Anda di halaman 1dari 20

CONTOH PENGUKURAN ANTROPOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGKAJIAN NUTRISI
ANTROPOMETRI DAN IMT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Mata Kuliah
Kebutuhan Dasar Manusia II
Dosen Pembimbing :Siti Fauziah SPd,APP,MKes

Disusun Oleh :
Nama : Hajar Simping Fahmawati
NIM : P07120214011
Jurusan : D IV Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2015

ANTROPOMETRI
A. Dasar Teori
Tubuh memerlukan energy untuk fungsi fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, serta pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Masalah
nutrisi merupakan hal yang sangat berhubungan dengan intake makanan yang diberikan pada
tubuh.
Pengkajian dan penilaian kecukupan gizi atau nutrisi diperlukan untuk mengetahui
keseimbangan kebutuhan tubuh akan nutrisi dan kegunaannya. Keseimbangan kebutuhan nutrisi
pada seseorang dikatakan baik apabila asupan nutrisinya seimbang dengan kegunaannya.
Keseimbangan nutrisi dipengaruhi oleh 2 hal yaitu konsumsi makanan dan keadaan kesehatan
tubuh.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengkaji dan menilai angka kecukupan nutrisi adalah
dengan antopometri.

B. Pengertian Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan metros yang berarti
ukuran. Istilah tersebut berasal dai Bahasa Yunani. Jadi dapat diartikan bahwa antropometri
adalah ukuran dari tubuh. Antropometri merupakan pengetahuan mengenai pengukuran dimensi
tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat
alat atau benda benda yang digunakan oleh manusia.
Untuk mndapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas, maka
faktor faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam posisi statis maupun dinamis
harus diperhatikan. Hal yang lain dan perlu diamati adalh berat dan pusat masa dari suatu
segmen atau bagian tubuh, bentuk tubuh, jaak untuk pergerakan melingkar ari tangan dan kaki,
dan sebagainya. Berikut akan dijelaskan mengenai pengertian antropometri statis dan
antropometri dinamis.
Antropometri statis adalah pengukuran dilakukan saat manusia dalam kondisi diam dan
linier pada permukaan tubuh. Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara linier
( lurus ) dan dilakukan di permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran reresentatif, maka
pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus
dalam keadan diam.
Dalam antropometri statis ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi
tubuh manusia, yaitu sebagai berikut :
1. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan
17 tahun untuk wanita. Untuk lansia yang berumur sekitar 60 tahun, ada kecenderungan untuk
berkurang.
2. Jenis kelamin
Pada umumnya laki laki mempunyai struktur yang lebih besar dari perempuan, kecuali dada dan
pingglnya.
3. Suku bangsa dan ras
Ukura tubuh manusia yang berbeda etnis dan ras mempunyai perbedaan yang signifikan.
4. Pekerjaan
Aktivitas sehari hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. Contohnya : Pemain
basket biasanya memiliki struktur tubuh yang lebih tinggi daripaa orang biasa.

Sedangkan Antropometri dinamis adalah pengukuran dilakukan dengan memperhatikan


gerakan gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja/ individu melakukan gerakannya. Sehingga
lebih kompleks dan lebih sulit untuk diukur.

Dalam antropometri dinamis terdapat 3 kelas pengukurannya yaitu :


1. Pengukuran tingkat keterampilan. Sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari
suatu aktifitas. Contoh : dalam mempelajari performa atlet.
2. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contoh : jangkauan dari gerakan
tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.
3. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh : analisis kinematika dan kemampuan jari jari tangan dari
seorang juru ketik atau operator computer.
Antopometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antrometri secara umum
digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumah
air dalam tubuh.

C. Keunggulan Antropometri
Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antopometri adalah :
1. Alatnya mudah didapat dan digunkan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas, mikrotoa, dan alat
pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
2. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif
3. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga profesional, juga oleh tenaga lain setelah
dilatih untuk itu.
4. Biaya relatif murah
5. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas
6. Secara alamiah diakui kebenarannya

D. Kelemahan Antropometri
1. Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat serta tidak dapat
membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe
2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan
spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas
pengukuran antropometri.

