Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan
bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga
berencana (KB) yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga
berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil
pembangunan tidak akan berarti.
Pendapat Malthus yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan
mengembangkan sumber daya alam laksana deret hitung, sedangkan pertumbuhan dan
perkembangan laksana deret ukur, sehingga pada satu titik sumber daya alam tidak mampu
menampung pertumbuhan manusia telah menjadi kenyataan. Berdasarkan pendapat
demikian diharapkan setiap keluarga, memperhatikan dan merencanakan jumlah keluarga
yang diinginkan.
Pengaturan kelahiran melalui program KB berdampak signifikan terhadap
peningkatan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. Oleh karenanya program KB telah
diakui secara internasional sebagai salah satu upaya pokok dalam program safe
motherhood and child survival.
Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang (sejak 1970)
dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran
dengan bermakna. Seperti diketahui bahwa KB mencakup dua tujuan utama : a)
Pengaturan jarak kelahiran (spacing) dan b) memenuhi keinginan suami-istri untuk tidak
ingin lagi menambah anak (limiting). Masyarakat Indonesia dapat menerima hampir
semua metode medis teknis KB yang dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu metode KB
yaitu Metode Modern Kontrasepsi Hormonal. Metode modern kontrasepsi hormonal
terbagi menjadi tiga, yaitu kontrasepsi suntik, kontrasepsi oral, dan kontrasepsi implan.
Namun pada akhir-akhir ini akseptor lebih dianjurkan untuk menggunakan
program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), yaitu alat kontrasepsi spiral (IUD),
susuk (Implant) dan mantap (Vasektomi dan Tubektomi). Metode ini lebih ditekankan
karena MKJP dianggap lebih efektif dan lebih mantap dibandingkan dengan alat
1
kontrasepsi pil, kondom maupun suntikan(www.bkkbn.go.id,1998). Hal inilah yang
melatarbelakangi penulis untuk melakukan pembahasan mengenai macam-macam alat
kontrasepsi.
B.Tujuan
TIU
Mahasiswa mampu memberikan konseling pada akseptor KB dengan metode
kontrasepsi mantap.
TIK
1. Mahasiswa mampu mengetahui sejarah KB
2. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian KB.
3. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat KB.
4. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan KB.
5. Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam KB.
6. Mahasiswa mampu mengetahui efek samping dari penggunaan KB.
7. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada akseptor KB
C. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan yang berisi:
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan
C. Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Teori yang berisi :
A. Sejarah
B. Pengertian KB
C. Manfaat KB
D. Tujuan KB
E. Komponen Dalam Pelayanan Kependudukan/KB
F. Langkah-langkah Konseling KB (Satu Tuju)
G. Konsep Dasar Kontrasepsi
H. Macam-macam metode kontrasepsi
BAB III Tinjauan Kasus
BAB IV Penutup
Daftar pustaka

2
BAB II
KOSEP DASAR KB

A. Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana

Pelopor KB adalah Margaret Sanger, seorang perawat berkebangsaan Amerika


Serikat. Pada tahun 1927 atas inisiatif Margareth Sanger diselenggarakan World Population
Conference di Jenewa. Sejalan dengan usaha dan upaya gerakan KB dunia, kemajuan
teknologi membuat pengaturan kehamilan secara tradisional mulai ditinggalkan. Pengaturan
kehamilan beralih dengan menggunakan alat kontrasepsi yang lebih modern, lebih memenuhi
persyaratan medis. Sistem Kafetaria membuat para pengguna kontrasepsi modern lebih bebas
untuk memilih dan menentukan sendiri jenis, macam, bentuk, dan cara yang diinginkan.
Usaha dan upaya KB kemudian memasuki abad modern.Usaha dan upaya ini ternyata
membawa dampak positif yang luas yang hampir tidak terbatas, yang bukan hanya sekedar
untuk mewujudkan kesehatan ibu dan anak dengan membatasi kehamilan dan kelahiran saja.
Namun juga telah masuk ke dalam hampir di setiap segi kehidupan manusia, seperti masalah
kependudukan, masalah ekonomi-sosial masyarakat, masalah lingkungan, juga masalah
budaya masyarakat, serta kemakmuran suatu bangsa dan negara.
Pada abad modern ini KB telah menjadi gerakan kemanusiaan, gerakan humane,
gerakan untuk memanusiakan manusia itu sendiri, menjadikan manusia yang berbudaya,
manusia yang berada di dunia ini. Intinya sungguh sederhana : kesehatan ibu dan anak,
kesehatan keluarga melalui pengendalian kehamilan dan kelahiran seperti yang disyaratkan
tokoh KB . Khitah KB adalah kesehatan ibu dan anak, dan kesehatan keluarga dalam
mewujudkan norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
Riwayat perkembangan KB di Indonesia,KB masuk di Indonesia seperti di negara
lainnya melalui pintu kesehatan, bukan pintu kependudukan ataupun isu peledakan penduduk.
Pada mulanya belum dimengerti oleh banyak pihak. Bahkan belum dimengerti dan dihayati
oleh banyak para pengambil keputusan. Periode tahun 1950-1966 merupakan periode
perintisan KB di Indonesia. Perintisnya adalah para tokoh intelektual, termasuk dokter dan
bidan yang termotivasi dengan kematian ibu yang merisaukan. Pada waktu itu belum ada
political will dari pemerintah. Berkat dukungan tokoh-tokoh KB waktu itu, pada tahun 1957
resmi didirikan Perkumpulan Keluarga Berencana (PKB). Pengurus PKB juga melibatkan
pekerja sosial yang membantu peloporan KB di Indonesia. Kegiatan penerangan dan

