul. Proses ini tidak terjadi pada bayi dengan gastroschisis atau omphalocele, menyebabkan
6
Kemungkinan penjelasan secara embriologi dari kelainan dinding abdomen pada
gastroschisis yaitu kecacatan perkembangan jaringan mesenkimal pada tubuh yang terletak pada
pertemuan dinding abdomen yang mungkin pecah dengan meningkatnya tekanan abdomen.
Involusi yang abnormal dari vena umbilikalis kanan atau kecelakaan pembuluh darah melibatkan
arteri omphalomesenteric menyebabkan kelemahan dinding abdomen lokal yang kemudian pecah.
Pecahnya omphalocele kecil yang kantongnya diserap dan tumbuhya jembatan kulit antara defek
dinding abdomen dan tali pusar telah ditemukan dalam USG prenatal secara berurutan.
2.4 Etiologi
Etiologi tepat gastroskischis masih belum jelas, walaupun telah ada hipotesa yang
menyatakan gastroschisis diakibatkan oleh pecahnya selaput ketuban dalam uterus pada basis tali
pusat. Sedangkan etiologi dari omfalokel dianggap akibat dari kegagalan fusi lipatan dinding
abdomen sefalik, kaudal dan lateral dengan cacat sentral yang mengakibatkan penghambatan
lipatan dinding lateral, dan terjadi omfalokel pada garis tengah yang rendah dan epigastrium.
2.5 Genetika
Gastroschisis mempunyai data empiris yang rendah 3,5% tentang kemungkinan timbulnya
kejadian berulang pada saudara kandung. Sampai sekarang tercatat tujuh kasus yang
dipublikasikan adanya kejadian berulang pada suatu keluarga. Pada keluarga ini muncul pada
saudara kandung, saudara satu orang tua, sepupu pertama, sepupu kedua, paman dan
keponakannya. Dalam keluarga ini semua yang terlibat berhubungan darah dari ibu. Ada juga
keluarga yang mengalami kelainan oleh saudara kandung dan satu kasus lagi yang dialami dua
saudara yang satu ayah. Dari pengalaman mereka ini merupakan kasus pertama yang muncul pada
7
saudara kandung seayah. Setelah semua kasus yang dilaporkan tersebut melalui jalur maternal,
satu melalui paternal yang menyebabkan ahli berspekulasi adanya jejak genetik yang berperan
dalam penyakit ini. Tetapi observasi yang dilakukan tidak menunjukan hal yang sama.
Dari kasus-kasus tersebut kita menegakan diagnosis dengan USG, dan membedakan antara
gastroschisis dengan omphalocele melalui letak masuknya tali pusat, adanya lapisan penutup, dan
organ apa yang keluar melalui defek. Dengan keakuratan mendekati 100%. Pembedaan ini sangat
penting pada kehamilan dini karena seringnya ditemukan kelainan lainnya dan kelainan
kromosom pada omphalocele Jadi dari penelitian ini dapat disimpulkan adanya kemungkinan
kejadian dalam keluarga yang rendah 3,5%, jalur transmisi penyakit ini secara signifikan dapat
terjadi melalui kedua jalur baik maternal maupun paternal. Pemeriksaan USG pada keluarga
8
2.6 Gambaran klinis
Defek biasanya hampir sama bentuk, ukuran dan tempatnya. Yaitu lima centimeter
vertikal, dan pada 95% kasus ditemukan defek disebelah kanan umbilicus. Adanya inflamasi yang
luas dari usus yang menjadikan pembengkakan usus dan kekakuan sangat mengganggu masuknya
usus dan penutupan dinding abdomen. Inflamasi juga mengubah bentuk dari usus yang menjadikan
kesulitan dalam menentukan apakah ada atresia dari usus. Bila usus bisa masuk ke cavum
abdomen, inflamasi akan menurun, usus melunak, dan bentuk kembali ke normal. Koreksi untuk
atresia usus sampai saat ini masih lebih baik dengan penundaan, biasanya tiga minggu setelah
operasi pertama. Kelainan fungsi dari usus membutuhkan waktu lama sampai normal, dari enam
Omphalocele Gastroschisis
Cord Into the base of the cord Para umbilical
Covered by membrane + -
Liver + -
Associated anomalies + -
9
Klinis perbandingan antara Omphalocele dan Gastroschisis
Liver hampir tidak pernah berada diluar abdomen. Hanya lambung, usus halus, dan usus
besar yang biasanya diluar. Usus mungkin terjadi perforasi pada 5% penderita. Biasanya ovarium
dan tuba falopii pada perempuan dan undescesus testis pada laki-laki berada diluar. Ruangan
cavum abdomen biasanya kecil. Kedua jenis kelamin terkena secara sama. Ibu yang berumur
belasan sekitar 40% bayi mereka prematur atau kecil untuk masa kehamilan. Bayi dengan
gastroschisis biasanya mempunyai malrotasi dan kira-kira 23% mempunyai atresia usus atau
stenosis. Begitu dilahirkan bayi dengan gastroschisis akan mengalami problem yang sangat serius
karena usus yang terpapar. Suhu yang menurun, kehilangan cairan, dan infeksi merupakan masalah
utama yang harus dihindari. Biasanya digunakan plastik steril untuk memasukan usus.
