Anda di halaman 1dari 10

JPPM Vol .10 No.

1 (2017)

PENINGKATAN KEMAMPUAN GEOMETRI SPASIAL SISWA


SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
BERBANTUAN GEOGEBRA
Rizki Dwi Siswanto1) dan Yaya S Kusumah2)
1)
Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
2)
Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia

rizki.mathematics@gmail.com
yskusumah@upi.edu

ABSTRACT
This study was based on the lack of spatial geometry skill of students. The aims of this study is find the
effect of guided inquiry learning under GeoGebra environment in enhancing spatial geometry skill. This
study was quasi experimental with nonequivalent control group design. The population of this study is all
8th grader students in one of Junior High School in Jakarta, using purposive sampling technique. This
study consists of two groups, with guided inquiry learning under GeoGebra environment group and
conventional learning group. The instrument used to collect data were the spatial geometry test and
observation sheet. The results of the study are the enhancement of spatial geometry skill of students who
were taught by guided inquiry learning assisted by GeoGebra have better result than the students who
were taught by conventional learning.

Keywords : Guided Inquiry, GeoGebra, Spatial Geometry Skill.

ABSTRAK
Penelitian ini didasarkan pada permasalahan masih rendahnya kemampuan geometri spasial siswa dalam
pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan GeoGebra terhadap peningkatan kemampuan geometri spasial. Penelitian yang dilakukan
merupakan studi kuasi eksperimen dengan desain berbentuk nonequivalent control group design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII salah satu SMP di Jakarta dan pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu
kelompok dengan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan GeoGebra dan kelompok dengan
pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes kemampuan geometri
spasial dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan geometri
spasial siswa yang memperoleh pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan GeoGebra lebih baik secara
signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Kata kunci: Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, GeoGebra, Kemampuan Geometri Spasial.

A. PENDAHULUAN
Menurut James dan James menyatakan bahwa salah satu standar
(Suherman, 2003) matematika adalah ilmu diberikannya geometri di sekolah adalah
tentang logika mengenai bentuk, susunan, agar anak dapat menggunakan visualisasi,
besaran, dan konsep-konsep yang mempunyai kemampuan spasial dan
berhubungan satu dengan yang lainnya pemodelan geometri untuk menyelesaikan
dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke masalah. Sejalan dengan pendapat NCTM
dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, tersebut kurikulum di Indonesia menuntut
dan geometri. Geometri merupakan materi anak untuk menguasai materi geometri
pelajaran matematika yang membutuhkan bidang dan geometri ruang yang
kemampuan matematis yang cukup baik didalamnya juga terdapat kemampuan
untuk memahaminya. National Council of spasial.
Teachers of Mathematics (NCTM, 2000)