3
pelayanan masih dilakukan terbatas, karena masih adanya larangan tentang penyebarluasan
kontrasepsi.
Pada masa Orde Baru, masalah kependudukan menjadi fokus perhatian pemerintah.
Hal ini berpengaruh terhadap keluarga berencana di Indonesia. KB diimplementasikan
sebagai program pemerintah dalam waktu yang singkat. Pada tahun itu, Presiden Republik
Indonesia bersama pimpinan pemerintah-pemerintah lain di dunia menandatangani Deklarasi
Kependudukan Dunia di New York. Deklarasi itu berisi pernyataan akan kesadaran betapa
pentingnya menentukan atau merencanakan jumlah anak, dan menjarangkan kelahiran dalam
keluarga sebagai hak asasi manusia. Di samping itu dinyatakan pula betapa pentingnya
pengawasan dan pengendalian terhadap kependudukan sebagai unsur utama perencanaan
pembangunan sosial dan ekonomi. Periode implementasi Program KB (1970- sekarang)
mengalami tahapan perkembangan dengan terbentuknya kelembagaan Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). BKKBN banyak berhubungan dengan mitra kerja,
baik di dalam maupun di luar negeri. Yang tidak kalah pentingnya, adalah petugas lapangan
KB (PLKB) yang tersebar diseluruh pelosok pedesaan, bidan, organisasi seperti Dharma
Wanita dan para relawan PKK. Untuk menjalankan tugasnya, pengembangan aparatur bukan
hanya dilakukan di pusat saja, melainkan secara bertahap berkembang sampai di seluruh
wilayah Indonesia.
Periode Reformasi (pertengahan 1998) diwarnai oleh perubahan iklim politik yang
mengedepankan demokratisasi dalam segala bidang. Masalah gender menjadi wacana
kembali. Banyak berhubungan dengan dan berkorelasi pada perbedaan sikap, perasaan,
emosi-sosial antara anak laki dan perempuan. Agak terasa aneh jika terdengar sikap
diskriminatif ini di dalam kehidupan suami isteri. Sebenarnya masalah gender sejajar dengan
masalah Safe Motherhood. Andaikan seorang ibu telah mampu mandiri dalam memanfaatkan
hak, kewajiban dan tanggung jawabnya dalam kehidupan reproduksinya, maka ia diharapkan
dapat memberi sumbangan besar terhadap kehidupan keluarga, ketahanan keluarga, termasuk
dalam ikhwal menurunkan resiko kehamilan dan melahirkan.
B. Definisi Keluarga Berencana
Menurut WHO (World Health Organization) Expert Committee 1970, keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
1. Mendapatkan obyektif tertentu
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval diantara kehamilan
4
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
6. Menentukanjumlah anak dalam keluarga (Hanafi, 2004; 26-27)
Program KB adalah merupakan salah satu usaha penanggulangan masalah,
kependudukan, program Keluarga Berencana adalah bagian yang terpadu (integral) dalam
program pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan
ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia, agar dapat dicapai keseimbangan
yang baik dengan kemampuan produksi nasional.
Keluarga Berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan
jalan memberikan nasihat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran.
Dalam program Keluarga Berencana Nasional saat ini baru dilakukan salah satu saja dari
usaha Keluarga Berencana, yakni penjarangan kehamilan dengan pemberian alat kontrasepsi.
C. Manfaat Usaha Keluarga Berencana Di Pandang Dari Segi Kesehatan
a. Untuk ibu : dengan tujuan mengatur jumlah dan karak kelahiran, ibu mendapat manfaat
berupa :
1. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulangkali dalam
jangka waktu yang terlalu pendek.
2. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang
cukup untuk mengasuh anak-anak untuk beristirahat dan menikmati waktu terluang
serta melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.
b. Untuk anak-anak lain :
1. Memberikan kesempatan kepada mereka agar perkembangan fisiknya lebih baik
karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia
dalam keluarga.
2. Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih
baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
3. perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-sumber
pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup semata-mata.
c. Untuk ayah :
Untuk memberikan kesempatan kepadanya agar dapat : memperbaiki kesehatan mental
dan sosial karena kesemasan berkurang serta lebih banyak waktu yang tertuang untuk
keluarganya.

