TINJAUAN PUSTAKA
A. Dismenore
1. Pengertian Dismenore
Dismenore adalah nyeri yang bersifat cramping (dipuntir-puntir)
dibagian bawah perut, pungung bawah, bahkan sampai paha. Nyeri ini timbul
bersamaan dengan haid, sebelum haid atau bisa juga segera setelah haid
(Widjajanto, 2005). Nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling
sering menyebabkan para wanita muda pergi ke dokter/ klinik untuk
berkonsultasi dan pengobatan (Winknjosastro,et al.,2005). Menurut Price
(2005) mengatakan bahwa, disminore adalah nyeri selama menstruasi yang
disebabkan oleh kejang otot uterus.
Dismenore bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang timbul
akibat adanya kelainan dalam organ panggul dan sangat mengganggu aktivitas
wanita, bahkan seringkali mengharuskan penderita beristirahat dan
meninggalkan pekerjaannya selama berjam-jam atau beberapa hari (Buntoro,
2007).
2. Jenis-jenis Dismenore
a. Dismenore primer
Disminore primer yaitu suatu keadaan disminore atau nyeri haid yang
disebabkan bukan dari adanya kelainan anatomis genitalis (Manuaba,
2001). Disminore primer ciri khasnya adalah bahwa penyakit ini mulai
timbul sejak haid pertama kali (menarch), dan kelihatannya keluhan
sakitnya menjadi agak berkurang setelah wanita yang bersangkutan
menikah, dan begitu hamil langsung menghilang (Yatim, 2001).
b. Dismenore Sekunder
Disminore sekunder yaitu suatu keadaan disminore atau nyeri haid yang
disebabkan adanya kelainan anatomis (Manuaba, 2001). Rasa sakit akibat
1
disminore sekunder ini berkaitan dengan hormon prostaglandin. Karena
kenyataannya prostaglandin banyak di hasilkan rahim bila ada benda
asing didalam rahim bila ada benda asing didalam rahim seperti alat KB,
atau tumor. Prostaglandin berpengaruh dalam meningkatkan kontraksi
otot rahim yang bertujuan mendorong benda asing itu keluar.
Kelihatannya, kontraksi otot rahim meningkat selama haid, dan paling
rendakontraksi pada masa lutheal (masa pembentukan corpus luteum dari
jaringan ikat bekas telur yang dilepaskan (Yatim, 2001).
3. Etiologi Dismenore
Faktor-faktor etiologi (Winkjosastro,et al., 2005).
a. Faktor-faktor etiologi yang mungkin bertanggung jawab untuk disminore
primer meliputi :
1) Hiperaktivitas otot uterus : bila endometrium mengalami kerusakan
pada saat haid, prostaglandin diproduksi dari asam arakidonat melalui
aksi dari enzim prostaglandin sintetase. Peningkatan kontraksi
miometrium bersama dengan aliran darah uterus menyebabkan
iskemia. Nyeri berasal dari aktivitas uterus yang abnormal, iskemia
uterus, dan sensitisasi ujung-ujung saraf oleh prostaglandin dan
lanjutan-lanjutannya.
2) Faktor-faktor psikogenik : stres emosional dan ketegangan yang
dihubungkan dengan sekolah atau pekerjaan memperjelas beratnya
nyeri .
4. Patofisiologi Dismenore
Selama fase luteal dan menstruasi, prostaglandin F2 alfa (PGF2α), disekresi.
Pelepasan PGF2α yang berlebihan meningkatkan amplitudo dan frekuensi
kontraksi uterus dan menyebabkan vasospasme arteriol uterus, sehingga
mengakibatkan iskemia dan kram abdomen bawah yang bersifat siklik.
Respon iskemik terhadap PGF2α meliputi nyeri punggung, kelemahan,
2
pengeluaran keringat, gejala saluran cerna (anoreksia, mual, muntah dan
diare) dan gejala sistem syaraf pusat meliputi pusing, nyeri kepala dan
konsentrasi buruk (Bobak, 2005).
