Anda di halaman 1dari 11

BIMBINGAN 1

1. Apa saja tanda-tanda skizofrenia ?


a. Gangguan pembicaraan
Pada skizofrenia inti gangguan terdapat pada proses pikiran. Yang terutama
terganggu adalah asosiasi. Pada skizofrenia dapat ditemukan asosiasi longgar
yaitu tidak adanya hubungan antar ide. Kalimat-kalimatnya tidak saling
berhubungan. Kadang-kadang satu ide belum selesai diutarakan sudah
dikemukakan ide lain. Atau terdapat pemindahan maksud. Pada bentuk yang lebih
parah dapat terjadi inkoherensi.
Terkadang juga digunakan arti simbolik, seperti dikatakan “merah”
dimaksudkan “berani”. Atau terdapat asosiasi bunyi (clang association) oleh
karena pikiran sering tidak mempunyai tujuan tertentu. Semua ini menyebabkan
jalan pikiran pada skizofrenia sukar atau tidak dapat diikuti dan dimengerti.
Bentuk gangguan pembicaraan lain seperti neologisme dimana pasien
skizofrenia membentuk kata baru untuk menyatakan arti yang hanya dipahami
oleh dirinya. Dapat juga terjadi blocking, pikiran seakan-akan berhenti, tidak
timbul ide lagi, biasanya berlangsung beberapa detik saja, namun dapat berlanjut
hingga beberapa hari.
b. Gangguan perilaku
Gangguan yang terjadi berupa gejala katatonik yang dapat berupa stupor atau
gaduh gelisah (excitement). Pasien dengan stupor tidak bergerak, tidak berbicara
dan tidak berespons, meskipun ia sepenuhnya sadar. Sedangkan pasien dengan
katatonik gaduh gelisah menunjukkan aktivitas motorik yang tidak terkendali.
Pada stupor katatonik juga bisa didapati fleksibiltas serea ( bila anggota badan
dibengkokkan terasa suatu tahanan seperti pada lilin atau malam dan posisi
dipertahankan agak lama) dan katalepsi (bila suatu posisi badan dipertahankan
untuk waktu yang lama.
Gangguan perilaku lainnya adalah stereotipi dan manerisme. Disebut stereotipi
apabila individu berulang-ulang melakukan suatu gerakan atau mengabil sikap
badan tertentu; misalnya menarik-narik rambutnya. Keadaan ini dapat
berlangsung beberapa hari sampai beberapa tahun. Stereotipi pembicaraan
dinamakan verbigerasi, kata atau kalimat diulang-ulangi. Manerisme adalah
stereotipi tertentu pada skizofrenia, yang dapat dilihat dalam bentuk grimace pada
mukanya atau keanehan berjalan dan gaya berjalan.
Negativisme adalah suatu keadaan dimana individu menentang atau justru
melakukan yang berlawanan dengan apa yang disuruh. Otomatisme komando
(command automatism) sebetulnya merupakan lawan dari negativisme, semua
perintah dituruti secara otomatis, bagaimana ganjil pun. Termasuk dalam
gangguan ini adalah ekholalia (penderita meniru kata-kata yang diucapkan orang
lain) dan ekhopraxia (penderita meniru perbuatan atau gerakan orang lain).
c. Gangguan afek
- Kedangkalan respon emosi (emotional blunting), misalnya penderita menjadi
acuh tak acuh terhadap hal-hal yang penting untuk dirinya sendiri seperti
keadaan keluarganya dan masa depannya. Sering didapati anhedonia.
- Parathimi : apa yang seharusnya menimbulkan rasa senang dan gembira, pada
penderita timbul rasa sedih atau marah.
- Paramimi : penderita merasa senang dan gembira, akan tetapi ia menangis
- Emosi yang berlebihan sehingga kelihatan seperti dibuat-buat
- Sensitivitas emosi : penderita skizofrenia sering menunjukkan hipersensitivitas
terhadap penolakan, bahkan sebelum menderita sakit.
d. Gangguan persepsi
Gangguan persepsi yang terjadi berupa timbul halusinasi tanpa penurunan
kesadaran. Paling sering pada skizofrenia adalah halusinasi pendengaran
(auditorik atau akustik) dalam bentuk suara manusia, bunyi barang atau siulan.
Halusinasi penciuman (olfatorik), halusinasi pengecapan (gustatorik) atau
halusinasi rabaan (taktil). Misalnya penderita selalu mencium kembang
kemanapun ia pergi. Halusinasi penglihatan (optik), biasanya pada stadium
permulaan . Misalnya pasien melihat cahaya yang berwarna atau muka orang yang
menakutkan.
e. Gangguan pikiran
Gangguan ini berupa waham yang sering tidak logis sama sekali dan sangat
bizar. Mayer Gross membagi waham dalam 2 kelompok, yaitu waham primer
dan waham sekunder.
Waham primer timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apapun
dari luar. Misalnya waham bahwa istrinya sedang berbuat serong sebab ia melihat
seekor cicak berjalan dan berhenti dua kali.
Waham sekunder biasanya terdengar logis, dapat diikuti dan merupakan cara
bagi penderita untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lain. Waham
dinamakan menurut isinya : waham kebesaran atau expansif, waham nihilistik,
waham kejaran, waham sindiran, waham dosa dan sebagainya.
2. Apa perbedaan skizofrenia paranoid, gangguan kepribadian paranoid dan
gangguan waham menetap?
Skizofrenia Paranoid Gangg. Kepribadian Waham Menetap
Paranoid
 Terdapat waham  Kepekaan  Gangguan waham
primer disertai berlebihan terhadap berlangsung lama
waham sekunder kegagalan dan dan merupakan
 Terdapat halusinasi penolakan satu-satunya gejala
 Terdapat gangguan  Kecurigaan klinis yang
berpikir, gangg. berulang tanpa mencolok
Afek, gangg. Emosi dasar  Waham terjadi
dan gangg.  Suka melemparkan minimal 3 bulan
Kemauan kesalahan dan dan bersifat khas
 Sering mulai tanggung jawab pribadi (personal)
sesudah usia 30 pada orang lain bukan budaya
tahun  Cenderung setempat
 Kepribadian menyimpan  Dapat disertai
sebelum sakit dendam gejala/episode
tergolong skizoid (  Tidak ada depresif, dengan
mudah tersinggung, halusinasi waham yang
suka menyendiri, menetap meskipun
agak congak, gangguan afektif
kurang percaya hilang
orang lain)  Tidak ada
halusinasi
auditorik atau
hanya kadang-
kadang dan
sementara
 Tidak ada riwayat
gejala skizofrenia
3. Apa perbedaan skizofrenia hebefrenik episode berulang dan skizofrenia
residual?
Skizofrenia Hebefrenik Skizofrenia Residual
 Diagnosa pertama kali ditegakkan  Gejala negatif skizofrenia yang
pada usia remaja/usia 15-25 tahun menonjol (perlambatan
 Kepribadian premorbid psikomotorik, aktivitas menurun,
menunjukkan ciri khas : pemalu afek yang menumpul, miskin isi
dan senang menyendiri pembicaraan)
 Terdapat gangguan afektif dan  Sedikitnya ada riwayat 1 episode
dorongan kehendak, serta psikotik yan jelas di masa lampau
gangguan proses pikir yang memenuhi kriteria
 Halusinasi dan waham tidak skizofrenia
menonjol  Sedikitnya sudah melampaui
 Terdapat preokupasi yang dangkal kurun waktu 1 tahun dimana
dan dibuat-buat terhadap agama, intensitas dan frekuensi gejala
filsafat dan tema abstrak lainnya. yang nyata (waham dan
halusinasi) telah sangat berkurang
 Tidak terdapat demensia atau
penyakit/gangg. Otak organik
yang dapat menjelaskan
disabilitas negatif tersebut