5
D. Tujuan program KB
1. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
3. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan
pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka
kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

E. Komponen Dalam Pelayanan Kependudukan/KB


Yang dapat diberikan:
1. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
2. Konseling
3. Pelayanan Kontrasepsi (PK)
4. Pelayanan infertilitas
5. Pendidikan seks (sex education)
6. Konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan
7. Konsultasi genetik
8. Test keganasan
9. Adopsi

6
F. Konseling KB
Suatu kegiatan memberi bantuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kontrasepsi.
Dengan bantuan tersebut, calon akseptor mampu membuat pilihan
G. Tujuan konseling KB
Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal:
1. Menyampaikan informasi dari pilihan pola reproduksi.
2. Memilih metode KB yang diyakini.
3. Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif.
4. Memulai dan melanjutkan KB.
5. Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang tersedia.
H. Prinsip Konseling KB
Prinsip konseling KB meliputi: percaya diri / confidentiality; Tidak memaksa / voluntary
choice; Informed consent; Hak klien / client rights dan Kewenangan / empowerment.
I. Keuntungan Konseling KB
Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada pelaksana
kesehatan maupun penerima layanan KB. Adapun keuntungannya adalah:
1. Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya.
2. Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.
3. Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif.
4. Membangun rasa saling percaya.
5. Mengormati hak klien dan petugas.
6. Menambah dukungan terhadap pelayanan KB.
7. Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.
J. Tanggung Jawab Konselor
1. Membuat klien mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang keuntungan, resiko, proses
pelaksanaan informasi medis lain Dari metode KB yang dipilih
2. Membantu klien agar benar-benar mempertimbangkan pilihan
3. Menyeleksi klien apakah sudah memenuhi syarat-syarat untuk meyakini suatu metode KB
agar tidak ada penyesalan
4. Mendokumentasikan informedconsent
5. Menjadwalkan / merujuk klien untuk tindakan lanjut yang diperlukan
Kontrasepsi IUD, susuk, KB mantap, terkait dengan resiko-resiko tertentu yang perlu disadari
betul oleh calon akseptor

7
K. Langkah-langkah Konseling KB (Satu Tuju)
SA : Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan
T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya bantu klien untuk berbicara
mengenai pengalaman keluarga berencana
U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya
TU : Bantulah klien menentukan pilihannya
J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya
U : Perlunya dilakukan kunjungan ulang.

