Anda di halaman 1dari 1

Pilpres memang masih akan dilaksanakan bulan April 2019.

Akan tetapi saat ini berbagai


program kerja sudah ditawarkan oleh kedua capres. Salah satunya program kerja yang berfokus
pada sektor pajak. pajak menjadi salah satu sektor yang difokuskan dalam program kerja yang
ditawarkan karena hingga saat ini pajak adalah penyumbang terbesar dalam APBN.
Beberapa program sektor pajak yang ditawarkan oleh capres no 1 lebih berfokus pada
keberlanjutan reformasi pajak. hal ini menunjukkan capres no 1 ingin konsisten terhadap
program kerja yang telah dilakukan saat ini. contohnya seperti program tax amnesty yang telah
dilakukan tahun 2016-2017 lalu. Program tersebut dinilai mampu menjadi salah satu program
yang dapat menarik objek pajak baru, karena seperti yang kita ketahui bahwa tingkat kepatuhan
pajak di Indonesia masih rendah, dengan adanya tax amnesty mampu menarik kesadaran wajib
pajak untuk segera melaporkan pajaknya.
Sedangkan program sektor pajak yang ditawarkan oleh capres no 2 diantaranya adalah
penghapusan pajak kendaraan bermotor dan PBB, kenaikan batas PTKP dan penurunan tarif
PPh 21. Program yang ditawarkan oleh capres no urut 2 banyak menuai kritikan dari berbagai
pihak karena program ini dinilai sulit dilaksanakan, dan memiliki dampak yang luas.
Mengenai program penghapusan pajak kendaraan bermotor, dinilai dapat meringankan beban
masyarakat. Akan tetapi, dampak yang ditimbulkan dari program tersebut dinilai lebih luas.
Dengan penghapusan pajak kendaraan bermotor masyarakat Indonesia akan memiliki
keinginan yang lebih besar untuk membeli kendaraan bermotor, hal ini juga didasari oleh sifat
masyarakat Indonesia yang sangat konsumtif. Dampaknya pada sektor lalu lintas, dimana
kemacetan akan lebih sering terjadi, hal ini tentu tidak akan menyelesaikan permasalahan yang
ada di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, kendaraan bermotor yang di Indonesia masih impor
dari luar negeri, dengan penghapusan ini tentu akan mengakibatkan peningkatan impor
kendaraan bermotor di Indonesia, akibatnya akan menurunkan devisa Negara, dan membuat
masyarakat Indonesia sangat tergantung terhadap impor dari luar negeri.
Program selanjutnya adalah Penghapusan pajak bumi bangunan rumah utama, bagi masyarakat
mungkin penghapusan PBB cukup meringankan, akan tetapi ditinjau dari penerimaan Negara
akan menurunkan penerimaan Negara dari sektor ini. seharusnya bukan penghapusan yang
dilakukan akan tetapi perbaikan dasar pengenaan PBB, agar lebih bersifat adil. Saat ini dasar
pengenaan PBB adalah dilihat dari segi letak, pemanfaatan, peruntukan, kondisi lingkungan
(cermati.com). sepertinya pemerintah perlu menambahkan pengasilan pemilik rumah sebagai
dasar dalam pengenaan PBB. Hal ini dikarenakan saat ini dasar pengenaan PBB dirasa belum
sepenuhnya berprinsip keadilan. Rumah yang berada di sekitar kota pasti memiliki PBB yang
lebih tinggi. Sedangkan Rumah yang berada di pinggiran kota memiliki PBB lebih rendah.
Padahal belum tentu masyarakat yang memiliki rumah di daerah kota berpenghasilan lebih
tinggi daripada masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran kota.sehingga perlu ada
penambahan dasar pengenaan PBB untuk menciptakan prinsip berkeadilan.

Anda mungkin juga menyukai