42
Rizki Dwi Siswanto dan Yaya S Kusumah

Ada beberapa ahli yang perubahan suatu benda dalam pikirannya


mengemukakan tentang pengertian spasial. dan mengenali perubahan tersebut,
Menurut Armstrong (2008) menyebutkan menggambarkan suatu hal atau benda
bahwa kemampuan spasial adalah dalam pikirannya dan mengubahnya ke
kemampuan untuk melihat dunia visual- dalam bentuk nyata, mengungkap data
spasial secara akurat dan kemampuan untuk dalam suatu grafik serta kepekaan terhadap
melakukan perubahan dengan penglihatan keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk,
atau membayangkan. Kemampuan ini dan ruang. Oleh karena itu, kemampuan
berkaitan dengan warna, garis, bangun, spasial sangat penting dalam mempelajari
bentuk, ruang, serta hubungannya. Hal ini geomteri.
termasuk kemampuan untuk Demikian pentingnya kemampuan
membayangkan, menggambarkan ide spasial dan perlu dimiliki oleh siswa
visual-spasial dan menjelaskan secara sehingga guru dituntut untuk
akurat susunan keruangan. Sementara itu memperhatikan kemampuan ini dalam
Maier (1998) mengemukakan bahwa pembelajaran di kelas. Namun pada
kemampuan spasial adalah kecakapan yang kenyataannya kemampuan spasial yang
dimiliki oleh manusia yang relevan dengan dimiliki siswa masih lemah. Hal ini
tingkat tinggi di kehidupan kita. Maier terungkap melalui penelitian yang
menambahkan bahwa kemampuan spasial dilakukan oleh Siswanto (2014) yaitu
terdiri dari lima elemen. kurangnya imajinasi untuk
1. Spatial Perception yaitu kemampuan memvisualisasikan komponen-komponen
yang membutuhkan letak benda yang bentuk bangun ruang sehingga siswa
sedang diamati secara horizontal merasa kesulitan dalam mengkonstruksi
ataupun vertikal. bangun ruang geometri dan menyelesaikan
2. Visualization adalah kemampuan masalah.
untuk menunjukan aturan perubahan Keberhasilan siswa dalam belajar
atau perpindahan penyusun suatu dapat ditentukan oleh dua faktor, yaitu
bangun baik tiga dimensi ke dua faktor internal dan eksternal. Faktor internal
dimensi ataupun sebaliknya. berupa kecerdasan, kesiapan, kemauan,
3. Mental Rotation adalah kemampuan minat, dan kemandirian belajar siswa.
untuk memutar benda dua dimensi Sedangkan faktor eksternalnya berupa
dan tiga dimensi secara tepat dan model penyajian materi, sikap guru,
akurat. suasana belajar, serta kondisi luar lainnya.
4. Spatial Relation yaitu kemampuan Oleh karena itu dalam upaya menanamkan
memahami susunan dari suatu obyek konsep, pembelajaran tidak cukup hanya
dan bagiannya serta hubungannya sekedar ceramah terutama materi geometri.
satu sama lain. Sabandar (2002) menjelaskan bahwa
5. Spatial Orientation adalah idealnya pada pengajaran geometri di
kemampuan untuk mengamati suatu sekolah perlu disediakan media yang
benda dari berbagai keadaan. memadai agar siswa dapat mengobservasi,
Menurut Mariotti (2000), mengeksplorasi, mencoba serta menemukan
kemampuan spasial merupakan prinsip-prinsip geometri lewat aktivitas
keterampilan yang melibatkan penemuan, informal untuk kemudian meneruskannya
retensi dan transformasi informasi visual dengan kegiatan formal dan
dalam konteks ruang. Selanjutnya menurut menerapkannya apa yang dipelajari.
Gardner (Sudjito, 2007) kemampuan spasial Sementara menurut Kusumah (2007)
meliputi kemampuan untuk mengungkap karena konsep-konsep dan keterampilan
dunia ruang-visual secara tepat, yang di tingkat tinggi yang memiliki keterkaitan
dalamnya termasuk kemampuan mengenal antara satu unsur dan satu unsur lainnya
bentuk dan benda secara tepat, melakukan sulit diajarkan melalui buku semata, maka

