Askep Waham
Askep Waham
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
I. Identitas Responden
Nama Klien (inisial) : Tn. H
Umur : 39 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. RM : 000477
Informan : Status, Klien, Keluarga
Alamat : Jl. Ahmad Yani No.34
Pendidikan Terakhir : SMA
Tanggal Masuk RS : 22-4-2018
Tanggal pengkajian/Jam : 22-4-2018/10.00 Wita
Diagnosa Medis : Skizofrenia
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
Tujuan Umum :
- Klien dapat
berkomunikasi
dengan baik dan
terarah.
TUK 1 : Klien dapat Kriteria Evaluasi : 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya menjadi dasar
membina hubungan 1. Ekspresi wajah menggunakan prinsip komunikasi teraupetik. interaksi selanjutnya dalam membina klien
saling percaya. bersahabat. - Sapa klien dengan ramah baik verbal dalam berinteraksi dengan baik dan benar,
2. Ada kontak mata. maupun non verbal sehingga klien mau mengutarakan isi
3. Mau berjabat tangan. - Perkenalkan diri dengan sopan perasaannya.
4. Mau menjawab salam. - Tanyakan nama lengkap dan nama yang
5. Klien mau duduk disukai klien.
berdampingan - Jelaskan tujuan pertemuan
6. Klien mau - Jujur dan menepati janji
mengutarakan isi - Tunjukkan rasa empati dan menerima
perasaannya. klien dengan apa adanya.
1.2 Jangan membantah dan mendukung waham
klien.
- Katakan perawat menerima keyakinan
klien. Meningkatkan orientasi klien pada realita dan
- Katakan perawat tidak mendukung meningkatkan rasa percaya klien pada
keyakinan klien. perawat.
TUK 3 : Klien dapat Kriteria Evaluasi : 1. 1.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari Observasi dapat mengetahui kebutuhan klien.
mengidentifikasi Kebutuhan klien terpenuhi 2.
kebutuhan yang tidak Klien dapat melakukan 1.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak Dengan mengetahui kebutuhan yang tidak
dimiliki. aktivitas secara terarah. 3. terpenuhi selama dirumah maupun di RS. terpenuhi maka dapat diketahui kebutuhan
Klien tidak 1.3 Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi yang akan diperlukan.
menggunakan/membicar akan dengan timbulnya waham
wahamnya. 1.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi
kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan Dengan melakukan aktivitas klien tidak akan
tenaga. lagi menggunakan isi wahamnya.
1.5 Atur situasi agar klien tidak mempunyai
waktu untuk menggunakan wahamnya Dengan situasi tertentu klien akan dapat
mengontrol wahamnya
TUK 4 : Klien dapat Kriteria Evaluasi : 4.1 Berbicara dengan klien dalam konteks Reinforcement adalah penting untuk
berhubungan dengan 1. Klien dapat berbicara realitas (realitas diri, realitas orang lain, meningkatkan kesadaran klien akan realitas.
realitas. dengan realitas. waktu dan tempat).
2. Klien mengikuti Terapi 4.2 Sertakan klien dalam terapi aktivitas
Aktivitas Kelompok kelompok: orientasi realitas.
4.3 Berikan pujian tiap kegiatan positif yang
dilakukan oleh klien. Pujian dapat memotivasi klien untuk
meningkatkan kegiatan positifnya
TUK 5 : Klien dapat Kriteria Evaluasi : 1.1 Diskusikan dengan keluarga tentang : Perhatian keluarga dan pengertian keluarga
dukungan dari keluarga. 1. Keluarga dapat membina - Gejala waham akan dapat membantu klien dalam
hubungan saling percaya - Cara merawat mengendalikan wahamnya
dengan perawat. - Lingkungan keluarga
- Follow up dan obat.
2.
Keluarga dapat
menyebutkan pengertian, 1.2 Anjurkan keluarga melaksanakan dengan
tanda dan tindakan untuk bantuan perawat.
merawat klien dengan
waham.
