Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN

REKAM MEDIS

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS MENYUKE

Jalan Raya Darit Kecamatan Menyuke Kode Pos 79364


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG.

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) atau
istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat
berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya
penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor,
dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen
dan konsisten. Meskipun dalam Kedokteran, sebagian besar golongan Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila
disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan terlebih
lagi bila disertai peredaran dijalur ilegal, akan berakibat sangat merugikan bagi individu maupun
masyarakat luas khususnya generasi muda. Maraknya penyalahgunaan NAPZA tidak hanya
dikota-kota besar saja, tapi sudah sampai ke kota-kota kecil diseluruh wilayah Republik
Indonesia, mulai dari tingkat sosial ekonomi menengah bawah sampai tingkat sosial ekonomi
atas.Dari data yang ada, penyalahgunaan NAPZA paling banyak berumur antara 15–24
tahun.Oleh karena itu kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap ancaman
kelangsungan pembinaan generasi muda. Sektor kesehatan memegang peranan penting dalam
upaya penanggulangan penyalahgunaan NAPZA, melalui upayaPromotif, Preventif, Terapi dan
Rehabilitasi.

Peran penting sektor kesehatan mengharuskan Puskesmas sebagai ujung tombak


pelayanan kesehatan berperan sebagai instansi yang berwenang dalam pengelolaan psikotropik
lebih selektif daam pemberian pada pasien yang sangat membutuhkan psikotropika dan harus
lebih proaktif dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan NAPZA di masyarakat.

Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan, harapan pasien adalah
mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya dan dengan waktu sesingkat-
singkatnya.Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik swasta maupun dokter
praktek sesungguhnya tidak hanya memberikan pelayanan medis profesional namun juga
memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Selain mendapatkan pelayanan kesehatan
sebaik-baiknya, pasien dan keluarga juga mengharapkan kenyamanan dan keamanan baik dari
segi petugas yang cekatan, kenyamanan ruang tunggu, antrian yang tidak terlalu lama,
kebersihan toilet maupun dari sumber daya manusia yang bertugas ditempat pelayanan kesehatan
tersebut harus profesional.
1.2. TUJUAN PEDOMAN.

a. Tujuan khusus

Terwujudnya penyelanggaraan pelayanan kesehatan dengan mutu tinggi serta


mengutamakan keselamatan pasien dalam mempergunakan obat-obat jenis psikotropika di
lingkungan kerja puskesmas.

b. Tujuan umum

 Pemberian obat psikotropika di pelayanan kesehatan instalasi rawat jalan ( BP , KIA/KB,


Gigi, IGD, dapat berjalan dengan baik berdasarkan SPO sehingga keselamatan pasien
dapat dimaksimalkan.
 Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,terjangkau dengan pengutamaan pada
upaya preventif dan kuratif.
 Menciptakan dan meningkatkan serta memperkuat deteksi terhadap sistem monitoring
diversi dan evaluasi pada kebocoran pengelolaan prekursor seluruh tahap farmasi sedini
mungkin
 Memberikan peningkatkan mutu kerja, kepastian hukum bersama lintas sektor di bagian
pengelola lingkungan prekursor farmasi untuk mencegah terjadinya pengelola prekursor
penyimpangan atau terjadinya kebocoran farmasi (diversi) dan dan penyimpangan
kebocoran prekursor farmasi dari jalur legal ke jalur ilegal atau sebaliknya .

1.3. RUANG LINGKUP PELAYANAN

1. Ruang lingkup pelayanan klinik umum ( BP ): Memberikan pelayanan dengan lingkup


yang terbatas yaitu pasien dengan diagnosa psikosis, skizoprenia, psikosomatis, epilepsi
dan kejang yang periksa oleh dokter umum.
2. Ruang lingkup pelayanan KIA dalam penanganan anak kejang demam.
3. Memberikan pelayanan kepada pasien di IGD yang memerlukan perawatan observasi dan
tindakan yang harus segera dilakukan, misalnya kejang.
4. Ruang lingkup Ruang persalinan untuk mengatasi adanya pasien kejang karena eklamsi.