10
2.7 Diagnosis
Sekitar minggu ke 16 dari kehamilan, bisa dilakukan pemeriksaan protein yang disebut
alphafetoprotein (AFP). Bila mana hasilnya tidak normal atau tinggi maka dokter spesialis
kandungan biasanya akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi USG. USG akan menunjukan
adanya kelainan dibagian luar perut bayi. Biasanya dokter akan melihat adanya usus diluar perut
bayi, melayang di cairan amnion. AFP sendiri bermanfaat pada trimester kedua kehamilan. Ini
berguna untuk kelainan omphalocele maupun gastroschisis yang secara statistik kadar AFP
gastroschisis lebih besar daripada omphalocele. Serum kehamilan yang lain seperti estriol dan
Pada masa kehamilan awal ibu tidak akan merasakan kelainan atau kejanggalan dalam
biasanya tidak dilakukan karena keadaan ini tidak berhubungan dengan kelainan janin lainnya.
Kadang-kadang janin mengalami obstruksi usus sebagai konsekuensi dari gastroschisis. Bayi
dengan gastroschisis diawasi secara hati-hati dengan USG untuk memastikan apakah
pertumbuhannya cukup saat didalam uterus dan memeriksa kerusakan pada ususnya. Kerusakan
usus dapat diakibatkan oleh pemaparan cairan amnion atau karena kerusakan pembuluh darah pada
usus yang terbuka. Interval dari pemeriksaan USG serial ini tergantung dari keadaan kehamilan
dan janin.
11
\
2.8 Penatalaksanaan
Bila usus atau organ intra abdomen terletak diluar abdomen, maka ini akan meningkatkan
resiko kerusakan bila melewati kelahiran normal. Banyak ahli menganjurkan diberlakukan seksio
sesaria untuk semua kasus gastroschisis dan omphalocele. Pada kenyataan adanya resiko
kehamilan normal hanyalah teori, dan persalinan pervaginam tidak meningkatkan resiko
komplikasinya. Atas dasar alasan tersebut beberapa ahli merekomendasikan persalinan normal.
Kecuali ada alasan dari bagian obstetrik untuk dilakukan seksio sesaria. Selama dalam uterus janin
dengan gastroschisis akan terlindung baik dari trauma dan komplikasi. Setelah lahir usus yang
terpapar harus dilindungi dari trauma, infeksi, dan dehidrasi, kemudian baru dapat dibawa secara
aman ke rumah sakit rujukan setelah prosedur tersebut dijalankan. Bila diagnosis sudah dapat
ditegakan dalam kandungan, sangatlah beralasan bila kelahiran dilakukan di rumah sakit pusat
rujukan
Satu hal yang paling diperhatikan dalam gastroschisis adalah usus yang menjadi sangat
rusak karena terpapar, yang fungsinya juga sangat menurun dan bayi akan mengalami perawatan
12
di ruang intensif untuk waktu yang sangat lama. Seperti diketahui bayi dengan gastroschisis
mempunyai usus yang sangat rusak, tebal, kaku, dan mengelupas. Salah satu teori dari kerak ini
adalah ( pada kenyataannya beberapa bayi sedikit atau tidak mempunyai kerak yang mengelupas
ini) disebabkan karena lamanya usus terpapar oleh cairan amnion menyebabkan kerusakan yang
progresif. Dalam lain kata membatasi waktu pemaparan usus oleh cairan amnion ( atau
mengencerkan cairan tersebut dengan cairan saline steril ke dalam rahim) secara teori dapat
a. Pre operatif
Segera diberikan cairan melalui jalur vena. Daerah luas pada usus yang terpapar
menyebabkan kehilangan cairan dan panas yang cepat dengan konsekuensi adanya sok
hipovolemik dan hipotermi. Kebanyakan bayi telah mengalami banyak kerusakan iskemi jaringan
pada organ tubuhnya karena defisit perfusi. Pemberian cairan 20 ml/kg segera diberikan setelah
terpasang jalur intravena. Resusitasi hanya menggunakan D5/RL atau D5/RL ditambah albumin .