TUK 6 : Klien dapat Kriteria Evaluasi: 6.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga Obat dapat mengontrol waham yang dialami
menggunakan obat 1. Klien dapat menyebutkan tentang obat, dosis, dan efek samping obat oleh klien dan dapat membantu penyembuhan
dengan benar manfaat, efek samping dan dan akibat penghentian. klien.
dosis obat. 6.2 Diskusikan perasaan klien setelah minum
2. Klien dapat obat.
mendemonstrasikan 6.3 Berikan obat dengan prinsip 6 benar dan
penggunaan obat dengan observasi setelah minum obat.
benar.
3. Klien dapat memahami
akibat berhentinya
mengkonsumsi obat tanpa
konsultasi.
4. Klien dapat menyebutkan
prinsip 6 benar dalam
penggunaan obat.
D. Implementasi keperawatan
SP 1 P : Membina hubungan saling percaya ; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan ; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak
terpenuhi.
Tahap Orientasi :
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya ( gunakan nama masing-masing), saya perawat
yang dinas pagi ini di Ruang melati. Saya dinas dari jam 07.00–14.00, saya yang akan
membantu merawat bapak hari ini. Nama bapak siapa? senangnya dipanggil apa?” “Bisa kita
berbincang-bincang tentang apa yang bapak H rasakan sekarang?” “Berapa lama bapak H
mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?” “Dimana enaknya kita
berbincang-bincang pak?”
Tahap Kerja :
“Saya mengerti pak H merasa bahwa pak H adalah seorang Presiden Soeharto, tapi sulit bagi
saya untuk mempercayainya, karena setahu saya semua Presiden Soeharto tidak hidup di
dunia ini, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus pak?” “Tampaknya pak H
gelisah sekali, bisa pak H ceritakan kepada saya apa yang pak H rasakan?” “Oooo, jadi pak
H merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk mengatur diri
pak H sendiri?” “Siapa menurut pak H yang sering mengatur-atur diri pak H?” “Jadi isteri
pak R yang terlalu mengatur-atur ya pak, juga adik pak R yang lain?” “Kalau pak H sendiri
inginnya seperti apa?” “Ooo, Bagus pak H sudah punya rencana dan jadwal untuk diri
sendiri.” “Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut pak H.” “Wah, bagus sekali, jadi
setiap harinya pak H ingin ada kegiatan di luar rumah sakit karena bosan kalau dirumah
sakit terus ya?”
Tahap Terminasi:
“Bagimana perasaan pak H setelah berbincang-bincang dengan saya?” “Apa saja tadi yang
telah kita bicarakan? Bagus.” “Bagaimana kalau jadwal ini pak H coba lakukan, setuju
pak?” “Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi.” “Saya akan
datang kembali dua jam lagi.” “Kita akan berbincang-bincang tentang kemampuan yang
pernah pak H miliki?” “Bapak mau kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di
taman saja pak H?”
SP 2 P : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktekannya.
Tahap Orientasi :
“Assalamualaikum pak H, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus”
“Apakah pak H sudah memikirkan apa saja hobi atau kegemaran pak H?” “Bagaimana kalau
kita bicarakan hobi tersebut sekarang?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang
hobi pak H tersebut?” “Berapa lama pak H mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
20 menit?”
Tahap Kerja :
“Apa saja hobi pak H? Saya tulis ya pak, terus apa lagi?” “Wah, rupanya pak H pandai main
gitar ya.” “Bisa pak H ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main gitar, siapa
yang dulu mengajarkannya kepada pak H, dimana?” “Bisa pak H peragakan kepada saya
bagaiman bermain gitar yang baik itu.” “Wah, bagus sekali pak. Bagaimana kalau kita buat
jadwal untuk kemampuan pak H ini. Berapa kali sehari/seminggu pak H mau bermain
Gitar?” “Apa yang pak H harapkan dari kemampuan bermain gitar ini?” “Ada tidak hobi
atau kemampuan pak H yang lain selain bermain gitar?”
Tahap Terminasi :
“Bagaimana perasaan pak H setelah kita berbincang-bincang tentang hobi dan kemampuan
pak H?” “Setelah ini coba pak H lakukan latihan bermain gitar sesuai dengan jadwal yang
telah kita buat ya?” “Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini kita akan lanjutkan
lagi.” “Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Nanti kita ketemuan di taman saja,
setuju pak?” “Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus pak H minum, setuju?”