43
Peningkatan Kemampuan Geometri Spasial Siswa SMP

pembelajaran matematika akan lebih cepat pada materi geometri adalah dengan
jika dalam kegiatan pembelajaran di dalam menggunakan teknologi informasi yang
kelas dikenalkan pada komputer yang berkembang dewasa ini. Seiring
didayagunakan secara efektif. perkembangan teknologi saat ini telah
Menurut Indrawati (Trianto, 2010) berkembang jenis alat peraga yang dikenal
suatu pembelajaran pada umumnya akan dengan konsep alat peraga maya. Alat ini
lebih efektif bila diselenggarakan melalui memiliki karakteristik benda-benda semi
pembelajaran yang termasuk rumpun konkrit dan dapat dimanipulasi langsung
pemprosesan informasi. Hal ini dikarenakan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.
pembelajaran dengan pemprosesan Dalam penelitian ini, peneliti mencoba
informasi menekankan pada bagaimana menggunakan metode inkuiri terbimbing
seseorang berpikir dan berimajinasi serta berbantuan GeoGebra.
bagaimana dampaknya terhadap cara-cara Ada beberapa pertimbangan tentang
mengolah informasi. Salah satu yang penggunaan dynamic geometry software
termasuk dalam pembelajaran pemrosesan seperti GeoGebra dalam pembelajaran
informasi ini adalah pembelajaran melalui matematika, khususnya geometri antara lain
inkuiri. Salah satu tujuan dari belajar program ini memungkinkan visualisasi
melalui metode inkuiri terbimbing adalah sederhana dari konsep geometris yang rumit
agar siswa mampu menerapkannya dalam dan membantu meningkatkan pemahaman
situasi lain. Pengajaran dengan metode siswa tentang konsep tersebut. Selain itu
inkuiri diharapkan dapat menciptakan ketika siswa menggunakan dynamic
pendekatan pembelajaran kontruktif, siswa geometry software seperti GeoGebra,
dapat membangun sendiri ilmu mereka akan selalu berakhir dengan
pengetahuannya yang diharapkan ingatan pemahaman yang lebih mendalam pada
dan pemahaman terhadap konsep yang materi geometri. Hal ini mungkin terjadi
dipelajarinya tersebut dapat melekat secara karena siswa diberikan representasi visual
permanen pada diri siswa. Pada yang kuat pada objek geometri, di mana
pembelajaran geometri, sangat tepat jika siswa terlibat dalam kegiatan
menggunakan metode inkuiri, karena untuk mengkonstruksi sehingga mengarah kepada
bisa memahami geometri sebaiknya siswa pemahaman geometri yang mendalam.
melakukan penyelidikan langsung terhadap GeoGebra yang bersifat dinamis
teorema-teorema, sifat-sifat, dan berbagai memungkinkan banyak eksplorasi yang
unsur dalam geometri. Setiap aktivitas dapat dilakukan terhadap suatu konsep
penyelidikan dan analisis geometri akan matematika sehingga dapat merangsang
memberikan penguatan langsung terhadap visualisasi siswa. Keunggulan lain adalah
pemahaman siswa sehingga melalui inkuiri, bahwa GeoGebra memungkinkan pengguna
siswa akan memperoleh pengetahuan untuk mengekspor file ke dalam format
berdasarkan pengalaman langsung. web (a java applet) yang kemudian dapat di
Menyadari kondisi siswa yang sangat unggah ke web server. Hal ini menyediakan
lemah dalam kemampuan spasial kemampuan bagi siswa dan guru untuk
berdasarkan beberapa informasi tersebut membahas dan menganalisa masing-masing
terutama pada materi geometri, sangat pekerjaan dan memungkinkan membuat
penting untuk menggali dan diskusi tentang pekerjaannya.
mengembangkan pembelajaran yang dapat Pembelajaran matematika di sekolah
memberikan kesempatan pada siswa dalam masih menggunakan pembelajaran
mengembangkan atau meningkatkan konvensional. Pada pembelajaran geometri
kemampuan spasial. Salah satu alternatif peserta didik masih merasa kesulitan dalam
yang dapat merangsang siswa untuk belajar memahami materi yang disampaikan oleh
mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam guru. Pada pembelajaran sehari-hari peserta
mengikuti kegiatan pembelajaran inkuiri didik kurang terlibat secara aktif dalam

44
Rizki Dwi Siswanto dan Yaya S Kusumah

kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang GeoGebra lebih baik secara signifikan


berlangsung masih bersifat teacher daripada siswa yang memperoleh
centered. Guru menyampaikan materi, pembelajaran konvensional?”.
memberikan latihan soal, dan memberikan Penelitian ini bertujuan untuk
tugas rumah. Berangkat dari keadaan mengkaji peningkatan kemampuan
tersebut peneliti menyampaikan gagasan geometri spasial siswa yang memperoleh
untuk melaksanakan penelitian untuk pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
mencapai salah satu tujuan pembelajaran Geogebra. Untuk menghindari penafsiran
matematika yaitu pada materi geometri yang berbeda terhadap apa yang akan
dengan memperkenalkan program diteliti, penulis membatasi permasalahan
GeoGebra. Dengan menggunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
GeoGebra siswa dapat mengkontruksi titik, 1. Pembelajaran inkuiri terbimbing
vektor, ruas garis, garis, bidang, bangun adalah suatu rangkaian kegiatan
ruang, fungsi dan lain sebagainya kemudian belajar yang melibatkan secara
dapat membantu siswa untuk maksimal seluruh kemampuan siswa
memvisualisasikan bentuk bangun datar untuk mencari dan menyelidiki
segi empat lebih rinci beserta ukuran- secara sistematis, kritis, logis dan
ukurannya sehingga mempengaruhi analitis sehingga mereka dapat
kemampuan spasial siswa. merumuskan sendiri penemuannya
Beberapa hasil penelitian dengan penuh percaya diri. Metode
menunjukkan bahwa penerapan beragam inkuiri terbimbing terdiri dari
pembelajaran inovatif, kemampuan beberapa fase yakni merumuskan
geometri spasial siswa lebih baik secara masalah, merumuskan hipotesis,
signifikan daripada siswa yang memperoleh mengumpulkan data, menganalisis
pembelajaran konvensional. Studi yang data dan membuat kesimpulan.
dilakukan oleh Mahmudi (2010) dan 2. Pembelajaran konvensional adalah
Syahputra (2011) menunjukkan bahwa pembelajaran yang berlaku umum di
software Geogebra sangat efektif untuk sekolah yang dilaksanakan sesuai
memperkenalkan bentuk geometri dimensi dengan kurikulum yang berlaku.
tiga kepada siswa dan memberikan daya 3. Kemampuan geometri spasial adalah
visual yang cukup. kemampuan siswa membayangkan,
Analisis terhadap karakteristik membandingkan, menentukan,
kemampuan geometri spasial, pembelajaran mengkonstruksi, merepresentasikan,
inkuiri terbimbing, dan GeoGebra serta menduga, dan menemukan informasi
beberapa hasil studi yang relevan dari stimulus visual dalam konteks
memberikan prediksi bahwa pembelajaran ruangan. Adapun indikator
inkuiri terbimbing berbantuan Geogebra kemampuan spasial yang diukur
akan berperan baik dalam peningkatan dalam penelitian ini yaitu: spatial
kemampuan geometri spasial siswa. representation (representasi spasial),
Berdasarkan latar belakang yang telah spatial visualization (visualisasi
dikemukakan di atas, maka rumusan spasial), mental rotation (rotasi
masalah dalam penelitian ini adalah mental), spatial relation (relasi
“apakah peningkatan kemampuan geometri spasial), dan spatial orientation
spasial siswa yang memperoleh (orientasi spasial).
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan

45
Peningkatan Kemampuan Geometri Spasial Siswa SMP

B. METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan geometri spasial yang dilakukan pada awal
studi kuasi eksperimen. Pada penelitian ini dan akhir kegiatan pembelajaran serta hasil
diambil sampel dua kelas yang masing- observasi aktifitas guru dan siswa selama
masing bertindak sebagai kelompok proses pembelajaran yang menggunakan
eksperimen dan kelompok kontrol. pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
Kelompok eksperimen merupakan GeoGebra. Data tersebut diperoleh dari 60
kelompok yang diberi perlakuan berupa siswa, yang terdiri dari 30 siswa pada kelas
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan eksperimen dan 30 siswa pada kelas
GeoGebra, sedangkan kelompok kontrol kontrol.
memperoleh pembelajaran konvensional. Untuk mengetahui besarnya mutu
Desain penelitian ini berbentuk peningkatan kemampuan geometri spasial
Nonequivalent Control Group Design siswa pada kelas eksperimen yang
(Sugiyono, 2013, hlm. 116) yang secara menggunakan pembelajaran inkuiri
ringkas digambarkan sebagai berikut: terbimbing berbantuan GeoGebra dan kelas
O X O kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional, dilakukan analisis terhadap
O O hasil pretest dan posttest. Analisis
Keterangan: dilakukan dengan menggunakan rumus gain
X : Proses belajar-mengajar dengan ternormalisasi yang dikembangkan oleh
pembelajaran inkuiri terbimbing Hake (1999) yaitu sebagai berikut:
berbantuan GeoGebra
O : Pretest/posttest kemampuan (g) =
geometri spasial siswa
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa Kelas VIII di salah satu Hasil perhitungan gain ternormalisasi
Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri diinterpretasikan dengan menggunakan
yang terdapat di Jakarta. Sampel dipilih kriteria menurut Hake (1999) yang dapat
dengan menggunakan teknik Purposive dilihat pada tabel berikut:
Sampling. Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini meliputi hasil tes kemampuan
Tabel 1. Kriteria Gain Ternormalisasi
Gain Ternormalisasi (g) interpretasi
(g) 0,7 Tinggi
0,3 ≤ (g) < 0,7 Sedang
(g) < 0,3 Rendah

Data hasil pretest dan posttest yang persyartan kemudian diuji untuk
diperoleh kemudian dihitung rerata dan mengetahui apakah terdapat peningkatan
simpangan bakunya. Sebelum dilakukan kemampuan geometri spasial siswa yang
analisis, data yang diperoleh diuji terlebih diajarkan dengan pembelajaran inkuiri
dahulu dengan uji normalitas dan terbimbing berbantuan GeoGebra.
homogenitas. Data yang memenuhi

43
Rizki Dwi Siswanto dan Yaya S Kusumah

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data kemampuan geometri spasial (kelas PK). Rata-rata N-Gain yang
siswa diperoleh melalui pretest dan diperoleh dari perhitungan ini merupakan
posttest. Berdasarkan skor pretest dan deskripsi peningkatan kemampuan geometri
posttest tersebut selanjutnya dihitung nilai spasial siswa. Pada Tabel 1 berikut ini
gain ternormalisasi (N-Gain) baik pada disajikan deskripsi kemampuan geometri
kelas yang menggunakan pembelajaran spsaial siswa yang memperoleh
inkuiri terbimbing berbantuan GeoGebra pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
(kelas PIT-G) maupun pada kelas yang GeoGebra dan yang memperoleh
menggunakan pembelajaran konvensional pembelajaran konvensional.
Tabel 2. Deskripsi Skor Kemampuan Geometri Spasial Siswa
Pembelajaran Data N Ds Pencapaian (%)
Pretest 30 9,07 1,59 45,05
Inkuiri Terbimbing
Posttest 30 16,30 1,60 81,50
Berbantuan GeoGebra
N-Gain 30 0,67 0,13 67,00
Pretest 30 9,23 1,25 46,15
Konvensional Posttest 30 13,43 1,92 67,15
N-Gain 30 0,39 0,17 38,00
Skor Maksimal Ideal = 20

Berdasarkan Tabel 2 diatas, terlihat geometri spasial kedua kelompok siswa


bahwa rata-rata peningkatan kemampuan adalah 0,717. Karena nilai signifikansi yang
geometri spasial siswa yang belajar dengan dihasilkan lebih besar dari 0,05 maka
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan menurut kriteria pengujian, H0 diterima.
Geogebra adalah sebesar 0,67 sedangkan Dapat disimpulkan bahwa kemampuan
yang belajar dengan pembelajaran geometri spasial awal siswa yang akan
konvensional sebesar 0,39 Merujuk pada memperoleh pembelajaran inkuiri
hasil tersebut, rata-rata peningkatan terbimbing berbantuan GeoGebra tidak
kemampuan geometri spasial siswa kelas berbeda secara signifikan dengan siswa
PIT-G lebih tinggi dibandingkan kelas PK. yang akan memperoleh pembelajaran
Berdasarkan kategori yang dikemukakan konvensional.
oleh Hake (1999), rata-rata peningkatan Selanjutnya dilakukan analisis data
kemampuan geometri spasial siswa yang N-gain dengan tujuan untuk melihat
terjadi pada kelas PIT-G berada pada perbedaan peningkatan kemampuan
kategori sedang sedang cenderung tinggi geometri spasial antara siswa yang telah
sedangkan kelas PK berada dalam kategori memperoleh pembelajaran inkuiri
berada pada kategori sedang cenderung terbimbing berbantuan GeoGebra dengan
rendah. siswa yang telah memperoleh pembelajaran
Analisis data pretest dilakukan untuk konvensional. Berdasarkan hasil analisis
mengetahui kemampuan awal geometri yang dilakukan, diperoleh nilai signifikansi
spasial siswa yang akan memperoleh data N-gain kemampuan geometri spasial
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan kedua kelompok siswa adalah 0,000.
GeoGebra dan siswa yang akan Karena nilai signifikansi yang dihasilkan
memperoleh pembelajaran konvensional lebih kecil dari 0,05 maka menurut kriteria
sebelum diberi perlakuan sama atau pengujian, H0 ditolak. Selanjutnya
berbeda secara signifikan. Berdasarkan berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa
hasil analisis yang dilakukan, diperoleh peningkatan kemampuan geometri spasial
nilai signifikansi data pretest kemampuan siswa yang memperoleh pembelajaran

43
Peningkatan Kemampuan Geometri Spasial Siswa SMP

inkuiri terbimbing berbantuan GeoGebra dan menganalisis data, dan membuat


lebih besar daripada siswa yang kesimpulan.
memperoleh pembelajaran konvensional, Kegiatan pembelajaran diawali
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian apersepsi pada siswa,
peningkatan kemampuan geometri spasial guru memberikan motivasi kepada siswa
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menjelaskan manfaat materi yang
inkuiri terbimbing berbantuan GeoGebra akan dipelajari siswa. Guru memulai
lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menyajikan
pembelajaran konvensional. permasalahan kontekstual, permasalahan
Kegiatan pembelajaran dilakukan kontekstual ini disajikan melalui LKS yang
selama delapan kali pertemuan untuk terlebih dahulu telah dibagikan kepada
membahas materi bangun ruang sisi datar di siswa, sebelum pembelajaran berlangsung.
kelas VIII SMP. Kelas eksperimen Selanjutnya, siswa di awal pembelajaran
diberikan pembelajaran inkuiri terbimbing diminta membaca LKS yang telah diberikan
berbantuan GeoGebra (PIT-G), sedangkan kemudian siswa diminta bekerjasama
kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan kelompoknya untuk menyelesaikan
konvensional (PK). Pembelajaran di kelas permasalahan (menyusun hipotesis,
PIT-G dilakukan dengan setting merancang dan melakukan percobaan,
pembelajaran yang lebih menekankan mengumpulkan dan menganlisis data) soal-
keaktifan siswa yakni melalui pembelajaran soal spasial dan berpikir kreatif matematis
inkuiri terbimbing berbantuan GeoGebra. yang disajikan dalam LKS, guru berkeliling
Siswa diberikan kesempatan untuk memperhatikan aktivitas siswa, sambil
mengeksplorasi suatu konsep atau prinsip sesekali mengajukan pertanyaan bimbingan
dalam matematika melalui suatu kegiatan jika diperlukan. Guru lebih berperan
penyelidikan menggunakan GeoGebra. sebagai fasilitator dan moderator. Dengan
Kegiatan ini akan mendorong siswa untuk sistem tanya jawab guru mengarahkan
dapat menggunakan pengetahuan yang siswa agar mampu mengambil keputusan
telah mereka miliki sebelumnya. Selain itu, yang sesuai dalam menyelesaikan suatu
siswa lebih dapat mengemukakan ide-ide permasalahan. Pada bagian akhir
serta pengetahuan matematis mereka secara pembelajaran beberapa orang (setidaknya
terbuka untuk membangun suatu satu orang siswa) sebagai perwakilan
pemahaman atas konteks yang sedang kelompok mempresentasikan hasil
dipelajari. Sebagaimana dinyatakan oleh diskusinya di depan kelas dan kelompok
Gulo (Trianto, 2010) mengemukakan yang lain diminta menanggapinya.
bahwa dengan pembelajaran inkuiri Selanjutnya, guru mendorong dan
terbimbing sebagai suatu rangkaian memberikan peluang kepada siswa untuk
kegiatan belajar yang melibatkan secara menanggapi pendapat yang dikemukakan
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk oleh temannya. Akhirnya guru dan siswa
mencari dan menyelidiki secara sistematis, secara bersama-sama membuat kesimpulan
kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat dari materi yang telah dipelajari, pada
merumuskan sendiri penemuannya dengan kegiatan ini siswa diminta untuk
penuh percaya diri. Selanjutnya Lavicza menuliskan kesimpulan jawaban dengan
(Hohenwarter, 2010) mengemukakan menggunakan bahasa masing-masing
bahwa GeoGebra dapat mendorong proses (membuat kesimpulan).
penemuan dan eksperimentasi siswa di Pada penelitian ini, peneliti langsung
kelas. Tahapan-tahapan pembelajaran yang berperan sebagai guru yang melaksanakan
dilakukan dalam pembelajaran inkuiri pembelajaran pada kelas PIT-G dengan
terbimbing meliputi tahap menyajikan menerapkan pembelajaran inkuiri
masalah, membuat hipotesis, merancang terbimbing berbantuan GeoGebra. Secara
dan melakukan percobaan, mengumpulkan umum pelaksanaan pembelajaran inkuiri

48
Rizki Dwi Siswanto dan Yaya S Kusumah

terbimbing berbantuan GeoGebra ini siswa terlihat antusias dalam


berjalan dengan baik. Beberapa hal yang mengikuti pembelajaran. Mereka
dapat peneliti amati selama pembelajaran secara umum, tidak ragu lagi
dilakukan diuraikan sebagai berikut. mengeluarkan pendapat, sehingga
1. Pembelajaran ini merupakan diskusi kelompok menjadi lebih
pembelajaran yang baru bagi siswa di hidup dan suasana belajar menjadi
SMP tersebu. Penggunaan software lebih kondusif.
GeoGebra pada pembelajaran 3. Dalam penerapan pembelajaran
matematika merupakan hal baru bagi inkuiri terbimbing ini, setelah siswa
siswa, karena itu ketika diadakan memahami apa yang seharusnya
tutorial tentang pengoperasian mereka kerjakan, mengakibatkan
GeoGebra siswa terlihat sangat meningkatnya keterlibatan siswa
senang belajar matematika dengan dalam pembelajaran. Penerapan
menggunakan komputer. Namun pembelajaran inkuiri terbimbing ini
beberapa siswa mengaku bingung mampu memberikan suatu suasana
dan cukup lama dalam pembelajaran baru bagi siswa
mengoperasikan GeoGebra, karena sehingga pembelajaran lebih
biasanya guru memberikan kondusif. Keadaan yang kondusif ini,
penjelasan hanya dengan ditunjukkan dengan meningkatnya
meggunakan papan tulis yang ada di aktivitas diskusi siswa serta
kelas dan siswa mencatat hasil meningkatnya sikap positif siswa
penjelasan guru. Pada saat tutorial terhadap pembelajarn matematika.
berlangsung peneliti memberikan Siswa terlihat bergairah dan
penjelasan tentang cara termotivasi untuk mempelajari
pengoperasian dan apa yang harus matematika.
mereka kerjakan. Sehingga pada saat 4. Penggunaan waktu 80 menit setiap
pembelajaran berlangsung siswa satu kali pertemuan, pada pertemuan
terlihat lebih cepat dalam pertama ternyata kurang. Hal ini,
mengoperasikan GeoGebra. disebabkan karena siswa belum
2. Pembelajaran inkuiri terbimbing juga terbiasa dan masih kaku dalam
merupakan pembelajaran yang baru mengikuti pembelajaran sehingga
bagi siswa, karena itu pada banyak waktu yang terbuang. Akan
pertemuan pertama siswa terlihat tetapi, untuk pertemuan selanjutnya
masih bingung dan kaku. Beberapa pembelajaran berlangsung dengan
siswa mengaku tidak tahu apa yang lancar sesuai dengan yang
harus dikerjakan untuk diharapkan.
menyelesaikan permasalahan- 5. Pada pertemuan pertama sebagian
permasalahan yang diberikan melalui besar siswa pada awal membaca LKS
LKS, karena biasanya guru mengatakan “Kak, kami lupa tentang
memberikan penjelasan terhadap materi ini!”, mereka meminta peneliti
materi yang akan dipelajari dan memberikan penjelasan materi
memberikan contoh soal terlebih terlebih dahulu, sebelum mereka
dahulu, baru kemudian siswa diminta mulai mengerjakan permasalahan
untuk mengerjakan soal-soal latihan. yang ada di LKS. Peneliti
Peneliti memberikan penjelasan memberikan penjelasan bahwa,
tentang apa yang harus mereka mereka bisa mengerjakan
kerjakan. Pada pertemuan pertama permasalahan dalam soal-soal yang
ini, pembelajaran tidak berlangsung disajikan dalam LKS dengan
secarara optimal. Akan tetapi pada menggunakan pengetahuan yang ada
pertemuan-pertemuan berikutnya didiri mereka dan peneliti

49
Peningkatan Kemampuan Geometri Spasial Siswa SMP

menjelaskan soal-soal tersebut yaitu pembelajaran inkuiri terbimbing


dikerjakan untuk mengantarkan berbantuan GeoGebra. Hal ini sejalan
mereka memahami materi yang dengan studi Mahmudi (2010)
dipelajari tersebut. Pada pertemuan menunjukkan bahwa software GeoGebra
berikutnya, mereka terlihat lebih sangat efektif untuk memperkenalkan
antusias dan bersemangat untuk bentuk geometri dimensi tiga kepada siswa
belajar. Dalam kegiatan diskusi, dan memberikan daya visual yang cukup.
siswa secara keseluruhan terlihat Demikian juga studi oleh Syahputra (2011)
antusias saling berinteraksi dalam dari hasil penelitiannya menyimpulkan
mengeluarkan pendapat. bahwa kemampuan spasial matematis siswa
Secara umum, hasil peneltian ini pada materi geometri yang belajar dengan
menunjukkan bahwa kemampuan spasial berbantuan komputer lebih baik daripada
siswa dapat ditingkatkan melalui siswa yang belajar tanpa berbatuan
pembelajaran yang inovatif salah satunya komputer.