4. Mengapa gejala sundowning muncul pada malam hari?


Sundowning syndrome adalah gangguan disorientasi, kebingungan, kecemasan,
kegelisahan, berteriak, mondar-mandir serta halusinasi yang meningkat pada malam
hari. Sindrom ini dapat disebabkan oleh 3 faktor :
a. Faktor neurobiologis : Terjadinya disfungsi irama sirkardian
b. Faktor psikologis : sering bangun pada malam hari
c. Faktor lingkungan : pengaruh cahaya, suara bising, jadwal kegiatan pada hari
tersebut.

5. Perbedaan skizofrenia katatonik dengan meningitis

Skizofrenia Katatonik Meningitis


 Timbul pada usia 12-30 tahun  Timbul demam yang tinggi
 Stupor (amat berkurangnya  Kejang
dalam reaktivitas terhadap  Kaku kuduk
lingkungan dan dalam gerakan  Rangsang meningens (+)
serta aktivitas spontan) atau
matisme (tidak berbicara)
 Gaduh gelisah (tamak jelas
aktifitas motorik yang bertujuan
yang tidak diperngaruhi oleh
stimulasi eksternal
 Negativisme (tampak jelas
perlawanan yang bermotif
terhadap semua perintah atau
upaya untuk menggerakkan atau
pergerakan kearah berlawanan)
 Rigiditas (mempertahankan
posisi tubuuh yang kaku untuk
melawan upaya menggerakan
dirinya)
 Fleksibilitas cerea/waxy
flexibility (mempertahankan
anggota gerak dan tubuh dalam
posisi yang dapat dibentuk dari
luar
 Command automatisa
(kepatuhan secara otomatis
terhadap perintah)