Gambar 2.1
Skala intensitas nyeri numeric 0-10 (Potter, P.A.,& Perry,A.G, 2005)
Skala penilaian numerik (Numerical Rating Scale,NRS) lebih digunakan
sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri
dengan mengunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji
intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapetik.
Gambar 2.2
Skala intensitas nyeri “muka”(Mc.Gills) (Potter, P.A.,& Perry,A.G, 2005)
3
Gmbar 2.3
Skala nyeri deskriptif (Potter, P.A.,& Perry,A.G, 2005)
Tabel 2.1 Keterangan skala nyeri deskriptif
7. Gejala Dismenore
Keluhan disiminore yang dapat menjelma menjadi keluhan diseluruh
tubuh, antara lain Mual dan muntah-muntah, Rasa letih; Sakit daerah bawah
pinggang; Perasaan cemas dan tegang , Pusing kepala dan bingung; Diare;
Sakit kepala. Keluhan sakitnya bisa ringan sampai berat. Lokasi rasa sakit ini
dirasakan pada perut bagian bawah, sampai ke paha dan pinggul belakang.
Keluhan sakit bertambah berat bila ada pengaruh kejiwaan dan stres. Rasa
sakit segera berkurang dalam beberapa jam setelah darah menstruasi keluar
(Yatim, 2001).
8. Penatalaksanaan Dismenore
4
Penatalaksanaan pada disminore primer antara lain :
a. Farmakologi
1. Pemberian obat analgetik
Obat analgetik yang sering diberikan adalah perparat kombinasi
aspirin, fenacetin, dan kafein. Acet- aminopen dan sebagainya.
2. Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tujuan ini dapat
dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
Terapi dengan obat non steroid anti prostaglandin, memegang
peranan yang penting terhadap disminore primer. Termasuk disini
ialah indometasin, ibuprofen, dan naproxen; kurang lebih 70%
penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan.
Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai; 1-3 hari
sebelum haid, dan pada hari petama haid (wiknjosastro,et,al.2005).
b. Non farmakologi
1. Penerangan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada remaja putri bahwa disminore adalah
gangguan yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Kemungkinan salah
informasi mengenai menstruasi atau adanya tabu atau takhayul
mengenai menstruasi mengenai menstruasi perlu dibicarakan.
Kadang-kadang diperlukan psikoterapi. Nasihat – nasihat mengenai
makanan sehat, istirahat yang cukup dan olahraga mungkin berguna
untuk beberapa wanita, kompres hangat atau mandi air hangat,
masase, distraksi, tidur cukup dapat meredakan dismenore
(wiknjosastro,et,al.2005).
2. Manajemen stres
Banyak upaya untuk mengurangi stres antara lain memelihara
kebugaran jasmani dengan olahraga, latihan pernapasan, pola
makan yang sehat dan bergizi, melakukan aktivitas positif yang
menenangkan melalui berbagai macam relaksasi. Menurut
Miltenberger (2004) ada empat jenis teknik relaksasi yang dapat
diterapkan terdiri dari relaksasi otot (Progresive muscle relaxation),
5
Pernafasan (Diaphragmatic breathing), meditasi (Attention-
focusing exercise), dan relaksasi perilaku (Behavioral relaxation
training) sedangkan menurut Hartono (2007) Relaksasi adalah suatu
bentuk latihan untuk mengurangi stres berdasarkan cara latihanya
dibagi menjadi beberapa kelompok antara lain relaksasi otot,
relaksasi latihan nafas dalam, relaksasi hypnosis/ autosugesti, dan
relaksasi cara lain. Berdasarkan sumber tersebut dapat disimpulkan
bahwa upaya untuk mengurangi stress ada enam jenis relaksasi,
sebagai berikut :
a. Relaksasi otot (Progresive muscle relaxation)
Relaksasi otot adalah suatu ketrampilan yang dapat dipelajari
dengan menegangkan dan melemaskan beberapa kelompok otot
dan membedakan sensasi tegang dan rilekas, seseorang bisa
menghilangkan kontraksi otot dan membedakan sensasi tegang
dan rileks (Soewondo, 2009). Tujuan teknik relaksasi adalah
untuk menahan terbentuknya respon stress dalam system saraf
dan hormone. Teknik relaksasi dapat membantu mencegah atau
meminimalkan gejala fisik akibat stress ketika tubuh bekerja
berlebihan dalam menyelesaikam masalah sehari-hari (National
safety council,2004).