8
BAB III
KONSEP DASAR KONTRASEPSI

A. Pengertian
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono
Prawiroharjo, 2002 : 905).
Kontrasepsi Menurut Buku Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana
(Depkes RI, 1999).
Berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan Konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)
yang mengakibatkan kehamilan.
Kontrasepsi Menurut (Kapita Selekta Kedokteran 2001) adalah upaya mencegah
kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap dan dapat dilakukan tanpa
menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan obat/alat atau dengan operasi.
Menurut (Hanafi Winkjosastro 2002) Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan.
B. Syarat-syarat Metode Kontrasepsi yang Harus Dipenuhi
a. Aman
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter
d. Murah
e. Dapat diterima oleh orang banyak
f. Pemakaian jangka lama
C. Faktor-faktor Dalam Memilih Metode Kontrasepsi
1. Faktor pasangan-motivasi dan rehabilita
1) Umur
2) Gaya hidup
3) Frekuensi senggama
4) Jumlah keluarga yang diinginkan
5) Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
6) Sikap kewanitaan.
7) Sikap kepriaan
2. Faktor kesehatan-kontraindikasi absolut atau relatif
1. Status kesehatan
9
2. Riwayat haid
3. Riwayat keluarga
4. Pemeriksaan fisik
5. Pemeriksaan panggul
3. Faktor metode kontrasepsi-penerimaan dan pemakaian berkesinambungan
1. Efektivitas
2. Efek samping minor
3. Kerugian
4. Komplikasi-komplikasi yang potensial
5. Biaya
D. Macam-macam Metode Kontrasepsi
1. Metode sederhana
a. Tanpa alat
1). KB alamiah:
a) Natural Family Planning
b)Fertility Awareness Methods Periodik abstinens
c) Pantang berkala
d) Metode kalender
e) Metode suhu badan basal
f) Metode lendir serviks
g) Metode simpto-termal
h) Coitus interruptus
b. Dengan alat
1. Kondom
2. Diafragma atau Cup
3. Cream, Yelly dan Cairan berbusa
4. Tablet berbusa (Vaginal Tablet)
2. Metode Efektif
a. Pil KB
b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
c. Susuk KB
3.Metode Mantap dengan Cara Operasi(Kontrasepsi Mantap)
a. Pada wanitaTubektomi
b. Pada pria Vasektomi
10
(Depkes RI, 1999,Buku Petugas Fasilitas Pelayanan KB)
E. Macam-macam alat kontrasepsi
a.Kondom
Kondom adalah suatu kantong karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna,
dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri sebelum dimasukan kedalam vagina sehingga
mani tertampung didalamnya dan tidak masuk vagina, dengan demikian mencegah
terjadinya pembuahan.
Fungsinya adalah.
1. Mencegah spermatozoa (sel mani) bertemu ovum (sel telur) pada waktu
bersenggama.
2. Untuk mencegah penularan penyakit kelamin.
Efek Samping / Komplikasi
1. Kondom rusak / robek / bocor
2. Iritasi lokal pada penis / reaksi alergi
3. Mengurangi kenikmatan bersenggama
4. Iritasi vagina
b. Pil
Pil adalah pil yang berisi hormon sintetik yang digunakan wanita secara periodik
sebagai alat kontrasepsi. Berbagai pabrik farmasi telah memasarkan pil Keluarga
Berencana dengan kelebihan dan kekurangannya, sehingga dapat memilih sesuai
keberadaan wanita itu. Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik (lebih
dominan estrogen) atau progestogenik (dominan progesteron), melalui penilaian patrun
menstruasi.
Berikut ini adalah berbagai nama paten pil KB yang dipasarkan.
Progesteron Kuat Estrogen Lemah
Anovlas Ovulan
Gynovlar Validan
Noriestrine Lyndiol
Anacycline Noracycline
Ovosta Conovid E
Eugynon Previson
Norinyl Ortho Novum
Microgynon 60 ED Nuvocim
Microgynon 30 ED

11
Keuntungan memakai pil KB
1. Bila minum pil sesuai dengan aturan dijamin berhasil 100 %
2. Dapat dipakai pengobatan beberapa masalah
a. Ketegangan menjelang masturbasi
b. Pendarahan menstruasi yang tidak teratur
c. Nyeri saat menstruasi
d. Pengobatan pasangan mandul
3. Pengobatan penyakit endometriosis
4. Dapat meningkatkan Libido

Efek Samping / Komplikasi


1. Gangguan siklus haid / menstruasi
2. tekanan darah tinggi
3. berat badan naik
4. jerawat
5. kloasma / bercak-bercak coklat kehitaman pada wajah
6. tromboemboli
7. produksi ASI berkurang
8. gangguan fungsi hati
9. varises
10. perubahan libido
11. depresi
12. kandidiasis vaginal
13. pusing / sakit kepala / migran
14. mual dan muntah
15. rasa penuh, tegang dan nyeri pada payudara
c. Suntikan
Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan Keluarga Berencana Nasional
serta peminatnya makin bertambah. Tingginya minat pemakai suntikan Keluarga Berencana,
Oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada
pasca persalinan.
KB suntikan adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hanya hormon progesteron
disuntikan kedalam tubuh wanita secara periodik.

12
Jenis Obat Suntikan
1. Golongan progestin, misalnya : depoprovera 150 mg (disuntikan tiap 3 bulan) Noristerat
(tiap 2 bulan)
2. Golongan progesterin dengan campuran estrogen propionat, misalnya cyclofem (tiap 1
bulan)
Efek Samping / Komplikasi
1. Gangguan siklus haid / menstruasi
2. Depresi
3. Keputihan (leukorea)
4. Jerawat
5. Rambut rontok
6. Perubahan berat badan
7. Pusing / sakit kepala / migran
8. Mual dan muntah
9. Perubahan libido

d. Implan
Susuk KB yang diperkenalkan di Indonesia sejak 1982 dapat diterima masyarakat
sehingga Indonesia merupakan negara terbesar pemakai norplant. Susuk KB disebut alat
KB bawah kulit (AKBK). Kini sedang di uji coba susuk KB satu kapsul yang disebut
implonen. Implan adalah : alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis
progestin (progesteron sintetik) yang ditanamkan di bawah kulit.

Teknik pemasangan susuk KB.


Prinsip pemasangan susuk KB adalah dipasang di lengan kiri atas dan pemasangan
seperti kipas mekar dengan 6 kapsul.
Teknik pemasangan susuk KB adalah sebagai berikut :
1. Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat seperti kipas terbuka.
2. Tempat pemasangan di lengan kiri atas, dipatirasa dengan Lidokan 2 %.
3. Dibuat insisi kecil, sehingga trocar dapat masuk
4. Kapsul dimasukkan kedalam trokar, dan didorong dengan alat pendorong,
dimasukkan sampai terasa tidak ada tahanan.
5. Setelah kapsul dipasang, bekas insisi ditutup dengan tensoplast.

13
Keuntungan metode susuk KB
1. Dipasang selama 5 tahun
2. Kortrole medis ringan
3. Dapat dilayani di daerah pedesaan
4. Biaya ringan

Cara Kerja
1. Menekan okulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur (ovum) dari indung telur.
2. Mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sel mani / sperma tidak mudah masuk
kedalam rahim.
3. Menipiskan endometrium sehingga tidak siap untuk nidasi.

Efek samping / komplikasi


1. Gangguan siklus haid
2. Expulsi implan
3. Perubahan berat badan
4. Jerawat
5. Rasa nyeri / perih / pedih payudara
6. Gangguan fungsi hati
7. Perubahan libido
8. Pusing sakit kepala / migran
9. Nyeri perut bagian bawah
10. Kloasma (bercak-bercak coklat kehitaman pada wajah)
11. Trombaf lebitis / atau tramboembali
12. Infeksi pada luka insisi
13. Perubahan perasaan
14. Gangguan pertumbuhan rambut

e. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDK / IVD) Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR /
IVD)
Mempunyai sejarah perkembangan yang panjang sebelum generasi III dengan
keamanan, efektifitas, dan penyakit tidak begitu besar. Jadi kontrasepsi dalam rahim
adalah Suatu alat kontrasepsi yang dimasukan kedalam rongga rahim wanita.

14
Cara Kerja
1. Menimbulkan reaksi jaringan sehingga terjadi serbukan sel darah putih
2. lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas
3. mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan menginaktifkan sperma.
Keuntungan AKDR
1. Dapat diterima masyarakat dengan baik
2. pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit
3. kontrol medis yang ringan
4. penyulit tidak begitu berat
5. pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik
Efek Samping / Komplikasi
1. Gangguan pendarahan
2. Infeksi
3. Keputihan
4. Expulsi / AKDR
5. Perforasi / Translokasi
6. Rasa mules / nyeri / kram perut bawah
7. Rasa nyeri pada alat kelamin suami
f. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap atau sterilisasi merupakan metoda KB yang paling efektif,
murah, aman, dan mempunyai nilai demografi yang tinggi. Jadi kontrasepsi mantap adalah
suatu cara kontrasepsi permanen baik pada pria atau wanita, dilakukan dengan tindakan
operasi kecil untuk mengikat / menjepit / memotong saluran telur (perempuan) atau menutup
saluran mani (laki-laki).
Jenis :
1. Kontrasepsi mantap (kontap) pada wanita disebut tubektomi
Sterilisasi pada wanita bisa dilakukan segera setelah melahirkan ( dalam 24 jam
sampai 48 jam).
Prosedur :
Oklusi tuba. Operasi yang paling sering dilakukan ialah fulgurasi tuba secara
laparoskopi( destruksi jaringan dengan memakai aliran listrik ( elektro koagulasi) untuk
pemeriksaan laparoskopi, suatu prosedur untuk memasuki abdomen guna mencapai tuba
uterina. Suatu minilaparoskopi juga bisa dilakukan untuk meligasi tuba atau untuk
memasang sebuah klip atau band. Band misalnya cincin falope dan klip misalnya
15
hulkaclemens, ditempatkan di sekitar tuba untuk memblok tuba tersebut. Fulgurasi dan
ligasi dianggap metode yang permanen. Pemakaian klip atau band memiliki keuntungan
teoritis karena dapat dilepas sehingga tuba dapat terbuka.
Untuk pendekatan minilaparotomi, wanita mulaidirawat di rumah sakit pada pagi hari
operasi berlangsung dan menjalani puasa sejak tengah malam. Berikan sedasi operasi
prosedur ini bisa dilakukan dengan anestesi lokal, tetapi bisa juga dipakai anestesi umum.
Suatu insisi kecil dilakukan pada dinding abdomen di bawah umbilikus.wanita ini akan
mengalami sensasi tertusuk, tetapi tanpa disertai rasa nyeri dan operasi ini selesai dalam
waktu 20 menit. Ia dapat dipulangkan beberapa jam kemudian, jika pulih dari anestesinya.
Ras nyeri pada abdomen yang timbul biasanya dapat diredakan dengan suatu analgesik
ringan seperti asetominofen dalam 10 hari luka hampir tidak terlihat. Seperti yang terjadi
pada setiap operasi, selalu ada kemungkinan terjadi komplikasi akibat anestesi, infeksi,
perdarahan, dan trauma pada organ lain.
Cara Kerja
a. Tubektomi mencegah bertemunya sel telur dengan sperma karena saluran sel telur
(tuba fallopi) yang menuju diputus (tubektomi minilapa ratomi) atau dijepit
(laparoskopi) berisi levonorgetrel sebanyak 26 mg.
b. Terdiri dari 1 kapsul silastik berisi 60 mg 3-ketodesogestrel dan 66 mg kapolimer
EVA.
c. Terdiri dari 2 kapsul silastik berisi levonorgestel 75 mg

Kontap Wanita / Tubektomi


1. Reaksi alergi anestesi
2. Infeksi
3. Perforasi rahim
4. Perlukaan kandung kencing
5. Perlukaan usus
6. Perdarahan mesosolping
2. Kontrasepsi mantap (kontap) pada pria disebut vesektomi
Vasektomi : mencegah spermatozoa bertemu dengan teknik yang banyak digunakan saat
ini adalah vasektomi tanpa pisau (VTP) atau Non Scalpel Vasectomy.

16
Prosedur :
Vasektomi dapat dilakukan di bawah anestesi lokal atau umum satu atau dua
insisi dilakukan di tiap sisi skrotum sehingga vas deferens dapat ditemukan, dieksisi, dan
diikat.
Vasektomi tidak memiliki efek pada potensi (kemampun untuk mencapai dan
mempertahankan ereksi ) atau volume ejakulasi produksi testosteron endokrin tetap
berjalan sehingga karakteristik seks sekunder tidak terpengaruh. Sperma tetap
diproduksi.
Kontap Pria / Vasektomi
1. Reaksi alergi anestesi
2. Perdarahan
3. Hematoma
4. Infeksi
5. Granuloma sperma
6. Gangguan psikis

17
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Kasus
Ny. I (39 tahun) pasca persalinan anak ke-5 dengan sexio secaria 2 hari yang lalu. Ny.
I menikah pada usia 26 tahun, sekarang memiliki anak 5 orang pada persalinan terakhir. Ny. I
disarankan oleh dokter untuk menjadi akseptor KB mantap. Selama ini belum pernah
mengikuti KB.