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil analisis temuan, 2. Penelitian ini dilakukan pada sekolah
dan pembahasan yang telah diuraikan dapat yang berada pada level sedang,
disimpulkan bahwa peningkatan sehingga perlu dilakukan penelitian
kemampuan geometri spasial siswa yang lanjutan pada level sekolah tinggi
memperoleh pembelajaran inkuiri atau rendah untuk mengetahui
terbimbing berbantuan GeoGebra lebih bagaimana pengaruh pembelajaran
baik daripada siswa yang memperoleh inkuiri terbimbing berbantuan
pembelajaran konvensional ditinjau dari GeoGebra terhadap peningkatan
keseluruhan siswa. kemampuan geometri spasial siswa.
Dengan memperhatikan hasil 3. Pembelajaran matematika dengan
penelitian dan kesimpulan yang telah inkuiri terbimbing berbantuan
dikemukakan di atas, maka peneliti GeoGebra dapat diteliti lebih lanjut
mengajukan saran-saran sebagai berikut: untuk meningkatkan kompetensi
1. Pembelajaran inkuiri terbimbing lainnya seperti penalaran matematis,
berbantuan GeoGebra dapat komunikasi matematis, koneksi
digunakan sebagai salah satu matematis, dan kompetensi
alternatif pembelajaran untuk matematis yang lainnya.
mengembangkan geometri spasial
siswa SMP.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, T. 2008. Multiple Intelligences Hohenwarter, M., et al. 2008. Teaching and
in the Classroom. Alexandria: Learning Calculus with Free
ASCD. Dynamic Matgematics Software
GeoGebra, (Online), (http://www.
Hake, R.R. 1999. Analyzing change/gain publications.uni.lu/record/2718/fil
scores, (Online), es/ICME11-TSG16.pdf.), diakses
(http://www.physics.indiana.edu/- 15 Nopember 2010.
sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf),
diakses 11 Februari 2014. Kusumah, Y.S. 2007. Peningkatan Kualitas
Pembelajaran dengan Courseware
Interaktif. Makalah pada seminar
DUE-like. Semarang.

50
Rizki Dwi Siswanto dan Yaya S Kusumah

Siswanto, R.D. 2014. Pengembangan


Mahmudi, A. 2010. Membelajarkan Bahan Ajar dengan Pendekatan
Geometri dengan Program Saintifik pada Materi Bangun
Geogebra. Makalah Ruang Sisi Datar Kelas VII SMP.
dipresentasikan dalam Seminar Tidak diterbitkan: Bandung: UPI.
Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematia, Jurusan Sudjito, G. Y. 2007. Perbedaan
Pendidikan Matematika FPMIPA Kemampuan Spasial yang
UNY, 27 November 2010. Mendapat Pendidikan Musik
Klasik; Tidak Mendapat
Maier, P. H. 1998. Spatial Geometry and Pendidikan Musik Klasik. Unika
Spatial Ability - How to make Atmajaya, Jakarta. (Online).
solid Geometry solid?, Annual (http://lib.stmsjsys.ac.id/default.as
Conference of Didactics of px?tabID
Mathematics 1996. Osnabrueck: =61&src=k&id=137186), diakses
University of Osnabrueck. hlm. 31 Oktober 2014.
63-75.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Mariotti, M. A. 2000. Introduction to Proff: Pendidikan Pendekatan
The Mediation of Dynamic Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Software Environment. Education Bandung: Alfabeta.
Studies in Mathematics. Vol 44.
hlm. 25-53. Suherman, E. Dkk. 2003. Strategi
Pembelajaran Matematika
National Council of Teacher of Kontemporer. Bandung : UPI.
Mathematics (NCTM). 2000.
Principles and Standards for Syahputra. E. 2011. Peningkatan
School Mathematics. Reston, Kemampuan Spasial dan
Virginia : NCTM. hlm. 232 Disposisi Matematis Siswa SMP
dengan Pendekatan PMRI Pada
Sabandar, J. 2007. Berpikir Reflektif. Pembelajaran Geometri
Makalah disajikan pada Seminar Berbantuan Komputer. Disertasi
Nasional 2007. FPMIPA UPI, tidak diterbitkan. Badung:
Bandung. Sekolah Pascasarjana UPI.

Trianto. 2010. Mendesain Model


Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

51

Anda mungkin juga menyukai