Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

UPTD PUSKESMAS KEDONDONG

Tanda Tangan
Nama Peserta dr. Agung Rondonuwu

Tanda Tangan
Nama Pembimbing dr. Willy Gunawan

Tema Penyuluhan PHBS di sekolah


Tujuan Penyuluhan Untuk meningkatkan pengetahuan siswa sekolah MAN
mengenai pentingnya PHBS di sekolah
Hari / Tanggal Selasa, 18 Juli 2017
Waktu Pukul 08.30 – 10.00 WIB
Tempat Madrasah Aliyah NegriKetapang
Jumlah Peserta 36 orang

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

F1 – UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Pada hari ini tanggal ______________________ telah dipresentasikan portofolio oleh :

Nama peserta : dr. Agung Rondonuwu

Judul / topik : PHBS di Sekolah

Nama pendamping : dr. Willy Gunawan

Nama wahana : UPTD Puskesmas Kedondong

No. Nama Peserta Presentasi No. Nama Peserta Presentasi


1 dr. Agung Rondonuwu 6 dr. Ellen Monica

2 dr. Indra Setiawan 7 dr. Julita Suhardi

3 dr. Ardian Pratama

4 dr. Hendra

5 dr. Septinesya

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

dr. Willy Gunawan

NIP 197302072000121001

LAPORAN KEGIATAN

FI. UPAYA PROMOSI KESEHATAN


PENYULUHAN PHBS

UPTD PUSKESMAS KEDONDONG KETAPANG

Disusun oleh :

dr. Agung Rondonuwu

Pembimbing :

dr. Willy Gunawan

NIP. 197302071000121001

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

ANGKATAN V TAHUN 2016

KETAPANG

BAB I

LATAR BELAKANG
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah kebiasaan/ perilaku positif yang
dilakukan oleh setiap komponen lingkungan sekolah yaitu oleh setiap siswa,guru, penjaga
sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain yangdengan kesadarannya untuk
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya sertaaktif dalam menjaga lingkungan sehat di
sekolah. PHBS perlu dilakukan sekolahdengan tujuan agar siswa, guru, penjaga sekolah,
petugas kantin sekolah, orang tuasiswa dan lain-lain terlindungi dari berbagai gangguan dan
ancaman penyakit, sekolahmenjadi bersih dan sehat sehingga meningkatkan semangat proses
belajar-mengajardan akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.

Siswa sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga, ditingkatkan,
dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran, juga
dapat menjadi tempat yang berpotensi terjadinya penularan penyakit jika tidak dikelola dengan
baik. Jumlah siswa sekolah yang cukup besar yaitu sepertiga jumlah penduduk dan usia
sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai PHBS. Oleh karena itu,
siswa sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan perilaku hidup bersih
dan sehat, baik di lingkungan sekolahnya, keluarga dan masyarakat.

BAB II

PERMASALAHAN
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat Indonesia masih buruk. Menurut
indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat 2010, rata-rata presentase PHBS nasional hanya
35,68%. Artinya hanya 35,68% dari total warga Indonesia yang telah berprilaku hidup bersih
dan sehat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencangkan sekolah sehat
atau Health Promoting School (Sekolah yang mempromosikan kesehatan). Masalah kesehatan
yang dialami oleh anak usia sekolah dan remaja sangat kompleks dan bervariasi. Karena itu
PHBS perlu diterapkan oleh siswa sekolah

Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun
sekolah agama dari berbagai tingkatan. Dimana jumlah anak sekolah diperkirakan mencapai
30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 73 juta orang. Dengan jumlah sebesar ini, maka
anak usia sekolah merupakan modal utama pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga,
ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah merupakan tempat yang strategis dalam
kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang
dapat membantu dan berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekolah
dengan upaya promotif dan preventif.

Berdasarkan laporan pusat promosi kesehatan diketahui bahwa 75% kesehatan


dibangun oleh lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Tidak ada yang
bisa dikerjakan pada kondisi sakit, bahkan aktivitas sehari-hari juga tidak dapat dilakukan pada
kondisi fisik, psikis dan lingkungan yang buruk. Pada usia anak sekolah penyakit yang sering
dihadapi anak sekolah dasar biasanya berkaitan dengan kebiasaan hidup bersih dan sehat
seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong kuku, gosok gigi, dan membuang sampah
sembarangan.

Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapih dengan segala
aktifitasnya direncanakan dengan sengaja disusun yang disebut kurikulum. Sekolah adalah
tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar secara formal, dimana terjadi transformasi
ilmu pengetahuan dari para guru atau pengajar kepada anak didiknya.

Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali
pada jiwa anak, maka disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah juga mempunyai
fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak (Ahmadi, 2003). PHBS di
sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah
agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan
sekolah sehat.

Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapih dengan segala
aktifitasnya direncanakan dengan sengaja disusun yang disebut kurikulum. PHBS di institusi
pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan. Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah
meliputi: (Depkes, 2008)

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir sebelum
makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci tangan dengan air mengalir dan
menggunakan sabun mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus,
cacingan, penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lain sebagainya. WHO
menyarankan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun karena dapat meluruhkan semua
kotoran dan lemak yang mengandung kuman. Cuci tangan ini dapat dilakukan pada saat
sebelum makan, setelah beraktivitas diluar sekolah, bersalaman dengan orang lain, setelah
bersin atau batuk, setelah menyentuh hewan, dan sehabis dari toilet. Usaha pencegahan dan
penanggulangan ini disosialisasikan di lingkungan sekolah untuk melatih hidup sehat sejak usia
dini. Anak sekolah menjadi sasaran yang sangat penting karena diharapkan dapat
menyampaikan informasi kesehatan pada keluarga dan masyarakat.

b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

Di Sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi makanan/jajanan yang bersih dan
tertutup di warung sekolah sehat. Makanan yang sehat mengandung karbohidrat, protein,
lemak, mineral dan vitamin. Makanan yang seimbang akan menjamin tubuh menjadi sehat.
Makanan yang ada di kantin sekolah harus makanan yang bersih, tidak mengandung bahan
berbahaya, serta penggunaan air matang untuk kebutuhan minum.

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi syarat
kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung tertutup) dan terjaga kebersihannya.
Jamban yang sehat adalah yang tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau kotoran,
tidak dijamah oleh hewan, tidak mencemari tanah di sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman
digunakan.

d. Olah raga yang teratur dan terukur

Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat terkait dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Kegiatan olah raga di sekolah bertujuan untuk
memelihara kesehatan fisik dan mental anak agar tidak mudah sakit. Dalam rangka
meningkatkan kesegaran jasmani, perlu dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur agar
tubuh tetap sehat dan segar. Dengan melakukan olahraga secara teratur akan dapat memberikan
manfaat antara lain: meningkatkan kemampuan jantung dan paru, memperkuat sendi dan otot,
mengurangi lemak atau mengurangi kelebihan berat badan, memperbaiki bentuk tubuh,
mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner, serta memperlancar peredaran darah.

e. Memberantas jentik nyamuk

Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh
penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah. Memberantas jentik nyamuk
dilingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur)
tempat-tempat penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum,
dan lain-lain) minimal seminggu sekali. Hasil yang didapat dari pemberantasan jentik nyamuk
ini kemudian di sosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.

f. Tidak merokok di sekolah

Siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah. Timbulnya kebiasaan
merokok diawali dari melihat orang sekitarnya merokok. Di sekolah siswa dapat melakukan
hal ini mencontoh dari teman, guru, maupun masyarakat sekitar sekolah. Banyak anak-anak
menganggap bahwa dengan merokok akan menjadi lebih dewasa. Merokok di lingkungan
sekolah sangat tidak dianjurkan karena rokok mengandung banyak zat berbahaya yang dapat
membahayakan kesehatan anak sekolah.

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan

Siswa menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan. Kegiatan
penimbangan berat badan di sekolah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak
serta status gizi anak sekolah. Hal ini dilakukan untuk deteksi dini gizi buruk maupun gizi
lebih pada anak usia sekolah.

h. Membuang sampah pada tempatnya.

Tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga agar lingkungan selalu terjaga dari
sampah adalah sebagai berikut: 1) Guru memberi contoh pada siswa-siswi membuang sampah
selalu pada tempatnya, 2) Guru wajib menegur dan menasehati siswa yang mebuang sampah di
sembarang tempat, 3) Mencatat siswa-siswi yang membuang sampah di sembarang tempat
pada buku/kartu pelanggaran, dan 4) Membuat tata tertib baru yang isinya tentang pemberian
denda terhadap siswa-siswi yang membuang sampah di sembarang tempat

