Universitas Teknokrat Indonesia merupakan perguruan tinggi yang berdiri pada tahun 2017 dengan
Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi No. 494/KPT/I/2017 di bawah
pengelolaan Yayasan Pendidikan Teknokrat. Dengan memiliki pengalaman menyelenggarakan
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Teknokrat, Sekolah tinggi Bahasa Asing
(STBA) teknokrat dan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Teknokrat, dan
mempertimbangkan studi yang mendalam mengenai analisis keunggulan (internal) maupun peluang
dan tantangan (eksternal) Universitas Teknokrat Indonesia memiliki cita-cita menjadi “Universitas
unggul di Sumatera dan Berstandar Internasional” pada tahun 2025. Pencanangan cita-cita ini
didukung dengan penetapan Pilar Strategis Pengembangan. Laporan Kinerja Universitas Teknokrat
Indonesia 2019 memaparkan capaian pilar strategis pengembangan Universitas Teknokrat Indonesia
dari tahun 2017 hingga 2019.
Keseluruhan pilar strategis tersebut akan dilaksanakan melalui proses perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, pengendalian, dan peningkatan. Dengan adanya pendekatan ini, diharapkan program
pencapaian cita-cita Universitas Teknokrat Indonesia akan terealisasi sesuai dengan target yang
dicanangkan. Dalam proses pencapaian ini kami sadar masih banyak kekurangan dan tantangan yang
harus kami hadapi. Untuk itu kami memohon maaf dan akan terus berupaya dalam memenuhi cita-
cita dan turut serta dalam pembangunan bangsa. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh
civitas akademika, alumni, dan miitra yang telahmendukung pencapaian Visi Misi Tujuan dan Sasaran
Universitas Teknokrat Indonesia. Universitas Teknokrat Indonesia akan terus berkembang dan selalu
berkomitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum
1.2 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Serta Struktur Organisasi
1.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi
1.3.2 Struktur Organisasi
1.4 Permasalahan Utama Organisasi
Program yang diselenggarakan pada awal pendiriannya masih terbatas pada kursus Bahasa
Inggris, Akuntansi, Bimbingan Belajar, dan Mengetik Manual. Warga Belajar pada waktu pertama kali
dibuka bulan Maret 1986 terdiri dari 32 warga belajar Bahasa Inggris (2 kelas), 22 warga belajar
Akuntansi, dan 8 warga belajar mengetik manual. Pada bulan Mei 1986 Bimbingan Belajar dimulai
dengan jumlah 35 peserta. Tenaga pengajar pada saat itu hanya dua orang yaitu Nasrullah Yusuf
sendiri yang mengajar Bahasa Inggris, Akuntansi, Mengetik, Bimbingan Belajar dan merangkap tata
usaha, serta Ny. Hernaini Nasrul mengajar Bahasa Inggris dan mengetik manual. Pada tahun 1995
Kursus dan Bimbingan Technocrat berganti nama dalam rangka Indonesianisasi menjadi Lembaga
Pendidikan Teknokrat. Lembaga ini membawahi dua departemen yaitu Departemen Kursus dan
Bimbingan, serta Departemen Lembaga Pendidikan Bisnis dan Manajemen.
Lembaga Pendidikan Bisnis dan Manajemen berupaya untuk terus mengembangkan program-
program pendidikannya. Pada tahun 1996, Program Pendidikan Satu Tahun Teknokrat memulai proses
pembelajarannya. Sampai saat ini Program Pendidikan Satu Tahun Teknokrat menyelenggarakan
Program Pendidikan Satu Tahun Siap Kerja ECOMTEC (english computer tecnology information),
Komputer Akuntansi, Komputer Desain Grafis, Komputer Sekretaris, dan Bahasa Inggris.
Beberapa prestasi yang telah diraih oleh Lembaga Pendidikan Teknokrat baik di tingkat nasional
maupun daerah, antara lain:
1. Lembaga Pendidikan Teladan II Tingkat Nasional Tahun 2000 (bidang Bahasa Inggris).
2. Lembaga Pendidikan Teladan I Tingkat Nasional Tahun 1998 (bidang Komputer).
3. Lembaga Pendidikan Teladan II Tingkat Nasional Tahun 1997 (bidang Akuntansi).
4. Lembaga Pendidikan Teladan Harapan III Tingkat Nasional Tahun 1993.
5. Lembaga Pendidikan Teladan Propinsi Lampung Tahun 1998 (Bahasa Inggris dan Komputer).
6. Lembaga Pendidikan Teladan Propinsi Lampung Tahun 1990 dan 1993.
7. Peringkat 1 Kursus dan Pelatihan Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2009 Kategori Rumpun
Bahasa.