E. Jenis jenis yang diukur


1. Berat Badan (BB)
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Berat
badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan
kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat
badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Berat badan menggambarkan jumlah dari
protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat,
dan protein otot menurun. Berat badan merupakan ukuran antometri yang terpenting dan paling
sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa
bayi normal.

2. Tinggi Badan (TB)


Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Tinggi badan
dapat diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua tangan merapat ke badan,
punggung dan pantat menempel pada dinding dan pandangan diarahkan ke depan. Kedua tangan
bergantung relaks disamping badan. Potongan kayu (atau logam), bagian dari alat pengukur
tinggi badan digeser, kemudian diturunkan hingga menyentuh bagian atas (verteks) kepala.
Sentuhan harus diperkuat jika subjek berambut tebal

3. Lingkar Lengan Atas


Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Lingkar lengan atas merupakan salah satu
pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data
umur yang terkadang susah diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan
lapisan lemak bawah kulit.
Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak
berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan
pertumbuhan.
Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :
a. Persiapkan pita pengukur
b. Pilih lengan kiri (karena lengan kanan yang paling sering berfungsi).
c. Posisikan lengan 90 ° mengarah ke atas
d. Tetapkan posisi bahu dan siku
e. Letakkan pita pengukur antara bahu dan siku untuk menentukan titik tengah lengan dengan cara
membagi hasil ukuran panjanga antara siku dan bahu.
f. Lingkarkan meteran pada titik tengah lengan
g. Meteran jangan terlalu di ketatkan namun jangan juga terlalu longgar.

4. Lingkar Kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak
dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala
normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan
pertama atau menjadi + 44cm. Pada bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat
dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah
tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah +
10 cm.
Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :
a. Menyiapkan pita pengukur (meteran)
b. Melingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior
menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya
c. Mencantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala

5. Lingkar Dada
Pengukuran lingkar dada dilakukan pada saat bernapas biasa (mid respirasi) pada tulang
Xifoidius (insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri
pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.
Cara pengukuran lingkar dada adalah :
a. Menyiapkan pita ukur
b. Melingkarkan pita pengukur pada daerah dada
c. Mencatat hasil pengukuran
6. Panjang Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan didapatkan dari
tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. Pada lansia digunakan tinggi lutut karena
pada lansia terjadi penurunan masa tulang, bertambah bungkuk, sehimgga bertambah sukar
untuk mendapatkan data tinggi badan akurat. Data tinggi badan lansia dapat menggunakan
formula atau nomogram bagi orang yang berusia >59 tahun.
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun)) + 64.19
Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88

