Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dismenore
1. Pengertian Dismenore
Dismenore adalah nyeri yang bersifat cramping (dipuntir-puntir)
dibagian bawah perut, pungung bawah, bahkan sampai paha. Nyeri ini timbul
bersamaan dengan haid, sebelum haid atau bisa juga segera setelah haid
(Widjajanto, 2005). Nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling
sering menyebabkan para wanita muda pergi ke dokter/ klinik untuk
berkonsultasi dan pengobatan (Winknjosastro,et al.,2005). Menurut Price
(2005) mengatakan bahwa, disminore adalah nyeri selama menstruasi yang
disebabkan oleh kejang otot uterus.
Dismenore bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang timbul
akibat adanya kelainan dalam organ panggul dan sangat mengganggu aktivitas
wanita, bahkan seringkali mengharuskan penderita beristirahat dan
meninggalkan pekerjaannya selama berjam-jam atau beberapa hari (Buntoro,
2007).

2. Jenis-jenis Dismenore
a. Dismenore primer
Disminore primer yaitu suatu keadaan disminore atau nyeri haid yang
disebabkan bukan dari adanya kelainan anatomis genitalis (Manuaba,
2001). Disminore primer ciri khasnya adalah bahwa penyakit ini mulai
timbul sejak haid pertama kali (menarch), dan kelihatannya keluhan
sakitnya menjadi agak berkurang setelah wanita yang bersangkutan
menikah, dan begitu hamil langsung menghilang (Yatim, 2001).

b. Dismenore Sekunder
Disminore sekunder yaitu suatu keadaan disminore atau nyeri haid yang
disebabkan adanya kelainan anatomis (Manuaba, 2001). Rasa sakit akibat

1
disminore sekunder ini berkaitan dengan hormon prostaglandin. Karena
kenyataannya prostaglandin banyak di hasilkan rahim bila ada benda
asing didalam rahim bila ada benda asing didalam rahim seperti alat KB,
atau tumor. Prostaglandin berpengaruh dalam meningkatkan kontraksi
otot rahim yang bertujuan mendorong benda asing itu keluar.
Kelihatannya, kontraksi otot rahim meningkat selama haid, dan paling
rendakontraksi pada masa lutheal (masa pembentukan corpus luteum dari
jaringan ikat bekas telur yang dilepaskan (Yatim, 2001).

3. Etiologi Dismenore
Faktor-faktor etiologi (Winkjosastro,et al., 2005).
a. Faktor-faktor etiologi yang mungkin bertanggung jawab untuk disminore
primer meliputi :
1) Hiperaktivitas otot uterus : bila endometrium mengalami kerusakan
pada saat haid, prostaglandin diproduksi dari asam arakidonat melalui
aksi dari enzim prostaglandin sintetase. Peningkatan kontraksi
miometrium bersama dengan aliran darah uterus menyebabkan
iskemia. Nyeri berasal dari aktivitas uterus yang abnormal, iskemia
uterus, dan sensitisasi ujung-ujung saraf oleh prostaglandin dan
lanjutan-lanjutannya.
2) Faktor-faktor psikogenik : stres emosional dan ketegangan yang
dihubungkan dengan sekolah atau pekerjaan memperjelas beratnya
nyeri .

4. Patofisiologi Dismenore
Selama fase luteal dan menstruasi, prostaglandin F2 alfa (PGF2α), disekresi.
Pelepasan PGF2α yang berlebihan meningkatkan amplitudo dan frekuensi
kontraksi uterus dan menyebabkan vasospasme arteriol uterus, sehingga
mengakibatkan iskemia dan kram abdomen bawah yang bersifat siklik.
Respon iskemik terhadap PGF2α meliputi nyeri punggung, kelemahan,

2
pengeluaran keringat, gejala saluran cerna (anoreksia, mual, muntah dan
diare) dan gejala sistem syaraf pusat meliputi pusing, nyeri kepala dan
konsentrasi buruk (Bobak, 2005).

5. Derajat Nyeri Haid


a. Dismenore ringan
Disminore ini berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja dan
aktivitas sehari-hari.
b. Dismenore sedang
Disminore ini diperlukan obat penghilang rasa nyeri, tanpa perlu
meninggalkan aktivitas sehari-hari.
c. Dismenore berat
Disminore ini perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala,
sakit pinggang, dan rasa tertekan (Manuaba, 2001).

6. Pengukuran skala nyeri

Gambar 2.1
Skala intensitas nyeri numeric 0-10 (Potter, P.A.,& Perry,A.G, 2005)
Skala penilaian numerik (Numerical Rating Scale,NRS) lebih digunakan
sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri
dengan mengunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji
intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapetik.

Gambar 2.2
Skala intensitas nyeri “muka”(Mc.Gills) (Potter, P.A.,& Perry,A.G, 2005)

3
Gmbar 2.3
Skala nyeri deskriptif (Potter, P.A.,& Perry,A.G, 2005)
Tabel 2.1 Keterangan skala nyeri deskriptif

Skala Kategori Kriteria hasil


0 Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan Hilang tanpa pengobatan, tidak mengganggu
aktivitas sehari-hari.
4-6 Nyeri sedang Nyeri yang menyebar keperut bagian bawah,
mengganggu aktivitas sehari-hari, membutuhkan
obat untuk mengurangi rasa nyeri tersebut.
7-9 Nyeri berat Nyeri yang disertai pusing, muntah, sakit kepala
berat, diare, sangat mengganggu aktivitas sehari-
hari.
10 Nyeri sangat berat Nyeri tidak tertahankan/ nyeri sangat hebat :
menangis, meringis, gelisah, menghindari
percakapan dan kontak sosial, sesak nafas,
imobilisasi, penurunan rentan kesadaran.

7. Gejala Dismenore
Keluhan disiminore yang dapat menjelma menjadi keluhan diseluruh
tubuh, antara lain Mual dan muntah-muntah, Rasa letih; Sakit daerah bawah
pinggang; Perasaan cemas dan tegang , Pusing kepala dan bingung; Diare;
Sakit kepala. Keluhan sakitnya bisa ringan sampai berat. Lokasi rasa sakit ini
dirasakan pada perut bagian bawah, sampai ke paha dan pinggul belakang.
Keluhan sakit bertambah berat bila ada pengaruh kejiwaan dan stres. Rasa
sakit segera berkurang dalam beberapa jam setelah darah menstruasi keluar
(Yatim, 2001).

8. Penatalaksanaan Dismenore

4
Penatalaksanaan pada disminore primer antara lain :
a. Farmakologi
1. Pemberian obat analgetik
Obat analgetik yang sering diberikan adalah perparat kombinasi
aspirin, fenacetin, dan kafein. Acet- aminopen dan sebagainya.
2. Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tujuan ini dapat
dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
Terapi dengan obat non steroid anti prostaglandin, memegang
peranan yang penting terhadap disminore primer. Termasuk disini
ialah indometasin, ibuprofen, dan naproxen; kurang lebih 70%
penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan.
Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai; 1-3 hari
sebelum haid, dan pada hari petama haid (wiknjosastro,et,al.2005).
b. Non farmakologi
1. Penerangan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada remaja putri bahwa disminore adalah
gangguan yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Kemungkinan salah
informasi mengenai menstruasi atau adanya tabu atau takhayul
mengenai menstruasi mengenai menstruasi perlu dibicarakan.
Kadang-kadang diperlukan psikoterapi. Nasihat – nasihat mengenai
makanan sehat, istirahat yang cukup dan olahraga mungkin berguna
untuk beberapa wanita, kompres hangat atau mandi air hangat,
masase, distraksi, tidur cukup dapat meredakan dismenore
(wiknjosastro,et,al.2005).
2. Manajemen stres
Banyak upaya untuk mengurangi stres antara lain memelihara
kebugaran jasmani dengan olahraga, latihan pernapasan, pola
makan yang sehat dan bergizi, melakukan aktivitas positif yang
menenangkan melalui berbagai macam relaksasi. Menurut
Miltenberger (2004) ada empat jenis teknik relaksasi yang dapat
diterapkan terdiri dari relaksasi otot (Progresive muscle relaxation),

5
Pernafasan (Diaphragmatic breathing), meditasi (Attention-
focusing exercise), dan relaksasi perilaku (Behavioral relaxation
training) sedangkan menurut Hartono (2007) Relaksasi adalah suatu
bentuk latihan untuk mengurangi stres berdasarkan cara latihanya
dibagi menjadi beberapa kelompok antara lain relaksasi otot,
relaksasi latihan nafas dalam, relaksasi hypnosis/ autosugesti, dan
relaksasi cara lain. Berdasarkan sumber tersebut dapat disimpulkan
bahwa upaya untuk mengurangi stress ada enam jenis relaksasi,
sebagai berikut :
a. Relaksasi otot (Progresive muscle relaxation)
Relaksasi otot adalah suatu ketrampilan yang dapat dipelajari
dengan menegangkan dan melemaskan beberapa kelompok otot
dan membedakan sensasi tegang dan rilekas, seseorang bisa
menghilangkan kontraksi otot dan membedakan sensasi tegang
dan rileks (Soewondo, 2009). Tujuan teknik relaksasi adalah
untuk menahan terbentuknya respon stress dalam system saraf
dan hormone. Teknik relaksasi dapat membantu mencegah atau
meminimalkan gejala fisik akibat stress ketika tubuh bekerja
berlebihan dalam menyelesaikam masalah sehari-hari (National
safety council,2004).
b. Pernafasan (Diaphragmatic breathing)
Pernafasan diafragma adalah salah satu teknik relaksasi yang
diyakini bisa meyembuhkan berbagai penyakit dari sesak nafas
hingga kanker lewat kemampuanya memperlancar peredaran
darah (Lilik, 2006).
c. Meditasi (Attention- focusing exercise)
Meditasi ialah satu bentuk praktik relaksasi yang melibatkan
perhatian dan pemusatan tumpuan kepada satu pemikiran,
perkataan, bunyi atau objek untuk mendapatkan respon relaksasi.

6
Berbagai macam jenis salah satunya dalam agama islam ialah
dzikir/ wirid.
d. Relaksasi perilaku (Behavioral relaxation training)
Relaksasi perilaku merupakan psikoterapi yang di dasarkan pada
pengamatan, asumsi, kepercayaan dan perilaku dengan tujuan
mempengaruhi emosi negatif (Priharjo, 2003).Terapi perilaku
telah diterima secara luas karena efektif terhadap psikoterapi
pada yang mengalami gangguan dan masalah psikologis
(Carpenito, 2005).
e. Relaksasi hipnosis/autosugesti
Metode relaksasi ini dilakukan dengan cara bernapas pelan
menghembuskan nafas secara perlahan dan membayangkan
suatu kondisi positif dalam hal ini pengucapan kata-kata
berulang. Kata yang dipilih berupa frase yang diyakini seperti “
tenang”, “ rileks”. Kemudian pusatkan perhatian pada
pengembangan dan pengempisan perut saat bernafas (Hartono,
2007).
f. Relaksasi cara lain
Relaksasi dapat dicapai dengan beberapa kegiatan lain tentunya
kegiatan-kegiatan yang ringan. Kegiatan yang mampu
mengurangi stres misalnya penyaluran hobi, yoga,
senam (Hartono, 2007).

B. Senam Dismenore
1. Cara melakukan senam dismenore
Senam tersebut dimulai dari gerakan pemanasan dengan menarik nafas
dalam melalui hidung, tahan beberapa detik dan hembuskan lewat mulut
kemudian kedua tangan diletakkan disamping perut lalu tunduk dan tegakkan
kepala, patahkan leher kekiri dan kekanan dan tengokkan kepala kekanan dan
kekiri lalu putar bahu bersamaan keduanya dalam hitungan 2x8. Setelah
gerakan pemanasan masuk kedalam gerakan inti yaitu berdiri dengan tangan
direntangkan kesamping dan kaki diregangkan lalu bungkukkan badan dan

7
tangan kanan menyentuh kaki kiri begitupun tangan kiri menyentuh kaki
kanan lakukan empat kali. Dan gerakkan terakhir adalah gerakan pendingin
dengan cara genggam tangan mengunakan lengan dengan kuat dan lepaskan
lalu luruskan kaki tahan beberapa detik dan lepaskan kemudian kontraksikan
seluruh otot tubuh sambil bernafas pelan dan teratur lalu rileks (Nuryaningsih,
2013).

2. Manfaat senam dismenore


a. Peningkatan efisiensi paru
Seorang terlatih dapat menyediakan oksigen hampir dua kali lipat
permenit dari pada yang terlatih.
b. Peningkatan efisiensi kerja jantung
Jantung semakin kuat dan dapat memompa lebih banyak darah akibatnya
orang terlatih denyut jantungnya lebih lambat 20x/menit daripada yang
tidak terlatih.
c. Peningkatan volume darah yang mengalir keseluruh tubuh, termasuk
organ reproduksi. Dengan olahraga rutin atau senam terjadi peningkatan
volum darah yang mengalir keselurh tubuh, termasuk organ reproduksi
sehingga memperlancar pasokan oksigen kepembuluh darah yang
mengalami vasokontriksi, sehinga nyeri haid dapat berkurang.
d. Peningkaan ketegangan otot-otot dan pembuluh darah yang jarang sekali
bisa menurunkan tegangan darah tinggi.
e. Mengubah tubuh yang berlemak menjadi tubuh yang tegap dan berisi.
f. Menambah kepercayaan pada diri sendiri.
g. Peningkatan jumlah dan ukuran pembuluh-pembuluh darah yang
menyalurkan darah keseluruh tubuh.
Jadi olahraga penting untuk remaja putri yang mengalami dismenore
karena latihan yang sedang dan teratur akan meningkatkn pelepasan endorfin
beta (penghilang nyeri alami) kedalam aliran darah, sehingga dapat
mengurangi nyeri haid atau dismenore (Nuryaningsih, 2013).

C. Yoga
1. Pengertian Yoga

8
Yoga berasal dari bahasa sansekerta yang berarti union atau penyatuan-
penyatuan yang sejati adalah penyatuan dengan sang illahi, selama beryoga
kita merasakan penyatuan dalam tubuh kita antara pikiran, napas, dan jiwa.
Menurut kitab kuno, yoga adalah ilmu yang membuat kita dapat mejalani
hidup yang lebih harmoni, seimbang melalui pengendalian pikiran dan tubuh,
jadi yoga adalah filosofi hidup kita yang setiap gerakannya mencerminkan
filosofi hidup. Lakukan dengan semampunya dan sewajarnya sehingga kita
dapat siap menjalani kehidupan lebih baik (Rohimawati, 2008 ). Dalam
praktiknya, yoga adalah gerakan-geakan tertentu yang juga sangat
berhubungan dengan kesehatan. Dengan demikian, yoga juga dapat diartikan
sebagai sistem kesehatan menyeluruh (holistik). Yoga terbentuk dari
kebudayaan india kuno sejak 3.000 SM yang lalu.
Yoga adalah the living science karena hampir seluruh aspek kehidupan
dapat dikaitkan dengannya. Walaupun telah beumur ribuan tahun, yoga
dianggap tetap sesuai untuk di praktikkan oleh masyarakat modern saat ini
(D.Tilong, 2011).

2. Unsur-Unsur yang dilibatkan dalam Yoga (Rohimawati, 2008 ).


Ada delapan aspek yang penting dalam pelajaran yoga,
a. Yama adalah melatih pengekangan diri dari melakukan kejahatan, seperti
mencuri, berbohong, seks bebas atau tidak menyakiti makhluk lain
(ahimsa) inilah yang disebut jantungnya disiplin yoga.
b. Niyama adalah hal-hal yang dianjurkan, yaitu menjaga kebersihan,
kesederhanaan, bahagia menerima diri apa adanya, rajin dan setia.
c. Asana adalah melatih tubuh secara menyeluruh berupa pose-pose yang
melatih otot, persendian organ tubuh bagian dalam, dan melatih kelenturan
serta menyelaraskan nafas, pikiran dan tubuh.
d. Pranayama adalah latihan pernafasan. Pengertian napas ini berarti jiwa,
nyawa, dan roh. Artinya napas memiliki potensi jasmani dan rohani
manusia yan akan membentuk kepribadian yang perkembangannya
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

9
e. Pratyahara adalah memusatkan dan memberi perhatian kedalam diri,
biasanya kita melihat keluar melalui panca indra, inilah saatnya menyadari
diri untuk memperhatikan kedalam diri. Kondisi ini memberikan potensi
pada sensasi hangat dan sejuknya napas yang harus diupayakan terus-
menerus sehingga kita akan mencapai pada tingkat kesadaran yang tinggi.
f. Dhrana adalah latihan yang memusatkan perhatian pada satu hal dalam
kehidupan yang semakin kompleks.
g. Dhyana adalah meditasi untuk menemukan titik ketenangan yang menjadi
batas akhir sebuah pikiran, sebelum mulai berfikir kembali dan
menanamkan benih buah pikiran pada pikiran bawah sadar.
h. Samadi adalah pencerahan diri seseorang yang sudah mampu.

3. Jenis-Jenis Yoga (Rohimawati, 2008 ).


Ada beberapa jenis yoga yang terkenal, tetapi yang perlu diingat dari
tiap-tiap sistem yoga ini melibatkan banyak hal dalam hidup dan kedisiplinan
menggunakan energi hidup secara optimal Serta latihan sangat teratur.
a. Hatha yoga adalah suatu sistem atau aktivitas yang memberikan perhatian
pada postur tubuh dan pengendalian napas yang benar. Hatha yoga juga
menitik beratkan pada pelatihan tubuh fisik serta kelenturan sehingga
memudahkan tubuh fisik merespon dorongan kehadira illahi dalam diri.
Banyak praktisi menekankan nilai self healing (penyembuhan diri) dari
hatha yoga karena jika dilatih secara terus menerus akan meningkatkan
kesejahteraan fisik dan inilah yang akan menunjang pertumbuhan spiritual
yang lebih dewasa.
b. Mantra yoga adalah sistem yang bertujuan menyelaraskan sifat pribadi
dengan nada gelombang kesadaran yang jauh lebih tinggi dan lebih halus
sifatnya dari kesadaran sehari-hari. Mantra yoga ini menggunakan cara
berdoa sehingga kita akan merasaka suara illahi dalam diri kita bukan
melalui mekanisme fisik, tetapi melalui rohani.
c. Bhakti yoga adalah jalan pengabdian hidup. Sistem ini menekankan cinta
kasih, penyerahan diri pada spirit illahi. Dengan didasari hati yang positif

10
dan ikhlas, kita dapa menempatkan sang illahi sebagai segala arah tujuan
hidup.

4. Manfaat Berlatih Yoga (Rohimawati, 2008 ).


Berikut ini manfaat yang diperoleh dari berlatih yoga
a. Mengatasi permasalahan kesehatan tubuh, baik organ tubuh luar maupun
organ tubuh dalam.
b. Membantu mengontrol reaksi emosional pikiran pada situasi tertentu.
c. Meningkatkan fleksibilitas dari yang akan membantu mencegah terjadinya
cedera.
d. Meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen keseluruh sel otak dan sel
tubuh sehingga melancarkan aliran darah yang tersumbat.
e. Menurunkan tekanan darah dan stress sehingga mengurangi ketegangan
saraf-saraf otot.
f. Mengeluarkan racun (CO2) dan meningkatkan kapasitas O2 lebih banyak
sehingga membuat tubuh bugar dan meremajakan kembali jaringan tubuh
yang rusak.
g. Memperbaiki postur tubuh agar lebih proposional dan menumbuhkan rasa
percaya diri.
h. Membangun stamina dan memperkuat otot serta meningkatkan
keseimbangan tubuh.
i. Meningkatkan ketenangan batin dengan fokus pikiran lebih damai dan
tenang.
j. Memperpanjang daya ingat.

5. Cara Melakukan Yoga


Pemanasan sebelum berlatih yoga cukup dilakukan dengan berlari-lari kecil
ditempat, seraya mengibaskan jari tangan dan kaki. Lakukan gerakan yoga
secara lambat dan hati-hati. Latian yang tidak sesuai dapat mengakibatkan
kram perut. Gerakan yoga yang dapat dilakukan :
a. Gerakan Janu sirsana
Tujuan latihan untuk melepaskan stres, menyehatkan saraf punggung
dan pinggul. Langkah yang harus dilakukan adalah duduk, kaki kanan
kedepan dan telapak kaki kiri pada paha kanan bagian dalam. Ambil
napas sambil mengangkat kedua legan keatas.

11
Buang napas bungkuk badan kedepan dan tangan menjangkau kaki
kanan, ketika membungkuk perut, perut dibiarkan rileks,otot jangan
ditarik masuk. Masing-masing sisi 4 kali. Pada hitungan ke-4 teaplah
pada proses membungkuk selama kira-kira 3 tarikan dan hembuskan
nafas dan rasakan perut yang mengembang sesuai napas.
b. Gerakan Lying twist
Tujuan gerakan ini untuk menghasilkan kesegaran dan rasa kebebasan.
Caranya dengan berbaring. Teknik lutut kanan diatas perut. Kemudian
bawa kelantai sebelah kiri badan.
Diam dan nikmatilah pose ini sesuka anda. Gerakan ini dapat
dilakukan selama 1-2 menit. Biarkan napas berlangsung wajar, rasakan
dada kanan menjadi lega dan lapang. Lalu kerjakan pada sisi lainnya.
c. Gerakan Nadi shodan
Tujuannya untuk menenangkan, menyeimbangkan aliran energi,
menghidupkan sel otak. Langkah-langkahnya duduk sila dilantai atau bisa
juga duduk dikursi yang mantap, dengan telapak kaki menapak lantai.
Tutup lubang hidung kanan dengan ibu jari tangan kanan, dan bernafas
melalui lubang hidung sebelah kiri. Lalu tutup hidung Kiri dengan jari
telunjuk, buka lubang hidung sebelah kanan, dan keluarkan nafas. Begitu
seterusnya secara bergantian. Mata terpejam. Bernafaslah secara lambat,
lembut, rata dan tak bersuara. Diamlah sejenak antara nafas masuk dan
keluar, begitu juga antara napas keluar dan masuk. Kerjakan hal ini 5
putaran.
Usai melakukan yoga yang dilanjutkan dengan pemijatan dan relaksasi
sebaiknya tidak menyentuh air. Setelah istirahat lebih dari 5 menit, baru
diperbolehkan menyentuh air. Jangan pula melakukan latihan pernafasan
(pranayama) sebelum istirahat beberapa saat sampai suhu tubuh normal
kembali (Daimartha, 2008).
D. Remaja
1. Pengertian
Remaja dapat diartikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12

12
sampai 24 tahun. Namun , jika pada usia remaja seseorang sudah menikah,
maka ia tergolong dalam dewasa dan bukan lagi remaja. Sebaliknya , jika
usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak
mandiri), maka tetap dimasukkan kedalam kelompok remaja. Pengertian
remaja yaitu suatu tahapan seseorang dimana ia berada diantara fase anak dan
dewasa yang di tandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis,
dan emosi (Mahfudi, 2009).
2. Kategori
Kategori umur menurut WHO dalam Depkes RI (2009) antara lain :
a. Masa balita : 0 - 5 tahun
b. Masa kanak-kanak : 5 - 11 tahun
c. Masa remaja awal : 12 - 16 tahun
d. Masa remaja akhir : 17 - 25 tahun
e. Masa dewasa awal : 26 - 35 tahun
f. Masa dewasa akhir : 36 - 45 tahun
g. Masa lansia awal : 46 - 55 tahun
h. Masa lansia akhir : 56 - 65 tahun
i. Masa manula : 65 sampai atas

3. Tahap-tahap perkembangan remaja


Menurut Agoes (2005). Fase-fase pada remaja dapat dibagi menjadi 3 fase
yaitu :
a. Fase pueral (fase awal )
Pueral, berasal dari kata puer artinya anak laki-laki. Memang dalam hal
ini mulai terjadi hal yang baru, dalam pergaulan anak, yaitu anak laki-
laki mulai memisahkan diri dari anak perempuan. Anak laki-laki
memandang anak perempuan sebagai hal yang menjijikan dan anak
perempuan memandang anak laki-laki sebagai tukang membual.
Ciri-ciri pada fase ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Mereka tidak mau disebut anak.
2) Mereka mulai memisahkan diri dari orang tuanya.
3) Mereka membentuk kelmpok-kelompok untuk bersaing antara
kelompok yang satu dengan kelomok yang lain.
4) Mereka memiliki sifat mendeaskan tokoh-tokoh yang dipandang
memiliki kelebihan.