Dari perkembangan yang pesat dan prestasi-prestasi yang telah diraih Lembaga Pendidikan
Teknokrat, Lembaga ini berusaha untuk meningkatkan peran sertanya dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendirikan Perguruan Tinggi
Teknokrat pada tahun 2000. Perguruan Tinggi ini terdiri dari tiga institusi, yaitu Sekolah Tinggi Bahasa
Asing (STBA) Teknokrat, Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Teknokrat dan
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Teknokrat
Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Teknokrat telah mendapatkan ijin operasional dan status
badan hukum pada tanggal 25 April 2000 serta status terdaftar di Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor: 48/D/0/2000. STBA Teknokrat memiliki satu program
studi strata satu yaitu Sastra Inggris dan dua program studi diploma tiga, yaitu Bahasa Inggris dan
Bahasa Jepang. Sejak tahun 2003 hingga saat ini ketiga program studi yang ada di Sekolah Tinggi
Bahasa Asing Teknokrat telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Teknokrat telah mendapatkan ijin
operasional dan status badan hukum pada tanggal 9 Juni 2000 serta status terdaftar di Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor: 92/D/O/2000. AMIK Teknokrat
memiliki tiga program studi Diploma Tiga yaitu Komputerisasi Akuntansi (KA), Manajemen
Informatika (MI) dan Teknik Komputer (TK). Terhitung sejak tahun 2003 hingga saat ini ketiga
program studi tersebut telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Teknokrat telah mendapatkan
ijin operasional dan status badan hukum pada tanggal 8 Februari 2001 serta status terdaftar di
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional dengan Nomor:
13/D/O/2001. STMIK Teknokrat memiliki dua Program Studi Strata Satu yaitu Teknik Informatika (TI)
dan Sistem Informasi (SI). Kedua program studi tersebut telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).
Universitas Teknokrat Indonesia menyelenggarakan 3 fakultas meliputi Fakultas Teknik dan Ilmu
Komputer, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Fakultas Sastra dan Ilmu Pendidikan. Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer menyelenggarakan program studi: S1 Informatika; S1 Sistem Informasi; S1 Teknik
Elektro; S1 Teknik Komputer; S1 Teknik Sipil; S1 Teknologi Informasi; D3 Sistem Informasi; D3 Teknik
Komputer; dan D3 Sistem Infromasi Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyelenggarakan
program studi S1 Manajemen dan S1 Akuntansi. Fakultas Sastra dan Ilmu Pendidikan
menyelenggarakan program studi: S1 Sastra Inggris; S1 Pendidikan Matematika; S1 Pendidikan
Olahraga; dan S1 Pendidikan Bahasa Inggris.
1.2. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
A. Visi UTI 2025
Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan vokasional dalam berbagai rumpun ilmu pegetahuan dan/atau teknologi
yang diarahkan untuk menyiapkan SDM berkualitas, kompeten, dan berdaya saing di bidangnya, serta
memiliki kepekaan terhadap perkembangan lokal, regional, nasional maupun global. Atas dasar
pernyataan tersebut maka dirumuskan visi, misi, dan tujuan UTI sebagai dasar dalam penyusunan
pedoman arah dan strategi pengembangan UTI. Visi UTI 2025 adalah:
“Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif
dalam pembangunan bangsa melalui tri darma perguruan tinggi.”
Visi tersebut dirumuskan berdasarkan pendekatan analisis internal (kekuatan & kelemahan) dan
pendekatan analisis eksternal (ancaman & peluang) dengan melibatkan para pemangku kepentingan,
senat akademik STMIK, AMIK, dan STBA Teknokrat, , struktural di tingkat institusi hingga program
studi, tim dosen, tim pakar, pemerintah daerah, asosiasi masing-masing bidang ilmu, dan penggguna
lulusan melalui mekanisme focus group discussion.
B. MISI UTI
Sebagai upaya untuk memudahkan dalam menghayati, memahami, dan menerjemahkan visi
dalam aktivitas rutin harian seluruh pengelola (dosen & tenaga kependidikan), maka visi yang
telah dirumuskan kemudian diturunkan dalam bentuk misi untuk kemudian diturunkan lagi
dalam bentuk tujuan. Masing-masing tujuan yang akan dicapai selanjutnya dideskripsikan
dalam bentuk rangkaian program yang pencapaian hasilnya dapat diukur dengan jelas.
Adapun Misi UTI adalah:
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan program pendidikan tinggi yang profesional, bermutu,
kreatif, dan inovatif;
2. Melaksanakan riset untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
bermanfaat bagi masyarakat;
3. Mengembangkan pusat layanan dan kerjasama inovasi untuk menghasilkan produk terapan yang
berdaya saing;
4. Memperkuat manajemen berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
menumbuhkembangkan suasana akademis yang kondusif menuju Good University Governance
(GUG) berstandar internasional.
C. Tujuan UTI
C. Sasaran UTI
1. Tercipta dan terlaksananya sistem pendidikan tinggi berstandar mutu nasional dan
internasional di UTI sehingga mampu menghasikan lulusan unggul dengan kompetensi
tinggi yang berwawasan global;
2. Tercipta dan terlaksananya sistem riset berstandar mutu nasional dan internasional di UTI
sehingga mampu menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi terapan, dan seni yang dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan untuk menjadi rujukan bagi masyarakat luas;
3. Tercipta dan terlaksananya suatu sistem pengabdian kepada masyarakat melalui layanan
dan kerjasama inovasi (riset) berdaya saing yang berkesinambungan;
4. Tercipta dan terlaksananya sistem informasi manajemen yang mendukung tata kelola
perguruan tinggi yang baik, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel dengan standar
internasional.