Fasilitas Penunjang PHBS

Fasilitas penunjang PHBS di sekolah antara lain adalah : (Depkes, 2012)

a. Ketersediaan air bersih yang bebas dari jentik nyamuk Air bersih yang tersedia di
sekolah dapat digunakan oleh siswa dan guru untuk berbagai keperluan. Siswa dan guru dapat
menggunakan air bersih untuk mencuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir
sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci tangan dengan air mengalir dan
menggunakan sabun mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus,
cacingan, penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lain sebagainya. Kegiatan
pemeriksaan tandon air bersih dilakukan untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh
penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah. Memberantas jentik nyamuk di
lingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur)
tempat-tempat penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum,
dan lainlain) minimal seminggu sekali. Hasil yang didapat dari pemberantasan jentik nyamuk
ini kemudian disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.

b. Fasilitas penunjang PHBS disekolah yang lain adalah tersedianya kantin sekolah
dengan jajanan yang sehat, ketersediaan jamban yang bersih, tempat dan program olahraga
yang teratur dan terukur, dan juga adanya tempat sampah. Dimana fasilitas tersebut dapat
menunjang siswa dan siswi dalam berperilaku hidup bersih dan sehat dilingkungan sekolah.
Manfaat PHBS

Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan preventif agar
orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup sehat merupakan perwujudan
paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang berorientasi sehat dapat meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas
kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Perilaku hidup sehat meliputi perilaku
proaktif untuk: a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur dan
hidup sehat; b. Menghilangkan kebudayaan yang berisiko menimbulkan penyakit; c. Usaha
untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan penyakit; d. Berpartisipasi aktif
daalam gerakan kesehatan masyarakat. Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar
terwujudnya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan semangat proses belajar
mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah sebagai institusi
pendidikan semakin meningkat sehingga mampu minat orang tua dan dapat mengangkat citra
dan kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta menjadi percontohan sekolah sehat bagi
daerah lain (Depkes RI, 2008).

BAB III

PERENCANAAN DAN INTERVENSI


Intervensi yang dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan PHBS. Tujuan
memberikan penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, mengetahui
resiko serta mengenal dan melakukan PHBS di sekolah tersebut. Penyuluhan ini disampaikan
melalui metode diskusi terbuka dan dibantu dengan presentasi slide power point yang berisikan
materi mengenai PHBS di sekolah.

Penyuluhan dilaksanakan di Posyandu Melati. Penyuluhan dilakukan pada hari Selasa, 18


Juli 2017. Sasaran dari penyuluhan ini adalah siswa-siswi sekolah Presentasi materi diberikan
waktu selama 20 menit, dan dilanjutkan 10 menit berikutnya untuk sharing atau tanya jawab.
Diharapkan dengan terlaksananya penyuluhan mengenai PHBS di sekolah, para siswa siswi
mengetahui akan pentingnya PHBS di sekolah serta bahaya jika tidak melaksanakan PHBS di
sekolah.

BAB IV

PELAKSANAAN
Secara keseluruhan kegiatan dilakukan dengan rincian sebagai berikut :

a.Waktu dan tempat pelaksanaan


Hari / tanggal : Selasa, 18 Juli 2017
Waktu : Pukul 08.30 – 10.00 WIB
Tempat : Madrasah Aliyah Negri Ketapang
Topik : PHBS di sekolah
Peserta : Siswa MAN kelas X
Pemberi materi : dr. Agung Rondonuwu
b. Alur pelaksanaan
Rincian pelaksanaan kegiatan penyuluhan yaitu sebagai berikut :

No. Kegiatan Petugas Durasi


1. Pembukaan dan perkenalan Moderator 3 menit
2. Penyampaian maksud dan tujuan Moderator 2 menit
3. Pembukaan penyuluhan, Pemberi materi 20 menit
penyampaian materi mengenai
PHBS di sekolah, langkah-
langkah mencuci tangan, sarana
air bersih, dan bahaya rokok.
4. Sesi tanya jawab dan sharing Moderator, 10 menit
Pemberi materi
dan peserta
5. Penutupan Moderator 3 menit

BAB V

MONITORING DAN EVALUASI

Di dalam proses pelaksanaan penyuluhan ini, peserta tanpak memperhatikan tentang materi
yang disampaikan. Peserta juga berpartisipasi dalam memberikan pertanyaan dan argumentasi
terkait dengan materi sehingga muncul komunikasi dua arah antara pembicara dan peserta.
Secara keseluruhan, penyuluhan berlangsung baik dan berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Kekurangan dari rangkaian penyuluhan ini adalah kurangnya fasilitas seperti tidak tersedianya
kursi untuk peserta agar duduk lebih nyaman dan sempitnya aula sekolah MAN Ketapang.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai