Anda di halaman 1dari 15

Politeknik Manufaktur Negeri Bandung(Negri)

Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN) adalah Politeknik Negeri pertama di Indonesia yang dahulu bernama Politeknik Mekanik Swiss (PMS-ITB). POLMAN Bandung berdiri sejak tahun 1976 merupakan hasil kerjasama bilateral antara pemerintah RI dan pemerintah Konfederasi Swiss, yang dalam pelaksanaannya Pemerintah Indonesia diwakili oleh ITB dan Swisscontact mewakili Pemerintah Swiss yang berakhir pada tahun 1995. Sejarah POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG (POLMAN-Bandung) adalah Politeknik Negeri pertama di Indonesia yang dahulu bernama Politeknik Mekanik Swiss (PMSITB). POLMAN Bandung berdiri sejak tahun 1976 merupakan hasil kerjasama bilateral antara pemerintah RI dan pemerintah Konfederasi Swiss, yang dalam pelaksanaannya Pemerintah Indonesia diwakili oleh ITB dan Swisscontact mewakili Pemerintah Swiss yang berakhir pada tahun 1995. POLMAN Bandung adalah politeknik pertama di Indonesia yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr.Sjarif Thajeb pada tanggal 24 Maret 1977 meskipun angkatan mahasiswa pertama masuk tahun 1976.Pengembangan POLMAN Bandung selanjutnya dibantu melalui pendanaan dari pinjaman ADB dan Bank Dunia serta proyek-proyek DIP (DUE Like), IGI dan TPSDP. Sejak september 2002 POLMAN Bandung menambah penerimaan jumlah siswa sebanyak 24 orang di jurusan teknik manufaktur dan 24 orang di jurusan teknik otomasi manufaktur dan mekatronika melalui kerjasama dengan P3TKIM di Bandung. Pada tahun 2002 POLMAN Bandung terpilih sebagai salah satu pusat dari 5 pusat dalam program IGI yang membina 3 institusi yaitu P3TKIM, STT Tekstil dan SMKN 6, tujuan dari program ini adalah untuk meningkatan kompetensi dan produktivitas industri kecil menengah. POLMAN Bandung mendapatkan nilai akreditasi A untuk semua program studi dari BAN pada tahun 2002. Setelah satu tahun melakukan persiapan, akhirnya POLMAN Bandung berhasil meraih sertifikat ISO 9001 2000 dari KEMA untuk : Jasa Pendidikan Tinggi

Perancangan & Manufaktur Produk Cor Logam, Perkakas Presisi, Mesin Produksi& Sistem Kendali. Selain itu juga POLMAN Bandung sudah menjalin kerjasama dengan Yayasan Indonesia Baru di Ceper, Klaten dalam tujuan untuk memperkuat industri kecil menengah pengecoran logam di Ceper. Untuk tujuan tersebut maka pada tahun ajaran 2003/2004 bulan tepatnya bulan september 2003, didirikanlah Politeknik Manufaktur Ceper, Solo. Sebagian besar Mahasiswa lulusan Politeknik Manufaktur Bandung (POLMAN Bandung) bekerja pada perusahaan atau industri manufaktur dan perminyakan. Industri tersebut ada yang merupakan perusahaan domestik dan perusahaan dengan modal asing. Jumlah permintaan lulusan POLMAN Bandung oleh industri tiap tahun terus mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2003, permintaan industri terhadap lulusan POLMAN Bandung rata-rata mencapai 150% dan prosentase tertinggi dicapai pada tahun 2003 sebesar 243%. Dengan mempertimbangkan prosentase kebutuhan industri terhadap lulusan, dapat disimpulkan bahwa lulusan POLMAN Bandung secara umum dapat diterima dengan baik di kalangan industri sebagai pengguna. Permintaan lulusan POLMAN Bandung oleh industri bermacam-macam, berikut beberapa proses pengambilan lulusan : Proses pengambilan lulusan oleh industri dengan melaksanakan presentasi yang dilaksanakan di POLMAN Bandung yang diikuti oleh seluruh mahasiswa semester akhir yang akan lulus D3 POLMAN Bandung, yang dilanjutkan dengan pengambilan calon pegawai. Permintaan lulusan dari industri melalui POLMAN Bandung dengan memasang pengumuman lowongan kerja yang dipasang di BAK (Bagian Administrasi Kemahasiswaan). Pendaftaran langsung oleh lulusan pada industri diluar yang terdaftar di POLMAN Bandung. Dari kondisi diatas POLMAN Bandung sebagai institusi pendidikan teknik perlu untuk terus menjaga keterpakaian lulusan di dunia industri dengan cara terus mengikuti perkembangan teknologi dan membentuk lulusan-lulusan D3 POLMAN Bandung yang berkualitas. Jurusan