1.3. Struktur Organisasi
1.3.1. Kedudukan, Fungsi, dan Tugas
LPM LPPM Perpustakaan Balai Bahasa Pusat TIK Kepegawaian & Humas Kesekretariatan & Kerumahtanggaan TCTC Alumni
Keuangan Administrasi
GKM
Dosen
Keterangan:
- - - - - - - - - - - - : Koodinasi
____________ : Komando
TCTC : Teknokrat Career and Training Center
LPM : Lembaga Penjaminan Mutu UPM : Unit Penjaminan Mutu
LPPM : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masarakat GKM : Gugus Kendali Mutu
S3 Perguruan tinggi memiliki sasaran yang jelas dengan strategi pencapaian yang terukur
S4 Unsur tata pamong program studi memiliki struktur organisasi jelas, efisien, dan
fleksibel (akomodatif terhadap perubahan)
S5 Tata pamong memiliki sistem evaluasi yang melembaga dengan melibatkan secara
langsung sivitas akademika
S6 Evaluasi internal dilaksanakan secara melembaga dan tersistem sebagai wujud usaha
untuk meningkatkan kualitas secara berkesinambungan sebagai bentuk penjaminan
mutu akademik internal
S7 Dosen mayoritas lulusan perguruan tinggi ternama yang memiliki kompetensi cukup
di bidangnya
S8 Kurikulum terbarukan berbasis KKNI yang didesain adaptif dan mengikuti tren
perkembangan kebutuhan stakeholders
S10 Dikenal luas sebagai perguruan tinggi berprestasi yang banyak menghasilkan lulusan
yang kreatif, mandiri, dan cepat belajar
S11 Keterediaan dan kualitas fasilitas pembelajaran sangat memadai untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran
S12 Yayasan memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan kemampuan meneliti
dosen
W8 Karya ilmiah dosen yang diikutsertakan dalam hibah penelitian masih sedikit
W9 Komitmen dosen dosen memanfaatkan fasilitas ICT dalam proses pembelajaran rendah
W12 Belum ada sumber pendanaan rutin lain di luar sumbangan dari masyarakat
O4 UU No. 22 dan 25 tahun 1999 mengenai otonomi daerah membuka peluang program
UTI untuk meningkatkan eksistensinya di daerah
T4 Pasar Bebas Asean 2015 (AFTA) yang mengharuskan institusi pendidikan memiliki
kekuatan untuk dapat berkompetensi di tingkat internasional
T6 Daya tarik calon mahasiswa terhadap program studi kependidikan masih rendah
Mencermati faktor internal dan eksternal yang berkembang, serta identifikasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses) yang dimiliki UTI maupun peluang (opportunities) dan ancaman (threats)
yang dihadapi dalam pengembangan UTI, maka perlu diupayakan rumusan strategi pengembangan
UTI, melalui:
(Kode: O1 sd O6)
penguatan sistem tata kelola &
peningkatan kapasitas &
organisasi
produktivitas sumberdaya
(W1 sd W2, W10 sd W11 – O1,
(S5 sd S7, S9, S11 sd S12 –
O4, O5, O6)
O4 sd O6)
Ancaman (Threats) (S7, S9, S10 sd 12 – T4 sd T7) (W3, W9 sd W11 – T3, T6, T7)
(Kode: T1 sd T7)
penguatan kerjasama dengan penguatan kerjasama dengan
stakeholders stakeholders
Kualitas merupakan hal yang utama bagi pelanggan, sehingga peningkatan mutu pendidikan
harus ditujukan untuk menghasilkan output dan outcome yang berkualitas sebagai bagian dari
akuntabilitas publik. Oleh karena itu peningkatan kapasitas sumber daya manusia merupakan
unsur yang sangat strategis, disamping peningkatan kapasitas sumberdaya lainnya, seperti sarana
dan prasarana, informasi, dan pendanaan. UTI berkewajiban merespon isu-isu strategis tersebut
untuk menjadikan UTI sebagai perguruan tinggi unggulan dan rujukan bagi masyarakat.
Relevansi penguatan dan pengembangan program studi, diperlukan upaya yang konsisten
dan berkesinambungan guna merespon tuntutan dunia usaha dan dunia industri untuk
mengoptimalkan pemanfaatan program studi yang sudah ada, dan mendorong terbentuknya
program studi baru yang relevan. Peningkatan dan pengembangan serta pemanfaatan sumber
daya berupa sarana prasarana baik untuk layanan akademik dan manajemen, merupakan kegiatan
yang utama dalam menunjang layanan prima kepada stakeholders.
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian yang esensial dan tidak dapat dipisahkan dari
penguatan sistem manajemen, terutama untuk mengawasi secara berkesinambungan terhadap
pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan. Disamping itu untuk mengukur secara obyektif atas
pencapaian hasil pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan.
Strategi pengembangan UTI 2016-2020 memiliki keterkaitan yang kuat dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2015-
2019 dan Visi 2016-2020, yaitu Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk
Membentuk Insan Indonesia Cerdas dan Komprehensif.