b. Pernafasan (Diaphragmatic breathing)
Pernafasan diafragma adalah salah satu teknik relaksasi yang
diyakini bisa meyembuhkan berbagai penyakit dari sesak nafas
hingga kanker lewat kemampuanya memperlancar peredaran
darah (Lilik, 2006).
c. Meditasi (Attention- focusing exercise)
Meditasi ialah satu bentuk praktik relaksasi yang melibatkan
perhatian dan pemusatan tumpuan kepada satu pemikiran,
perkataan, bunyi atau objek untuk mendapatkan respon relaksasi.
6
Berbagai macam jenis salah satunya dalam agama islam ialah
dzikir/ wirid.
d. Relaksasi perilaku (Behavioral relaxation training)
Relaksasi perilaku merupakan psikoterapi yang di dasarkan pada
pengamatan, asumsi, kepercayaan dan perilaku dengan tujuan
mempengaruhi emosi negatif (Priharjo, 2003).Terapi perilaku
telah diterima secara luas karena efektif terhadap psikoterapi
pada yang mengalami gangguan dan masalah psikologis
(Carpenito, 2005).
e. Relaksasi hipnosis/autosugesti
Metode relaksasi ini dilakukan dengan cara bernapas pelan
menghembuskan nafas secara perlahan dan membayangkan
suatu kondisi positif dalam hal ini pengucapan kata-kata
berulang. Kata yang dipilih berupa frase yang diyakini seperti “
tenang”, “ rileks”. Kemudian pusatkan perhatian pada
pengembangan dan pengempisan perut saat bernafas (Hartono,
2007).
f. Relaksasi cara lain
Relaksasi dapat dicapai dengan beberapa kegiatan lain tentunya
kegiatan-kegiatan yang ringan. Kegiatan yang mampu
mengurangi stres misalnya penyaluran hobi, yoga,
senam (Hartono, 2007).
B. Senam Dismenore
1. Cara melakukan senam dismenore
Senam tersebut dimulai dari gerakan pemanasan dengan menarik nafas
dalam melalui hidung, tahan beberapa detik dan hembuskan lewat mulut
kemudian kedua tangan diletakkan disamping perut lalu tunduk dan tegakkan
kepala, patahkan leher kekiri dan kekanan dan tengokkan kepala kekanan dan
kekiri lalu putar bahu bersamaan keduanya dalam hitungan 2x8. Setelah
gerakan pemanasan masuk kedalam gerakan inti yaitu berdiri dengan tangan
direntangkan kesamping dan kaki diregangkan lalu bungkukkan badan dan
7
tangan kanan menyentuh kaki kiri begitupun tangan kiri menyentuh kaki
kanan lakukan empat kali. Dan gerakkan terakhir adalah gerakan pendingin
dengan cara genggam tangan mengunakan lengan dengan kuat dan lepaskan
lalu luruskan kaki tahan beberapa detik dan lepaskan kemudian kontraksikan
seluruh otot tubuh sambil bernafas pelan dan teratur lalu rileks (Nuryaningsih,
2013).
C. Yoga
1. Pengertian Yoga
8
Yoga berasal dari bahasa sansekerta yang berarti union atau penyatuan-
penyatuan yang sejati adalah penyatuan dengan sang illahi, selama beryoga
kita merasakan penyatuan dalam tubuh kita antara pikiran, napas, dan jiwa.
Menurut kitab kuno, yoga adalah ilmu yang membuat kita dapat mejalani
hidup yang lebih harmoni, seimbang melalui pengendalian pikiran dan tubuh,
jadi yoga adalah filosofi hidup kita yang setiap gerakannya mencerminkan
filosofi hidup. Lakukan dengan semampunya dan sewajarnya sehingga kita
dapat siap menjalani kehidupan lebih baik (Rohimawati, 2008 ). Dalam
praktiknya, yoga adalah gerakan-geakan tertentu yang juga sangat
berhubungan dengan kesehatan. Dengan demikian, yoga juga dapat diartikan
sebagai sistem kesehatan menyeluruh (holistik). Yoga terbentuk dari
kebudayaan india kuno sejak 3.000 SM yang lalu.
Yoga adalah the living science karena hampir seluruh aspek kehidupan
dapat dikaitkan dengannya. Walaupun telah beumur ribuan tahun, yoga
dianggap tetap sesuai untuk di praktikkan oleh masyarakat modern saat ini
(D.Tilong, 2011).
9
e. Pratyahara adalah memusatkan dan memberi perhatian kedalam diri,
biasanya kita melihat keluar melalui panca indra, inilah saatnya menyadari
diri untuk memperhatikan kedalam diri. Kondisi ini memberikan potensi
pada sensasi hangat dan sejuknya napas yang harus diupayakan terus-
menerus sehingga kita akan mencapai pada tingkat kesadaran yang tinggi.
f. Dhrana adalah latihan yang memusatkan perhatian pada satu hal dalam
kehidupan yang semakin kompleks.
g. Dhyana adalah meditasi untuk menemukan titik ketenangan yang menjadi
batas akhir sebuah pikiran, sebelum mulai berfikir kembali dan
menanamkan benih buah pikiran pada pikiran bawah sadar.
h. Samadi adalah pencerahan diri seseorang yang sudah mampu.
10
dan ikhlas, kita dapa menempatkan sang illahi sebagai segala arah tujuan
hidup.
11
Buang napas bungkuk badan kedepan dan tangan menjangkau kaki
kanan, ketika membungkuk perut, perut dibiarkan rileks,otot jangan
ditarik masuk. Masing-masing sisi 4 kali. Pada hitungan ke-4 teaplah
pada proses membungkuk selama kira-kira 3 tarikan dan hembuskan
nafas dan rasakan perut yang mengembang sesuai napas.
b. Gerakan Lying twist
Tujuan gerakan ini untuk menghasilkan kesegaran dan rasa kebebasan.
Caranya dengan berbaring. Teknik lutut kanan diatas perut. Kemudian
bawa kelantai sebelah kiri badan.
Diam dan nikmatilah pose ini sesuka anda. Gerakan ini dapat
dilakukan selama 1-2 menit. Biarkan napas berlangsung wajar, rasakan
dada kanan menjadi lega dan lapang. Lalu kerjakan pada sisi lainnya.
c. Gerakan Nadi shodan
Tujuannya untuk menenangkan, menyeimbangkan aliran energi,
menghidupkan sel otak. Langkah-langkahnya duduk sila dilantai atau bisa
juga duduk dikursi yang mantap, dengan telapak kaki menapak lantai.
Tutup lubang hidung kanan dengan ibu jari tangan kanan, dan bernafas
melalui lubang hidung sebelah kiri. Lalu tutup hidung Kiri dengan jari
telunjuk, buka lubang hidung sebelah kanan, dan keluarkan nafas. Begitu
seterusnya secara bergantian. Mata terpejam. Bernafaslah secara lambat,
lembut, rata dan tak bersuara. Diamlah sejenak antara nafas masuk dan
keluar, begitu juga antara napas keluar dan masuk. Kerjakan hal ini 5
putaran.