POLMAN memiliki 4 (empat) Jurusan Untuk Program Ahli Madya dan 4 Jurusan Untuk Program Sarjana Sains Terapan Program Ahli Madya Program Ahli Madya(D3) terdiri atas 4 Jurusan, 8 Program Studi 1. Teknik Manufaktur 1. Teknik Pembuatan Perkakas Presisi (Tool Making) 2. Teknik Pemeliharaan Mesin 3. Teknik Mekanik Umum 2. Teknik Perancangan Manufaktur 1. Teknik Perancangan Mekanik Umum 2. Teknik Perancangan Perkakas Presisi 3. Teknik Pengecoran Logam 1. Teknik Pembuatan Pola Pengecoran Logam 2. Teknik Pengecoran Logam 4. Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika

Universitas Bina Nusantara(Swasta)

Sejarah

Kampus Syahdan.

Kampus Anggrek.

Kampus Kijang. Universitas Bina Nusantara pada awalnya berasal dari sebuah institusi pelatihan komputer Modern Computer Course yang didirikan pada 21 Oktober 1974.[2] Seiring dengan perkembangan, Modern Computer Course kemudian berkembang menjadi Akademi Teknik Komputer (ATK) pada 1 Juli 1981. Akademi ini menawarkan pendidikan manajemen informatika dan teknik informatika. Tiga tahun kemudian pada 13 Juli 1984 ATK mendapatkan status terdaftar dan berubah menjadi AMIK Jakarta. Pada 1 Juli 1985, AMIK membuka kursus di bidang komputerisasi akuntansi. AMIK mulai menggunakan nama Bina Nusantara pada 21 September 1985. AMIK mendapatkan penghargaan akademi komputer terbaik dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 17 Maret 1986. AMIK Bina Nusantara kemudian membentuk STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer) Bina Nusantara pada 1

Juli 1986. Institusi ini kemudian menawarkan program studi sarjana (S1) di bidang manajemen informatika dan teknik informatika. Pada 9 November 1987 AMIK Bina Nusantara bergabung dengan STMIK Bina Nusantara membentuk satu institusi pendidikan yang menawarkan program studi diploma (D3) dan strata 1 (S1). STMIK Bina Nusantara memperoleh status disamakan untuk semua program studi pada 18 Maret 1992. STMIK Bina Nusantara kemudian membuka program studi pascasarjana manajemen sistem informasi, pertama di Indonesia pada 10 Mei 1993. Universitas Bina Nusantara kemudian didirikan pada 8 Agustus 1996. STMIK Bina Nusantara kemudian bergabung dengan Universitas Bina Nusantara pada 20 Desember 1998. Saat ini, Universitas Bina Nusantara memiliki program pendidikan: Sekolah Sistem Informasi, Sekolah Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Sekolah Bisnis dan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Sekolah Desain, Fakultas Humaniora, Magister Teknik Informatika, Magister Manajemen Sistem Informasi, Magister Manajemen (Sekolah Bisnis), dan Doktor Riset Manajemen. Program kuliah Terdapat 3 tingkatan program yang disediakan oleh Universitas Bina Nusantara yang terdiri atas tingkat Sarjana, Magister dan Doktor. Tingkat Sarjana Tingkat Sarjana memiliki 4 Sekolah dan 3 Fakultas. Sekolah Sistem Informasi