Sistem manajemen yang kuat berbasis kinerja yang dikembangkan, yaitu (1) perspektif
pembelajaran dan pengembangan yang lebih diarahkan pada kekuatan sumberdaya (operational
excellence), (2) perspektif yang berorientasi pada pencapaian mutu kinerja program pendidikan dan
pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama kelembagaan (academic
excellence), (3) perspektif keuangan yang menekankan pada peningkatan pendapatan dan
pengelolaan dana yang efektif, efisien, akuntabel dan proporsional (prosperity excellence), dan (4)
perspektif pencitraan institusi yang lebih menekankan pada bagaimana membangun respon positif
dari pelanggan; orang tua mahasiswa, mitra kerja, pemerintah, dan masyarakat (customer excellence).
Melalui strategi pengembangan UTI tahun 2016-2020, dapat diturunkan dalam peta program
strategis, program operasional tahunan dengan indikator pencapaian hasil dan target kinerja yang
terukur. Pilar strategis pengembangan UTI 2016-2020 secara fungsional menunjukkan suatu
bangunan strategi yang menjadi acuan dan dijabarkan pada masing-masing program strategis dan
menjadi komitmen, dalam penyelenggaraannya pada setiap unit kerja di lingkungan UTI.
2.3. Kebijakan Strategis 2016-2020
2.3.1. Penguatan kelembagaan untuk akses, pembelajaran kecakapan hidup atau life skills (hard
skills dan soft skills), khususnya dimensi vokasi dan kewirausahaan dan kegiatan
kemahasiswaan
Strategi pengembangan UTI dalam bentuk penguatan kelembagaan untuk akses, mutu
pendidikan dan kegiatan kemahasiswaan didukung oleh 3 (tiga) kebijakan strategis yang dapat
diuraikan sebagai berikut.
1. Peningkatan akses calon peserta didik
a. Peningkatan minat calon mahasiswa
b. Peningkatan jumlah beasiswa berprestasi dibidang akademik
2. Peningkatan intensitas dan efektifitas promosi pendidikan
a. Peningkatan efektifitas promosi untuk menjaring jumlah dan kualitas calon mahasiswa
b. Peningkatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dibidang penelitian, penerapan IPTEKS,
kewirausahaan ditingkat nasional
c. Peningkatan kualitas dan kuantitas jasa industri kreatif
d. Peningkatan partisipasi UTI dalam kegiatan workshop/roadshow di tingkat nasional dan
internasional.
3. Peningkatan mutu kelembagaan, kegiatan kemahasiswaan dan daya saing mahasiswa
a. Peningkatan kualitas pembinaan kreativitas mahasiswa
b. Peningkatan kualitas pembinaan organisasi kemahasiswaan
c. Pengembangan kegiatan kemahasiswaan dalam forum akademik dan profesi di tingkat
regional, nasional dan internasional
d. Peningkatan kegiatan kemahasiswaan berbasis lifeskills
e. Peningkatan kegiatan kemahasiswaaan untuk penguasaan kewirausahaan
f. Peningkatan program pertukaran mahasiswa aktifis antar perguruan tinggi di dalam dan luar
negeri
2.3.2. Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat
Strategi pengembangan UTI dalam bentuk peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat meliputi 4 (empat) kebijakan strategis yang dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Peningkatan mutu proses pendidikan
a. Pengintegrasian sistem perencanaan, pengelolaan administrasi, dan evaluasi proses
pendidikan
b. Peningkatan kuantitas dan kualitas bahan ajar
c. Peningkatan kuantitas dan kualitas dosen melalui pendidikan bergelar maupun pendidikan
tidak bergelar
d. Pengembangan jaringan kerjasama dengan stakeholders untuk memperluas kegiatan praktek
kerja mahasiswa
e. Peningkatan kuantitas dan kualitas proses penerimaan mahasiswa baru
2. Peningkatan mutu kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan vokasional
a. Perencanaan evaluasi kurikulum berbasis kompetensi dan kebutuhan secara periodik
b. Peningkatan kapasitas lulusan UTI
c. Peningkatan kualitas program studi dengan akreditasi A
d. Peningkatan sarana prasarana layanan akademik
e. Peningkatan sarana prasarana UTI sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK)
f. Peningkatan dan pengembangan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi
3. Penguatan penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat serta pengelolaan dan
pemanfaatan hasil penelitian terapan
a. Peningkatan motivasi penelitian dan penerapan hasil penelitian dalam bentuk pengabdian
kepada masyarakat
b. Penyediaan dan peningkatan dana rutin untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
c. Peningkatan kerjasama (networking) dibidang penelitian terapan
d. Pengembangan publikasi hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
e. Peningkatan keterlibatan dalam organisasi profesi
f. Peningkatan sarana dan motivasi hasil penelitian untuk memperoleh HAK
4. Peningkatan intensitas layanan dan pendampingan program pengabdian kepada masyarakat
a. Pengembangan sistem layanan dan pendampingan masyarakat secara terpadu
b. Peningkatan program kemitraan dengan masyarakat dalam penerapan IPTEKS
a. Peningkatan layanan sosial, jaminan kesehatan, asuransi, dan tunjangan hari raya
b. Pemantapan sistem insentif berbasis kinerja bagi dosen dalam melaksanakan kegiatan
akademik
c. Pemantapan sistem insentif berbasis kinerja bagi tenaga kependidikan dalam melaksanakan
tugas teknis dan fungsional manajemen UTI
2. Peningkatan dan pengembangan unit-unit usaha
a. Pengembangan sistem usaha pada unit kerja produktif yang ada di UTI untuk meningkatkan
citra UTI
b. Diversifikasi usaha untuk meningkatkan pendapatan
c. Peningkatan penjualan produk-produk unggulan dan jasa kegiatan UTI kepada masyarakat
3. Peningkatan dana institusi
a. Peningkatan dana yang berasal dari kerjasama dengan perusahaan swasta di tingkat nasional
ataupun internasional
b. Peningkatan kerjasama penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat dengan
stakeholders
c. Pengelolaan fasilitas laboratorium dan lahan praktek untuk kepentingan income generating.
2.3.4. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Teknis Dosen dan Tenaga Kependidikan
Strategi pengembangan UTI dalam peningkatan kapasitas dan kompetensi teknis dosen dan
tenaga kependidikan dapat di jelaskan dalam 3 (tiga) kebijakan strategis sebagai berikut.
1. Peningkatan kompetensi dosen
a. Peningkatan kompetensi teknis dosen dan tenaga kependidikan berorientasi pada
pengembangan teknologi terapan
b. Peningkatan dan pengembangan Kelompok Bidang Keahlian (KBK) yang kompeten
c. Peningkatan dan pengembangan dosen untuk menghasilkan keahlian dan kepakaran baru
d. Pemberdayaan fasilitas laboratorium dan lahan praktek untuk kepentingan penelitian dosen
dan mahasiswa
2. Peningkatan dan pemanfaatan potensi eksternal
a. Peningkatan partisipasi dosen UTI dalam pertemuan ilmiah tingkat nasional ataupun
internasional
b. Peningkatan peran dan posisi UTI sebagai Perguruan Tinggi unggul di Indonesia
c. Peningkatan citra UTI sebagai Perguruan Tinggi unggulan di Indonesia
3. Penguatan jejaring kerjasama untuk meningkatkan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan
a. Peningkatan kerjasama dengan stakeholders
b. Peningkatan jejaring kerjasama (networking) dengan lembaga pendidikan dan non pendidikan
di luar negeri menuju World Class University (WCU).
Strategi pengembangan UTI dalam penguatan kelembagaan dan sistem manajemen dapat di
jelaskan dalam 3 (tiga) kebijakan strategis sebagai berikut.
1. Peningkatan sistem tata kelola dan kinerja unit manajemen
a. Penyempurnaan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta manual mutu pada unit manajemen
dilingkungan UTI
b. Peningkatan produktivitas organisasi unit manajemen
2. Peningkatan akuntabilitas institusi
a. Penerapan perencanaan, sistem anggaran, implementasi, dan evaluasi berbasis kinerja
b. Penguatan sistem pengukuran kinerja institusi
c. Penyempurnaan sistem pelaporan kinerja keuangan
d. Perbaikan sistem pengendalian dan pengawasan internal
3. Peningkatan manajemen informasi berbasis sistem informasi terintegrasi
a. Pengelolaan dan transparansi penyebaran informasi
b. Internalisasi sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi
c. Peningkatan kemudahan akses informasi bagi stakeholder
2.4. Program Strategis UTI 2016-2020
Keterkaitan kontribusi program strategis untuk masing-masing pilar strategis pengembangan UTI tersebut dalam rentang waktu implementasi
tahun 2016-2020 diharapkan akan mewujudkan visi UTI 2025. Program strategis atau sub program UTI tahun 201-2020, merupakan serangkaian
aktivitas yang penyelenggaraannya dilakukan pada masing-masing unit kerja UTI. Road map program strategis UTI menunjukkan peta fokus
sasaran tahunan program atau sub program yang bersifat kesinambungan, road map program strategis UTI 2016-2020 disajikan dalam Tabel 2.