pemberian cepat setara dengan tiga sampai empat kali kecepatan cairan rumatan. Harus dipastikan
Usus yang terpapar harus dilindungi dengan kasa lembut mengandung NaCl dengan sedikit
larutan antiseptik. Kemudian usus harus dijaga agar usus tidak melipat diatas tepi defek sehingga
arteri mesenterika tidak terjepit. Bila defek kecil dan arteri mesenterika terjepit maka dilebarkan
sampai di tengah 1-2 cm untuk melebarkan defek dan membebaskan jepitan. Lindungi usus dengan
kasa gulung yang lembut beberapa kali diakhiri dengan ikatan angka delapan akan menjaga usus
adekuat. Bayi kemudian ditempatkan pada kantong plastik dengan kepala diluar untuk mengurangi
13
Segera diberikan antibiotik spectrum luas, pemasangan selang orogastrik untuk
dekompresi dan mencegah pnemonia aspirasi. Usaha luar biasa dibutuhkan untuk menjaga
temperatur tubuh normal saat resusitasi dan transport. Alat transport yang baik harus diusahakan.
Bila kanulasi intravena mengalami kesulitan maka segera dikirim tanpa menunggu. Operasi pada
gastroschisis bertujuan untuk memperbaiki defek congenital dimana sebagian atau seluruh usus
beserta organ intra abdomen berada di luar abdomen. Mengembalikan organ-organ tersebut ke
dalam cavum abdomen melalui defek, menutup defek bila mungkin atau membuat kantong steril
untuk melindungi usus pada saat mereka perlahan masuk ke cavum abdomen.
Pada tahun 1969, Allen and Wrenn melakukan modifikasi pada tehnik Schuster’s untuk
penanganan gastroschisis. Lembaran Silastic dijahitkan pada defek dinding abdomen luas seluruh
ketebalannya dan menutupi seluruh usus yang keluar, reduksi dipermudah dengan peregangan otot
abdomen, mengosongkan lambung dan kandung kemih, mengosongkan kolon secara manual.
Faktor utama untuk mereduksi isi abdomen yang keluar adalah menurunkan peradangan
intestinal, yang menyebabkan perubahan dari kaku, menggumpal, menjadi lunak , lentur yang
nanti akan menyelinap masuk ke rongga abdomen. Penutupan yang terlalu kencang dari dinding
abdomen harus dihindari, bila melewati batas diafragma akan menyebabkan peningkatan tekanan
inspirasi untuk mengkompensasi peningkatan tahanan jalan nafas. Pada umumnya, tekanan puncak
inspirasi PIPs, lebih tinggi dari 25 mmHg harus dihindari, High-frequency oscillatory merupakan
alternatif untuk ventilasi konvensional bila tekanan intra abdomen mulai naik. Sebagai tambahan
, penutupan yang terlalu kencang menghalangi venous return ke jantung, mengurangi cardiac
output dan menurunkan aliran darah ginjal dan laju filtrasi ginjal. Trombosis vena renalis dan gagal
ginjal mungkin terjadi. Hilangnya aliran darah mesenterika akan meningkatkan berkembangnya
14
NEC. Untuk menghindari masalah ini, dipakai tehnik untuk memonitor CVP central venous
pressure (CVP), tekanan intra abdomen, tekanan intra vesika, dan tekanan dalam
gaster.