6. Perbedaan skizoafektif episode kini manik dengan gangguan afektif bipolar kini
manik dengan gejala psikotik

Gangguan afektif bipolar kini manik


Skizoafektif episode kini manik dengan gejala psikotik
 Gejala skizofrenia dan manik  Episode sekarang memenui
sama – sama menonjol pada saat kriteria mania dengan gejala
yang bersamaan psikotik
 Gangguan afektif sama –sama  Hharus ada minimal 1 episode
menonjol dengan gangguan afektif lain dimasa
skozifrenia lampau(hipomania, mania,
 Gejala psikotik timbul diluar depresi, campuran)
episode manik  Gangguan afektif lebih menonjol
 Gejala psikotik hilang seirinng
gejala afektif hllang

7. Depresi terselubung

Depresi adalah gangguan afektif yang ditandai suasana perasaan yang murung
hilangnya minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi untuk aktofitas sehari –
hari. depresi terselubung merupakan gejala perasaan tertekan dalam diri orang-orang
yang secara keseluruhan tergolong normal. Meskipun terjadi pada orang-orang
normal, akan tetapi rasa tertekan ini akan mempengaruhi keseluruhan perilakunya.
Bila keadaan ini dibiarkan terus menerus maka penampilan kepribadiannya pun akan
mengalami gangguan dan bukan mustahil dapat menjadi depresi yang sebenarnya.
Sudah tentu keadaan ini amat kurang menguntungan bagi perkembangan diri yang
bersangkutan dan orang-orang lain di sekitarnya. Dan dalam konteks yang lebih luas
dapat berpengaruh kepada kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
8. Pemeriksaan untuk mengukur Kecemasan dan depresi

Kecemasan
HARS (Hamilton Rating Scale For Anxiety)
Hamilton Rating Scale For Anxiety merupakan salah satu skala yang dikembangkan
untuk mengukur tingkat keparahan kecemasan. Skala HARS pertama kali digunakan
pada tahun1959 yang diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi
standar dalam pengukuran kecemasan terutama pada trial clinic. Skala HARS
memiliki validitas dan reabilitas cukup tinggi untuk pengukuran kecemasan pada
penilitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97.

Apabila totalnya skornya :


1. < 14 = tidak ada kecemasan.
2. 14-20 = kecemasan ringan
3. 21-27 = kecemasan sedang
4. >27 = kecemasan berat

Depresi
1.HDRS (Hamilton Depression Rating Scale)
2. Zung Self Rating Depression
3. Raskin depression rating scale

9. Macam – macam Gangguan kepribadian dan perilaku

Pengelompokan Gangguan Kepribadian menurut DSM-IV terbagi kedalam 3


kluster dengan 10 macam gangguan kepribadian, yaitu :

Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3


kelompok individu kelompok individu yang individu yang pencemas atau
yang aneh atau eksentrik. dramatis, emosional, atau ketakutan. Kelompok ini
Terdiri dari 3, yaitu : eratik. Terdiri dari : terdiri dari :
a.Paranoid a.Histrionik a. Avoidan (menghindar)
Deskripsi : ketidakpercayaan Deskripsi : pola pervasif dari Deskripsi : pola pervasif dari
atau kecurigaan yang emosi yang berusaha mencari hambatan sosial, perasaan
pervasif terhadap orang lain, perhatian. tidak adekuat, dan
merasa orang lain dengki hipersensitivitas terhadap
kepadanya. b.Narsistik evaluasi negatif.
Deskripsi : pola pervasif dari
b.Skizoid grandiositas (merasa hebat) b.Dependent
Deskripsi : pola pervasif dari dalam fantasi maupun Deskripsi : kebutuhan yang
pelepasan diri dari hubungan perilaku, ingin dikagumi pervasif dan eksesif untuk
sosial dan ekspresi emosi orang dam kurang empati. diurusi orang lain yang
yang sangat terbatas dalam menghasilkan perilaku
hubungan interpersonal. c.Antisosial/disosial submisif dan ”lengket” takut
Deskripsi : pola pervasif dari berpisah.
c.Skizotipal ketidakpedulian dan
Deskripsi : pola defisit sosial pelanggaran terhadap hak- c.Obsesif - kompulsif
dan interpersonal yang hak orang lain. Deskripsi : pola pervasi dari
ditandai oleh perasaan tidak terobsesinya (preokupasi)
nyaman akut dengan d.Borderline dengan keteraturan,
berkurangnya kapasitas Deskripsi : pola pervasif dari perfeksionis, serta kontrol
untuk menjalin hubungan ketidakstabilan hubungan mental dan interperonal
dekat dan ditandai oleh interpersonal, citra - diri, dengan mengorbankan
adanya distorsi kognitif atau afek, dan pengendalian fleksibilitas, keterbukaan,
perseptual dan perilaku yang impuls (rangsangan). dan efisiensi.
eksentrik.