Peningkatan intensitas Pengembangan sistem layanan Meningkatnya mutu layanan UTI yang √ √ √ √ √
layanan dan dan pendampingan masyarakat memenuhi harapan masyarakat
pendampingan pada secara terpadu
program pengabdian Semakin mantapnya sistem layanan √ √ √ √
kepada masyarakat dalam bentuk SOP yang jelas
(B4) Pengembangan desa binaan Terciptanya desa binaan sebagai √ √ √ √ √
sebagai wilayah penerapan hasil wilayah penerapan hasil penelitian
penelitian terapan dan tempat terapan dan tempat pelatihan IPTEKS
pelatihan IPTEKS
Meningkatnya kerjasama dan sinergi √ √ √ √ √
kelompok Bidang keahlian (KBK) dan
unit manajemen di UTI
Peningkatan layanan Peningkatan layanan sosial, jaminan Meningkatnya layanan sosial bagi √ √ √ √ √
Peningkatan
dan jaminan sosial (C1) kesehatan, asuransi, dan tunjangan seluruh civitas akademik yang meliputi
3 kesejahteraan
hari raya jaminan kesehatan dalam bentuk
dosen, tenaga
asuransi kesehatan, pelayanan
kependidikan
poliklinik
dan mahasiswa
Prioritas Waktu Pelaksanaan
Pilar
(Tahun)
No Strategis Program Strategis Sub Program Sasaran
15 16 17 18 19 20
Peningkatan dana Peningkatan dana yang berasal dari Meningkatnya dana dari Pemerintah √ √ √ √ √
institusi (C3) Pemerintah Pusat, serta kerjasama Pusat, dan kerjasama Pemerintah
dengan Pemerintah Daerah dan Daerah dan LPND
LPND
5 Peningkatan sistem Penyempurnaan tugas pokok dan Terwujudnya tugas pokok dan fungsi √ √ √ √ √
Penguatan
tata kelola dan kinerja fungsi (tupoksi) serta manual (tupoksi) dan penyempurnaan manual
kelembagaan
unit manajemen (E1) mutu pada unit manajemen mutu pada unit-unit kerja dilingkungan
dan sistem
dilingkungan UTI UTI
manajemen UTI
3.1. Capaian Pilar Strategis I : Penguatan kelembagaan untuk akses, pembelajaran kecakapan
hidup atau life skills (hard skills dan soft skills), khususnya dimensi vokasi dan kewirausahaan
dan kegiatan kemahasiswaan
Tabel 3.1. Rasio jumlah pendaftar terhadap jumlah pendaftar yang lulus seleksi
Untuk persentase jumlah pendaftar yang lulus selsksi terhadap jumlah yang
mendaftar ulang pada tahun 2019 mencapai 88,3% dan selama 3 tahun terakhir rata-rata
95,28% , angka ini tergolong tinggi untuk Universitas baru. Pada tahun 2019 terjadi
penurunan presentasi mahasiswa yang melakukan daftar ulang yang terjadi dikarenakan
faktor ekonomi.
Tabel 3.2. Rasio jumlah Mahasiswa Daftar Ulang terhadap jumlah pendaftar yang lulus seleksi
Mendaftar
Tahun Akademik Lulus Seleksi Presentase
Ulang
Tahun 2017 1.822 1.816 99,67%
Tahun 2018 1.786 1.735 97,14 %
Tahun 2018 1.647 1.456 88, 4 %
Total 5.255 5.007 95,28%
3.1.2. PENINGKATAN INTENSITAS DAN EFEKTIFITAS PROMOSI PENDIDIKAN
a. Peningkatan efektifitas promosi
Berbagai upaya telah dilakukan oleh UTI untuk menjaring calon mahasiswa dengan kuantitas
dan kualitas yang semakin baik. Upaya untuk peningkatan jumlah calaon mahasiswa dilakukan
dengan cara mengalokasikan dana khusus untuk kebutuhan promosi dengan rata-rata selama
tiga tahun terakhir 1,642 Milyar per Tahun. Tahun 2019 UTI mengalokasikan dana promosi
yang tertinggi selama 3 tahun terakhir yaitu sejumlah 1,79 Milyar, hal ini dilakukan dengan
pertimbangan persaingan dan posisi UTI dengan PTS kompetitor.
-
Gambar 3.3. Kegiatan Leadership Training
Pada tahun 2019 dari total mahasiswa UTI 5.152 tercatat yang berwirausaha mencapai
196 mahasiswa atau 3,8 % dari total mahasiswa. Hal ini melibihi target dari indicator
kinerja tambahan yang telah ditetapkan yaitu 2%. Berikut ini rincian jumlah mahasiswa
yang berwirausaha di setiap Fakultas di UTI.
21%
FTIK
FSIP
FEB
15%
64%
Dari data sebasaran tersebut Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer 64%, Fakultas
Sastra dan Ilmu Pendidikan 15% dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis 21%. Dari data
tersebut tindak lanjut yang dilakukan adalah pendampingan terhadap mahasiswa
yang berwirausaha yang dibantu dengan dosen pembimbing yang berpengalaman
dibidangnya dan memaksimalkan kelompok Enterpreneur sebagai wadah sharing
mahasiswa dalam bidang wirausaha.
Berkat layanan kemahasiswaan yang Sangat Baik, UTI telah berhasil menorehkan capaian yang sangat
luar biasa dalam hal prestasi, baik dibiang akademik maupun non-akademik. Prestasi dibidang
Akdemik selama 5 tahun terakhir UTI memiliki capaian 28 Pretasi internasional, 149 pretasi Tingkat
Nasional, dan 147 Prestasi tingkat Lokal.
Sedangkan dibidang Non-Akademik Capaian Prestasi Mahasiswa UTI selama 5 tahun terkahir sebanyak
80 Prestasi Internasional, 72 Prestasi Nasional, dan 281 Prestasi tingkat Wilayah/Lokal
3.2. Capaian Pilar Strategis II : Peningkatan kepercayaan intansi pemerintah, dunia usaha,
industri, asosiasi profesi dan masyarakat
Dari sisi Kuantitas, Rasio kecukupan antara jumlah dosen (161 Dosen) dengan jumlah
program studi (13 Prodi) pada tahun 2019 adalah 1:12 (1 program studi 12 dosen tetap).
Pada tahun 2019 terjadi penambahan dosen berpendidikan S3 sebanyak 5 orang dosen
berpendidikan Doktor dengan rincian dari FEB terjadi penambahan 3 orang Dosen, FTIK
penambahan 1 orang Dosen, dan FSIP terjadi penambahan 1 orang dosen.