1.4. BATASAN OPERASIONAL

a. Pelayanan poliklinik :

1. Klinik Umum ( BP ) dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan


penentuan diagnosa dan yang memeriksa adalah dokter umum.
2. KLinik Gigi mencakup pelayanan pemeriksaan dan penentuan diagnose penyakit gigi ,
klinik ini di layani oleh dokter gigi.
3. Klinik KB dan ANC dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan kehamilan,
konsultasi kandungan / alat kontrasepsi, penentuan diagnosa, tindakan pemasangan dan
lepas alat kontrasepsi iud. yang melayani adalah bidan.
4. Klinik KIA dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaanbalitayang akan
dilayani oleh bidan.

b. Pelayanan IGD dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan penanganan


tindakan darurat yang akan dilayani oleh dokter umum dan perawat.

c. pelayanan persalinan dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan


penanganan tindakan darurat kebidanan yang akan dilayani oleh dokter umum dan perawat.

d. Pelayanan Administrasi

1. Menerima daftar dari bagian admisi untuk didata dan membagi pendistribusian ke poli
pelayanan yang di tuju.
2. Mencatat dan menerima .

1.5. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
5. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010
Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
6. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011
Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
8. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.
9. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 1999.
10. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
11. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.
12. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
14. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
15. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
16. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D Departemen
Kesehatan 1991.
17. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
18. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
19. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotik
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

2.1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.

Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di instalasi rawat jalan ( BP ) adalah :

1. Tenaga Medis

a. Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga medis yang
bersertifikat,dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari pendidikan
kedokteran sebagai dokter umum serta lulus dalam kredential .

b. Tenaga medis yang ada di klinik gigi adalah tenaga medis yang bersertifikat dan
berkompeten sebagai dokter gigi.

2. Tenaga Perawat

Untuk menunjang pelayanan perawatan di instalasi rawat jalan harus di dukung


oleh tenaga perawat yang memiliki ketrampilan, pendidikan dan pelatihan yang
mendukung dalam pelayanan instalasi rawat jalan.

3.Tenaga bidan

Untuk menunjang pelayanan perawatan di instalasi KB, KIA dan ANC harus di
dukung oleh tenaga bidan yang memiliki ketrampilan, pendidikan dan pelatihan yang
mendukung dalam pelayanan .

4.Tenaga kesehatan lain

Kualifikasi Sumber Daya Manusia Petugas yang memiliki kewenanangan


dalam pelayanan resep narkotik dan psikotropika adalah Apoteker yang memiliki
STRA dan SIPA dalam wilayah kerja tersebut dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang
memiliki STR dan SIKTTK dalamwilayah kerja tersebut di bawah pengawasan
Apoteker.Distribusi KetenagaanTenaga kefarmasian yang dibutuhkan dalam pelayanan
ini adalah minimal 1 orang Apoteker dan 2 orang Tenaga Teknis Kefarmasian.
BAB III

STANDAR FASILITAS

3.1. DENAH RUANG

(Ada pada lampiran)

STANDAR FASILITAS

Keterangan :
A = Gudang Obat
B = Lemari Khusus Psikotropik dan Narkotik
C = Ruang Pelayanan Resep
D = Pintu Pembatas Gudang dan Ruang Pelayanan

Standar Fasilitas

Terdapat lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika yang dilengkapi kunci ganda
dan kunci hanya dikendalikan oleh bidan penanggung jawab obat dan Tenaga Teknis

Kefarmasian.
Lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika dipersyaratkan
agar tidak dapat dipindahkan

Kelengkapan alat dalam instalasi farmasi puskesmas terdiri dari :

1. Registrasi

– Meja komputer

– kursi

– Alat tulis ( balpoint,spidol warna,staples,lem )

2. Meja kerja

– Meja kerja

– Kursi

- Alat peracik obat

3. Klinik umum

– Meja kerja

– Kursi
– Tempat tidur periksa pasien

– komputer

– Tensimeter

– Stetoskop

– Senter

– Tongue spatel

– Termometer suhu badan

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN


1.PENGADAAN

Narkotika dan psikotropik untuk kebutuhan Puskesmas diperoleh dari permintaan


melalui LPLPO kepada Dinas Kesehatan.Bukti pengadaan ditelusuri melalui SBBK Obat
Psikotropik dan Narkotik.

2. PENYIMPANAN DAN PELAPORAN

a. Narkotika dan psikotropika yang berada di Puskesmas Darit wajib disimpan secara
khusus sesuai standar fasilitas.

b. Apoteker penanggung jawab wajib membuat, menyampaikan, dan menyimpan laporan


berkala mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran Narkotika yang berada dalam
penguasaannya.

3. PENYERAHAN

a. Penyerahan Narkotika dan Psikotropika hanya dapat dilakukan oleh dan Tenaga Teknis
Kefarmasian dibawah pengawasan Apoteker berdasarkan resep dokter.

b. Penyerahan Narkotika dan psikotropika oleh dokter hanya dapat dilaksanakan untuk
menolong orang sakit dalam keadaan darurat dengan memberikan Narkotika dan
psikotropika melalui suntikan atau melalui oral.

c. Resep yang berisi obat Narkotika harus digaris bawahi dengan warna merahdan untuk
obat Psikotropika digaris bawahi warna biru sebagai penanda khusus.

d. Pasien yang menerima obat Narkotika dan psikotropika harus ditanyakan nomor
telepon dan alamat lengkap.

4. PEMANTAUAN

Pemantauan terhadap obat-obatan Narkotika dan psikotropika yang dilakukan meliputi


pemantauan stok harian, pasien yang mendapatkan stok harian, pasien yang
mendapatkan resep Narkotika dan Psikotropika berulang kali dan masa kadaluarsa obat.

5. PEMUSNAHAN

Obat narkotika dan psikotropika yang telah kadaluarsa tidak dimusnahkan di puskesmas ,
namum dikembalikan ke Dinas Kesehatan setempat dengan dilampiri Berita Acara
Pengembalian.

A. Lingkup Kegiatan
Tata laksana palayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya dikerjakan secara team work,
dilakukan sesuai S, O, A dan P serta terdokumentasikan dengan baik.

1. PASIEN UMUM

Setelah mendaftar pasien dipersilahkan menunggu, petugas mengantar berkas


pendaftaran ke bagian rekam medic. Bagian rekam medic akan mencari berkas pasien,
petugas registrasi akan memasukan data ke komputer rawat jalan untuk ke pelayanan dokter
atau ruang pemeriksaa yang di tuju. Pasien akan dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
pendahuluan yang terdiri dari timbang badan, ukur suhu tubuh, tensimeter pasien siap untuk
diperiksa dokter sesuai antrian. Setelah pasien menyelesaikan tahap pemeriksaan dokter
selanjutnya pasien mendapat resep ataupun advis dari dokter. Kemudian pasien menunggu
didepan ruang farmasi untuk menerima obat.

2. PASIEN ONE DAY CARE

Pasien one day care adalah pasien yang memerlukan perawatan dan observasi dalam
satu hari, apabila dalam satu hari perawatan / observasi tersebut pasien belum ada perubahan
kondisi yang lebih baik maka pasien dianjurkan untuk rawat inap. Pelayanan one day care
bekerjasama dengan instalasi rawat jnap untuk proses observasi yang lebih baik.

BAB V

LOGISTIK
Obat-obatan Psikotropik dan Narkotik yang tersdia di apotek Puskesmas Darit adalah:

a. Obat Narkotika : kosong


b. Obat Psikotropika : Diazepam tablet 2 mg, diazepam rectal 5 mg Fenobarbital tablet 30
mg,haloperidol 1,5 mg,haloperidol 2 mg,triheksilfenidil 2 mg,chlorpromazine 100
mg,carbamazepin 200 mg,trifuperazin 5 mg ,resperidon 2 mg,amitryptilin 25 mg.

Anda mungkin juga menyukai