b. Tehnik operasi
Bayi diletakan pada pada meja operasi dengan penghangat dalam stadium anastesi
terintubasi. Antiseptic medan operasi dengan povidone iodine. Kemudian daerah yang telah di
antisepsis ditutup dengan kasa steril diatas abdomen. Asisten melakukan irigasi melalui rektum
dengan kateter besar dengan larutan hangat dengan 1% asetillsitein. Keteter dibimbing melalui
Prosedur ini dilanjutkan dengan dekompresi lambung dan duodenum dengan pipa
orogastrik. Ini akan mengurangi ukuran usus yang akan dimasukan kedalam kavum abdomen.
Usus dan dinding abdomen sekali lagi di antisepsi dengan povidon iodine, kasa steril diganti
dengan yang baru. Pembuluh darah umbilical dan urakus biasanya terletak dibawah kulit jauh dari
defek. Bila defek di abdomen keberukuran kecil maka diperlebar dengan irisan ke atas kearah
15
xipoid dan ke bawah kearah pubis. Kulit tidak boleh dipisahkan dari tepi defek untuk saat ini,
Dinding abdomen diregangkan. Jari salah satu tangan diletakan pada dinding posterior
abdomen sedangakan jari tangan yang lain menekan dengan konstan menggunakan gerakan
memijat ke anterior dan lateral dinding. Prosedur ini dilakukan harus dengan kuat. Untuk relaksasi
selanjutnya mungkin dibutuhkan pemotongan fasia pada garis tengah di bawah kulit ke atas ke
xipoid ke bawah ke pubis. Kemudian dengan diseksi tajam yang hati-hati usus saling dipisahkan
Prosedur ini akan membebaskan usus dari pemendekan dan kekakuan. Tetapi tidak perlu
dilakukan tindakan atau usaha untuk mengelupas lapisan yang mengering. Karena ini adalah
lapisan seromuskular yang menebal, udem dan pelepasannya akan menyebabkan perdarahan.
Setelah itu seluruh usus diperiksa untuk mencari kelainan yang lain. Dicari daerah dengan
ganggren, perforasi, atau atresia yang nantinya akan direseksi dan dilakukan anastomose usus end
to end. Sekali lagi abdomen diregangkan ke segala arah, tapi kali ini diberikan pelumpuh otot oleh
anestesi. Usus ditempatkan dalam abdomen, dimulai dengan meletakan duodenum dan jejunum di
sebelah kanan, kolon dan sekum diletakan disebelah kiri sehingga posisi non rotasi tetap
dipertahankan. Terkadang, testis kiri berada diluar rongga abdomen. Maka testis dimasukan
kedalam scrotum melalui cincin luar dan dijahitkan dengan scrotum. Bila semua bagian usus telah
masuk ke abdomen yang telah diregangkan maka usaha selanjutnya untuk menutup fasia, dalam
banyak kasus penutupan fasia secara langsung dapat dilakukan. Menggunakan benang absorbable
3.0 monofilamen.
16
Bila penutupan fasia terlalu kencang maka kulit dideseksi kebelakang dari defek 2 cm dan
fasia dibebaskan ke xipoid dan ke pubis. Setelah meregangkan kulit, kulit dijahit subkutikuler dan
ditutup dengan plester steril. Ini tidak meninggalkan hernia ventralis yang besar tetapi hanya
diastasis pada garis tengah yang akan ditutup dengan mudah pada tahun pertama. Tetapi tetapi bila
tetap tidak memungkinkan maka akan digunakan lapisan silastik setebal 0,007 inc dengan jahitan
matras atau angka delapan ke kulit fasia dan peritoneum, permukaan yang halus dihadapkan ke
usus, kedua silo kemudian dijahit dengan jahitan kontinyu, setelah itu diantisepsis dengan povidon
iodine. Dan ditutup ulang dengan silo lapisan kedua. Pada keadaan usus yang edem dan kaku
sangat berat mungkin tidak dapat dilakukan perbaikan primer pada kelainan atresia atau stenosis.