10. Apa itu stuttering dan cluttering ?

Childhood Onset Fluency Disorder (stuttering) menurut DSM 5 adalah gangguan


pada kelancaran tempo berbicara yang tidak pantas untuk usia dan kemampuan
bahasa individu, bertahan dari waktu ke waktu, dan ditandai oleh seringnya satu atau
lebih kejadian berikut ini:

(1) pengulangan suara atau suku kata.


(2) perpanjangan suara huruf vokal maupun konsonan.
(3) kata - kata yang terputus.
(4) terdiam atau ada jeda dalam berbicara.
(5) perkataan yang panjang lebar guna mengganti kata - kata yang bermasalah.
(6) dan tampak adanya tekanan fisik ketika mengucapkan kata- kata.

Cluttering, ritme berbicara yang sangat cepat, disorganized, dan dengan cara yang
tidak jelas.

11. Perbedaan disfungsi ereksi (impotensi) organik dan psikologis

Faktor organik : kelemahan sesudah suatu penyakit badaniah, diabetes melitus,


hipotiroid, gangguan medula spinalis, narkotika, pemakaian lama barbiturat,
fenotiazin ( mempunyai efek antikolinergik yang mengganggu saluran otonomik yang
perlu buat ereksii), thioridazin.

Faktor psikologis : paling sering merupakan peyebab disfungsi ereksi biasa,


mungkin juga sebagai disfungsi ereksi selektif, (timbul hanya dalam keadaan tertentu
dan dalam kaadaan lain tidak, atau hanya dengan istri dan tidak dengan wanita lain
atau sebaliknya), disfungsi ereksi karena kurang pengalaman (pada pengalaman
pertama heterosexual), disfungsi ereksi sebelum orgasme dan ejakulasi (penis menjadi
lemas sesudah memasuki vagina), disfungsi ereksi karena gangguan identitas seksual,
identitas gender, dan preferensi seksual.
BIMBINGAN 2
1. Apa yang dimaksud dengan verbigerasi?
Verbigerasi adalah suatu keadaan dimana pasien berkali-kali mengucapkan sebuah
kata yang sama.
Contoh : Saya mau makan, makan, makan..

2. Sebutkan gejala-gejala positif dan negatif!


A. Gejala-gejala positif :
- Gangguan asosiasi pikiran (inkoherensi)
- Isi pikiran yang tidak wajar (waham)
- Gangguan perasaan (perasaan yang ada tidak sesuai dengan situasi)
- Perilaku aneh atau tidak terkendali (disorganized)

B. Gejala-gejala negatif :
- Gangguan perasaan (afek tumpul, respons emosi minimal)
- Gangguan hubungan sosial (menarik diri, pasif, apatis)
- Gangguan proses pikir (lambat, terhambat)
- Isi pikiran yang stereotip dan tidak ada inisiatif
- Perilaku sangat terbatas dan cenderung menyendiri

3. Sindrom Neuroleptik Maligna


SNM merupakan kondisi yang mengancam kehidupan akibat reaksi idiosinkrasi
terhadap obat antipsikotik (khususnya pada “long acting” dimana risiko ini lebih
besar. Semua pasien yang diberikan obat antipsikotik mempunyai resiko untuk
terjadinya SNM tetapi dengan kondisi dehidrasi, kelelahan atau malnutrisi, risiko ini
akan menjadi lebih tinggi :
Butir – butir diagnostik SNM :
 Suhu badan lebih dari 38°C (hyperpyrexia)
 Terdapat sindrom ekstrapiramidal berat (rigidity)
 Terdapat gejala disfungsi otonomik (incontinensia urin)
 Perubahan status mental
 Perubahn tingkat kesadaran
 Gejala tersebut timbul dan berkembang dengan cepat

Pengobatan :

 Hentikan segera obat antipsikotik


 Perawatan suportif
 Obat dopamine agonist (bromokriptin 7,5-60 mg/h 3dd, l-dopa 2x100mg/h
atau amantadin 200mg/h)
Tardive Dyskinesia

Terjadinya setelah menggunakan antipsikotik minimal selama 3 bulan atau


setelah pemakaian antipsikotik dihentikan selama 4 minggu untuk oral dan 8 minggu
untuk injeksi. Umumnya berupa gerakan involunter dari mulut, lidah, batang tubuh,
dan ekstremitas yang abnormal dan konsisten. Gerakan oral-facial meliputi
mengecap-ngecap bibir (lip smacking), menghisap (sucking), dan mengerutkan bibir
(puckering) atau seperti facial grimacing. Gerakan lain meliputi gerakan irregular dari
limbs, terutama gerakan lambat seperti koreoatetoid dari jari tangan dan kaki, gerakan
menggeliat dari batang tubuh.