7. Lingkar Perut
Pengukuran lingkar erut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal/ sentral.
Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler dan diabetes
mellitus.
Cara pengukuran :
a. Responden membuka pakaian yang sekiranya perlu
b. Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah
c. Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha atau pinggul
d. Tetapkan titik tengah diantara titik tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang pangkal
paha/ panggul dan tandai titik tengah tersebut dengan alat tulis.
e. Minta reponden untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal
f. Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai dari titik tengah kemudian secara sejajar horizontal
melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran.
8. Tekanan Darah
Pengukuran ini untuk mendapatkan data tekanan darah tinggi pada penduduk yang berumur lebih
dari 15 tahun.
Beberapa langkah pengukuran pemeriksaan tekanan darah adalah sebagai berikut :
a. Pasang manset pada lengan atas, dengan batas bawah manset 2-3 cm dari lipat siku dan
perhatikan posisi pipa manset yang akan menekan tepat diatas denyutan arteri di lipat siku
b. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis
c. Rabalah pulsasi arteri pada pergelangan tangan
d. Pompalah manset hingga tekanan manset mencapai 30 mmHg setelah pulsasi arteri radialis
menghilang
e. Bukalah katup manset dan tekanan manset dibiarkan turun perlahan dengan kecepatan 2-3
mmHg/detik
f. Bila bunyi pertama terdengar, itu sebagai tekanan sistolik
g. Turunkan tekanan manset sampai 0 mmHg, kemudian lepaskan manset
9. Suhu
Nilai suhu tubuh dipengarui metabolism tubuh dan aliran darah, serta hasil pengukuran akan
berbeda sesuai dengan tempat pengukuran. Suhu tubuh dapat diketahui dengan menggunakan
alat thermometer. Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan cara :
1. Axiler
Cara pengukurannya adalah
a. Keringat pada ketiak dikeringkan
b. Ujung thermometer diletakkan pada puncak ketiak
c. Tunggu sampai 5-10 menit
d. Baca hasil pengukurannya
2. Oral
Cara pengukurannya
a. Ujung thermometer dibersihkan dengan alcohol
b. Ujung thermometer diletakkan di bawah lidah
c. Mulut ditutup
d. Diamkan selama 5 menit
e. Baca hasilnya
3. Rectal
Cara pengukurannya adalah
a. Ujung thermometer sedikit diberi pelican
b. Ujung air raksa dimasukkan ke anus
c. Pembacaan hasil dilakukan setalah 5 menit
INDEKS MASSA TUBUH
A. Pengertian
IMT atau sering juga disebut indeks quatelet pertama kali ditemukan oleh seorang ahli
matematika Lambert Adolphe Jacques Quatelet adalah alat pengukur komposisi tubuh yang
paling umum dan sering dilakukan. Beberapa studi telah mengungkapkan bahwa IMT adalah alat
pengukuran yang berguna untuk mengukur obesitas, dan telah direkomendasikan untuk evaluasi
klinik pada obesitas anak
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:

IMT = Berat Badan (kg)


Tinggi badan (m) x Tinggi Badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan
batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0
dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8.
Tabel 2. Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia
Kategori IMT
Kekurangan berat badan
< 17,0
Kurus tingkat berat
Kekurangan berat badan
17,1-18,5
tingkat ringan
Normal 18,6-25,0
Kelebihan berat badan tingkat
25,1-27,0
Gemuk ringan
Kelebihan berat badan tingkat
>27,0
berat
Sumber : I Nyoman Supariasa dkk. Jakarta: EGG (2002 : halaman 61)

B. Kategori Indeks Massa Tubuh


Untuk orang dewasa yang usianya 20 tahun ke atas, IMT diinterprestasi menggunakan
kategori status berat badan standar yang sama untuk semua umur bagi pria dan wanita. Untuk
anak-anak dan remaja, interpretasi IMT adalah spesifik mengikut usia dan jenis kelamin. (CDC,
2009)
Secara umum, IMT 25 keatas membawa arti pada obesitas. Standar baru untuk IMT telah
dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI dibawah 18,1 sebagai sangat kurus atau
underweight, IMT diatas 23 sebagai berat badan lebih atau overweight, dan IMT melebihi 25
sebagai obesitas. IMT yang ideal nagi orang dewasa adalah diantara 18,5 – 22,9. Obesitas
dikategorikan pada tiga tingkat : tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40), tingkat III (>40). (CDC,
2002)

Tabel 1 : Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (WHO)

Tabel 2 : Batas Ambang IMT Indonesia


Kategori IMT (Kg/m2)

Kegemukan
Gender

Tingkat Tingkat
Normal Berat
Kurus Ringan

<18 kg/m2
>25 – 27
Pria 18 - 25 kg/m2
kg/m2
>27 kg/m2
2
<17 kg/m
17 – 23 >23 – 27
Wanita
kg/m2 kg/m2