Kelainan ini dapat diperbaiki dalam waktu 6-8 minggu pada saat radang dan penebalan sudah
mengalami resolusi. Bila ada kasus volvulus atau nekrosis usus yang tidak viabel harus direseksi
yang kemudian langsung di anastomosis. Tetapi bila keadaan sangat jelek maka dilakukan
17
c. Post operasi
Tiga sampai empat hari seharusnya sudah dapat menyelesaikan penutupan bila menggunakan silo.
Memenuhi dan menjaga volume secara penuh. Mungkin memerlukan jumlah cairan yang besar
pada bayi yang mempunyai mengalami hipoperfusi yang berat pada integritas kapilernya.
Pengawasan analisa gas darah dan tekanan vena sentral. Diperlukan bantuan pada ventilasi dan
kardiak output. Tekanan positif dan ekspiratori sangatlah penting untuk bayi yang mengalami
kerusakan kapiler.
Mengenali sepsis sesegera mungkin dengan pengawasan hitung trombosit dan pengawasan
kultur darah, dan melakukan terapi sebaik mungkin bila itu muncul. Memulai nutrisi total
parenteral sesegera setelah pemasangan monitor vena sentral. TPN diteruskan sampai pemberian
Terutama pada bayi yang mempunyai volvulus atau atresia yang direpair akan mempunyai
usus yang pendek, ketidak mampuan mengkonsumsi nutrisi per oral akan berkepanjangan dan
menjadi masalah. Maka diadakan peningkatan bertahap volume dan konsentrasi dari formula
predigesti dan dijalankan sampai dapat menerima volume dan konsentrasi penuh. Baru kemudian
formula standard yang komplek bisa ditambahkan pada awalnya sebagian kecil dari seluruh
volume makanan.
18
2.9 Komplikasi
pengembangan paru)
c. Bentuk pusar dapat mengalami bentuk yang tidak normal walaupun dengan bekas
d. Komplikasi dari operasi abdomen adalah peritonitis dan paralisis usus sementara
e. Bila kerusakan usus halus terlalu banyak, bayi mungkin akan mengalami short bowel
f. Penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung sehingga terjadi dehidrasi dan
hipotermi.
g. Kontaminasi usus dengan kuman cepat berlangsung sehingga mudah terjadi sepsis.
2.10 Prognosis
Prognosis tergantung dari derajat beratnya masalah yang muncul, termasuk prematuritas,
atresia intestinal, usus yang pendek, dan disfungsi usus karena peradangan.
Banyak bedah anak percaya bahwa prognosis meningkat karena pemeriksaan USG dan
diagnosis pada kehamilan yang menyebabkan kita bisa menentukan cara terbaik untuk melahirkan
bayi tersebut di senter pengobatan. Tahun lalu penutupan abdomen secara langsung pada bayi
dengan gastroschisis tidak wajar, biasanya kita memerlukan silo untuk menutup defek. Sekarang
19
penutupan primer sudah dapat dicapai. Pada suatu penelitian menyebutkan bahwa prognosis
omphalocele tiga kali lebih buruk dibanding dengan gastroschisis karena seringnya kasus yang
20
BAB III
3.1 Kesimpulan
Gastroschisis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukan dinding abdomen sehingga dinding
abdomen sebagian tetap terbuka.letak defek biasanya disebelah kanan umbilikus yang terbentuk normal.usus sebagian
besar terdapat di luar rongga abdomen janin.akibatnya usus menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi
cairan amnion dalam kehidupan intrauterine. Usus juga tampak pendek rongga abdomen tampak sempit. Diagnosisnya
dengan terdapatnya dinding abdomen terbuka tanpa tertutup peritoneum. Umbilicus tampak normal dan usus terlihat
tebal dan pendek. Pertolongan pertama untuk mencegah penyulit yang timbul dengan pemasangan sonde lambung,
peberian cairan elektrolit, antibiotika spectrum luas, suhu tubuh dipertahankan dengan baik, pencegahan kontaminasi
3.2 Saran
Pemeriksaan USG dan diagnosis pada kehamilan yang menyebabkan kita bisa menentukan
21
DAFTAR PUSTAKA
EGC.2000.568-569
5. Doherty, M Gerard. Current Surgical Diagnosis and Treatment, Ed 12, USA: The McGraw-
6. www.emedicine.com
7. www.wikipedia.com
22