Sistem Informasi Sistem Informasi Akuntansi Audit Sistem Informasi Sistem Informasi & Akuntansi (Gelar Ganda) Komputerisasi Akuntansi

Sekolah Teknik Informatika


Teknik Informatika Teknologi dan Aplikasi Bergerak Teknologi dan Aplikasi Permainan Teknik Informatika & Matematika Terapan (Gelar Ganda)

Teknik Informatika & Statistik Terapan (Gelar Ganda)

Fakultas Teknik

Teknik Industri Teknik Sipil Arsitektur Teknik Komputer

Sekolah Bisnis dan Manajemen


Manajemen Pemasaran Internasional Manajemen dan Bisnis Internasional

Fakultas Ekonomi dan Komunikasi


Akuntansi dan Keuangan Manajemen Hotel Komunikasi Pemasaran Manajemen Gelar Ganda

Sekolah Desain

Media Baru Animasi Periklanan Kreatif Desain Interior

Fakultas Humaniora

Sastra Cina Sastra Inggris Sastra Jepang Psikologi Hukum Bisnis

Tingkat Magister Sedangkan untuk tingkat Magister terdapat 3 program. Magister Teknik Informatika

MTI Information Engineering MTI IT Infrastructure Management

Magister Manajemen Sistem Informasi


MMSI Enterprise Information Systems MMSI Information Systems Valuation

Magister Manajemen / Sekolah Bisnis


MM Keuangan Terapan MM Manajemen Bisnis - Profesional Muda MM Manajemen Bisnis - Profesional MM Analisis Keuangan - Profesional Muda MM Pemasaran Kreatif - Profesional Muda MM Eksekutif MM Strategi Pemasaran MM Gelar Ganda dengan Macquarie University

Tingkat Doktor Untuk tingkat Doktor terdapat 1 program. Doktor Riset Manajemen

DR Research in Management

Himpunan mahasiswa jurusan Berikut ini adalah daftar himpunan mahasiswa jurusan yang ada di Universitas Bina Nusantara:[3]

HIMPSIKO (Himpunan Mahasiswa Psikologi) HIMA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi)

HIMANDA (Himpunan Mahasiswa Sastra Mandarin) HIMARS (Himpunan Mahasiswa Arsitektur) HIMDI (Himpunan Mahasiswa Desain Interior) HIMDKV (Himpunan Mahasiswa Design Komunikasi Visual) HIMJA (Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang) HIMKA (Himpunan Mahasiswa Komputerisasi Akuntansi) HIMMARCOMM (Himpunan Mahasiswa Marketing Communication) HIMMAT (Himpunan Mahasiswa Matematika) HIMME (Himpunan Mahasiswa Manajemen Ekonomi) HOME (Himpunan Mahasiswa Hotel Management) HIMSI (Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris) HIMSISFO (Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi) HIMSTAT (Himpunan Mahasiswa Statistik) HIMTEK (Himpunan Mahasiswa Teknik Komputer) HIMTES (Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil) HIMTI (Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika) HIMTRI (Himpunan Mahasiswa Teknik Industri)

Unit kegiatan mahasiswa Berikut ini adalah daftar unit kegiatan mahasiswa yang ada di Universitas Bina Nusantara:[3]

BNCC (BINA NUSANTARA Computer Club) BNEC (BINA NUSANTARA English Club)

Bina Nusantara English Club adalah suatu unit kegiatan mahasiswa yang berfokus pada kegiatan pembelajaran bahasa Inggris. Organisasi kemahasiswaan ini telah meraih sejumlah prestasi dan membuat Universitas Bina Nusantara mendapatkan rekor The Most People Doing Crosswords Simultaneously (jumlah terbanyak orang yang mengerjakan teka-teki silang secara bersamaan) pada 21 Februari 2010 yang tercatat pada Guinness World Records.[4][5] [6]

BNMC (BINA NUSANTARA Mandarin Club) NC (Nippon Club)

