Anda di halaman 1dari 4

Nama : Danang Ariq Wijaya

NIM : C.411.14.0044
Prodi : teknik Elektro
Menara Hanoi adalah sebuah permainan matematis atau teka-teki. Permainan
ini terdiri dari tiga tiang dan sejumlah piringan dengan ukuran berbeda-beda yang
bisa dimasukkan ke tiang mana saja. Permainan dimulai dengan piringan-piringan
yang tertumpuk rapi berurutan berdasarkan ukurannya dalam salah satu tiang,
piringan terkecil diletakkan teratas, sehingga membentuk kerucut.
Tujuan dari teka-teki ini adalah untuk memindahkan seluruh tumpukan ke tiang yang
lain, mengikuti aturan berikut:
 Hanya satu piringan yang boleh dipindahkan dalam satu waktu.
 Setiap perpindahan berupa pengambilan piringan teratas dari satu tiang dan
memasukkannya ke tiang lain, di atas piringan lain yang mungkin sudah ada di tiang
tersebut.
 Tidak boleh meletakkan piringan di atas piringan lain yang lebih kecil.

Aturan Permainan
Permasalahan pada permainan Menara Hanoi ini adalah bagaimana cara
memindahkan semua piringan dari menara asal ke menara tujuan dengan bantuan satu
menara bantu yaitu menara sementara.
Adapun aturan-aturan permainannya, sebagai berikut :
1. Setiap kali memindah cakram hanya diperbolehkan mengangkat satu
cakram.
2. Setiap cakram yang lebih besar tidak boleh diletakkan di atas cakram
yang lebih kecil.
3. Piringan yang lebih besar ditempatkan di bawah piringan yang lebih
kecil.

Permainan Menara Hanoi yang akan di bahas kali ini menggunakan 3 menara dan 4
piringan. Dimana ukuran piringan tersebut berbeda satu sama lain. Semua piringan
berada pada menara asal dengan susunan secara berurutan, yang terbesar berada pada
posisi paling bawah dan yang terkecil pada posisi paling atas seperti yang tampak
pada gambar di bawah ini.
Bila didefinisikan menara A sebagai menara asal, menara C sebagai menara
tujuan dan menara B sebagai menara sementara, dengan 4 jumlah piringan
yang masing-masing didefinisikan sebagai N1, N2 dan N3 dimana ukuran N4
> N3> N2> N1. Menara A berisi 4 piringan dengan susunan N4, N3, N2, N1
dari bawah ke atas. Sedangkan menara C dan B dalam kondisi tidak ada
piringan (kosong).

Dengan metode Pencarian mendalam Pertama DFS (Depth First Search) Pencarian
buta, proses pemecahan masalah pada permainan Menara Hanoi dapat disimpulkan
sebagai berikut:
 Metode DFS mampu menyelesaikan masalah pada permainan Menara Hanoi.
 Sesuai dengan kelebihan pada metode DFS, telah terbukti bahwa pemecahan
permasalahan permainan Menara Hanoi dapat diselesaikan dengan beberapa solusi.
Dimana solusi dari permasalahan tersebut yang terbaik adalah solusi yang paling
cepat ditemukan dimana letak solusi yang dicari berada pada level yang dalam dan
paling kiri.
 Untuk N buah piringan diperlukan pemindahan sebanyak 2 n – 1 kali. Ternyata
dengan menggunakan metode DFS terbukti pula untuk 3 buah piringan dapat
diselesaikan dengan 2 4 – 1 langkah = 7 langkah.

Algoritma :
 · Jika keadaan awal merupakan tujuan, keluar (sukses)
 · Jika tidak, kerjakan langkah-langkah berikut ini sampai tercapai keadaan
sukses atau gagal :

a. Bangkitkan succesor E dari


keadaan awal. Jika tidak ada
succesor, maka akan terjadi
kegagalan.
b. Panggil DFS dengan E sebagai
keadaan awal
c. Jika sukses berikan tanda sukses.
Namun jika tidak, ulangi langkah 2

Keuntungan :

 Membutuhkan memori relatif kecil, karena hanya node-node pada lintasan


yang aktif saja yang disimpan
 Secara kebetulan, akan menemukan solusi tanpa harus menguji lebih banyak
lagi dalam ruang keadaan

Kelemahan :
 Memungkinkan tidak tujuan yang diharapkan
 Hanya mendapat 1 solusi pada setiap pencarian

Anda mungkin juga menyukai