Berbanding dengan Kuantitas, Kualitas Dosen UTI masih perlu peningkatan dan akselerasi
mengingat sampai tahun 2019 prosentase dosen berpendidikan S3 terhadap jumlah dosen
tetap adalah 4,3%.
Upaya yang telah dilakukan UTI sampai dengan tahun 2019 untuk memenuhi kulaitas
pendidikan dosen yaitu dengan mengirimkan dosen studi lanjut program Doktor (S3). Sampai
tahun 2019 terdapat 16 Dosen yang sedang menempuh pendidikan S3 dengan rincian sebagai
berikut :
a. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer 9 orang Dosen
b. Fakultas Sastra dan Ilmu Pendidikan 5 orang Dosen
c. Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2 orang Dosen
Selain itu UTI terus melakukan upaya peningkatan kualitas dosen berpendidikan S3
dengan melakukan perekrutan dosen dengan kulaifikasi S3 untuk mencapai target 40% dosen
berpendidikan S3 pada tahun 2025.
Seiring dengan bertambahnya publikasi dosen, Jumlah Artikel Dosen UTI yang di Sitasi
juga mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2019 terapat peningkatan sebanyak
107,8 % dari tahun 2018, dimana pada tahun 2018 hanya terdapat 64 artikel yang
disitasi dengan jumlah sitasi sebanyak 121 sitasi. Pada tahun 2019 Jumlah artikel yang
disitasi menjadi 138 artikel dengan jumlah sitasi sebanyak 521 sitasi.
e. Peningkatan Kuantitas Karya yang memperoleh HaKI dan Buku/Book Chapter ISBN
Salah satu upaya yang dilakukan UTI dalam upaya meningkatkan jumlah karya
penelitian dosen yang memperoleh HaKI adalah dengan membentuk Pusat HaKI yang
berada di bawah LPPM. Pembentukan Pusat HaKI ini menjukkan pergerakan yang
sangat baik dimana terjadi peningkatan dalam kuantitas karya dosen yang
memperoleh HaKI pada tahun 2019 dan puluhan karya tahun 2019 yang siap untuk
diajukan untuk memeperoleh HaKI pada tahun 2020. Berikut ini data perolehan HaKI
oleh Dosen UTI dari tahun 2017-2019 dan Draft Usulan HaKI untuk tahun 2020
sejumlah 24 Usulan.
Gambar 3.9. Karya Dosen UTI yang Memperoleh HaKI tahun 2017-2019 dan Draft Usulan
untuk tahun 2020
Selain Kaya yang memperoleh HaKI dosen UTI sampai tahun 2019 juga telah
menghasilkan 6 buah buku yang memperoleh ISBN. Tabel 3.7 manampilkan data buku karya
dosen UTI yang telah terbit dan memperoleh ISBN.
Tabel 3.7. Buku Karya Dosen UTI yang telah Terbit dan Memperoleh ISBN
Tahun
No Buku ber-ISBN, Book Chapter Perolehan Keterangan
(YYYY)
1 2 3 4
1 Sebab Cinta dan Dosa 2017 ISBN : 978-602-453-733-3
2 A Handbook of English for Business 2018 ISBN : 978-602-51479-1-3
3 3LT: Linguistics, Literature, and ISBN : 978-602-51479-0-6
2019
Language Teaching Series
4 Panduan Model Latihan Dribbling ISBN : 978-602-45373-3-3
2019
Sepak Bola untuk Pemula Usia SMA
5 Cara Mudah Memahami Algoritma & ISBN : 9786025208652
Pemrograman (Konsep, Teori dan 2019
Implementasi)
6 Professional Secretary 2019 ISBN : 9786025147920
Jumlah 6
3.3. Capaian Pilar Strategis III : Peningkatan Kesejahteraan Dosen dan Tenaga Kependidikan
Capaian Kinerja UTI untuk mendukung strategi III yaitu peningkatan Peningkatan
Kesejahteraan Dosen dan Tenaga Kependidikan dijelaskan sebagai berikut :
a. Dosen Tersertifikasi
Sampai dengan tahun 2019, jumlah dosen UTI yang tersertifikasi Sejumlah 22 orang dosen (14
% dari dosen tetap), dan sampai Desember 2019 terdapat 20 Orang Dosen yang telah
memenuhi syarat untuk memperoleh tunjangan sertifikasi dan siap untuk mengikuti tahapan
test seleksi Sertifikasi Dosen.
Gambar 3.10. Data Dosen UTI yang memperoleh Sertifikasi Dosen
b. Faslitas Kesehatan
Fasiltas Kesehatan yang di berikan kepada Dosen dan tenaga Kependidikan diberikan dalam
bentuk BPJS Kesehatan. Selain itu UTI juga menyiapkan dana Kesehatan khusus yang jumlahnya
disesuaikan untuk keperluan yang dapat dimanfaatkan oleh dosen dan tenaga kependidikan
untuk membantu biaya pengobatan jika penyakit-penyakit yang diderita tidak masuk dalam
pembiayan BPJS Kesehatan.