13
5) Mereka itu adalah pemberani, yang kadang-kadang kurang
perhitungan dan agak melupakan tata susila.
b. Fase negatif (fase pertengahan)
Pada fase ini anak lebih banyak bersikap negatif, atau sikap menolak.
Sikap ini hanya berlaku beberapa bulan saja. Tetapi dapat juga
berlangsung lama, dengan alasan bahwa ciri-cirinya masih tampak juga
pada masa-masa berikutnya.
1) Terhadap segala sesuatu, si anak bersikap serba ragu, tidak pasti,
tidak senang, tidak setuju, dan sebagainya.
2) Anak serng murung, sedih tetapi dia sendiri tidak mengerti apa
sebabnya.
3) Sering melamun tak menentu, dan kadang berputus asa.
c. Fase puber (fase remaja akhir)
Puber atau remaja, masa inilah yang berlangsung paling lama diantara
kedua fase yang lain. Fase puber merupakan inti dari seluruh masa
pemuda, karena itu masa pemuda sering juga disebut masa remaja. Bagi
anak putri, disebut gadis remaja dan bagi anak putra disebut bujang
remaja atau remaja saja.
Ciri-ciri pada fase ini didasarkan atas adanya pertumbuhan alat-alat
kelamin , baik yang tampak di luar maupun yang ada dalam tubuhnya,
serta pada remaja putri terjadi poses menstruasi.
E. Kerangka Teori

Dismenore Intensitas dismenore

Penatalaksanaan Disminore antara lain :


Faktor Yang Mempengaruhi a. Farmakologi
disminore primer : 1. Pemberian obat analgetik
2. Terapi hormonal
1. Hiperaktivitas otot b. Non farmakologi
uterus 1. Penerangan dan nasihat
2. Faktor-faktor 2. Manajemen stres
psikogenik a. Relaksasi otot (Progresive muscle relaxation)
b. Pernafasan (Diaphragmatic breathing)
c. Meditasi (Attention- focusing exercise)
d. Relaksasi perilaku (Behavioral relaxation
training)
e. Relaksasi hipnosis/autosugesti
14 f. Relaksasi cara lain : yoga, senam dismenore.
2.1 Skema
Kerangka Teori
Sumber : (Nuryaningsih, 2013), (Siahaan,Kartika. 2011), (Aryani,Vita. 2014),
(Widjajanto, 2005)
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara vaiabel yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Berdasarkan
tinjauan teori dan kerangka teori yang ada maka dibuat konsep penelitian sebagai
berikut :
Varibel independent variabel dependent

1. Senam dismenore
intensitas dismenore
1.2 Skema
2. Yoga
Kerangka Konsep
G. Variabel Penelitian
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berebeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan
sebagai, ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan
penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Sehingga konsep dapat
diukur dan diamati (diteliti) melalui variabel-variabel (Notoadmojo, 2012).
Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka teori yang ada terdapat dua variabel
berdasarkan hubungan fungsional atau perannya variabel yang dibuat sebagai
berikut :
a. Variabel tergantung, terikat, akibat, terpengaruh atau dependent variabel atau
variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
intensitas dismenore.
b. Variabel bebas, sebab, mempengaruhi atau independent variabel atau variabel
resiko. Variabel bebas penelitian ini adalah senam dismenore dan yoga.

15
H. Hipotesa Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian (Setiadi, 2007).
Hipotesis alternatif pada pada penelitian ini adalah:
1. ada perbedaan tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan senam
dismenore
2. ada perbedaan tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan yoga.
3. ada perbedaan efektifitas senam dismenore dan terapi yoga terhadap
intensitas dismenore pada remaja Sirojuth Tholibin Brabo Grobogan”.

16

Anda mungkin juga menyukai