B.Penyelesaian kasus :
a.Pengkajian
1.Demografi
a). Istri
Nama : Ny. I
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : perempuan
b). Suami
Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Ngariboyo
Status Marital : 1 kali kawin lama 13 th
2. Keluhan utama
suami dan istri datang ke klinik untuk melakukan kontrasepsi mantap yaitu
tubektomi
3. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit nyeri tekan perut bawah/nyeri
serfiks,kencing terasa panas,pengeluaran pus atau mukus pervaginam
(Gonorrhoea,Syphilis),penyakit tekanan darah tinggi .
2) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang mederita penyakit dengan kelainan p
embentukan darah,DM,kanker atau paru-paru serta riwayat alergi pada logam.
18
3) Riwayat kesehatan sekarang
Saat dikaji ibu mengatakan tidak sedang menderita sakit kencing manis, sakit
perut bagian bawah/nyeri tekan, pusing-pusing,anyang-anyang,panas dingin
(demam), gemetar atau keluar keringat dingin saat beraktifitas.
4. Riwayat obstetri
1) Haid
Menarche umur 12 tahun ,siklus haid teratur 28 hari,tidak pernah nyeri perut
saat haid maupun keputihan yang berlebihan sehingga menimbulkan gatal dan
bau.
2) Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas
a. Selama kehamilan ibu teratur ke bidan,tidak mengalami gangguan/penyakit.
b. Anak I,usia kehamilan 9 bln,lahir spontan di bidan,BB:3000 gr.
c. Anak II usia kehamilan 9 bln,lahir spontan di bidan,BB:3400 gr,hidup tidak
ada kelainan sekarang umur 4 bulan masa nifas sehat tidak ada penyakit.
d. Anak III kehamilan 9 bl 5 hari, lahir spontan,BB :3500 gr.
e. Anak IV kehamilan 9 bl 2 hari, lahir spontan, BB : 2900 gr
3) Riwayat KB
Setelah kelahiran anak I ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi sama
sekali
5.Perawat menanyakan pilihan kontrasepsi yang di pilih klien, dan memfokuskan
perhatian
kepada metode yang dipilih.
1). Apakah partner seksualnya mendukung keputusannya ?
2). Memberikan informasi atas kontrasepsi yang di pilih oleh klien yaitu kontrasepsi
mantap :
a. Pengertian Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap atau sterilisasi merupakan metoda KB yang paling
efektif, murah, aman, dan mempunyai nilai demografi yang tinggi. Jadi
kontrasepsi mantap adalah suatu cara kontrasepsi permanen baik pada pria atau
wanita, dilakukan dengan tindakan operasi kecil untuk mengikat / menjepit /
memotong saluran telur (perempuan) atau menutup saluran mani (laki-laki).
b. Jenis :
Kontrasepsi mantap (kontap) pada wanita disebut tubektomi
Sterilisasi pada wanita bisa dilakukan segera setelah melahirkan ( dalam 24 jam
19
sampai 48 jam). Kalau tubektomi, hanya pemotongan tuba, tidak ada
pengangkatan organ sama sekali, jadi tidak perlu kuatir ada kekurangan hormon.
Kekurangan hormon baru akan terjadi pada pengangkatan "kedua" indung telur
(ovarium)
c. Prosedur :
Oklusi tuba. Operasi yang paling sering dilakukan ialah fulgurasi tuba secara
laparoskopi( destruksi jaringan dengan memakai aliran listrik ( elektro
koagulasi) untuk pemeriksaan laparoskopi, suatu prosedur untuk memasuki
abdomen guna mencapai tuba uterina. Suatu minilaparoskopi juga bisa
dilakukan untuk meligasi tuba atau untuk memasang sebuah klip atau band.
Band misalnya cincin falope dan klip misalnya hulkaclemens, ditempatkan di
sekitar tuba untuk memblok tuba tersebut. Fulgurasi dan ligasi dianggap
metode yang permanen. Pemakaian klip atau band memiliki keuntungan
teoritis karena dapat dilepas sehingga tuba dapat terbuka.
Untuk pendekatan minilaparotomi, wanita mulaidirawat di rumah sakit pada
pagi hari operasi berlangsung dan menjalani puasa sejak tengah malam.
Berikan sedasi operasi prosedur ini bisa dilakukan dengan anestesi lokal,
tetapi bisa juga dipakai anestesi umum.
Suatu insisi kecil dilakukan pada dinding abdomen di bawah
umbilikus.wanita ini akan mengalami sensasi tertusuk, tetapi tanpa disertai
rasa nyeri dan operasi ini selesai dalam waktu 20 menit. Ia dapat dipulangkan
beberapa jam kemudian, jika pulih dari anestesinya. Ras nyeri pada abdomen
yang timbul biasanya dapat diredakan dengan suatu analgesik ringan seperti
asetominofen dalam 10 hari luka hampir tidak terlihat. Seperti yang terjadi
pada setiap operasi, selalu ada kemungkinan terjadi komplikasi akibat
anestesi, infeksi, perdarahan, dan trauma pada organ lain.
d. Cara Kerja
1. Tubektomi mencegah bertemunya sel telur dengan sperma karena saluran sel
telur
2. (tuba fallopi) yang menuju diputus (tubektomi minilapa ratomi) atau dijepit
3. (laparoskopi) berisi levonorgetrel sebanyak 26 mg.
4. Terdiri dari 1 kapsul silastik berisi 60 mg 3-ketodesogestrel dan 66 mg
kapolimer
5. EVA.
20
6. Terdiri dari 2 kapsul silastik berisi levonorgestel 75 mg
e.Keuntungan
1. Efektivitas tinggi
2. Permanen
3. Efektif dengan segera
f.kerugian :
1. Melibatkan prosedur pembedahan dan anestesi
2. Tidak mudah kembali subur
g. efek samping
Kontap Wanita / Tubektomi
1. Reaksi alergi anestesi
2. Infeksi
3. Perforasi rahim
4. Perlukaan kandung kencing
5. Perlukaan usus
6. Perdarahan mesosolping
6. menganjurkan pada klien untuk melakukan kunjungan kembali, bicarakan dan sepakati
kapan klien kembali untuk follow-up. Dan selalu mempersilakan klien kembali kapan saja.

Setelah dilakukan anamnesa dan pendidikan tentang kontrasepsi mantap yaitu


tubektomi, maka pilihan kita serahkan kembali pada klien apakah masih tetap pada
pilihannya untuk melakukan kontrasepsi mantap. Jika klien tetap memilih metode itu, maka
perawat akan menyiapkan prosedur.