Pengajar Sampai saat ini, terdapat guru besar yang mengajar secara tetap di universitas ini. Berikut ini adalah daftarnya: Nama Prof. Dr. Ir. Edi Abdurrachman MS, M.Sc, Ph.D Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM Prof. Ir. Bahtiar Saleh Abbas M.Sc, Ph.D Prof. Dr. Henry Tjowari M.Sc, M.B.A Fakultas/Sekolah Fakultas Teknik Sekolah Sistem Informasi Fakultas Teknik Sekolah Bisnis dan Manajemen

Rektor Daftar rektor yang terdapat dalam universitas ini: N Nama o 1 Th. Widia Soerjaningsih 2 3 Prof. Dr. Gerardus Polla, M.App.Sc. Masa Jabatan 2002-2005 2005-2009

Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, 2009MM sekarang

Lokasi Universitas Bina Nusantara memiliki 4 buah kampus yang berbeda. Kampus Syahdan Kampus ini terletak di Jl. K H. Syahdan No. 9, Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat 11480. Kampus Anggrek Kampus ini terletak di Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530.

Kampus Kijang Kampus ini terletak di Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kelurahan Kemanggisan, Jakarta Barat 11480. Kampus Alam Sutera Kampus ini terletak di Jl. Alam Sutera Boulevard No. 1, Serpong, Tangerang 15325.

Institut Pemerintahan Dalam Negeri(Kedinasan)

Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) adalah salah satu Lembaga Pendidikan Tinggi Kedinasan dalam lingkungan Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, yang bertujuan mempersiapkan kader pemerintah, baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat. Pada 10 Oktober 2007, dalam sebuah sidang kabinet, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk mengubah IPDN menjadi Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) menyusul terungkapnya kasus kekerasan yang terjadi di IPDN. Sejarah singkat

Pintu Gerbang

Upacara Bendera

Lapangan Parade Berawal dari didirikannya Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) di Malang Jawa Timur pada tanggal 1 Maret 1956 berdasarkan SK Mendagri No.Pend. 1/20/565 tanggal 24 September 1956 dengan Direktur Pertama dr. Raspio Woerjadiningrat. Untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kader aparatur pemerintah di tiap daerah, maka sejak tahun 1965 satu demi satu didirikan APDN di berbagai provinsi dan pada tahun 1970 telah berdiri 20 APDN di seluruh Nusantara, lokasi-lokasi APDN tersebut adalah di Banda Aceh, Medan, Bukittinggi, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Tanjung Karang, Bandung, Semarang, Malang, Mataram, Kupang, Ujung Pandang, Manado, Pontianak, Banjarmasin, Palangka Raya, Samarinda, Ambon, dan Jayapura. Sampai dengan tahun pendidikan 1991 yaitu tahun alumnus berakhimya operasi APDN di daerah-daerah telah menghasilkan 27.910 orang, yang penempatannya tersebar di 27 Propinsi. Kini para alumninya sudah mengembangkan diri untuk pendidikan selanjutnya dan pada umumnya sudah menduduki jabatan teratas di lingkungan Departemen Dalam Negeri. Untuk menyamakan pola pendidikan APDN dikeluarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 38 Tahun 1988 tentang Pembentukan APDN yang bersifat Nasional yang dipusatkan di Jatinangor, Sumedang

Jawa Barat. Dalam proses perkembangan selanjutnya dikeluarkan Keputusan Presiden No.42 Tahun 1992, yang mengubah APDN menjadi Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri disingkat menjadi STPDN. Bagi lulusan Program D-IV STPDN berhak menyandang gelar "SSTP" (Sarjana Sains Terapan Pemerintahan). Lulusan atau alumni STPDN diharapkan memiliki tiga kompetensi dasar yaitu:

Kepemimpinan (Leadership), Kepelayanan (Stewardship), Kenegarawanan (Statemanship).