Keterangan :
- IMT < 17,0 : Keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat
atau Kurang Energi Kronis (KEK)
- IMT 17,0 – 18,4 : Keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat
ringan (KEK Ringan)
- IMT 18,5 – 25,0 : Keadaan orang tersebut termasuk kategori normal
- IMT 25,1 – 27,0 : Keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat
ringan
- IMT >27,0 : Keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat berat.
(Direktorat Gizi Masyarakat RI, 2000)
PRAKTIKUM
( ANTROPOMETRI DAN IMT )
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui satus gizi klien
2. Untuk memantau kebutuhan gizi klien
3. Untuk mengetahui kebutuhan gizi klien
A. Alat Dan Bahan
1. Alat tulis (pensil, kertas)
2. Timbangan berat badan
3. Pengukur tinggi badan
4. Metline
5. Tensimeter
6. Thermometer
B. Hasil
Nama : Hajar Simping Fahmawati
Umur : 19 tahun
Alamat : Graha Bina Husada Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Jalan Gadingan, Banyuraden, Gamping Sleman Yogyakarta

ANTROPOMETRI
Berat Badan 47 kg
Tinggi Badan 154 cm
Lingkar Lengan Atas 23 cm
Panjang Lutut 48 cm
Lingkar Kepala 53 cm
Lingkar Perut 73 cm
Lingkar Dada 83 cm
Nadi 72x permenit
Tekanan Darah 10/80 mmHg
Suhu 36,5 C
IMT

IMT = BB(kg) BBI = (TB – 100) – 10% (TB – 100)


TB (m) x TB (m) = (154-100) – 10% (154 – 100)
= 54 – 5,4
IMT = 47 = 48,6 – 4,86
1,54 x 1,54 = 43,74 kg
= 47
2,3716
= 19,817

BB Max = 120% x (TB – 100) BB Min = 80% x (TB – 100)


= 120% x (154 – 100) = 80% x (154 – 100)
= 120% x 54 = 80% x 54
= 64,8 kg = 43,2 kg

C. Kesimpulan
Hajar Simping Fahmawati yang berumur 19 tahun yang mempunyai berat badan 47 kg
dan tinggi badan 154 cm, merupakan berat badan normal karena mempunyai indek sebesar
19,817 dan dapat dikatakan sebagai healty weight. Sedangkan dari pengukuran di atas dapat
diambil berat badan maksimal sebesar 64,8 kg dan berat badan minimal 43,2 kg. Didapat juga
berat badan ideal sebesar 43,74 kg. Jadi untuk mencapai berat badan ideal, Hajar Simping
Fahmawati harus mengurangi berat badannya sebesar 3,26 kg.
Dari pengukuran tekanan darah, juga didapatkan bahwa Hajar Simping Fahmawati
mempunyai tekanan darah 100/80 mmHg. Tekanan darah tersebut dikatakan normal untuk usia
remaja. Tekanan darah yang lebih dari 140/120 mmHg dikatakan sebagai hipertensi dan untuk
tekanan dara yang kurang dari 80/60 mmHg disebut hipotensi.
Dari pengukuran denyut nadi, Hajar Simping Fahmawati berdenyut 72x permenit. Dapat
dikatakan denyut nadi yang normal. Karena denyut nadi normal adalah 60 – 100 x permenit.
Apabila mempunyai denyut nadi diatas 100 disebut bradikardi dan apabila berdenyut kurang dari
60 disebut takikardi.
Dari pengukuran suhu, Hajar Simping Fahmawati mempunyai suhu sebesar 36,5o C.
dapat dikatakan suhu normal. Karena suhu normal adalah 36o C – 37,2o C. Dapat dikatakan
hipotermi bila suhu kurang dari 36o C dan dapat dikatakan hipertermi bila suhu lebih dari 37,2o
C.
Sedangkan untuk pengukuran lingkar kepala, Hajar Simping Fahmawati mempunyai
ukuran sebesar 53 cm, lingkar perut 73 cm, lingkar lengan atas 23 cm, panjang lutut 48 cm, dan
lingkar dada 83 cm.
Diposkan oleh Hajar Simping Fahmawati di 05.57
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Rabu, 03 Juni 2009

CARA PENGUKURAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI

PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Oleh : Siti Haryani, S.Kep., Ns

Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran


fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur
(meteran)

Ukuran antropometri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Tergantung umur, yaitu hasil pengukuran disbanding dengan umur. Misalnya, BB terhadap
usia atau TB terhadap usia. Dengan demikian, dapat diketahui apakah ukuran yang
dimaksud tersebut tergolong normal untuk anak seusianya.