Usai melakukan yoga yang dilanjutkan dengan pemijatan dan relaksasi
sebaiknya tidak menyentuh air. Setelah istirahat lebih dari 5 menit, baru
diperbolehkan menyentuh air. Jangan pula melakukan latihan pernafasan
(pranayama) sebelum istirahat beberapa saat sampai suhu tubuh normal
kembali (Daimartha, 2008).
D. Remaja
1. Pengertian
Remaja dapat diartikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12
12
sampai 24 tahun. Namun , jika pada usia remaja seseorang sudah menikah,
maka ia tergolong dalam dewasa dan bukan lagi remaja. Sebaliknya , jika
usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak
mandiri), maka tetap dimasukkan kedalam kelompok remaja. Pengertian
remaja yaitu suatu tahapan seseorang dimana ia berada diantara fase anak dan
dewasa yang di tandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis,
dan emosi (Mahfudi, 2009).
2. Kategori
Kategori umur menurut WHO dalam Depkes RI (2009) antara lain :
a. Masa balita : 0 - 5 tahun
b. Masa kanak-kanak : 5 - 11 tahun
c. Masa remaja awal : 12 - 16 tahun
d. Masa remaja akhir : 17 - 25 tahun
e. Masa dewasa awal : 26 - 35 tahun
f. Masa dewasa akhir : 36 - 45 tahun
g. Masa lansia awal : 46 - 55 tahun
h. Masa lansia akhir : 56 - 65 tahun
i. Masa manula : 65 sampai atas
13
5) Mereka itu adalah pemberani, yang kadang-kadang kurang
perhitungan dan agak melupakan tata susila.
b. Fase negatif (fase pertengahan)
Pada fase ini anak lebih banyak bersikap negatif, atau sikap menolak.
Sikap ini hanya berlaku beberapa bulan saja. Tetapi dapat juga
berlangsung lama, dengan alasan bahwa ciri-cirinya masih tampak juga
pada masa-masa berikutnya.
1) Terhadap segala sesuatu, si anak bersikap serba ragu, tidak pasti,
tidak senang, tidak setuju, dan sebagainya.
2) Anak serng murung, sedih tetapi dia sendiri tidak mengerti apa
sebabnya.
3) Sering melamun tak menentu, dan kadang berputus asa.
c. Fase puber (fase remaja akhir)
Puber atau remaja, masa inilah yang berlangsung paling lama diantara
kedua fase yang lain. Fase puber merupakan inti dari seluruh masa
pemuda, karena itu masa pemuda sering juga disebut masa remaja. Bagi
anak putri, disebut gadis remaja dan bagi anak putra disebut bujang
remaja atau remaja saja.
Ciri-ciri pada fase ini didasarkan atas adanya pertumbuhan alat-alat
kelamin , baik yang tampak di luar maupun yang ada dalam tubuhnya,
serta pada remaja putri terjadi poses menstruasi.
E. Kerangka Teori
1. Senam dismenore
intensitas dismenore
1.2 Skema
2. Yoga
Kerangka Konsep
G. Variabel Penelitian
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berebeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan
sebagai, ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan
penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Sehingga konsep dapat
diukur dan diamati (diteliti) melalui variabel-variabel (Notoadmojo, 2012).
Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka teori yang ada terdapat dua variabel
berdasarkan hubungan fungsional atau perannya variabel yang dibuat sebagai
berikut :
a. Variabel tergantung, terikat, akibat, terpengaruh atau dependent variabel atau
variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
intensitas dismenore.
b. Variabel bebas, sebab, mempengaruhi atau independent variabel atau variabel
resiko. Variabel bebas penelitian ini adalah senam dismenore dan yoga.
15
H. Hipotesa Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian (Setiadi, 2007).
Hipotesis alternatif pada pada penelitian ini adalah:
1. ada perbedaan tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan senam
dismenore
2. ada perbedaan tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan yoga.
3. ada perbedaan efektifitas senam dismenore dan terapi yoga terhadap
intensitas dismenore pada remaja Sirojuth Tholibin Brabo Grobogan”.
16