Gangguan Ekstrapiramidal

Gangguan ekstrapiramidal berupa distonia akut, akathisia, sindrom parkinson :


tremor, bradikinesia, rigiditas.

Distonia akut

Kriteria diagnostik dan riset untuk distonia akut akibat neuroleptik menurut DSM- IV
adalah sebagai berikut :

Posisi abnormal atau spasme otot kepala, leher, anggota gerak, atau batang tubuh
yang berkembang dalam beberapa hari setelah memulai atau menaikkan dosis
medikasi neuroleptik (atau setelah menurunkan medikasi yang digunakan untuk
mengobati gejala ekstrapiramidal).

A. Satu (atau lebih) tanda atau gejala berikut yang berkembang berhubungan dengan
medikasi neuroleptik :
1) Posisi abnormal kepala dan leher dalam hubungannya dengan tubuh (misalnya
tortikolis)
2) Spasme otot rahang (trismus, menganga, seringai)
3) Gangguan menelan (disfagia), bicara, atau bernafas (spasme laring-faring,
disfonia)
4) Penebalan atau bicara cadel karena lidah hipertonik atau membesar
(disartria, makroglosia)
5) Penonjolan lidah atau disfungsi lidah
6) Mata deviasi ke atas, ke bawah, ke arah samping (krisis okulorigik)
7) Posisi abnormal anggota gerak distal atau batang tubuh

B. Tanda atau gejala dalam kriteria A berkembang dalam tujuh hari setelah memulai
atau dengan cepat menaikkan dosis medikasi neuroleptik, atau menurunkan
medikasi yang digunakan untuk mengobati (atau mencegah) gejala
ekstrapiramidal akut (misalnya obat antikolinergik)

C. Gejala dalam kriteria A tidak diterangkan lebih baik oleh gangguan mental
(misalnya gejala katatonik pada skizofrenia). Tanda-tanda bahwa gejala lebih baik
diterangkan oleh gangguan mental dapat berupa berikut : gejala mendahului
pemaparan dengan medikasi neuroleptik atau tidak sesuai dengan pola intervensi
farmakologis (misalnya tidak ada perbaikan setelah menurunkan neuroleptik atau
pemberian antikolinergik)

D. Gejala dalam kriteria A bukan karena zat nonneuroleptik atau kondisi neurologis
atau medis umum. Tanda-tanda bahwa gejala adalah karena kondisi medis umum
dapat berupa berikut : gejala mendahului pemaparan dengan medikasi
neuroleptik, terdapat tanda neurologis fokal yang tidak dapat diterangkan, atau
gejala berkembang tanpa adanya perubahan medikasi.

Akatisia

Merupakan bentuk yang paling sering dari sindroma ekstrapiramidal yang


diinduksi oleh obat antipsikotik. Manifestasi klinis berupa perasaan subjektif
kegelisahan (restlessness) yang panjang, dengan gerakan yang gelisah, umumnya kaki
yang tidak bisa tenang. Penderita dengan akatisia berat tidak mampu untuk duduk
tenang, perasaannya menjadi cemas atau iritabel. Akatisia terkadang sulit dinilai dan
sering salah diagnosis dengan ansietas atau agitasi dari pasien psikotik, yang
disebabkan dosis antipsikotik yang kurang.

4. GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE

100-91 = gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tertanggulangi

90-81 = gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian
yang biasa

80-71 = gejala sementara dan dpat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan,
sekolah dan lain-lain

70-61 = beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam berfungsi,
secara umum masih baik

60-51 = gejala sedang (moderate), disabilitas sedang

50-41 = gejala berat (serious), disabilitas berat

40-31 = beberapa disabilitas dalam berhubungan dengan realita dan komunikasi,


disabilitas berat dalam beberapa fungsi

30-21 = disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi
dalam semua bidang

20-11 = bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam


komunikasi dan mengurus diri
10-01 = seperti diatas  persisten dan lebih serius

0 = informasi tidak adekuat

Anda mungkin juga menyukai