2. Tidak tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan pengukuran lainnya
tanpa memperhatikan berapa umur anak yang diukur.

Misalnya berat badan terhadap umur.

Dari beberapa ukuran antropometri, yang paling sering digunakan untuk menentukkan keadaan
pertumbuhan pada masa balita adalah :

1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai untuk
memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.

Pada usia beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu
sekitar !0% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air
seni yang belum diimbangi asupan yang mencukupimisalnya produksi ASI yang belum
lancar. Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh.

Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700 –1000
gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 –
450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 – 350 gram/bulan.

Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan akan
bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5 kg/bulan. Pada
tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan berat badan
tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap adolesensia(remaja) akan terjadi
pertambahan berat badan secara cepat ( growth spurt)

Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus
atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :

1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg

2. Berat badan usia 3 – 12 bulan, menggunakan rumus :

Umur (bulan) + 9 = n + 9

22

3. Berat badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus :

( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8

Keterangan : n adalah usia anak


4. Berat badan usia 6 – 12 tahun , menggunakan rumus :

Umur (tahun) X 7 – 5

Cara pengukuran berat badan anak adalah :

1. Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup pakaian
dalam saja.

2. Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan anak
dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan. Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak
anak untuk berdiri diatas timbangan injak tanpa dipegangi.

3. Ketika minmbang berat badan bayi, tempatkan tangan petugas diatas tubuh bayi (tidak menempel)
untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.

4. Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya lebih dulu,
kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang

Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan
anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut :

BB anak = (Berat badan ibu dan anak) – BB ibu

5. Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan.

6. Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu apakah
status gizi anak normal, kurang atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga dapat
dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berada berat badan anak berada pada kurva
berwarna hijau, kuning atau merah.

2. Tinggi Badan ( Panjang badan)


Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada bayi
baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama,
pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir). Penambahan tersebut
akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru
pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 –
25 cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun.
Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia 18 – 20 tahun.

Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari
Behram (1992), yaitu :

a. Perkiraan panjang lahir : 50 cm

b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir

c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir

d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun

e. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir

f. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun

Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):

a. Lahir : 50 cm

b. Umur 1 tahun : 75 cm

c. 2 – 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77

Cara pengukuran tinggi badan anak adalah :

a. Usia kurang dari 2 tahun :


1. Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita pengukur
(meteran)

2. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel
pada meja (posisi ekstensi)

3. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus
dengan meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.

4. Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda
pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian
puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut
dengan pita pengukur. Untuk lebih jelasnya. Lihat gambar 1

b. Usia 2 tahun atau lebih :

1. Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan
bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan
menempel pada alat pengukur.

2. Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan
posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.

3. Lingkar kepala

Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak
dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala
normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan
pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat
dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala
bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya
bertambah + 10 cm
Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :

a. Siapkan pita pengukur (meteran)

b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior
menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya (lihat Gambar 1)

c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala

4. Lingkar Lengan Atas (Lila)

Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas sekitar 11
cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran tersebut
tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.

Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak
berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan
pertumbuhan anak prasekolah.

Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :

a. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu
pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan
bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya
lebih stabil. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.

b. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar ( dapat digunakan pita
pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.

c. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur

d. Catat hasil pada KMS

5. Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarangdilakukan. Pengukurannya
dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang Xifoidius( insicura
substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang
lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.

Cara pengukuran lingkar dada adalah :

a. Siapkan pita pengukur

b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada seperti pada gambar 1

c. Catat hasil pengukuran pada KMS

Referensi :

Nursalam, 2005, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak ( untuk perawat dan bidan), edisai
pertama, Jakarta : Salemba Medika

Soetjiningsih, 2005, Tumbuh Kembang pada Anak, Jakarta : EGC

Diposkan oleh PEDIATRIK NURSING di 00.33

Anda mungkin juga menyukai