Efektivits dari kegiatan peningkatan kompetensi dosen diatas terlihat dari capaian-capain dosen
seperti yang telah di paparkan pada capaian kinerja tahun 2019 pada butir 3.3 Capaian Kinerja Pilar
Strategis III. Selain itu juga efektivitas kegiatan tersebut salahsatunya dalah dengan meningkatnya
kepangkatan dosen di tahun 2019 dan jumlah dosen yang sudah siap mengajukan JA pada tahun 2020.
Berikut ini capaian kinerja UTI dalam hal peningkatan kapasitas dosen dalam hal Jenjang Akademik
Dosen.
Tabel 3.7. Jabatan Akademik Dosen UTI sampai Desmeber 2019 dan data Dosen yang
sedang Proses Pengiriman Pengurusan JA
Jabatan Akademik
Tenaga
No. Pendidikan Guru Lektor Asisten Jumlah
Lektor Pengajar
Besar kepala Ahli
1 2 3 4 5 6 7 8
Doktor/ Doktor Terapan/ 0 1 2 1 3
1 7
Subspesialis
Magister/ Magister 0 0 16 59 79
2 154
Terapan/ Spesialis
3 Profesi 0
Jumlah 0 1 18 60 82 161
Jika diasumsikan seluruh dosen yang mengajukan JA tahun 2019 , maka gambaran
kepangkatan/Jabatan Akademik dosen UTI seperti pada gambar 3.12.
Gambar 3.12. Jabatan Akademik Dosen UTI
3.5. Capaian Pilar Strategis V : Penguatan Kelembagaan dan Sistem Manajemen UTI
Tabel 3.8. Hasil audit Keuangan Yayasan Pendidikan Teknokrat Oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
Tahun
No. Lembaga Audit Perolehan Opini Keterangan
(YYYY)
1 2 3 4 5
WCPA KAP Warnoyo, S.E., M.Si. Wajar dengan Nomor Laporan Audit
1 2013
KMK No. 191/KM.1/2013 pengecualian No. GA.W/151214/PTT.01
WCPA KAP Warnoyo, S.E., M.Si. Wajar dengan Nomor Laporan Audit
2 2014
KMK No. 191/KM.1/2013 pengecualian No. GA.W/050115/PTT.02
WCPA KAP Warnoyo, S.E., M.Si. Wajar dengan Nomor Laporan Audit
3 2015
KMK No. 191/KM.1/2013 pengecualian No. GA.W/260916/PTT.03
NOOR SALIM
Wajar dengan Nomor Laporan Audit
4 KAP Noor Salim dan Rekan 2016
pengecualian No : 008-GA/NSRXI/2018
NIAP: 1358/KM.1/2016
NOOR SALIM
Wajar dengan Nomor Laporan Audit
5 KAP Noor Salim dan Rekan 2017
pengecualian No : 009-GA/NSRXI/2018
NIAP: 1358/KM.1/2016
TEGUH HERU & REKAN
Wajar dengan Nomor Laporan Audit
6 KAP Teguh Heru & Rekan 2018
pengecualian No : 040/LA-THR/XI/2019
NIAP : 579/KM.1/2021
TEGUH HERU & REKAN
Wajar dengan Nomor Laporan Audit
7 KAP Teguh Heru & Rekan 2019
pengecualian No : 046/LA-THR/III/2020
NIAP : 579/KM.1/2021
D. Website Lembaga
• kemahasiswaan.teknokrat.ac.id
• lppm.teknokrat.ac.id
• tracerstudy.teknokrat.ac.id
1. Kualifikasi Pendidikan Dosen berpendidikan S3 masih sangat sedikit yaitu 7 orang (4,3 % dari
total dosen Tetap)
2. Kuantitas kegiatan PkM dosen perlu di tingkatkan dan dibutuhkan upaya dan dukungan lebih
untuk meningkatkan kuantitas kegiatan dan serapan dana PkM
3. Perlu dilakukan Upaya peningkatan Akreditasi Program Studi terutama untuk program studi
baru
4. Kuaifikasi Jabatan Akademik Dosen Lektor Kepala hanya 0,006% dan banyak Dosen yang
belum memiliki Jabatan Akademik (50,9%), sehingga perlu dilakukan program percepatan
kenaikan Jabatan Akademik Dosen dari semua Jenjang. Banyaknya dosen yang belum memiliki
JA berpengaruh terhadap jumlah dosen yang Tersertfikasi Sebagai Pendidik Profesional.
5. Perlunya upaya penigkatan kegiatan penelitian dan PkM dengan sumber pendanaan
Internasional.
6. Perlunya upaya peningkatan publikasi dosen pada tingkat Internasional baik pada Jurnal, Book
Chapter, maupun Prosiding Seminar Internasional sehingga jumlah sitasi terhadap karya
ilmiah dapat terus bertambah yang akan berdampak pada Kluster Penelitian dan PkM UTI
dapat meningkat.
7. Belum adanya produk karya dosen yang memperoleh Paten, sehingga dibutuhkan
pengembangan kapasitas dosen untuk menghaislkan produk yang berpotensi memperoleh
paten
8. Prestasi Mahasiswa sudah sangat banyak, akan tetapi untuk prestasi tingkat internasional
perlu dilakukan peningkatan