Setelah terjadi kasus kekerasan pada praja Wahyu Hidayat yang menyebabkannya meninggal dunia, pemerintah melalui Departemen Dalam Negeri akhirnya memutuskan melebur Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) dan Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) dalam wadah baru bernama Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) pada tahun 2005. Perubahan yang diatur Keppres Nomor 87/2004 tentang Penggabungan STPDN dan IIP dan Permen Dalam Negeri No. 29 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja IPDN, sebenarnya sudah dirancang sejak 1998 karena ada aturan yang membatasi setiap departemen hanya memiliki satu pendidikan kedinasan. Pada 10 Oktober 2007, IPDN kembali diubah menjadi Institut Ilmu Pemerintahan (IIP), namun IIP yang baru ini tidak akan hanya mempunyai kampus di Jatinangor, melainkan juga di beberapa daerah lain seperti Bukittinggi (Sumatera Barat), Rokan Hilir (Riau), Makassar (Sulawesi Selatan), Manado (Sulawesi Utara), Mataram (Nusa Tenggara Barat), Kubu Raya (Kalimantan Barat), dan Jayapura (Papua). IIP juga akan berbeda dari IPDN dari segi sistem pendidikannya, meskipun pada saat keputusan perubahan ini diambil sistem pendidikan yang baru tersebut belum diatur secara dirinci.[1] [2] Fasilitas kampus

Jalan Abdi Praja

Ruang Makan

Ruang kuliah: luas ruangan seluruhnya 8.820 m2 (64 ruangan yang terdiri dari 8 ruang besar dan 56 ruang kecil) Perpustakaan: luas ruangan 400 m2, koleksi 1947 judul, 48.375 eksemplar Laboratorium: luas ruangan seluruhnya 800 m2, laboratorium terpadu (komputer, bahasa, dan pemerintahan) Lembaga penelitian: ada ruangan untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (100 m2) Kegiatan mahasiswa: ada ruangan untuk kegiatan mahasiswa (720 m2). Untuk memberikan latihan praktik mengembangkan kemampuan kepemimpinan Praja disusun Organisasi Korps Praja, disebut Wahana Bina Praja merupakan senat mahasiswa IPDN, Wahana Bina Praja mempunyai Struktur Organisasi dan Tata Kerja-nya disesuaikan dengan Organisasi PemerintahanWilayah/Daerah. Pelabat-pejabat Korps disebut Gubernur Praja, Bupati/Walikota Praja, Camat Praja dan Kepala Desa/Kelurahan Praja dilengkapi dengan sekretariat masingmasing. Juga terdapat berbagai Unit Kegiatan Praja (UKP), yaitu: Drum band Gita Abdi Praja, Gerakan Pramuka, Wapa Manggala, Majalah Abdi Praja, Teater Persada, SAR, Sanggar Seni Praja, Informatika dan Komputer, Klub-klub Olahraga, dan lain-lain Fasilitas lain: ruang seminar/workshop (1.142 m2), ruang olahraga (1.656 m2), ruang studio (500 m2), ruang komputer (200 m2), ruang serbaguna/aula (3.306 m2), asrama mahasiswa (39.300 m2), Sarana dan Prasarana Pendidikan berupa ruang kantor, gedung menza (ruang makan), asrama (wisma praja), workshop, kamar sakit asrama, lapangan dan gedung olah raga, tempat peribadatan, gedung serba guna, lahan latihan pertanian dan perikanan, fasilitas untuk perbankan, koperasi, dan lain-lain.

Fasilitas khusus: ruang perkantoran untuk operasional kegiatan pegawai IPDN, komplek perumahan pejabat dan dosen fungsional IPDN sebanyak 96 unit, asrama pengasuh sebanyak 1 unit, asrama Praja sebanyak 30 asrama, poliklinik Praja dan pegawai IPDN sebanyak 1 unit. Fasilitas umum: tempat ibadah (1 buah mesjid, 1 buah gereja Katolik, 1 buah gereja Protestan, 1 buah pura), tempat olahraga, 5 lapangan tenis, 1 lapangan sepak bola, 1 lapangan bulu tangkis, 1 lapangan basket, 1 lapangan squash, 1 lapangan voli, Fitness Centre, Koperasi Pegawai Abdi Praja, Wartel Koperasi Pegawai Abdi Praja, Bank Pembangunan Daerah Cabang Pembantu IPDN.

Program pascasarjana Latar belakang Program studi di STPDN yang semula berupa Diploma III sejak Tahun Akademik 1995/1996 ditingkatkan menjadi Program Diploma IV. Berdasarkan persetujuan Ditjen Perguruan Tinggi Nomor 1910/D/T/96 Tahun 1995 tentang Persetujuan Program D-IV STPDN dan KEPMENDAGRI No. 89 Tahun 1996 tentang Kurikulum Pendidikan D IV STPDN, dilaksanakan Program Kurikulum D-IV dengan Bidang Studi Pemerintahan. Lulusannya mendapat sebutan sebagai Sarjana Sains Terapan Pemerintahan (SSTP) dengan Pangkat Penata Muda Golongan III/a. Seiring dengan tuntutan kebutuhan sumber daya manusia berkualitas di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, STPDN segera merespons dengan membuka Program Pengembangan Pendidikan Magister (S2). Pendidikan Program Magister Administrasi Pemerintahan Daerah (MAPD) didasarkan atas surat izin Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional No. 3765/D/T/2000 Tanggal 20 Oktober 2000 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 429-373 Tahun 2001 Tanggal 18 September 2001 tentang Penyelenggaraan Program Pascasarjana di lingkungan DEPDAGRI. Pengembangan Program Magister Administrasi Pemerintahan Daerah sejalan dengan statuta dan RIP STPDN serta didukung dengan rencana strategis, arah kebijakan, tujuan dan sasaran organisasi. Alasan pengembangan program studi Terdapat beberapa alasan STPDN menyelenggarakan berbagai program pendidikan baik yang bersifat diploma atau profesional maupun akademik yaitu: 1. Alasan program studi: Ditinjau dari sudut substansi pendidikan, STPDN diberi otoritas untuk menyelenggarakan program pendidikan Profesional dan Akademik, namun selama ini baru melaksanakan program Diploma IV Pemerintahan. Padahal dengan adanya Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab, diperlukan ahli-ahli pemerintahan daerah pada tingkat Magister.

2. Alasan yuridis: Ditinjau dari kebijakan pendidikan tinggi kedinasan lembaga pendidikan di lingkungan Departemen Dalam Negeri serta berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku (PP Nomor 60 Tahun 1999), terdapat cukup alasan yuridis untuk mempertahankan dan mengembangkan STPDN dengan membuka pendidikan S2. 3. Alasan akademik: Ditinjau dari segi akademik, STPDN saat ini mempunyai otoritas, kapasitas dan kapabilitas untuk mengembangkan disiplin pemerintahan sebagai ilmu dan keahlian. Jumlah dan kualitas tenaga pengajar, perpustakaan maupun dukungan sarana maupun prasarana pendidikan untuk mengembangkan program-program lain di luar program D-IV cukup memadai. 4. Alasan historis: STPDN yang berawal dari dua puluh APDN daerah berdasarkan KEPRES No. 42 Tahun 1992, mempunyai pengalaman luas dan strategis dalam pengelolaan pendidikan tinggi di jajaran Departemen Dalam Negeri, yang sejak awal mempunyai komitmen untuk mendidik kader Pimpinan Pemerintahan (Pamong Praja), melalui pendekatan Akademik dan Praktis. Untuk kepentingan tersebut, kurikulum disusun, disesuaikan dan ditingkatkan berdasarkan kebutuhan dan tuntutan keilmuan, keterampilan dan kepribadian guna melaksanakan tugas di lingkungan Pemerintahan Dalam Negeri secara proporsional dan profesional. 5. Alasan empiris: Alumni STPDN Program D-III dan D-IV sampai Angkatan Ke-XII berjumlah 8.496 orang dengan penugasan yang tersebar pada seluruh propinsi di Indonesia. Di antara mereka secara terbatas sudah melanjutkan S1 dan S2 di Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta. Mereka pada umumnya telah menduduki jabatan pada jenjang menengah ke bawah pada jajaran pemerintahan provinsi maupun daerah kabupaten/kota. Dengan demikian terbuka peluang untuk menampung hasrat alumni untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi sesuai tuntutan kebutuhan kedinasan.

Anda mungkin juga menyukai