21
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada hambanya
yang senantiasa memohon kepadaNya dan dekat denganNya. Segala puji bagiNya pula
karena atas ijinNya dan kemudahan yang diberikan, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Dalam makalah ini penulis menyusun tentang makalah berjudul Masalah
KB.Penulis ingin menyampaikan penghormatan dan rasa terimakasih kepeda semua pihak
yang telah membantu dalam terselesaikannya makalah ini. Semoga Allah membalas dengan
kebaikan yang lebih besar dan pada akhirnya makalah ini bermanfaat bagi yang
membacanya.
Pada akhinya penulis sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis nantikan. Semoga karya ini bermanfaat.

Semarang, Januari 2010

Penulis,
MAKALAH
PROGRAM KELUARGA BERENCANA

DI SUSUN OLEH:
TUTORIAL 3B
1. Sona Meliassa 13. Wa Sarina
2. Sorga Perucha I.P 14. Wahyu Nurcahyati
3. Sri Mulyani 15. WahyuMustofiah
4. Sri Mulyani Puspita H 16. Widayat
5. Subanni 17. Wulandari
6. Sulistio Ningsih 18. Yayuk Triastutik
7. Titis Kurnia H 19. Yuhanda Safitri
8. Umi Fitriyanti 20. Yuli Kistanti
9. Uswatun Hasanah 21. Yulia Puspita Sari
10. Wa Asne 22. Wiwin Embo Johar
11. Wa Asria
12. Wa Lisnawati

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATPAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2009-2010
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN.1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung, Balai Litbang.


www. bkkbn.go.id
Hartanto, Hanafi.2004.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
Informasi Pelayanan Kontrasepsi.1995. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
Manuaba, Ida Bagus Ode. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Syaifuddin Abdul Ban (ed), 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut WHO (World Health Organization) Expert Committee 1970, keluarga


berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
1. Mendapatkan obyektif tertentu
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval diantara kehamilan
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
6. Menentukanjumlah anak dalam keluarga (Hanafi, 2004; 26-27)
Program KB adalah merupakan salah satu usaha penanggulangan masalah,
kependudukan, program Keluarga Berencana adalah bagian yang terpadu (integral) dalam
program pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan
ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia, agar dapat dicapai keseimbangan
yang baik dengan kemampuan produksi nasional
Macam-macam Metode Kontrasepsi
a. Metode sederhana
1. Tanpa alat
a. KB alamiah:
1) Natural Family Planning
2)Fertility Awareness Methods Periodik abstinens
3) Pantang berkala
4) Metode kalender
5) Metode suhu badan basal
6) Metode lendir serviks
7) Metode simpto-termal
8) Coitus interruptus
2. Dengan alat
a. Kondom
b. Diafragma atau Cup

22
c. Cream, Yelly dan Cairan berbusa
d. Tablet berbusa (Vaginal Tablet)
b. Metode Efektif
Pil KB
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Susuk KB
c. Metode Mantap dengan Cara Operasi(Kontrasepsi Mantap)
- Pada wanitaTubektomi
- Pada pria Vasektomi
(Depkes RI, 1999) Buku Petugas Fasilitas Pelayanan KB
B. Saran dan Kritik
Aturan-aturan yang diterbitkan hendaknya tetap berpedoman pada pengamanan
dengan kemudahan yang maksimal, sehingga maksud untuk menyenangkan masyarakat
dengan kesertaan KB yang profesional dan bermutu tinggi dapat tercapai dengan baik.

23
DAFTAR ISI

Kata pengantar..................................................................................................................... i
Daftar isi.............................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................................... 2
C. Sistematika Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II Konsep dasar KB
A. Sejarah perkembangan KB...................................................................................... 3
B. Definisi KB.............................................................................................................. 4
C. Manfaat KB............................................................................................................. 5
D. Tujuan KB................................................................................................................ 6
E. Komponen Dalam Pelayanan Kependudukan/KB................................................... 6
F. Konseling KB (Satu Tuju) ..................................................................................... 7
G. Tujuan konseling KB............................................................................................... 7
H. Prinsip konseling KB............................................................................................... 7
I. Keuntungan konseling KB....................................................................................... 7
J. Tanggung jawab konselor........................................................................................ 7
K. Langkah-langkah konseling KB.............................................................................. 8
BAB III Konsep dasar kontrasepsi
A. Pengertian kontrasepsi............................................................................................. 9
B. Syarat-syarat metode kontrasepsi............................................................................ 9
C. Faktor memilih metode kontrasepsi........................................................................ 9
D. Macam-macam metode kontrasepsi........................................................................ 10
E. Macam-macam alat kontrasepsi.............................................................................. 11
F. Kontrasepsi mantap................................................................................................. 15
BAB IV Tinjauan kasus
A. Kasus....................................................................................................................... 18
B. Penyelesaian kasus.................................................................................................. 18
BAB V Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 22
B. Saran dan Kritik....................................................................................................... 23
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai